UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB VI PENUTUP

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP

JURNAL PENYUTRADARAAN FILM DOKUMENTER ERAU ADAT KUTAI DENGAN GAYA EXPOSITORY

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Memahami Film bahwa, masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

JURNAL TUGAS AKHIR PENYUTRADARAAN PROGRAM DOKUMENTER LAPORAN PERJALANAN PULANG KAMPUNG DESA AIR BATU DENGAN STRUKTUR BERTUTUR TEMATIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

JURNAL PENYUTRADARAAN DOKUMENTER MINI GARAGES DENGAN GAYA PERFORMATIF

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU

John Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menonton film merupakan kegemaran hampir semua orang dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk face to face maupun menggunakan alat (media). Media

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENYUTRADARAAN FILM DOKUMENTER POTRET THE SULFUR MINERS

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Proses penciptaan karya seni video instalasi ASAT telah berjalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

DOKUMENTER PENGETAHUAN NGURI URI KABUDAYAAN SEBAGAI BENTUK UPAYA PELESTARIAN CERITA RAKYAT DI DESA LIMBASARI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

Dokumenter Episode ke 3. Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. seiring berjalannya perkembangan teknologi yang begitu pesat. efektif selain dari media cetak dan media elektronik lainnya.

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(4) BENTUK PEMBELA JARAN. Diskusi. Ceramah Diskusi Menonton. Ceramah Diskusi Menonton

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang akan dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat Film

BAB I PENDAHULUAN. pemberi informasi melalui berbagai media seperti cetak, elektronik dan internet. Salah

PENYUTRADARAAN PROGRAM DOKUMENTER EXOTIC TEMPLE SUKUH DENGAN TIPE PEMAPARAN EXSPOSITORY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran KONTRAK KULIAH DAN PREVIEW MATERI

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

SILABI PERKULIAHAN. SKS : 4 : NRA. Candra, M.Sn., Sapto Hudoyo, M.A. & Widhi Nugroho, M.Sn. (Cito Yasuki Rahmad, M.Sn)

BAB I PENDAHULUAN. terpercaya tentang kejadian yang terjadi di sekeliling kita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam alur ceritanya yang berbeda-beda. Film yang bertemakan horor yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. animasi 2,5 dimensi bergenre drama tentang tentang berkurangnya populasi

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat film dokumenter

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat film

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Program dokumenter merupakan program yang dapat mengantar penontonnya ke dalam perspektif realita yang sama sekali berbeda sesuai sudut pandang sang kreator. Realita yang ditampilkan dalam bentuk karya dokumenter bisa memberikan edukasi, hiburan, informasi dan pesan tersendiri bagi penikmatnya. Dokumenter juga karya seni yang menggabungkan antara unsur audio dan video yang dikemas melalui media auditif visual untuk menunjukkan fakta yang ada. Karya dokumenter Exotic Temple Sukuh merupakan sebuah karya dokumenter dengan menerapkan tipe pemaparan exspository. Dokumenter Exotic Temple Sukuh dipaparkan melalui penutur tunggal seorang narator dan diperkuat fakta yang disampaikan oleh narasumber. Dokumenter Sukuh memaparkan hubungan/ kaitan percandian dengan kepercayaan masyarakat pada waktu itu. Tersajinya karya dokumenter Sukuh diharapkan membuka fakta-fakta baru mengenai candi Sukuh. Program dokumenter Exotic Temple Sukuh menampilkan sebuah tayangan yang berkesan untuk ilmu sejarah masa lalu. Poin penting dalam karya ini sangat membantu masyarakat khususnya, dalam menilai sebuah bangunan suci yang memiliki keindahan dan keunikan dari segi bentuk bangunan dan tata ruang kompleks sebuah percandian. Dokumenter Exotic Temple Sukuh memperjelas informasi masyarakat mengenai candi Sukuh, dimana objek memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Melalui karya ini masyarakat diharap semakin mendapatkan informasi yang lebih jelas dan mengetahui fakta-fakta mengenai bangunan candi Sukuh. Tercapainya sebuah karya dokumenter ini terletak pada minat dan keinginan masyarakat untuk mencoba mencari tahu mengenai candi Sukuh.

82 B. Saran Kepekaan kondisi sosial disekitar sangat diperlukan untuk membuat sebuah karya dokumenter. Pencarian informasi dan pengembangan sebuah ide dokumenter berangkat dari pengamatan kejadian sehari-hari yang ada dilingkungan, berawal dari pengamatan, melakukan survey, riset dan kemudian diolah menjadi sebuah karya dokumenter. Tema dari sebuah karya dokumenter dapat bermula dari peristiwa yang tidak aktual dan bahkan menjadi aktual disaat peristiwa itu direpresentasikan dalam bentuk karya dokumenter. Sebuah proses pembuatan dokumenter perlu diperhatikan objek yang akan didokumenterkan. Dokumenter harus melalui proses panjang penemuan data-data yang diseleksi ulang untuk mencari keunikan objek sehingga layak untuk dijadikan sebuah karya dokumenter. Pembuatan sebuah karya dokumenter tidak lepas juga dengan kepekaan sosial pembuat dan keinginan untuk mencoba memunculkan sesuatu yang belum pernah ada. Sebuah karya dokumenter akan berhasil dan dapat dinikmati oleh khalayak apabila memiliki pesan yang semuanya tersampaikan 5 W + 1 H. Dalam kondisi ini kreator akan dituntut kecerdasan dalam mengelola sebuah struktur penceritaan dalam sebuah karya dokumenter. Dokumenter tanpa alur tidak akan menarik penonton yang menikmatinya, sehingga ketelitian bahan yang sudah didapat pada saat riset dan materi pada saat produksi sangat berpengaruh besar terhadap jalan cerita yang akan dimunculkan sutradara. Kecenderungan kurangnya riset dan data yang diperoleh mengenai objek menjadikan karya dokumenter kurang tajam penyampaiannya. Perencanaan materi yang akan diolah menjadi sebuah alur perlu juga diperhatikan juga teknis dalam proses pembuatan atau produksi. Dalam proses produksi kreator harus memiliki team yang faham dengan kondisi objek dokumenter dan sifat-sifatnya, sehingga kedekatan team produksi dengan objek harus dibangun jauh-jauh hari sebelum dilaksanakan proses produksi. Untuk membuat sebuah karya dokumenter situs percandian, kreator harus benar-benar berfikir secara materi dan teknis, untuk menciptakan karya dokumenter yang tidak membosankan dan dapat dicerna khalayak dengan gampang lugas. Seperti halnya

83 dokumenter Exotic Temple Sukuh dibuat dengan berfikir yang tidak hanya satu dua kali jadi dalam penataan alur cerita yang dianggap tepat dan berkesinambungan. Teknis dalam proses pembuatan objek dokumenter jenis ini kecenderungan bebas dalam mengeksplorasi gambar yang direkam. Hal ini dibuat untuk mensiasati gambar yang muncul tidak membosankan. Kelemahan jenis objek diam seperti situs percandian apabila dijadikan karya dokumenter adalah pengulangan gambar. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena dalam karya Exotic Temple Sukuh sutradara tidak membuat karya dokumenter yang bersifat naratif dalam penyampaiannya melainkan deskriptif.

84 DAFTAR PUSTAKA Ayawaila, Gerzon R., 2008, Dokumenter dari Ide sampai Produksi, Jakarta: FFTV- IKJ Press. Bernet Kempers, A.J., 1959, Ancient Indonesian Art, Cambridge, Massa chussets: Harvard University Press. Bill Nichols, 2001, Introduction to Documentary, Bloomington dan Indioana Polish: Indiana University Press Burton, Graeme, 2007, Membicangkan Televisi, Yogyakarta & Bandung: Jalasutra. Fachruddin, Andi, 2012, Dasar-Dasar Produksi Televisi, Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri. Heekeren, H.R. Van, 1955, Prehistoric Life in Indonesia, Djakarta: Soeroengan. I Gusti Ayu Surasmi, 2007, Jejak Tantrayana di Bali, Denpasar: CV. Bali Media Adhikarsa Krom, N.J., 1923, Inleiding tot de Hindoe Javaansche Kunts, II, s-gravenhage: M. Nijhoff. Mascelli, A.S.C Joseph V, 1986, Angle, Komposisi, Kontiniti, Close Up, Editing, Jakarta: Yayasan Citra Michael Rabiger, 2004, Directing The Documentary, USA: Elsevier.inc Naratama, 2013, Menjadi Sutradara Televisi, Jakarta: Grasindo. Padmapuspita., 1981, Candi Sukuh dan kidung Sudamala, Perpustakaan Fakultas Satra, Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Peransi, D.A., 2005, Film/Media/Seni, Jakarta: FFTV-IKJ Press. Prakoso, Gotot, 2008, Film Pinggiran, Antologi film pendek, Film Eksperimental, dan Film Dokumenter, Jakarta: YSVI Pratista, Himawan, 2008, Memahami Film, Jakarta: Homerian Pustaka Riboet Darmosoetopo dkk., 1976, Laporan Penelitian Peninggalan-peninggalan Kebudayaan di Lereng Barat Gunung lawu, Yogyakarta: Proyek PPT- UGM. Subroto, P.H., 1971, Beberapa Relief pada candi Sukuh dan Isinya, Paper KIDA Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.., 1987, Unsur Unsur Budaya Asli Pada Peninggalan Candi Sukuh, Laporan Penelitian, Fakultas Satra Universitas Gajah Mada. Wibowo, Fred, 2007, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

85 SUMBER INTERNET http://candi.pnri.go.id/temples/deskripsi-beranda diakses pada tanggal 17 Maret 2014 http://sumberalamindah.com/relief.html diakses pada tanggal 30 Mei 2014 http://www.karanganyarkab.go.id/20110628/candi-sukuh/ diakses pada tanggal 3 April 2014