Prosedur Teknis Aplikasi TX-300

dokumen-dokumen yang mirip
LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

AISSTABON SOIL STABILIZATION, ROAD CONSTRUCTION & NATURAL LINERS A TRULY CONTRACTOR S BEST PARTNER CUSTOM MADE FOR YOUR OWN SATISFACTION

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNIK PENGERASAN JALAN MENGGUNAKAN LATERIT DAN LATERIT DITAMBAH PROBASE DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Aang Kuvaini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN SEKSI 5.1 LAPIS FONDASI AGREGAT. 1) Standar Rujukan Metode Pengujian Kepadatan Berat untuk Tanah.

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Revisi SNI Daftar isi

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

BAB II LANDASAN TEORI

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

NAMA PRAKTIKAN : Genta Dewolono Grace Helen Y. T Muh. Akram Ramadan KELOMPOK : R 11 TANGGAL PRAKTIKUM : 17 Maret 2016

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Cape Buton Seal (CBS)

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN

STABILISASI TANAH LIAT SANGAT LUNAK DENGAN GARAM DAN PC (PORTLAND CEMENT)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE ANALISIS

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

DINAMIKA MESIN DAN TANAH PEMADATAN TANAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kaku (Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Solo - Ngawi, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

BAB 3 METODOLOGI. sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi dan perawatan perkerasan lentur.

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Laporan Laboraturium Uji Tanah CBR Laboraturium. No Test : 17 Topik : Percobaan CBR Laboraturium Tgl Uji : 1 Juni 2010 Hari : Rabu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

KONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

PERBAIKAN JALAN ANGKUT TAMBANG : PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR LAPIS JALAN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

KONSTRUKSI JALAN ANGKUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB 3 METODE PENELITIAN

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

BAB II LANDASAN TEORI

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

Transkripsi:

Prosedur Teknis Aplikasi TX-300 Daftar Isi: Halaman 1 Halaman Daftar Isi dan Pengantar. 2 Alat-Alat yang Dibutuhkan. 4 Metode Aplikasi untuk TX-300 (Liquid Soil Stabilizer). Pengantar TX-300 tidak berbahaya, tidak korosif, tidak mengandung bahan yang membuat alergi, dan tidak mengandung bahan yang dapat terbakar. Yang harus diperhatikan hanya pada saat menambahkan larutan TX-300 ke dalam tangki air, Safety Goggle dibutuhkan dalam prosedur ini. Larutan TX-300 lengket dan walaupun tidak akan merusak mata, dibersihkan dengan air yang mengalir akan dibutuhkan. TX-300 berfungsi untuk memadatkan tanah dengan mengikat partikel-partikel tanah antara satu dengan yang lainnya dengan proses ionisasi yang menghasilkan peningkatan nilai CBR (California Bearing Ratio) hingga 3X lipat dari nilai awal dan menurunkan Index Plastisitas tanah hingga 50% dari nilai awal sehingga tingkat kelicinan tanah saat terkena air berkurang. Tanah yang sudah diolah dengan TX-300 akan membentuk sebuah lapisan tanah yang sulit dipenetrasi oleh air, kuat karena padat (bukan kering karena proses kristalisasi seperti semen), secara umum dapat tahan terhadap perubahan cuaca dan hanya memerlukan perawatan yang minim atau tidak sama sekali. TX-300 dapat dipakai untuk membuat base jalan aspal atau beton (menggantikan keperluan batu) atau sebagai jalan tanah yang lebih tahan lama, minim perawatan, tidak begitu licin saat hujan (kendaraan masih dapat lewat dengan kecepatan yang dibatasi), Tidak terlalu berdebu saat kering. 1 H a l a m a n

Alat-Alat Yang Dibutuhkan 1 Motor Grader (Contoh: Caterpillar 12 H) 1 Traktor dengan Rotavator/Bajak 2 H a l a m a n

1 Compactor Vibro 1 Truk Tangki Air 3 H a l a m a n

Metode Aplikasi TX-300 Untuk mengolah 15 cm/30 cm tanah 1) 1 drum TX-300 dapat dipakai untuk mengolah ±570 m³ tanah. Hitungan ini tergantung dari jenis tanah dan kondisi tanah pada saat pengerjaan. Untuk menghitung keperluan TX-300 dapat menggunakan hitungan di bawah ini: Hitung kubikasi tanah yang akan diolah: (Luas) Meter X (Lebar) Meter X (Tebal) Meter = Meter Kubik Kalikan total kubikasi yang akan diolah dengan koefisien 0,35 untuk mendapatkan jumlah TX-300 yang dibutuhkan: Meter Kubik X 0,35 = Liter TX-300 Contoh: 300 Meter Panjang X 6 Meter Lebar X 0,15 Meter Tebal = 270 Meter Kubik 270 Meter Kubik X 0,35 = ±94,5 Liter TX-300 Komposisi pencampuran dengan air (Air dibutuhkan untuk membantu peresapan cairan TX- 300 ke dalam pori-pori tanah): Dapat dilakukan dengan dua cara: Jika jumlah air yang dibutuhkan tanah untuk dapat mencapai OMC (Optimum Moisture Content) sudah diketahui-melalui tes tanah, tambahkan TX-300 sesuai jumlah yang dibutuhkan berdasarkan perhitungan di atas. Dengan metode Rule of Thumb : 1. Kondisi tanah kering: 100-100 bagian air untuk 1 bagian TX-300. 2. Kondisi tanah normal: 80 bagian air untuk 1 bagian TX-300. 3. Kondisi tanah basah: 40-60 bagian air untuk 1 bagian TX-300. 2) Isi tangki air dengan air bersih (air yang tidak terkontaminasi limbah, air keruh tidak menjadi masalah asalkan tidak terkontaminasi limbah industri atau bahan kimia). 3) Tambahkan cairan TX-300 ke dalam tangki air yang sudah disiapkan. 4) Tandai area yang akan diolah oleh 1 drum TX-300. Jika diperlukan dapat disiapkan air (tanpa campuran TX-300) yang disiramkan kemudian untuk dapat mencapai Optimum Moisture Content (OMC) tanah. 5) Gemburkan/bongkar permukaan tanah dengan menggunakan Rotavator/Scarifier (Ripperumumnya Motor Grader sudah dilengkapi dengan alat ini) hingga mencapai ketebalan tanah yang diinginkan. Tergantung dari peralatan yang digunakan, proses ini dapat diulangi beberapa kali sampai tanah terbongkar dengan baik. 6) Siramkan campuran TX-300 ke tanah tersebut, ulangi proses hingga OMC tercapai. 4 H a l a m a n

Cara termudah untuk menentukan moisture content adalah dengan metode Hand Test, yaitu dengan mengambil segenggam tanah, kemudian diremas dengan telapak tangan. Kemudian buka telapak tangan. Jika tanah tersebut masih seperti tepung dan tidak dapat mempertahankan bentuk yang dibuat oleh telapak tangan, serta pecah berantakan ketika dijatuhkan menandakan kondisi tanah terlalu kering. Jika tanah tersebut dapat dibentuk dan pecah menjadi beberapa bongkahan kecil ketika dijatuhkan, menandakan tanah tersebut mempunyai moisture content yang tepat. Jika tanah tersebut sangat liat ketika di dalam genggaman, meninggalkan sisa-sisa kelembapan di tangan, menandakan moisture content yang berlebih. - Jika terlalu basah (over OMC), tambahkan tanah. - Jika terlalu kering (under OMC), tambahkan air tanpa TX-300. 7) Setelah OMC tercapai, aduk tanah dengan menggunakan Rotavator atau Grader. Pastikan tanah teraduk dengan baik, singkirkan bongkahan batu atau material yang tidak dibutuhkan dari tanah tersebut. 8) Gunakan Motor Grader untuk memindahkan tanah yang diolah ke kedua sisi area. Ulangi proses hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Siram dengan campuran TX-300/Air jika diperlukan. 9) Dengan menggunakan Motor Grader, tebarkan kembali tanah yang sudah diolah tersebut dan dibentuk sesuai kebutuhan (Levelling, di kontur). 5 H a l a m a n

10) Padatkan dengan Compactor 2-3 kali tanpa menggunakan Vibro. Pemadatan awal ini adalah untuk membentuk permukaan jalan. 11) Padatkan kembali dengan menggunakan Vibro hingga tanah terlihat kering dan keras. Pemadatan dengan Vibrasi akan mengeluarkan kandungan air di dalam tanah untuk mempercepat proses pengeringan. Di tahap ini dapat disemprotkan air ke permukaan tanah untuk memperlambat proses Curing sehingga mengurangi retak rambut yang timbul di permukaan saat tanah mengering. 12) Biarkan tanah mengering dalam 1 hari. Jika setelah pemadatan tanah sudah kering, dapat langsung digunakan. Lalu lintas yang lewat di permukaan tanah tersebut akan membantu proses pemadatan dan Curing dari tanah tersebut. Catatan: Setelah proses aplikasi TX-300, biasanya akan timbul retak rambut di permukaan yang disebabkan oleh air yang terperangkap di bawah permukaan akan keluar ke permukaan sehingga mendorong permukaan yang sudah rapat oleh pemadatan dan menimbulkan retak rambut tersebut. Jika timbul retak rambut, akan hilang dengan sendirinya seiiring dengan waktu jika sering dilewati dan tidak diperlukan pengerjaan tambahan. Jika diperlukan dapat di Vibro untuk menghilangkan retak rambut tersebut dan mempercepat proses konsolidasi tanah. 6 H a l a m a n