PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGUKUHAN DAN PEMBINAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa hukum adat, adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan lembaga adat yang hidup di tengah-tengah masyarakat memegang peranan penting dalam pergaulan dan dapat menggerakan partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang kegiatan; b. bahwa adat-istiadat, kebiasaan-kebisaan masyarakat dan lembaga adat yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat perlu mendapat pengakuan dari Pemerintah dan dibina serta dikembangkan sehingga secara nyata dapat menunjang pembangunan dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b perlu ditetapkan Peraturan Daerah Tentang Pengukuhan dan Pedoman Pembinaan Masyarakat Hukum Adat Dalam Wilayah Kabupaten Kutai Barat; : 1. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3962); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa (Lembaga Negara Tahun 1979 Nomor 56, Tambahan Lembaga Negara Nomor 3153); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 02 Tahun 2001 Tentang Kewenangan Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2001 Nomor 3).
Dengan Persetujuan Bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Barat dan Bupati Kutai Barat M E M U T U S K A N Menetapkan : PENGUKUHAN DAN PEDOMAN PEMBINAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Kutai Barat; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 3. Perangkat Daerah adalah Perangkat Kabupaten Kutai Barat; 4. Bupati adalah Bupati Kutai Barat; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Barat; 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Barat; 7. Camat adalah Kepala Wilayah Kecamatan yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati Kutai Barat; 8. Kampung adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 9. Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri; 10. Wilayah Adat adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang berada pada suatu wilayah Pemerintah Marga dan Kampung yang ada sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa; 11. Hukum adat adalah Hukum adat yang berlaku di Daerah Kabupaten Kutai Barat; 12. Adat Istiadat adalah seperangkat nilai-nilai, kaedah-kaedah dan kepercayaan sosial yang tumbuh sejak semula bersama dengan pertumbuhan masyarakat Kampung dalam Wilayah Kabupaten Kutai Barat, telah dikenal, dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Kampung secara berulang-ulang dan terus menerus yang tidak bertentangan dengan Pancasila; 13. Lembaga adat adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang dibentuk oleh masyarakat hukum adat yang bersangkutan, mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak dan berwenang untuk mengatur dan mengurus serta menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat istiadat; 14. Kebiasaan-Kebiasaan masyarakat adalah suatu kegiatan atau perbuatan yang pada dasarnya bukan bersumber dari hukum adat atau adat istiadat, akan tetapi hal tersebut telah diakui oleh umum dan telah dilaksanakan secara berulang-ulang dan terus-menerus. BAB II PENGUKUHAN Pasal 2 2
Dengan Peraturan Daerah ini dikukuhkan masyarakat Hukum Adat Kabupaten Kutai Barat. BAB III ORGANISASI LEMBAGA ADAT Pasal 3 (1) Nama, Bentuk dan Struktur Organisasi Lembaga Adat disetiap tingkatan disesuaikan dengan Adat Istiadat dan kebiasaan Masyarakat serta hasil musyawarah tokoh-tokoh adat dan pimpinan atau Pemangku Adat; (2) Bentuk Organisasi Lembaga Adat sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) merupakan organisasi kemasyarakatan yang berada diluar Organisasi Pemerintahan; (3) Program kerja dan tata tertib ditetapkan oleh Organisasi Lembaga Adat yang dituangkan dalam Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga melalui Musyawarah pengurus sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dilingkungan masyarakat adat. Pasal 4 (1) Pengurus Organisasi Lembaga Adat dipilih melalui musyawarah mufakat sesuai adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku; (2) Pengurus Lembaga Adat dapat dibentuk disetiap tingkatan sesuai keperluan dan tradisi setempat; (3) Susunan Komposisi dan jumlah Pengurus Lembaga Adat dimasing-masing jenjang Pemerintahan disesuaikan dengan kebutuhan, dan penyebutannya disesuaikan dengan tradisi yang berlaku dalam Masyarakat Adat setempat; (4) Periode Kepengurusan Lembaga Adat ditetapkan sesuai dengan adat istiadat dan /atau kebiasaan yang berlaku. Pasal 5 (1). Musyawarah Lembaga Adat dapat dilaksanakan sesuai sesuai kebutuhan atau sekurangkurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun; (2). Keputusan-keputusan Musyawarah Lembaga Adat menjadi pedoman semua pihak dan apabila terjadi pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku dapat dikenakan sanksi sesuai Adat Istiadat dan kebiasaan Masyarakat setempat; (3). Hasil musyawarah Adat dituangkan dalam keputusan yang disampaikan secara berjenjang kepada : a. Tingkat Kampung/Kelurahan, kepada Petinggi atau Lurah selanjutnya Petinggi atau Lurah menyampaikan kepada Camat; b. Tingkat Kecamatan, kepada Camat selanjutnya Camat menyampaikan kepada Bupati; c. Bupati menyampaikan kepada Gubernur Kalimantan Timur; d. Gubernur menyampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Direktorat Jendral Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah. Pasal 6 Hubungan kerja antara Lembaga Adat dengan Pemerintah adalah bersifat fungsional dan konsultatif. BAB IV KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUGAS LEMBAGA ADAT Pasal 7 (1). Lembaga Adat berkedudukan sebagai wadah organisasi permusyawaratan dan permufakatan Kepala Adat atau Pemangku Adat yang berada diluar susunan Organisasi Pemerintahan; (2). Lembaga Adat mempunyai tugas sebagai berikut : 3
a. Menampung dan menyalurkan pendapat Masyarakat kepada Pemerintah serta menyelesaikan perselisihan yang menyangkut Hukum Adat dan kebiasaan Masyarakat setempat; b. Memberdayakan, melestarikan dan mengembangkan adat istiadat atau kebiasaan Masyarakat yang positif dalam upaya memperkaya Budaya Daerah serta memberdayakan Masyarakat dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan; c. Menciptakan hubungan yang demokratis dan harmonis dan serta obyektif antara Kepala adat atau Pemangku adat dengan Aparat Pemerintah; d. Menggali dan mengembangkan nilai-nilai Adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam upaya melestarikan kebudayaan Daerah guna memperkaya khasanah kebudayaan Nasional; e. Mengurus dan mengelola hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai adat-istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat di Kabupaten; f. Menyelesaikan perkara-perkara perdata adat-istiadat di Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. Menginventarisir, mengamankan, memelihara dan mengurus serta memanfaatkan sumbersumber kekayaan yang dimilik oleh Lembaga Adat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku; h. Menjaga, memelihara dan memanfaatkan ketentuan-ketentuan Adat-istiadat dan kebiasaankebiasaan masyarakat yang hidup dan berkembang dalam masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat. (3). Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ) Lembaga Adat mempunyai fungsi : a. Membantu Pemerintah dalam mengusahakan kelancaran pembangunan di segala bidang, terutama di bidang kemasyarakatan dan sosial budaya; b. Memberi kedudukan hukum menurut adat terhadap hal-hal yang menyangkut harta kekayaaan masyarakat hukum adat di tiap-tiap Lembaga Adat guna kepentingan hubungan keperdataan adat juga dalam hal adanya persengketaan atau perkara perdata adat; c. Penyelenggara pembinaan dan pengembangan nilai-nilai Adat-istiadat dan kebiasaankebiasaan masyarakat di Kabupaten dalam rangka memperkaya, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Daerah, yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Agama. BAB V KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUGAS PEMBINA ADAT ISTIADAT DAERAH Pasal 8 (1) Pembinaan Adat istiadat, kebiasan kebiasan masyarakat dan Lembaga Adat dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat dilakukan oleh Bupati; (2) Pembina Adat-istiadat Kebiasaan-Kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat di tingkkat Kabupaten berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten dan susunannya terdiri dari seorang Ketua, beberapa orang Wakil Ketua, Seorang sekretaris dan beberapa orang anggota; (3) Pembina Lembaga adat-istiadat, Kebiasaan-Kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat di tingkat Kecamatan berkedudukan di Ibukota Kecamatan dan susunannya terdiri dadri seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris dan beberapa orang anggota; (4) Pembina Lembaga Adat ditingkat Kampung/Kelurahan berkedudukan di Wilayah Kampung/ Kelurahan dan susunannya disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 9 Pembina Adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat di tingkat Kabupaten mempunyai tugas: 4
a. Membina, dan mengarahkan kegiatan Pembinaan Adat-istiadat, kebiasaankebiasaan masyarakat Adat dan Lembaga Adat di wilayah Kabupaten Kutai Barat; b. Mendukung Penyelenggaraan kegiatan Pembinaan Masyarakat Adat, dan Lembaga Adat dalam rangka pelestarian Budaya, Adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat; c. Memantau semua kegiatan Lembaga Adat, Adat-istiadat dan kebiasaankebiasaan masyarakat; d. Memberikan bimbingan teknis kepada Masyarakat Adat dan Lembaga Adat. Pasal 10 Pembina Adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat di tingkat Kecamatan mempunyai fungsi dan tugas : a. Membina, dan mengarahkan kegiatan Pembina Adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat di Kecamatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. Fasilitator Penyelesaian permasalahan yang berhubungan dengan Adat Istiadat di Kecamatan. c. Memberikan bimbingan kepada Lembaga Adat di Kecamatan; d. Memantau semua kegiatan Lembaga Adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang ada di wilayahnya. Pasal 11 Keputusan keputusan Musyawarah Lembaga Adat menjadi pedoman bagi Lembaga Adat serta perangkatnya untuk dilaksanakan dengan memperhatikan adat istiadat dan kebiasan kebiasan masyarakat setempat sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. BAB VI PEMBINAAN DAN HUBUNGAN KERJA Pasal 12 (1) Pembinaan Adat istiadat, kebiasaan kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat di Kabupaten dilakukan oleh Bupati; (2) Pembinaan Adat istadat, kebiasaan kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat di Kecamatan dilakukan oleh Camat; (3) Petinggi/Lurah karena jabatannya menjadi pembina Adat istadat, kebiasaan kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat di Wilayahnya; (4) Dalam melakukan pembinaan Adat istadat, kebiasaan kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat di wilayahnya, Petinggi/Lurah mengadakan konsultasi dengan Kepala Lembaga Adat atau Pengurus Lembaga Adat setempat. Pasal 13 Seluruh aparatur Pemerintah pada semua tingkatan pemerintahan di Kabupaten dan seluruh anggota masyarakat wajib memelihara, membina dan mengembangkan adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang hidup dan bermanfaat bagi pembangunan di wilayah Kampung/Kelurahan. Pasal 14 (1) Hubungan kerja antara Lembaga Adat dengan Pemerintah Daerah adalah bersifat fungsional dan konsultatif; (2) Apabila dianggap perlu, Bupati, Camat dan Petinggi/Lurah dapat hadir dan atau diundang menghadiri sidang Lembaga Adat sesuai dengan fungsinya dan dapat memberikan pendapat serta penjelasan yang diperlukan. 5
BAB VII WILAYAH PEMBINAAN Pasal 17 (1) Wilayah pembinaan adat-istiadat, Kebiasaan-Kebiasaan masyarakat dan lembaga Adat ditingkat Kabupaten adalah wilayah Kabupaten Kutai Barat; (2) Wilayah pembinaan adat-istiadat, Kebiasaan-Kebiasaan masyarakat dan Lembaga Adat ditingkat Kecamatan adalah Wilayah Kecamatan dalam Kabupaten yang bersangkutan; (3) Wilayah Lembaga Adat ditingkat Kampung/Kelurahan adalah Wilayah Kampung/Kelurahan dalam Kecamatan yang bersangkutan. (4) Wilayah Lembaga Adat adalah Wilayah Marga Dan Kampung. Pasal 18 Perubahan batas wilayah Lembaga Adat dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Lembaga Adat yang berbatasan, setelah mendapat pertimbangan dari Bupati. Pembiayaan Lembaga Adat adalah bersumber dari: BAB VIII PEMBIAYAAN LEMBAGA Pasal 19 a. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten; b. Sumbangan-Sumbangan dari masyarakat dan badan-badan lainnya yang tidak mengikat; c. Usaha-usaha lainnya yang sah. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati sesuai dengan hasil musyawarah masyarakat Adat. Pasal 21 Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten. Ditetapkan di Sendawar pada tanggal 07 November 2006 BUPATI KUTAI BARAT, ttd ISMAIL THOMAS Diundangkan di Sendawar pada tanggal 07 November 2006 6
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT, ttd YAHYA MARTHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI D 7