III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni Lokasi penelitian di

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

III. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik 2.2 Ekstraksi Oligosakarida/Prebiotik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

IV. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan September 2004 di

II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Karakterisasi Sifat Biokimia dan Fisiologi A. hydrophila Uji Postulat Koch

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

MATERI DAN METODE. 2.1 Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian Materi Alat-alat yang digunakan dalam penelitian diantaranya ice box,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

II. METODE PENELITIAN

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

II. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

III. MATERI DAN METODE

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

Transkripsi:

21 III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret 2013 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung B. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: 1. Bakteri Bacillus cereus, sebagai inokulan, didapat dari Universitas Brawijaya dan bakteri ini sudah dikomersilkan 2. Benur Udang Benur udang berasal dari BLK (Balai Laut Khatulistiwa) berukuran PL 15 pada fase Intermol. 3. Media Bakteri Media TSB (Trypticase Soy Broth), TSA (Trypticase Soy Agar), dan PCA (Plate Count Agar) digunakan sebagai media dalam kultur bakteri 4. Sumber Karbon (C) dan sumber Nitrogen (N) Glukosa digunakan sebagai sumber C dan pakan buatan (pellet) dengan kandungan protein 38% sebagai sumber N dalam pembentukan bioflok

22 5. Reaksi Amoniak Standar Reaksi amoniak standar digunakan untuk pengukuran TAN adalah: MnSO 4 0,003 N Chlorat Solution Sodium Phenate C. Peralatan yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini : wadah plastik bervolume 10 liter sebanyak 9 buah, ph meter, DO meter, aerasi, tabung reaksi, cawan petri, gelas ukur, tabung Erlenmeyer, jarum ose, spreader, hot stirrer, vortex, autoklaf, inkubator, spektrofotometer, timbangan digital, mikropipet, pipet tetes, kertas saring, corong, Imhoff Cone, alkohol 70%, aluminium foil, kapas, karet, dan plastik tahan panas. D. Desain penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan acak lengkap, terdiri dari 3 perlakuan (10, 15, 20, ekor/wadah) dan 3 kali ulangan. Data yang didapat dianalisis dengan Chi-square (α=0.05). E. Prosedur penelitian E.1 Persiapan wadah Wadah yang digunakan berupa wadah plastik volume 10 liter sebanyak 9 buah. Wadah dibersihkan dan diisi air laut hingga penuh dan masing-masing wadah dilengkapi selang aerasi.

23 E.2 Kultur bakteri heterotof (Bacillus cereus) Media TSB ditimbang sebanyak 3 gram, dan dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer Ditambahkan air laut sebanyak 100 ml Erlenmeyer yang telah berisi larutan TSB kemudian dipanaskan sambil terus diaduk dengan menggunakan hot stirrer hingga homogen Larutan TSB yang telah homogen dimasukkan ke dalam autoklaf dan disterilisasi pada tekanan 121 atm selama 15-20 menit Setelah tekanan menunjukkan 0 atm, penutup autoklaf dibuka, larutan TSB diangkat, didiamkan agar dingin Larutan TSB yang dimasukan ke dalam 10 tabung reaksi masing-masing 7 ml Biakan Bacillus cereus diinokulasikan dalam larutan TSB (disisakan 1 larutan TSB tanpa inokulasi dan digunakan sebagai kontrol) Diinkubasi selama 24-48 jam Diukur kepadatan bakteri menggunakan spektrofotometer (λ = 625 nm). E.3 Pembentukan bioflok Penimbangan bahan-bahan pembentuk bioflok terdiri dari Glukosa sebanyak 15,1 gram sebagai sumber karbon (sumber C) Pakan udang (pellet) dengan kandungan protein 38% sebanyak 5 gram sebagai sumber N (Nitrogen) Sumber C dan N dimasukkan ke dalam wadah penelitian yang berisi air laut bersama larutan TSB yang sudah diinokulan bakteri Bacillus cereus

24 Campuran diaerasi Pada hari ke- 11, bioflok telah terbentuk F. Tahapan pelaksanaan F.1. Pemeliharaan udang putih (Litopenaeus vannamei) dalam sistem bioflok 1. Setelah terbentuk bioflok, oksigen terlarut (DO), ph, suhu, dan amoniak diukur 2. Masing-masing wadah diisi udang putih (L.vannamei) PL 15 fase intermol dengan padat tebar 10, 15, dan 20 ekor/wadah, dan dipelihara selama 30 hari 3. Udang diberi pakan dengan feeding rate (FR) 5% yang diikuti dengan penambahan gula sebagai sumber karbon sehingga C/N 20,9 4. Pakan (pellet) dengan kandungan protein 38% diberikan 2 kali sehari. 5. Selama pemeliharaan ditambahkan bakteri Bacillus cereus pada hari ke 3 dan 15 untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri heterotof 6. Pertumbuhan diukur pada awal tebar dan akhir pemeliharaan (hari ke-30) Pengukuran DO, suhu, ph dilakukan setiap 3 hari, sedangkan amoniak diukur setiap 5 hari. F.2. Pegukuran kepadatan bakteri Pengukuran kepadatan bakteri dalam media pemeliharaan dilakukan pada hari ke 15 dan 31. Penghitungan kepadatan bakteri berdasarkan Filzahazny (2013). 1. Sampel air media pemeliharaan diambil sebanyak 7 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi

25 2. Sampel air diencerkan dengan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4 dan diplating ke dalam cawan petri, diinkubasi selama 24 jam 3. Dihitung jumlah koloni yang terbentuk Total bakteri pada media pemeliharaan dihitung dengan menggunakan rumus: Jumlah koloni bakteri (CFU/ml) Keterangan: N: Jumlah bakteri dalam cawan petri (koloni) fp: faktor pengenceran S :Jumlah sampel yang diambil dari suspensi bakteri (ml) F.3.Pengukuran kepadatan bioflok Pengukuran kepadatan bioflok dilakukan berdasarkan Filzahazny (2013). 1. Menyiapkan alat berupa imhoff cone 2. Mengambil flok yang terdapat dalam wadah pemeliharaan menggunakan gelas ukur sebanyak 1 liter dan dimasukkan ke dalam imhoff cone 3. Mengendapkan flok, hingga 30 menit 4. Mengukur endapan flok melalui skala (ml/l) yang tertera pada imhoff cone F.4. Pengukuran AMMONIA (NH 3 ) Pengukuran ammonia dilakukan dengan cara sebagai berikut: Diambil sampel air dari setiap wadah pemeliharaan sebanyak 10 ml Disaring sampel air dengan menggunakan corong dan kertas saring tempatkan ke dalam tabung reaksi Ditambahkan larutan 0,05 ml MnSO4 setara 1 tetes Ditambahkan larutan 0,5 ml Hypochlorous setara 10 tetes

26 Ditambahkan larutan 0,6 ml phenol setara 12 tetes Ditempatkan pada magnetic stirrer agar larutan homogen Dibuat larutan blanko menggunakan akuades dan ditambahkan juga larutan standar amoniak. Ditunggu ± 1 jam hingga larutan berubah warna Diamati dengan spektrofotometer (λ= 625 nm) Penentuan nilai TAN disesuaikan dengan grafik standar berdasarkan rumus : TAN= 0,357478. A Ammonia dihitung berdasarkan koofisien nilai suhu dan ph G. Parameter yang diamati Pengukuran parameter utama, berupa spesific growth rate (SGR), tingkat kelangsungan hidup (SR), biomassa dilakukan pada awal dan akhir penelitian. G.1. SGR (Spesific Growth Rate) Laju pertumbuhan spesifik atau SGR (Specific Growth Rate) diukur berdasarkan rumus (Purnomo, 2012): Keterangan : SGR :Specific Growth Rate atau laju pertumbuhan berat tubuh (%/hari) Wt :Berat tubuh akhir udang (gram) Wo :Berat tubuh awal udang (gram) t :Lama pemeliharaan (hari)

27 G.2. Tingkat Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah udang yang hidup dari awal hingga akhir penelitian. Kelangsungan hidup dihitung dengan rumus (Purnomo, 2012) : Keterangan : SR =Kelangsungan hidup (%) Nt = Jumlah benih pada akhir pemeliharaan (ekor) N0 = Jumlah benih pada awal pemeliharaan (ekor) G.3. Biomassa udang putih (L. Vannamei) populasi. Biomassa merupakan hasil perkalian berat rata-rata organisme dengan G.4. Pengukuran kualitas air Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian yaitu: DO, suhu, ph, dan amoniak. H. Analisis Data H.1. Keragaan udang Keragaan udang dianalisis dengan analisis chi- square ( α: 0,05) H.2. Parameter pendukung Data kualitas air, kepadatan bioflok dianalisis secara deskriptif.