BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal sebagai Corporate

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perindustrian (perusahaan), mengambil peran besar dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (investor) serta sebagai pimpinan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas.

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerapan good corporate governance terhadap pengungkapan sustainability

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Peran Komunitas dalam pencegahan korupsi di perusahaan

Bab II. Corporate Social Responsibility

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

Judul : Industry Profile

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi. baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan didirikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. pada perekonomian merupakan pelaku-pelaku ekonomi, baik pelaku. tidak lain yaitu masyarakat itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang mencari keuntungan tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat, dan lingkungan. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. Di Indonesia, praktik CSR belum menjadi perilaku umum, karena banyak perusahaan yang menganggap sebagai cost center. Namun, di era informasi dan teknologi serta desakan globalisasi, tuntutan untuk menjalankan CSR semakin besar. Selain itu, pelaksanaan CSR merupakan bagian dari good corporate governance (GCG), yakni fairness, transparan, akuntabilitas, dan responsibilitas, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungan fisik dan sosial, yang mestinya didorong melalui pendekatan etika pelaku ekonomi. Oleh karena itu, di dalam praktik, penerapan CSR selalu disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Idealnya terlebih dahulu dirumuskan bersama tiga pilar yakni dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat, dan kemudian dilaksanakan sendiri oleh perusahaan. 1

Setiap perusahaan di Indonesia akan melakukan berbagai kegiatan terencana untuk dapat menjaga eksistensinya dan menjadi Good Business. Salah satunya dengan menerapkan tanggung jawas sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen dunia bisnis untuk terus bertindak etis, beroperasi secara legal/formal dan berkontribusi untuk kesejahteraan baik itu internal maupun eksternal, artinya bahwa perusahaan mampu berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersama dengan peningkatan kualitas hidup sumberdaya manusianya yaitu karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal atau masyarakat secara luas (Wibisono, 2007). Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia semakin meningkat baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatannya dan pengelolaannya semakin bervariasi, hal ini dapat dilihat dari kontribusi finansial yang dikeluarkan, jumlahnya semakin besar. Praktik CSR sendiri berawal dari tahap yang paling sederhana, yakni sifat kedermawanan para pemilik perusahaan. Dengan sukarela mereka menyisihkan sebagian kekayaannya untuk membantu sesama atau masyarakat yang membutuhkan uluran tangan mereka. Tentu saja tidak semua pemilik perusahaan sepenuh hati. Perihal penerapan CSR di Indonesia telah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan dan keputusan menteri, yaitu UU No.25 2

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal LN No.67 TLN No.4274, UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Dalam pelaksanaannya tanggung jawab sosial perusahaan, umumnya perusahaan akan melibatkan partisipasi sumberdaya manusia yang ada yaitu karyawan. Hal ini dikarenakan karyawan dapat diperlakukan seabagai obyek maupun sebagai subyek program CSR, karyawan adalah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistensi dan kinerja perusahaan. Karyawan adalah pihak pertama yang akan merasakan dampak dari kegiatan kelangsungan usaha perusahaan baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak ini dapat berupa dampak dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan dampak dari lingkungan. Sesungguhnya perusahaan dan masyarakat memiliki saling ketergantungan yang tinggi. Saling ketergantungan perusahaan dan masyarakat berimplikasi bahwa baik keputusan bisnis dan kebijakan sosial harus mengikuti prinsip berbagi keuntungan, yaitu pilihan-pilihan harus menguntungkan kedua belah pihak. Saling ketergantungan antara sebuah perusahaan dan masyarakat memiliki dua bentuk. Pertama, inside-out lingkages, bahwa perusahaan memiliki dampak terhadap masyarakat melalui operasi bisnisnya secara normal. Dalam hal ini perusahaan perlu memperhatikan dampak dari semua aktivitas produksinya, aktivitas 3

pengembangan sumber daya manusia, pemasaran, penjualan, logistik dan aktivitas lainnya. Kedua, outside-in linkages, dimana kondisi eksternal juga mempengaruhi perusahaan, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Ini meliputi kuantitas dan kualitas input bisnis yang tersedia: sumber daya manusia, infrastruktur transportasi, peraturan dan insentif yang mengatur kompetisi, seperti kebijakan yang melindungi hak kekayaan intelektual, menjamin transparansi, mencegah korupsi, dan mendorong investasi. (Daniri, 2007). Dalam implementasi program-program CSR, kedua elemen diatas yaitu perusahaan dan masyarakat, diharapkan saling berinteraksi dan mendukung, sehingga dibutuhkan partisipasi aktif masing-masing stakeholdesr agar dapat bersinergi, untuk mewujudkan dialog secara komprehensif. Karena dengan partisipasi aktif para stakeholders diharapkan pengambilan keputusan, menjalankan keputusan, dan pertanggungjawaban dari implementasi CSR akan diemban secara bersama. Adanya CSR di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, terutama pada pasal 74 ayat 1 Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa Perseroan yang menjalankan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dalam Undangundang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b), menyatakan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Meskipun UU ini telah mengatur sanksi- 4

sanksi secara terperinci terhadap badan usaha dan usaha perseorangan yang mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru menjangkau investor asing dan belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi perusahaan nasional. Peraturan mengenai CSR yang relatif lebih terperinci terdapat dalam UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian dijabarkan lebih jauh dalam Peraturan Menteri BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tata cara pelaksanaan CSR. Seperti kita ketahui, CSR milik BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Menurut Rachmat (2007), regulasi dapat digunakan sebagai solusi untuk menjaga praktik CSR agar tetap berada pada koridor simbiosis mutualistik antara perusahaan dan masyarakat. Dengan begitu, CSR bukan lagi hanya bersifat voluntary, tetapi juga mandatory. Standarisasi praktik CSR juga menjadi hal penting yang harus dilakukan agar tidak terjadi interpretasi CSR yang menyimpang yang hanya menguntungkan perusahaan. Dengan regulasi, laporan mengenai kegiatan CSR perusahaan dapat diwajibkan dan diaudit oleh lembaga independen secara transparan, sehingga masyarakat dapat ikut memantau. Penilaian masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan perusahaan. Dalam praktiknya tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang menyebutkan bahwa CSR hanya akan membuang-buang biaya saja, namun demikian banyak yang mendukung program ini. Ada banyak contoh, Austin (2000), mengatakan bahwa tindakan-tindakan CSR membawa nilai, 5

membantu perusahaan berkinerja dengan lebih efisien dan meningkatkan hubungan-hubungannya. Sehingga pada tingkat dimana tindakan-tindakan sosial memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan bisnis dan membuat perusahaan lebih menarik bagi kelompok-kelompok stakeholders, maka CSR dapat memiliki pengaruh yang tidak pernah kita sangka sebelumnya. Pilihan program CSR di Indonesia sangatlah beragam, hal itu disesuaikan dengan permasalahan yang muncul di masyarakat dan tentunya pertimbangan dari perusahaan yang menerapkan program CSR itu sendiri. Yayasan Unilever Indonesia memfokuskan kegiatan program-program CSR pada 4 (empat) program, sebagai isu utama meliputi : 1. Public Health and Education 2. Humanitarian Aid program 3. Small Medium Enterprise Development program 4. Environment program. 1.2. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Program CSR di PT Unilever Tbk? 6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan penelitian Untuk mengetahui pelaksanaan program-program CSR di PT Unilever Tbk. 1.3.2. Manfaat penelitian 1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan diharapkan: a. Dapat menambah referensi dalam kajian tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsility/CSR), dalam konteks ikut serta memajukan pendidikan di tanah air. b. Hasil penelitian ini dapat mendorong bagi penelitian lanjutan untuk melakukan penelitian pada aspek-aspek lain yang dapat menyempurnakan penelitian ini. 2. Bagi pembangunan Negara dan bangsa. Selain hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian, lebih lanjut diharapkan akan memberikan masukan kepada pihak swasta dalam menyelenggarakan praktek CSR di Indonesia secara umum. 7

1.4. Sistematika Penulisan. Penulisan tesis ini terdiri dari 4 (empat) Bab, yang disajikan dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: Bagian Pengantar, pada Bab ini berisikan uraian mengenai latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: Landasan Teori, pada Bab ini berisikan Konsep Corporate Social Responsibility (CSR), Implementasi CSR, Definisi Operasional dan Kerangka Pemikiran. BAB III: Metode Penelitian, Bab ini berisikan Jenis Penelitian, Lokasi (Objek) Penelitian, Data dan Cara Mendapatkan Data, Analisa Data. BAB IV: Hasil Penelitian, Bab ini berisikan Program CSR di PT Unilever Tbk, Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program CSR PT Unilever Tbk. BAB V: Kesimpulan dan Saran, Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisis dan saran-saran yang diharapkan dapat berguna dalam memajukan program CSR Indonesia 8