BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN. (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan mempunyai potensi energi air yang besar. Penggunaan PLTMh sebagai energi alternatif yang cost friendly,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

POLA PENGEMBANGAN ENERGI PERDESAAN DENGAN SWADAYA MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Salah satu paradigma pembangunan perdesaan yang bersifat bottom-up

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

PERANAN DAN TANTANGAN AKLI DALAM MENDORONG PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN RENEWABLE ENERGI DI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I. PENDAHULUAN. manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan air, maka bumi menjadi planet

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

ton gas karbondioksida per tahun karena pembangkit tidak menggunakan bahan bakar fosil (EPA, dalam makalah kolokium 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat sekarang. Baik di sektor rumah

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Banyak masyarakat yang sangat bergantung akan keberadaan energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia dalam bumi negara kita ini. Contohnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan akan energi listrik dalam jumlah yang cukup dan pada saat

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

BAB I 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. l.1 LATAR BELAKANG

Bab PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

REGULASI DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ENERGI DAN KESEJAHTERAAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

BAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi telah mencakup pada prinsip pengembangan usaha kepada

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil

PROWATER SEBAGAI SOLUSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK. Johny Ivan, ST. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

PENGARUH JUMLAH BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Beberapa Pertimbangan dalam Mengembangkan Energi Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan energi listrik oleh masyarakat dan. dunia industri tidak sebanding dengan peningkatan produksi listrik

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini dalam menunjang kemajuan masyarakat. Mudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia Water Learning Week

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran... 57

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mencukupi. Sebagai contoh adalah sering nya terjadi pemadaman pada listrik secara

1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kelayakan..., Arde NugrohoKristianto, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah pemadaman listrik secara bergilir yang masih saja kita rasakan di

I. PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi penting yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari,

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN

AKSES ENERGI DAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN DI DIY

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan peradaban manusia, tidak hanya berkaitan dengan masalahmasalah sosial ekonomi, politik, regulasi dan lingkungan, namun juga terkait dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi hingga saat ini, masih sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang berumur jutaan tahun yang lalu dan tak dapat diperbaharui, dan sebagian kecil saja yang berasal dari penggunaan sumber energi terbarukan. Energi fosil khususnya minyak bumi, merupakan sumber energi utama dan sumber devisa negara. Kenyataan menunjukkan bahwa cadangan energi fosil yang dimiliki Indonesia jumlahnya terbatas. Sementara itu, konsumsi energi terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dengan demikian sumber daya alam yang mampu menghasilkan energi semakin terkuras, karena sebagian besar sumber energi berasal dari sumberdaya yang tidak terbarukan, misalnya minyak bumi, gas dan batubara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2009) menyatakan bahwa konsumsi energi final (tanpa biomassa untuk rumah tangga) telah diperkirakan tumbuh mencapai angka rata rata 6,7 % per tahun dengan konsumen terbesar sektor industri 51,3%, transportasi 30,3%, rumah tangga 10,7% sektor komersial 4,6% dan sektor PKP 3,1%. 1

2 Cadangan energi Indonesia hanya dapat bertahan beberapa puluh tahun lagi. Jika tidak ada efisiensi maka cadangan tersebut akan lebih cepat habis. Sudah waktunya Indonesia tidak terlalu menggantungkan diri pada sumber energi tidak terbarukan dan mengembangkan energi alternatif yang dapat terbarukan jika tidak akan mengalami krisis energi di masa mendatang. Sumber sumber energi terbarukan seperti : angin, sinar matahari dan mikro hidro menawarkan alternatif energi yang jauh lebih bersih dan ramah lingkungan daripada energi fosil. Energi tersebut menghasilkan sedikit atau tidak sama sekali polutan atau gas-gas yang akan mengakibatkan efek rumah kaca dan energi tersebut tidak akan pernah habis. Untuk hal tersebut maka sudah saatnya mulai dikembangkan pembangkit energi listrik yang energinya berasal dari energi yang dapat tergantikan. Ada tiga kebutuhan dasar air bagi masyarakat yang harus dipenuhi yaitu : air untuk irigasi, pertanian, air bersih dan tenaga listrik. Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. Mulai dari peralatan dapur hingga mesin pabrik-pabrik besar bahkan pesawat terbang, semua memerlukan listrik. Umumnya listrik diperoleh dari mengubah energi kinetik melalui generator menjadi listrik. Energi kinetik untuk menggerakkan generator bisa diperoleh dari uap yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi fosil, seperti minyak, batubara dan gas atau bisa juga dari aliran air atau dari aliran udara. Intinya adalah energi listrik dihasilkan dari pengubahan sumber energi lain.

3 Air merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak ada habisnya. Secara konstan tersedia melalui siklus global, evaporasi dan pengembunan (presipitasi). Panas dari sinar matahari menyebabkan air danau dan air laut menguap, membentuk awan. Air kemudian jatuh kembali ke bumi melalui hujan dan mengalir ke sungai kemudian kembali ke laut. Aliran air dapat digunakan menggerakkan roda atau kincir yang digerakkan melalui proses mekanik, melalui turbin dan generator dan menghasilkan energi listrik dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Untuk pembangkit listrik tenaga air di Indonesia memang sudah memiliki seperti PLTA Asam-Asam, PLTA Jelok, PLTA Lamajan, PLTA Asahan dan lain lain. Masih banyak aliran air sungai yang belum termanfaatkan untuk pembangkit listrik terutama dalam menghasilkan kapasitas energi yang lebih kecil. Pemerintah memanfaatkan PLTA yang dikoordinir oleh Negara melalui PT.PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Keterbatasan yang dimiliki PLN belum dapat melayani distribusi listrik sampai ke desa-desa terpencil, cukup banyak desa-desa terpencil yang memiliki potensi sumber daya air yang dapat dikembangkan menjadi PLTA skala kecil. Terdapat lebih dari 14.198 jumlah desa yang masih belum memiliki akses listrik yang memadai. Pembangkit listrik berskala besar tidak sepenuhnya dapat menjawab pemenuhan kebutuhan energi. Selain itu, jalur distribusi kabel puluhan kilometer pada pembangkit listrik berskala besar kurang efektif dalam menjangkau daerah terpencil (Puslitbang PU, 2011).

4 Pemerintah Indonesia sebenarnya telah mendorong pembangunan listrik pedesaan yang dimulai di awal tahun 1970. Dari tahun 1994 sampai tahun 1998 pemerintah meluncurkan program penguatan listrik pedesaan dengan target 15.000 desa. PT.(PLN) pusat dalam mengimplementasikan program juga ada yang dalam sistem skala kecil seperti mikro hidro dan sistem tenaga surya. Tetapi krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun 1997 merubah target dan hanya 10% yang terealisasi (Nugroho, 2011). Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat menembus keterbatasan akses transportasi, teknologi hingga biaya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan pelayanan tenaga listrik kepada masyarakat dan dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan bagi masyarakat sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2005 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik pasal 2A yang berbunyi : Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyediakan dana pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik untuk membantu kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang, pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil, perbatasan antar negara dan pembangunan listrik perdesaan. Penanganan penyediaan dana pembangunan sarana kelistrikan dimaksudkan untuk meningkatkan elektrifikasi serta dalam rangka misi sosial untuk membantu kelompok masyarakat tidak mampu agar kelangsungan akses pelayanan kelistrikan dapat terjamin untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

5 Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berskala besar belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan listrik masyarakat terutama di daerah terpencil yang mempunyai keterbatasan akses transportasi, teknologi dan biaya contohnya pada Jorong Aia Angek Nagari Saniang Baka Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok dan Jorong Muaro Busuak Nagari Koto Hilalang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Bantuan pemerintah berupa penyedian dana pembangunan yang di dalamnya masyarakat diberi peluang atau kesempatan untuk ikut berpartisipasi mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan karena ketersediaan biaya pembangunan sangat terbatas. Kebijakan ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki akses untuk ikut terlibat, turut memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan mengelola hasil pembangunan sehingga masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan semata tetapi sudah menjadi subjek pembangunan. Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam memunculkan ide-ide dan inovasi-inovasi dalam menghadapi keterbatasan pembangunan yang disediakan oleh pemerintahan. Inisiasi, inovasi serta ikut berperan sertanya masyarakat dalam proses pembangunan diharapkan dapat menimbulkan rasa saling memiliki dan tanggung jawab diantara masyarakat dalam menjaga dan melestarikan setiap kegiatan pembangunan. Penggunaan PLTMH sebagai energi alternatif yang cost friendly, user friendly, environment friendly dan material friendly diharapkan menjadi solusi

6 atas kurangnya aksesibilitas masyarakat pedesaan terhadap sumber energi listrik terbarukan yang digunakan untuk penerangan rumah tangga atau industri rumah tangga yang pada akhirnya dapat membawa perubahan sosial dan kondisi ekonomi termasuk perubahan pola tingkah laku dan pola interaksi penduduk setempat. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pada dasarnya memanfaatkan energi potensial air (jatuhan air). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografts yang memungkinkan, tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) diyakini amat mampu mendukung percepatan dan pemerataan pembangunan. Tapi sayang, pada kenyataannya, pengelolaan PLTMH di pedesaan lebih banyak yang tidak beroperasi. Boleh dibilang proyek pembangkit ini lebih banyak yang gagal ketimbang yang sukses. Kegagaglan sebagian besar disebabkan kurang siapnya masyarakat dalam pengelolaan unit PLTMH yang mereka miliki. Untuk itu pada tahap awal masyarakat perlu diberdayakan dan diikutsertakan melalui modal sosial yang mereka miliki. Modal sosial adalah nilai budaya yang dianut oleh suatu komunitas. Hal ini disebabkan karena pada gilirannya, keberadaan pembangkit-pembangkit listrik ini dapat menjadi media bagi proses pembelajaran masyarakat lantaran mereka harus mengelola dan mengoperasikannya sendiri (Zulhal, 2010). Seringnya terjadi kegagalan dalam menempatkan suatu proyek di wilayah pedesaan karena masyarakat tidak dilibatkan sejak awal sehingga masyarakat

7 hanya sebagai penonton pelaksanaan program akibatnya pada diri mereka tidak timbul rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap keberadaan proyek tersebut. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat terkesan lepas tangan terhadap proyek yang dilakukan oleh pemerintah walaupun mereka sendiri yang menikmati hasil pembangunan karena mereka beranggapan bahwa proyek tersebut merupakan milik pemerintah sehingga mereka tidak perlu melakukan pemeliharaan dan perawatan. Di Kabupaten Solok baru terdapat 2 unit PLTMH yang dibangun melalui program PNPM-MPd, yaitu PLTMH Jorong Aia Angek Nagari Saniang Baka Kecamatan X Koto Singkarak yang dibangun pada tahun 2009 dan PLTMH Jorong Muaro Busuak Nagari Koto Hilalang Kecamatan Kubung. Pembangunan PLTMH ini sama-sama berasal dari iniasiasi masyarakat yang butuh akan listrik. Pembangunan PLTMH melalui program PNPM-MPd ini merupakan kegiatan pembangunan PLTMH yang melibatkan masyarakat dalam proses pembangunannya. Hal ini dikarenakan salah satu syarat kegiatan pembangunan yang didanai oleh PNPM-MPd adalah kegiatan pembangunan tersebut harus melibatkan masyarakat dalam proses pembangunannya. Berdasarkan hal di atas, perlu untuk dilakukan penelitian terhadap fenomena tersebut. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan kepada pemerintah sebagai perencana pembangunan tentang tingkat partisipasi masyarakat untuk mendukung pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) serta menambah wawasan dan keilmuan tentang masalah yang ditemukan di lapangan.

8 1.2. Rumusan Permasalahan Dilihat dari latar belakang di atas timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat keberhasilan pembangunan PLTMH di Jorong Aia Angek Nagari Saniang Baka Kecamatan X Koto Singkarak dan di Jorong Muaro Busuak Nagari Koto Hilalang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok? 2. Sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan PLTMH di kedua lokasi tersebut? 3. Sejauh mana keterkaitan tingkat keberhasilan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan PLTMH di kedua lokasi tersebut? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Mengidentifikasi tingkat keberhasilan pembangunan PLTMH di Jorong Aia Angek Nagari Saniang Baka Kecamatan X Koto Singkarak dan di Jorong Muaro Busuak Nagari Koto Hilalang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. 2. Untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan PLTMH di kedua lokasi tersebut. 3. Mengukur keterkaitan antara tingkat keberhasilan pembangunan PLTMH dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan PLTMH di kedua lokasi tersebut.

9 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian mengenai partisipasi masyarakat dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dilakukan agar didapat manfaat yang dapat dipetik baik oleh masyarakat, pemerintah maupun untuk pengembangan ilmu. Manfaat tersebut diantaranya adalah : a. Manfaat penelitian ini diharapkan bagi masyarakat dapat dipakai untuk membantu menggembangkan cara pandang, kemampuan, kepercayaan diri serta komitmen masyarakat untuk ikut berperan serta dalam proses pembangunan. Selain itu usulan yang diberikan agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok lain guna meningkatkan partisipasi masyarakat. b. Bagi pemerintah, dengan mengetahui keinginan-keinginan masyarakat yang ditunjukkan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang terjadi maka pemerintah diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai apa yang harus dilakukan guna meningkatkan partisipasi masyarakat. c. Bagi pengembangan ilmu akan memberikan wawasan baru mengenai keberhasilan pembangunan PLTMH dan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan PLTMH. 1.5. Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan mengenai pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH), adalah sebagai terlihat pada Tabel 1.1. Penelitan terdahulu tentang PLTMH sebagian besar membahas tentang identifikasi lokasi yang bisa dimanfaatkan untuk PLTMH, evaluasi pada

10 pelaksanaan pembangunan PLTMH, analisis finansial dan penelitian tentang pengembangan pengelolaan mikro hidro berbasis masyarakat. Penelitian ini secara khusus yang membedakan dengan penelitian terdahulu adalah tentang partisipasi masyarakat dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan hasil dari pembangunan PLTMH di kedua lokasi tersebut.

Tabel 1.1. Penelitian-Penelitian Terdahulu No. Nama Judul Penelitian Metode Hasil 1. Erna Safitri Purwaningtyes / 2008 2. Dwi Lestari Novianti / 2008 Studi Gender Penelitian ini Hampir semua rumah tangga penerima program PLTMH adalah dalam Program menggunakan mereka yang tergolong rumah tangga miskin. Kelembagaan Koperasi PLTMH bagi metode kuantitatif Mekarsari melibatkan perempuan sebagai pengurus harian. Pada Rumah Tangga di dukung data kebutuhan praktis, anggota rumahtangga miskin terbantu dengan Miskin kualitatif. adanya pemasangan listrik, Bantuan beasiswa pun dapat membantu orang tua yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan peralatan sekolah anaknya. Dalam penelitian ini terlihat bahwa Program PLTMH tampaknya telah memasuki area pemberdayaan pada tingkat akses terhadap sumberdaya program, tingkat kontrol serta partisipasi. Dalam konteks pemberdayaan level isu-isu perempuan, pembangunan PLTMH termasuk pada level negatif, dalam arti Program PLTMH dalam perencanaannya tidak secara eksplisit mengakui adanya isu-isu perempuan. Evaluasi pada Menggunakan Dampak Pembangunan PLTMH Wangan Aji terjadi pada komponen pembangunan Metode Kualitatif ekonomi, sosial, budaya, dan kesehatan yang meliputi : perubahan tingkat PLTMH Wangan ekonomi lebih baik, pendidikan murah dan peningkatan kesadaran Aji di Kabupaten masyarakat akan usaha usaha pelestarian alam. Wonosobo 11