BAB III PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN MUD}A>RABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BALAI USAHA MANDIRI TERPADU (BMT) KUBE SEJAHTERA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

I. PENDAHULUAN A. Sejarah

BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB III. 1. Sejarah Berdirinya BMT Amanah Insani Surabaya. para pendiri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para pengusaha

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam

BAB III LAPORAN ARUS KAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR. dan mendapat pengesahan dari Bupati Lamongan. Ruang lingkup kegiatan

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

POLA KEBIJAKAN TAHUN 2012

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III PROFIL DAN PRODUK-PRODUK BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya BMT ANKASA Kabupaten Pekalongan 1

FORMULIR PERMOHONAN PINJAMAN SIMPAN PINJAM GERDU TASKIN UPK SEJAHTERA KELURAHAN RAMPAL CELAKET KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG POKMAS

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembiayaan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada zaman

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

Persetujuan Pengajuan. Pembiayaan. Proses Pencairan. Pembiayaan. Pemantauan dan Pengawasan Penggunaan Dana

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2012 T E N TA N G

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. bentuk Baitul ma>l wat tamwil (BMT), pada tanggal 31 Mei 2008 BMT Serba

BAB III APLIKASI PENENTUAN MARGIN PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BEN IMAN LAMONGAN

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT DI KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar

BAB III IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD{A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD BAI BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BMT AL-FATAA ULUJAMI, PEMALANG

TRANSKIP WAWANCARA. : AVI (Nama tidak dipublikasikan) Kode Wawancara : WA/2/26-Maret/2016 Hari/Tgl : Sabtu, 26 Maret 2016 Lokasi Wawancara : Rumah

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

LAMPIRAN 1 TAMPILAN LAYAR YANG DIHASILKAN

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan koperasi atau Lembaga Keuangan (LKM) yang dikenal dengan nama

Kuisioner Pengendalian Internal Terhadap Musyarakah

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 35 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AL FATH PESAGEN GUNUNGWUNGKAL PATI

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Persyaratan dalam Mengadakan Akad Murabahah di BMT-UMY

KEPUTUSAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) "PODHO JOYO" DESA SUKOREJO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK NOMOR : 01/KEP/BUMDesa-PJ/2015 TENTANG

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Gambaran Umum KJKS BMT Tapin Tengah Sejahtera Unit-064

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PERAN KOSPIN JASA SYARIAH CABANG PEMALANG DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL (UMK) MELALUI

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

a) Menambah jumlah anggota atau nasabah b) Meningkatkan mutu pelayanan kepada anggota c) Meningkatkan pendapatan

BAB III SYARI AH CABANG SEMARANG. A. Profil Bank BNI Syari ah Cabang Semarang. 1. Sejarah Singkat BNI Syari ah Cabang Semarang

Bab Delapan Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pembiayaan Pensiunan pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PENGUATAN PEMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL POLA BERGULIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) berdiri tanggal 11

Transkripsi:

BAB III PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN MUD}A>RABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BALAI USAHA MANDIRI TERPADU (BMT) KUBE SEJAHTERA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya BMT KUBE Sejahtera Krian Sidoarjo Lembaga Keuangan Mikro Balai Usaha Mandiri Terpadu (LKM BMT) yaitu sebuah wadah anggota Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KUBE FM) yang didirikan oleh anggota KUBE itu sendiri dan tokoh masyarakat setempat berlandaskan keswadayaan dan kemandirian, dengan kegiatan mengelola Simpan Pinjam (SP), Iuaran Kesetiakawanan Sosial (IKS), ZIS dan aktifitas lainnya secara professional untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi produktif (UEP) dan sosial untuk mencapai kesejahteraan hidup keluarganya. Karena kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Data BPS 2003 menunjukkan, jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 38,39 juta (18%) dan 16,5 juta (43 %)nya tergolong fakir miskin. Untuk itu, perlu adanya program yang efektif, efisien, terencana, terarah, terpadu dan berorientasi pada kemandirian dan berkelanjutan. 38

39 Akhirnya Direktorat Bantuan Sosial Fakir Miskin (BSFM) Ditjen Banjamsos Departemen Sosial RI pada tahun anggaran 2004 bekerja sama dengan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) mengembangkan pola terpadu KUBE yang diintegrasikan dengan pengembangan LKM BMT yang mandiri, mengakar di masyarakat dan berkelanjutan. Salah satunya yaitu berdirinya BMT Kube Sejahtera pada bulan Oktober 2004 dan mulai beroperasi pada bulan Februari 2005. 1 2. Letak Geografis Pada penelitian ini penulis berlokasi di Balai Usaha Mandiri Terpadu (BMT) Kube Sejahtera, yang bertempat di Desa Tropodo Rt. 06 / Rw. 04 Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo. Adapun luas bangunan lokasi penelitian yakni 4 x 10 m 2. 2 1 Dokumentasi BMT KUBE Sejahtera Krian Sidoarjo 2 Hasil wawancara dengan Bapak Oesman Hidayat (Manajer BMT KUBE Sejahtera) tanggal 7 Januari 2009 pukul 10.00 WIB.

40 3. Struktur Organisasi BMT Kube Sejahtera 3 RAPAT ANGGOTA DEPSOS SEBAGAI PEMBINA PENGURUS KETUA, SEKRETARIS, BENDAHARA PINBUK SEBAGAI PENDAMPING MANAJER KASIR BAGIAN PEMASARAN BAGIAN PEMBUKUAN BAGIAN PEMBIAYAAN Job description pengurus BMT KUBE Sejahtera. a. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan lembaga tertinggi dalam koperasi. Rapat anggota ini memiliki wewenang untuk memutuskan hal-hal yang bersifat prinsip dan teknis, antara lain berhak merubah anggaran dasar dan menetapkan susunan pengurus, pengawas, dan lain-lain. 3 Dokumentasi BMT KUBE Sejahtera Krian Sidoarjo

41 b. Depsos (Departemen Sosial) Depsos ini sebagai pembina dan memantau perkembangan BMT sehingga sesuai dengan tujuan lembaga. c. PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) PINBUK merupakan lembaga swadaya masyarakat yang menangani pemberdayaan, pengembangan lembaga keuangan mikro, pelatihan dan konsultasi UKM dan LKM, pendampingan kemitraan dimana PINBUK berfungsi sebagai fasilitator seluruh potensi masyarakat. d. Pengurus Pengurus terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara akan mengarahkan kebijakan-kebijakan BMT. e. Manajer Manajer diangkat atau diberhentikan pengurus. Tugas utama manajer adalah menjalankan usaha BMT sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan pengurus untuk memberi pelayanan kepada anggota maupun non anggota dan mencapai target surplus yang diharapkan. Selain manajer mengkoordinir dan mengorganisir serta mengarahkan para karyawan untuk bekerja sesuai dengan ketentuan dan tata tertib yang berlaku. Manajer berhak mengelola semua usaha yang dimandatkan kepadanya dan berhak mengangkat dan memberhentikan karyawan serta staf manajer. 1). Manajer Pemasaran.

42 Manajer pemasaran mempunyai wewenang sebagai pencari nasabah dengan cara memperkenalkan produk-produk yang disediakan BMT untuk anggota pada khususnya dan untuk masyarakat pada umumnya. Supaya masyarakat dapat mengenal sistem perbankan dengan menggunakan prinsip syariah. 2). Manajer Pembukuan. Manajer pembukuan berwenang menangani administrasi keuangan, menghitung bagi hasil serta menyusun laporan keuangan. Tugasnya berupa : a) Mengerjakan jurnal. b) Melakukan perhitungan bagi hasil penabung dan peminjam. c) Menyusun laporan keuangan secara periodik. 3). Manajer pembiayaan. Manajer pembiayaan berwenang melaksanakan kegiatan pelayanan kepada peminjam serta melakukan pembinaan agar kredit tidak macet. Tugasnya meliputi : a) Menyusun rencana pembiayaan. b) Menerima aplikasi permohonan pembiayaan. c) Melakukan analisis pembiayaan. d) Mengajukan persetujuan kredit kepada manajer / komite. e) Melakukan administrasi pembiayaan. f) Melakukan pembinaan nasabah.

43 g) Membuat laporan perkembangan pembiayaan. f. Kasir Kasir memberikan pelayanan kepada nasabah terutama penabung, yang berkaitan dengan aktivitas transaksi keuangan intern maupun ekstern BMT sehari-hari. 4. Visi dan Misi a. Visi Menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat, kuat dan terpercaya dalam melayani usaha anggota dan masyarakat sekitar menuju kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera material dan spiritual. b. Misi Menumbuhkembangkan pengusaha mikro/ kecil agar tangguh dan professional dalam tekad mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.

44 5. Tujuan Berdirinya BMT KUBE Sejahtera Untuk menunjang peningkatan kesejahteraan umat Islam yang terhindar dari praktek riba, maka didirikanlah lembaga keuangan yang menjalankan prinsip syariah Islam. Adapun tujuan didirikannya BMT KUBE Sejahtera adalah: a. Menumbuhkan etos kewirausahaan dan usaha mikro masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga fakir miskin dalam rangka mengatasi masalah kemiskinan. b. Menumbuhkembangkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebagai wadah pengembangan sosial ekonomi masyarakat miskin. c. Menumbuhkembangkan kelembagaan LKM BMT yang didirikan, dimiliki, dikelola oleh KUBE dan tokoh masyarakat setempat sebagai lembaga mengelola dan mengembangkan program secara mandiri berkelanjutan. d. Sebagai wadah pengembangan modal usaha KUBE secara berkelanjutan. e. Sebagai pelaksana teknis pendampingan usaha dan pembinaan sosial ekonomi KUBE pasca program. f. Sebagai sarana dalam mensinergikan kelompok masyarakat miskin sasaran dengan kelompok masyarakat berada dan tokoh masyarakat. g. Sebagai wadah pengembangan jaringan kerja dan kemitraan usaha KUBE.

45 h. Sebagai wadah Depsos dalam memantau perkembangan KUBE pasca program dan wadah bagi program pengembangan dan penguatan KUBE selanjutnya. 6. Produk-produk yang ada di BMT Kube Sejahtera Dalam mencari dan mengembangkan dana yang dikelola, BMT mempunyai beberapa produk yang ditawarkan sebagai berikut: a. Produk Simpanan/ Tabungan 1) Tabungan Berjangka (TAJAKA) Yakni simpanan yang hanya dapat diambil secara jangka waktu yang disepakati: 3, 6 atau 12 bulan. 2) Tabungan Idul Fitri (TADURI) Yakni simpanan yang diniatkan untuk memenuhi kebutuhan Idul Fitri dan dapat diambil menjelang Idul Fitri. 3) Tabungan Pendidikan Anak (TADIKA) Yakni simpanan untuk persiapan kebutuhan biaya pendidikan anak. Pengambilannya menjelang digunakan, biasanya awal tahun ajaran baru. 4) Tabungan Mandiri Sejahtera (TAMARA) Yakni tabungan biasa yang dapat diambil setiap waktu.

46 b. Produk Pembiayaan 1) Pembiayaan total bagi hasil (mud}a>rabah), yakni pembiayaan untuk kegiatan usaha produktif anggota yang keseluruhan modalnya dibiayai BMT, ditentukan bagi hasil dengan porsi sesuai kesepakatan. 2) Pembiayaan bersama bagi hasil (musya>rakah), yakni pembiayaan usaha produktif anggota yang modalnya dibiayai bersama antara BMT dan anggota dengan porsi modal dan bagi hasil sesuai kesepakatan. 3) Pembelian barang bayar jatuh tempo (mur>abah}ah), yakni anggota perlu sarana usaha atau suatu barang namun belum ada uang. BMT membelikan dan menjualnya kepada anggota tersebut dengan harga dan pembayaran jatuh tempo yang disepakati. 4) Pembelian barang bayar angsuran (bai' bis aman 'ajil), yakni pembiayaan bagi anggota yang membutuhkan sarana usaha atau suatu barang, BMT membelikan dan menjualnya kepada yang bersangkutan dengan harga dan angsuran yang disepakati. 4 4 Hasil wawancara dengan Bapak Oesman Hidayat (Manajer BMT KUBE Sejahtera) tanggal 10 Desember 2008 pukul 11.00 WIB

47 B. Pelaksanaan Akad Pembiayaan Mud}a>rabah Dengan Sistem Kelompok di BMT KUBE Sejahtera 1. Pengertian dan Karakteristik Pembiayaan Mud}a>rabah Dengan Sistem Kelompok Pembiayaan mud}a>rabah dengan sistem kelompok adalah pembiayaan untuk kegiatan usaha produktif anggota dimana sebelum calon debitur mengajukan pembiayaan, calon debitur terlebih dahulu membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari 6 sampai 18 orang setiap kelompoknya, yang keseluruhan modalnya nantinya akan diberikan bagi hasil dengan porsi sesuai kesepakatan. Adapun pembiayaan mud}a>rabah dengan sistem kelompok di BMT KUBE Sejahtera mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Calon debitur harus mempunyai usaha atau sumber pengembalian yang pasti, jelas dan meyakinkan. b. Usaha calon debitur harus benar-benar nyata dan milik sendiri serta sudah terlihat perkembangan serta prospek usahanya. c. Sebelum mengajukan pembiayaan, calon debitur terlebih dahulu membentuk sebuah kelompok.

48 2. Mekanisme Pembiayaan Mud}a>rabah Dengan Sistem Kelompok a. Prosedur Permohonan Pembiayaan Mud}a>rabah Penyaluran dana (pembiayaan) merupakan cara kedua setelah pengumpulan dana yang dilakukan oleh BMT sebagai lembaga intermediasi antara yang menyediakan dana (s}ah}ibul ma>l) dan yang menggunakan dana (mud}a>rib), BMT bisa membantu kepada nasabah dengan meminjami dana untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu. Dalam penyaluran dana tersebut, BMT yang berprinsip syariah tersebut memberikan dana kepada nasabah yang membutuhkan untuk melakukan usaha perdagangan yang dikenal dengan bai' mud}a>rabah. Dalam pembiayaan ini, BMT (s}a>h}ibul ma>l) memberikan dana 100% kepada nasabah (mud}a>rib) yang digunakan untuk usaha yang produktif. Sedangkan jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan s}a>h}ibul ma>l dengan mud}a>rib. Dalam pembiayaan mud}a>rabah, mud}a>rib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syariah, dan BMT tidak ikut serta dalam management usaha tersebut tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mud}a>rabah tidak ada jaminan, namun agar mud}a>rib tidak melakukan penyimpangan BMT dapat meminta jaminan dari mud}a>rib atau pihak ketiga.

49 Pada pembiayaan mud}a>rabah dengan sistem kelompok (tanggung renteng) ini, yang menjamin adalah seluruh anggota kelompok (KUBE). Jadi apabila dari salah satu anggota ada yang menunggak, menghindar/ melarikan diri dari tanggung jawab maka tunggakan ditanggung oleh anggota yang lain secara merata. Dan ketua KUBE bertanggung jawab secara penuh atas kelancaran penyetoran angsuran pembiayaan atas dasar tanggung renteng tersebut paling lambat sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati dengan BMT. Itulah keuntungan dari pembiayaan mud}a>rabah dengan sistem kelompok, jika salah satu anggota ada yang lari dari tanggung jawab maka akan ditanggung bersama oleh semua anggota kelompoknya. Sedangkan kerugian dari pembiayaan mud}a>rabah dengan sistem kelompok ini adalah selama seluruh anggota kelompok masih menanggung pembiayaan dari salah satu anggotanya yang tidak bisa mengangsur tersebut, anggota yang lain tidak boleh mengambil pembiayaan sebelum lunas pembiayaan yang ditanggungnya tadi. Dengan demikian anggota yang lain merasa dirugikan. Langkah ini diambil oleh BMT Kube Sejahtera karena BMT tidak mau menanggung resiko kerugian akibat anggota yang belum melunasi pembiayaannya dan BMT ingin menerapkan sistem kelompok yang bertanggung jawab terhadap pembiayaan yang diambil oleh anggotanya. ALUR PEMBIAYAAN UEP KUBE Anggota KUBE Mengisi Form Rencana Usaha Didiskusikan dalam KUBE Tidak layak Pendamping menganalisa

50 Keterangan: 1) Anggota KUBE yang ingin mengajukan UEP harus mengisi form rencana usaha yang telah disediakan oleh BMT. 2) Setelah form rencana usaha diisi maka selanjutnya akan didiskusikan di dalam KUBE antara pengelola atau pengurus KUBE. 3) Setelah form rencana usaha didiskusikan maka pendamping akan menganalisa kelayakan usaha. Jika setelah dianalisa dan ternyata pengajuan pembiayaan UEP itu tidak layak maka form rencana usaha akan dikembalikan kepada anggota KUBE. Tetapi jika hasil analisa menyatakan bahwa pengajuan pembiayaan UEP layak untuk diberikan maka form akan diserahkan pada pihak KUBE.

51 4) Form rencana usaha yang telah dinyatakan layak maka form itu akan direkap dan ditandatangani oleh ketua KUBE dan pendamping sebagai bentuk persetujuan. 5) Setelah form ditandatangani oleh ketua KUBE dan pendamping maka form akan diserahkan ke Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang selanjutnya akan mengatur proses pencarian (kerja sama dengan Bank). 6) Setelah terjadi kesepakatan antara LKM dan Bank maka akan terjadi hubungan timbal balik kerja sama LKM dan Bank terkait proses pembiayaan UEP yang telah disetujui. 7) Form yang sudah direkap ditandatangani ketua KUBE dan pendamping yang diserahkan kepada LKM juga akan diberikan (diterima) pada pendamping yang selanjutnya pendamping menerima, membukukan dan mendistribusikan kepada anggota pada saat rumpun. Sejak saat itulah terjadi hubungan (kerja sama) antara anggota dengan BMT Kube terkait pembiayaan UEP. b. Syarat-Syarat Pembiayaan Mud}a>rabah Dengan Sistem Kelompok 1) Mengisi formulir atau blangko permohonan pembiayaan. 2) Calon debitur harus mempunyai usaha atau sumber pengembalian yang pasti, jelas dan meyakinkan. 3) Menyerahkan foto copy KTP suami dan istri yang masih berlaku. 4) Menyerahkan foto copy kartu keluarga.

52 5) Menyerahkan foto copy surat nikah. c. Tujuan pembiayaan mud}a>rabah dengan sistem kelompok Adapun tujuan mengajukan pembiayaan mud}a>rabah adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengembangkan usahanya, seperti dagang sayur, warung dan lain-lain. 2) Bertekad merubah cara hidup untuk keluar dari kemiskinan. 3) Untuk memperbaiki niat berusaha, bahwa ia berusaha bukan sematamata mencari untung, akan tetapi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. 4) Untuk meningkatkan kedisiplinan dalam segala hal termasuk disiplin dalam mewujudkan usaha sesuai dengan ikrar dan niatnya. 5) Untuk menjalin persahabatan sesama pengusaha kecil dan bersamasama mengembangkan usaha. 5 5 ibid

53 ALUR PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN UEP KUBE Anggota KUBE saat rumpun Menyerahkan angsuran pokok, tabungan, hasil, IKS kepada Ketua & Bendahara KUBE Dicatat dan dibukukan dalam kartu yang disiapkan pendamping Cross cek Pendamping menerima dan mencocokkan saat rumpun Dimasukkan dalam kartu angsuran dan kartu simpanan anggota KUBE Masuk ke rekening KUBE di LKM Masuk ke rekening LKM di Bank Keterangan: a. Pengajuan UEP yang sudah disetujui tetapi anggota mau mengembalikan pembiayaan UEP maka dapat dilakukan anggota KUBE saat Rumpun b. Anggota akan menyerahkan angsuran pokok, tabungan, hasil LKS kepada ketua dan bendahara KUBE

54 c. Penyerahan tersebut akan dicatat dan dibukukan dalam kartu yang disiapkan pendamping d. Setelah disetujui maka pendamping akan menerima dan mencocokkan data tersebut pada saat Rumpun dengan melakukan cross cek kepada anggota KUBE pada saat Rumpun e. Dari pendamping maka kartu itu akan dimasukkan dalam kartu angsuran dan kartu simpanan anggota KUBE f. Selanjutnya dana akan masuk ke rekening KUBE di LKM g. Dari rekening KUBE di LKM akan ditransfer masuk ke rekening LKM di Bank 3. Tata Cara Akad Mud}a>rabah itu terjadi bila terdapat ijab qabul yang dilakukan oleh pihak yang memiliki keahlian, yaitu antara pihak pemberi modal atau kuasanya dan pihak yang akan menjalankan usaha atau kuasanya. Tidak ada suatu ketentuan tentang apa lafaz yang harus diucapkan dalam ijab qabul itu. Yang penting dalam pelaksanaan ijab qabul bukanlah "bentuk lafaz ", tetapi adanya bentuk persetujuan kedua belah pihak untuk melakukan kerjasama dalam bentuk mud}a>rabah. Adapun tata cara akad dalam pembiayaan mud}a>rabah di BMT Kube Sejahtera adalah sebagai berikut:

55 a. Cara melakukan ijab qabul Ijab qabul perlu diungkapkan secara jelas dalam transaksi yang mengikat kedua belah pihak seperti halnya dalam pembiayaan mud}a>rabah. Dalam melakukan ijab qabul pada transaksi pembiayaan mud}a>rabah tersebut dilakukan secara lisan bahwa calon debitur ingin mengajukan pembiayaan kepada BMT. Jika BMT menyetujui berarti telah terjadi ijab qabul antara calon debitur dan BMT. Ijab qabul dinilai tidak ada bila sekiranya pihak-pihak atau salah satu pihak yang melakukan ijab qabul belum mukallaf atau ijab qabul itu dilakukan oleh orang lain yang bukan dikuasakan untuk itu oleh salah satu pihak yang melakukan mud}a>rabah. Karena akad atau ijab qabul itu mencerminkan kerelaan untuk bekerja sama, maka tidak boleh pula salah satu pihak dari orang yang melakukan akad itu dalam keadaan terpaksa. b. Waktu pelaksanaan ijab qabul Pada pembiayaan mud}a>rabah ini waktu pelaksanaan ijab qabul dilakukan seketika dalam satu majelis ketika terjadinya akad. Kedua belah pihak, yaitu pihak pertama dalam hal ini s}a>h}ibul ma>l dan pihak kedua mud}a>rib hadir dan membuat perjanjian / kesepakatan pada waktu dan tempat yang sama.

56 c. Bentuk perjanjian pembiayaan mud}a>rabah Perjanjian yang dilakukan dalam pembiayaan mud}a>rabah di BMT Kube Sejahtera adalah tentang porsi bagi hasil keuntungan. Dalam hal ini telah ditentukan oleh pihak BMT dengan perbandingan tertentu antara mud}a>rib dengan pihak BMT dalam prosentase. Perjanjian tersebut di atas bersifat pernyataan tertulis, bukan dengan ucapan. Calon debitur tinggal mengisi dan menandatangi surat perjanjian yang telah disediakan oleh BMT. d. Batasan waktu pemberian pembiayaan mud}a>rabah Batasan waktu pemberian pembiayaan mud}a>rabah adalah jangka waktu angsuran berkala oleh mud}a>rib terhadap pinjaman yang telah dilakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa antara jumlah pinjaman, cara pembayaran angsuran dan batas waktu pengembaliannya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam pembiayaan mud}a>rabah ini jangka waktu yang diberikan BMT maksimal adalah dua tahun dan minimal satu tahun. 6 Nama-nama kelompok yang malakukan pembiayaan mudarabah di BMT KUBE sejahtera 1) Pedukuhan Klagen Rumpun 1: Kelompok Kemuning 7 orang 6 Hasil wawancara dengan Bapak Oesman Hidayat (Manajer BMT KUBE Sejahtera), tanggal 10 Desember 2008, pukul 11.00 WIB

57 Kelompok Anggrek Kelompok Kenanga 10 orang 10 orang Rumpun 2: Kelompok Strawbery 12 orang Kelompok Barokah Kelompok Cempaka 11 orang 8 orang Rumpun 8: Kelompok Melati 8 orang Kelompok Kamboja 10 orang 2) Desa Tropodo: Rumpun 3: kelompok Anggur 18 orang Kelompok Jeruk Kelompok Mangga Kelompok Durian 18 orang 18 orang 18 orang 3) Desa Balai Panjang: Rumpun 4: kelompok Mawar 7 orang Kelompok Bekisar Kelompok Delima Kelompok Jujur Makmur Kelompok Sekar Wangi Kelompok Sumber Rejeki 8 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 4) Desa Arang-Arang: Rumpun 5: kelompok Jingga 6 orang Kelompok Flamboyan 9 orang

58 5) Desa Sidomulyo: Rumpun 9: kelompok Mar atus Sholihah 12 orang Kelompok Khoirun Nisa 12 orang