ETHANOL D Jurusan Teknik Kimia. Abstrak. cukup tinggi tersebut, memproduksi etanol. sebagai. fermentasi sebesar 3,21%.

dokumen-dokumen yang mirip
LIMBAH. Veteran Jatim A Abstrak. sebagai. hidrolisa yang. menggunakan khamir. kurun waktu. beberapa tahun hingga lain seperti pembuatan

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

LOGO. Oleh : Nurlaili Humaidah ( ) Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Tri Widjaja M.Eng Dr.Ir. Tontowi Ismail, MS.

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PEMBUATAN ETANOL DARI BUAH MENGKUDU

Disusun Oleh : Sulfahri ( ) Desen Pembimbing Ir. Sri Nurhatika, MP. Tutik Nurhidayati, S.Si.M.Si.

BIOETANOL DARI BONGGOL POHON PISANG BIOETHANOL FROM BANANA TREE WASTE

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI BUAH NANGKA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF SKRIPSI

LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR

APLIKASI ASAM LAKTAT DARI LIMBAH KUBIS UNTUK MENINGKATKAN UMUR SIMPAN TAHU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BARAS (AIR LERI) SKRIPSI. Disusun Oleh : TOMMY

Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengadaan Alat dan Bahan a. Pengadaan alat b. Pengadaan tetes tebu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE TERHADAP TINGKAT PRODUKSI BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU TETES TEBU

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ETANOL DARI MOLASES DENGAN TEKNIK IMMOBILISASI DI BIOREAKTOR PACKED BED

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

3. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KADAR BIOETANOL DAN GLUKOSA PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI. Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Saccharomyces cerevisiae PADA FERMENTASI ETANOL LIMBAH KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca cv.raja)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

Effect of ammonium concentration on alcoholic fermentation kinetics by wine yeasts for high sugar content

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH COKELAT SEBAGAI BIOETHANOL SKRIPSI

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH COKELAT SEBAGAI BIOETHANOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN TETES TEBU (MOLASES) DAN UREA SEBAGAI SUMBER KARBON DAN NITROGEN DALAM PRODUKSI ALGINAT YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

BAB III METODE PENELITIAN

BIOETANOL DARI LIGNOSELULOSA: POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH PADAT DARI INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT NANAS

Jurnal Atomik., 2016, 01 (2) hal 65-70

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

Pembuatan Etanol dari Molase Secara Fermentasi Menggunakan Sel Saccharomyces cerevisiae yang Terimobilisasi pada Kalsium Alginat

FERMENTASI NIRA SORGUM MENJADI BIOETANOL DALAM FERMENTOR BIOFLO 2000 MENGGUNAKAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

PRODUKSI BIOMASSA PROBIOTIK KHAMIR DALAM MEDIA EKSTRAK UBI JALAR DALAM SKALA FERMENTOR 18L

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Analisis Awal Bahan Baku Pembuatan Pupuk Organik Cair

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketela pohon merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Surabaya, Juni 0 PROSES PENGOLAHAN LIMBAH TETES TEBU MENJADI ETHANOL Lucky Indrati Utami, Erwan Adi S., Meida Simatupang Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur Abstrak Molasses atau tetes merupakan limbah pabrik gula pasir yang tidak dapat lagi dikristalkan dan masih mengandung gula total yang masih tinggi yaitu ± %. Dengan adanya Kandungann gula total yang cukup tinggi tersebut, sangat mungkin untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi etanol. Cara untuk memproduksi etanol dari molasses adalah dengan fermentasi menggunakan bantuan mikroorganisme sebagai khamir. Penelitian yang dilakukan inii menggunakan bahan baku molasses, dimana sebelum digunakan molasses diphosphotasi terlebih dahulu. Selanjutnya dibuat media fermentasi dari larutan molasses tersebut sesuai dengan variabel kadar gula total, antara lain : %; 8%; 0%;% %. Kemudian dimokulasikan dengann Saccharomyces Cerevuisiae. Percobaan diamati setiap hari selama hari. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Variasi kadar gula dalam bahan molasses sangat mempengaruhi produksi etanol, dimana kadar gula total yang baik untuk fermentasi etanol adalah 0%. Kondisi terbaik yang dicapaii adalah padaa penggunaan molasses dengan kadar gula total 0% dan waktu fermentasi hari, dimanaa kadar etanol yang dihasilkan sebesar,% dan kadar gula total sisa fermentasi sebesar,%.. PENDAHULUANN Saat ini kebutuhan etanol didunia semakin bertambah. Selain berfungsi sebagai bahan pelarut organik, bahan baku produksi industri kimia, bahan industri kosmetik, dan bahan industri minuman, sekarang juga tengah digalakkan penggunaann etanol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor pengganti minyak bumi (bio-premium atau bio-etanol). (Agus Krisno, 00). Hal ini memicu makin berkembangnya jumlah produksi etanol diseluruh dunia. (Sentra Teknologi Polimer-BIOETANO, 00) Secara umumm etanol dapat dibuat dari berbagai bahan hasil pertanian, dimana salah satunya dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung turunan gula contohnya : molasses (tetes). Dan untuk menghasilkan etanol dari bahan tersebut dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan yeast Saccharomyces Cerevisiae (Agus Krisno, 00) Proses pembuatan etanol dari molasses lebih mudah dan ekonomis dibanding dengan proses pembuatan etanol dari karbohidrat (contohnya jagung) dan dari sellulosa (conthnya kayu). Selain itu, tanamann tebu juga banyak ditanami di Indonesia dan dari segi ekonomi termasuk bahan sangat murah (Sentra Teknologi Polimer-BIOETANOL, 00) Molasses merupakan limbah pabrik gula pasir yang tidak lagi dapat dikristalkan, dimana molasses masih mempunyai kadar gula yang tinggi yaitu ± % (I Erlies Sartini, 00) Limbah yang identik dengan koor, mencemari, dan tak berharga, tidak berlaku pada molasses ini karena molasses diperebutkan berbagai industri. (Trubus, 00) Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh kadar gula bahan dan waktu yang diperlukan untuk memproduksi etanol Mencari kondisi terbaik yang dapat menghasilkan etanol paling banyak dengann bahan baku molasses (tetes tebu). PROSEDUR Penelitian yang dilakukan menggunakan bahan baku residu molasses (tetes tebu) dari pabrik gula. Kondisii yang di tetapkan dalam penelitian ini adalah : Volume molasses = liter, Suhu optimum fermentasi = 0 0 C, ph proses fermentasi =,,Starter = 0%,Suspensi spora Saccharomyces Cerevistaee. sedangkan D.0-

Surabaya, Juni 0 variable yang digunakan adalah : Kadar gula dalam molasses = %, 8%, 0%, %, % dan Waktu fermentasi = ; ; ; ; ; ; hari. Skema Proses Penelitian kadar gula awal MOLASSE S BIAKAN KULTUR MURNI PENGEMBAN GAN KULTUR PENGEMBAN GAN KULTUR kadar gula RICH MEDIUM RICH MEDIUM STARTER STARTER STARTER Kurva Pertumbuha n Sel kering kadar etanol kadar gula sisa Gambar Skema Proses Penelitian. METODE PENELITIAN. Persiapan Bahan Baku Mentukan kadar gula total dari bahan baku molasses awal kemudian Encerkan dengan aquadest sesuai dengan Variasii penelitian. Molasses diphosphatasi dengann menambahkan asam phosphate % D.0-

Surabaya, Juni 0 volume dan NaOH 0% hingga ph,. Kemudian Panaskan hingga suhu 0 0 C selama 0 menit, lalu didinginkan dan Ambil filtrat yang terbentuk untuk digunakan dalam fermentasi dan pembuatan starter. Pembuatan Starter Untuk Fermentasi Bahan-bahann yang terdiri dari :, gr KH PO : 0, gr (NH ) SO 0, gr MgSO H O dan 0, gr yeast ekstrak dilarutkan dalam Erlenmeyer dengann filtrate molasses yang telah diencerkan dan diphosphatasi (kadar gula sesuai sesuai varaibel) hingga volume 0 ml dan ph,. Sterilkan dalam autoclave selama menit pada suhu 0 C dan tekanan psi Kemudian Didinginkan setelah dingin, ambil 80 ml media starter ditambah 0 ml rich medium kemudian dishaker sampai awal fase eksponensial (akhir adaptasi). Prosedur Fermentasi Mula-mula fermentor dibersihkan dengann larutan alcohol 80%, dan Bahan-bahan yang terdiri dari : 0 gr KH PO ; gr (NH ) SO ; 0,8 gr MgSO H O dan gr yeast ekstrak dilarutkan dalam beaker glass dengan filtrate molasses yang telah diencerkan dan diphosphatasi (kadar gula sesuai variabel) hingga volume liter dan ph,, kemudian Sterilkan dalam anutoclave selama menit pada suhu 0 C dan tekanan psi dan Didinginkan setelah dingin masukkan 800 ml mediumm fermentasi ditambah 00 ml medium starter ke dalam tormentor dan Lakukan fermentasi sesuai dengan waktu variabel. Metode Analisis a Kadar Etanol Ambil 0 ml larutan hasil fermentasi, lalu tambahkan 0 ml aquadest Masukkan dalam labu distilat dan didistilasi sampai diperoleh hasil etanol Etanol yang dihasilkan dimasukkan dalam piknometer dan diukur berat jenisnya Dari hasil berat jenis tersebut, kemudian dilihat pada kadar etanol dari tabel.0 Pery ed. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian didapat data-data dan tabel-tabel dari semua Variasi penelitian, sebagai berikut : Tabel. Hasil analisaa kadar gula total awal (Molasses murni) dan kadar gula total setelah perlakuan phosphatasi Bahan Variabel yang % Kadar Gula diteliti Total Murni, %,0 Molasses 8% 8, 0% 0, %, %,0 Tabel. Hasil Kadar Etanol Setelah Proses Fermentasi Bahan Molasses % Hari ke D.0- Kadar etanol %,,,,,8 8, 8,

Surabaya, Juni 0 Molasses 8% Molasses 0% Molasses % Molasses %,,8,,,9 8,8 8,89,,,0 9,8,,,,0,,9 8,08 9,0 0,8 0,8,0,, 8,80 0,,, Dari table di atas dapat dilihat bahwa dari hari ke sampai dengan hari ke tabel kadar etanol dari berbagaia variabel molasses cenderung naik dan kemudian dari hari ke sampai hari ke nilaimya mendekati. Ini menunjukkan bahwaa pada hari ke sampai hari ke jumlah Sacharomycex cereevisiae yang aktif memproduksi etanol masih banyak dan mulai dari hari ke sampai dengan hari ke jumlah Sacharomycex cereevisiae yang aktif memproduksi etanol mulai berkurang, hingga akhirnya pada hari ke Sacharomycex cereevisiae berhenti memproduksi etanol. Pada bahan molassess dengan kadar gula total 0% %, % dan % hal ini terjadi karena dilingkungan tempat hidup Sacharomycex cereevisiaee telah tercemari oleh etanol fermentasi dengan kadar yang tinggii (0% - %) sehingga sel-sel klamir tidak dapat hidup. Sedang pada bahan molasses dengan kadar gula total % dan 8% hal ini terjadi karena sumber energinya (gula total) tidak mencukupi sehingga sel-sel klamir banyak yang mati karena tidak mendapat cukup makanan. Kadar etanol tertinggi sebesar,% dihasilkan dari fermentasi molasses dengann kadar gula total 0% selama hari. D.0-

Surabaya, Juni 0 Tabel. Hasil Kadar Etanol Setelah Proses Fermentasi Bahan Molasses % Molasses 8% Molasses 0% Molasses % Molasses % Hari ke Kadar etanol %,,,8,9, 0, 0,009,,,98,, 0,8 0,0 8,98,,,,8,,,9 0, 9, 8,,,8,8,8,9 0, 9, 8,,, Untuk tabel bahan molasses dengan kadar gula total % dan 8% mulai dari ke sampai dengan hari ke kadar gulanya cenderung turun. Ini menunjukkan bahwa semakin lamaa waktu fermentasi maka kadar gula totalnya semakin berkurang. Hal ini terjadi karena semakin banyak jumlah Sacharomycex cereevisiae yang aktif sehingga makin banyak pula kadar gula total yang terkonversikan menjadi etanol. Untuk tabel bahan molasses dengan kadar gula total 0%, % dan % mulai dari ke sampai dengan hari ke tabel kadar gulanya cenderung turun dan kemudian dari hari ke sampai hari ke nilainya hamper sama. Hal ini dikarenakan pada hari ke sampai dengan hari ke, Sacharomycex cereevisiae telah bekerja (mati) karena kondisi dilingkungan hidupnya yang mengandung kadar etanol terlalu tinggi. Saat kadar gula menunjukkan angka yang tetap, menandakan bahwa proses fermentasi telah selesai (sudah tidak terjadi lagi perubahan gula menjadi etanol). D.0-

Surabaya, Juni 0. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan : Variasi kadar gula dalam bahan molasses mempengaruhi produksi etanol, dimana kadar gula total yang baik untuk fermentasi etanol adalah 0%. Kondisi terbaik yang dicapai adalah pada penggunaan molassess dengan kadar gula total 0% dan waktu fermentasi hari, dimana kadar etanol yang dihasilkan sebesar,% dan kadar gula total sisa fermentasi sebesar,% DAFTAR PUSTAKAA Balai Penelitian Kimia, 98, Pemanfaatan Tetes Untuk Pembuatan Asam Sitrat, Departemen Perindustrian Pusat Penelitiann dan Pengembangan Aneka Industri dan Kerajinan : Surabaya Basoeki & Noer Kamari, 9, Laporan Penelitian Kemungkinan Pembuatan Sirop/Minuman Enteng dari Molasses, Departemen Perindustrian Balai Penelitian Kimia Surabaya Buckle, K.A, 98, Ilmu Pangan, Universitas Indonesia (UI Press) : Jakarta Budiyanto, Moch. Agus Krisno, 00, Mikrobiologi Terapan. Universitas Muhammadiyah Malang : Malang Standart Industri Indonesia (SII -90), Cara Uji Gula, Departemen Perindustrian Republik Indonesia. Fardiaz, Srikandi, 99, Mikrobiologi Pangan, edisi I, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Mangunwidjaja, Djumali, 99, Teknologi Bioproses, PT. Penebar Swadaya, Anggota Ikapi : Jakarta Panduan Pelaksanaann Laboratorium Instrusional I/II, Teknik Fermentasi, Departemen Teknik Kimia ITB : Bandung Rahman, Ansori, 989, Pengantar Teknologi Fermentasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi IPB : Bogor D.0-