BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

ANALISA KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN BRIGJEN SUDIARTO (MAJAPAHIT) KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Magister Teknik. Disusun oleh : : Yudha Wijayanto : L4A005150

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II.TINJAUAN PUSTAKA. Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia dengan tempat yang dituju. Transportasi digunakan untuk memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang baik dan ideal antara komponen komponen transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya, pasar basah yang sering disebut sebagai pasar tradisional

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

PERMODELAN BIAYA KEMACETAN PENGGUNA MOBIL PRIBADI DENGAN VARIASI NILAI KECEPATAN AKTUAL KENDARAAN

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan. Lalu lintas memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan sehari-hari dikota-kota besar di Indonesia. Dalam suatu sistem jaringan

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN MODEL BIAYA KEMACETAN BAGI PENGGUNA MOBIL PRIBADI DI DAERAH PUSAT PERKOTAAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

ABSTRAK. : Biaya Perjalanan, Tundaan.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, saat ini sedang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Βαβ Ι Πενδαηυλυαν I TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

Kata kunci : Pemodelan, Simpang Tak Bersinyal, Simpang Bersinyal, PTV. VISSIM. xii

ANALISA BIAYA KEMACETAN KENDARAAN PRIBADI DI KAWASAN SUMBER UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ( Studi Kasus : Jl. Padang Bulan Medan )

KERUGIAN SOSIAL DAN EKONOMI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT ADANYA KEMACETAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

ANALISA BIAYA TUNDAAN KENDARAAN DI RUAS JALAN KOTA MEDAN (STUDI KASUS : JALAN GURU PATIMPUS MEDAN)

BAB I PENDAHULUAN. volume lalu lintas tinggi. Lalu lintas lancar dan teratur dapat menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu sistem transportasi yang baik dan bermanfaat.

BAB I PENDAHULUAN. luar datang ke Yogyakarta untuk sekedar berwisata maupun menetap untuk melanjutkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB III METODE PENELITIAN. Inti dari metodologi penelitian adalah menguraikan cara penelitian ini

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dan salah satu

HUBUNGAN KECEPATAN, KEPADATAN DAN VOLUME LALU LINTAS DENGAN MODEL GREENSHIELDS (STUDI KASUS JALAN DARUSSALAM LHOKSEUMAWE)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang

BAB 2 TINJAUAN TEORI

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu komponen yang penting bagi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik dan mobilitas penduduk. Permasalahan transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah masalah kemacetan lalu lintas. Menurut Tamin (2000 : 493) masalah lalu lintas atau kemacetan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pemakai jalan terutama dalam hal pemborosan waktu, pemborosan bahan bakar, pemborosan tenaga dan rendahnya tingkat kenyamanan berlalu-lintas serta meningkatnya polusi baik suara maupun polusi udara. Kota Medan sebagai kota yang sedang berkembang tidak lepas dari masalah transportasi seperti masalah kemacetan dan masalah ketidaknyamanan berlalulintas sebagaimana kota-kota besar lainnya. Kemacetan lalu lintas muncul ketika volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan atau simpang. Penambahan jumlah kendaraan menyebabkan tundaan, waktu perjalanan menjadi lebih lama dan mengakibatkan kenaikan biaya transportasi. Kondisi ini menyebabkan adanya eksternalitas yang dapat digunakan sebagai dasar argumentasi rencana biaya kemacetan. Karena itu pengurangan kemacetan lalu lintas merupakan salah satu target utama dalam menentukan dalam menentukan kebijakan transportasi, karena kerugian ekonomi disebabkan oleh kemacetan lalu lintas (Sugiyanto, 2007). 12

Kemacetan menurut Gito Sugiyanto adalah situasi atau keadaan tersendat atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan banyaknya jumah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Dapat dikatakan juga macet merupakan suasana menumpuknya kendaraan yang ada di jalan raya yang disebabkan oleh kapasitas jalan yang tidak sepadan dengan jumlah kendaraan yang ada. Kemacetan lalu lintas di jalan juga terjadi karena ruas jalan yang sudah mulai tidak mampu lagi menerima atau melewatkan arus kendaraan yang datang. Hal ini terjadi karena pengaruh hambatan atau gangguan samping yang tinggi, sehingga mengakibatkan penyempitan ruas jalan, seperti: parkir di badan jalan, berjualan di trotoar dan badan jalan, kegiatan sosial yang menggunakan badan jalan dan lain lain. Kemacetan atau tundaan lalu lintas juga sering terjadi karena prilaku angkutan umum yang sering mendahului dan tiba-tiba berhenti di badan jalan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dengan alasan kejar setoran tanpa memperhatikan keselamatan pengendara lain. Tidak tertibnya para pengemudi kendaraan umum seringkali menimbulkan kemacetan kemacetan, terutama di jalur jalur utama. Berhentinya kendaraan umum disembarang tempat dan waktu, sehingga praktis lajur tidak dapat digunakan secara efektif (Suryani, 2001). Biaya kemacetan timbul dari hubungan antara kecepatan dan aliran lalu lintas di jalan serta hubungan antara kecepatan dan biaya kendaraan. Jika batas aliran lalu lintas yang ada dilampaui, kecepatan rata-rata lalu lintas akan turun. Pada saat kecepatan mulai turun, biaya operasi kendaraan akan meningkat dan waktu untuk melakukan perjalanan akan meningkat (Stubs, 1980). 13

Biaya kemacetan adalah biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas maupun tambahan volume kendaraan yang mendekati atau melebihi kapasitas pelayanan jalan (Nash, 1997, dalam Cahyani, 2000). Pada jam-jam tertentu di ruas jalur Jalan Setia budi depan sekolah Shafiyatul Amaliyah sering terjadi kemacetan karena beberapa hal seperti parkir kendaraan kendaraan roda empat di badan jalan dan angkutan umum yang berhenti tidak pada tempatnya. Dengan adanya kemacetan maka pengguna jalan harus mengurangi kecepatan kendaraannya atau bahkan berhenti sesekali (tersendat-sendat) untuk menunggu tundaan kendaraan yang terjadi. Kemacetan yang terjadi sering terjadi di kawasan tersebut sehingga pengguna kendaraan tidak mengetahui bahwa kemacetan dapat menambah biaya-biaya yang sering juga disebut biaya kemacetan. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui berapa biaya kemacetan di Jalan Setia budi depan sekolah Shafiyatul Amaliyah melalui perhitungan selisih biaya operasional kendaraan normal dengan biaya operasional kendaraan akibat macet. 1.2 Permasalahan Yayasan Pendidikan Shafiyatul Amaliyah merupakan yayasan yang menyediakan sarana sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Keberhasilannya sekolah ini dalam meningkatkan kualitas dan mutu 14

pendidikan, mendorong masyarakat terutama yang memiliki tingkat perekonomian tinggi berusaha untuk dapat menyekolahkan putra dan putrinya disekolah tersebut. Sebagian besar murid di yayasan ini menggunakan mobil untuk antar jemput, baik itu sarana yang dikelola pihak sekolah maupun kendaraan pribadi orang tua murid. Adanya simpang dan lebar jalan yang kurang memadai, maka pada pagi hari saat murid masuk sekolah, dan pada siang hari saat murid pulang sekolah kemacetan tak dapat dihindari lagi. Jumlah antrian yang cukup panjang di depan sekolah ini terjadi pada pagi pukul 06.15 hingga pukul 08.30 dan untuk siang hari terjadi pada pukul 13.00 hingga pukul 14.00. Walaupun secara sekilas hal ini tidak menimbulkan permasalahan yang penting, tetapi perlu adanya analisa lalu lintas melalui perhitungan-perhitungan teknis, sehingga dapat diketahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh kemacetan lalu lintas di lokasi tersebut. 1.3 Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas dapat dirumuskan masalah yang terjadi, yaitu berkurangnya kecepatan perjalanan kendaraan di Jalan Setiabudi depan sekoah Shafiyatul Amaliyah sehingga membuat bertambahnya biaya operasional kendaraan akibat kemacetan. 15

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini untuk mengetahui biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan akibat penurunan kecepatan di Jalan Setia budi depan sekolah Shafiyatul Amaliyah 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian adalah: 1. Bagi penulis, menjadi sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku perkuliahan yang dituangkan dalam suatu penelitian terhadap studi kasus di lapangan. 2. Masyarakat dapat menjadi bahan masukan dalam mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan jika terjebak macet. 1.6 Batasan Masalah 1. Transportasi darat yang dihitung biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan adalah mobil pribadi. 2. Penelitian dilakukan pada ruas Jalan Setia budi depan sekolah Shafiyatul Amaliyah 3. Penelitian dilakukan pada jam sibuk dimana tingkat pelayanan dan fungsi jalannya berada dalam kondisi jam puncak (peak hour) 16

1.7 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang akan dilaksanakan adalah: 1.7.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Jalan Setiabudi Peta lokasi penelitian (Sumber:www.googlemaps.com) 17

B Sketsa Penelitian 1.7.2 Metode dan Tahapan Penelitian Tugas akhir ini disusun dengan tahapan sebagai berikut : 1. Penelitian ini dimulai dengan mencari latar belakang masalah kemudian dirumuskan menjadi rumusan masalah dan tujuan penelitian. 2. Setelah dirumuskan tujuan penelitian, tahapan berikutnya mencari studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. 3. Pengambilan data/survey dilakukan selama dua hari yaitu pada hari senin dan selasa. Ada dua jenis data yang diperlukan: Data Primer yaitu volume lalu lintas dan kecepatan perjalanan. Data sekunder yakni data yang sudah tersusun yang didapat dari instansi-instansi tertentu dan dinas terkait. Teknik pengambilan data primer untuk penilitian ini adalah : - Pengambilan data lapangan untuk analisis penelitian ini diperlukan data volume lalu lintas yang melintasi jalan Setiabudi depan sekolah Yayasan 18

Shafiyatul Amaliyah dan data kecepatan pada ruas jalan tesebut pada saat kondisi normal maupun macet. - Pengambilan data dilaksanakan selama 2 hari, yaitu hari senin dan selasa, dengan pertimbangan bahwa pada hari tersebut dianggap dapat mewakili kondisi arus lalulintas yang padat dengan aktifitas sekolah dan kegiatan kerja. - Pengumpulan data dilakukan selama 12 jam yaitu pada jam-jam sibuk, dimana pada jam 07.00 09.00 WIB, 09.00 11.00 WIB, 11.00 13.00 WIB, 13.00 15.00 WIB, 15.00 17.00 WIB, 17.00 19.00 WIB. 4. Setelah data terkumpul dihitung BOK yang disebabkan adanya kemacetan tersebut. 5. Tahapan terakhir dalam penelitian ini menghitung biaya kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut. 19

1.8 Diagram Alir Penelitian Latar Belakang Studi Literatur Data Primer Pengambilan Data/ Survey Data Sekunder Volume Lalu-Lintas, Kecepatan, dll. Analisa Biaya Operasional Kendaraan Analisa Kerja dan Evaluasi Analisa Biaya Kemacetan Kesimpulan Dan Saran Harga Kendaraan, Ban, Pelumas, Bensin dan Pertumbuhan Kendaraan 1.9 Review Jurnal Sebelumnya 1. Judul : ANALISIS KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN BRIGJEN SUDIARTO ( MAJAPAHIT ) KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Peneliti : Yudha Wijayanto Peningkatan volume lalu lintas di Jalan Brigjen Sudiarto tidak terlepas karena pertumbuhan jumlah penduduk disekitar jalan tersebut. Hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan di sepanjang koridor Jalan Brigjen Sudiarto yang pada akhirnya 20

menimbulkan menurunnya kecepatan kendaraan yang sangat besar yang berpengaruh pada tingkat konsumsi BBM yang meningkat. Dalam studi ini pengaruh kecepatan kendaraan terhadap tingkat konsumsi BBM memperlihatkan hubungan yang sangat signifikan. Perhitungan tingkat konsumsi BBM didapat dari rumus Pacific Consultant International (PCI) yang telah dikalibrasi dengan analisa Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dengan metode Matriks sesuai dengan masing-masing penggal jalan. Dari rumus PCI didapat persamaan kuadrat baru yang mempunyai titik puncak/balik pada masing-masing penggal. Titik puncak/balik pada masing-masing penggal menunjukkan batasan yang akan memperlihatkan tingkat konsumsi BBM. Jika kecepatan kendaraan dibawah titik puncak maka tingkat konsumsi BBM berbanding terbalik dengan dengan kecepatan kendaraan, artinya konsumsi BBM naik apabila kecepatan kendaraan turun dan sebaliknya. Dan apabila kecepatan kendaraan sudah diatas titik puncak/balik maka tingkat konsumsi BBM berbanding lurus dengan kecepatan kendaraan, artinya tingkat konsumsi BBM naik apabila kecepatan kendaraan naik dan sebaliknya. Dari hasil perhitungan konsumsi BBM dengan menggunakan persamaan konsumsi BBM yang telah dikalibrasi didapat tingkat konsumsi BBM rata-rata berbanding terbalik dengan kecepatan kendaraan, artinya konsumsi BBM-nya turun dengan naiknya kecepatan kendaraan, kecuali pada penggal III hari rabu arah menuju kota pada jam 11.00-12.00 Wib tingkat konsumsi BBM-nya berbanding lurus dengan kecepatannya, yaitu pada titik : (56,73;0,263) dan (57,362;0,264), karena pada jam analisis tersebut tingkat kecepatan sudah melebihi titik puncak/balik (56,665;0,248). Hal ini juga terjadi pada hari minggu penggal I arah menuju kota, tingkat 21

konsumsi BBM-nya sudah berbanding lurus dengan tingkat kecepatan kendaraan, yaitu pada jam 07.00-08.00 Wib, yaitu pada titik : (57,915;0,2245) dan pada jam 16.00-17.00 Wib pada titik : (54,915;0,223), (57,176;0,2242), dimana penggal I hari minggu arah menuju kota mempunyai titik puncak/balik (54,175;0,213), sehingga kecepatan kendaraan yang sudah melebihi titik puncak (balik) pada masing-masing penggalnya dapat dikatakan tingkat konsumsi BBM-nya boros karena sudah melebihi batas konsumsi BBM dan batas kecepatan kendaraan. 2. Judul : BIAYA KEMACETAN RUAS JALAN KOTA YOGYAKARTA Peneliti : Imam Basuki dan Siswadi Masalah kemacetan pada suatu ruas jalan adalah sesuatu yang sering terjadi pada daerah perkotaan. Kemacetan lalu lintas mempunyai akibat yang sangat besar apabila dicermati secara lebih mendalam. Salah satu hal yang sangat dominan adalah adanya pemborosan bahan bakar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak secara ekonomi kerugian yang diakibatkan oleh adanya kemacetan. Kapasitas dasar untuk ruas jalan gejayan adalah 1.650 SMP/jam per jalur sehingga kapasitas dasar untuk 4 jalur adalah 6.600 SMP/jam. Faktor penyesuaian lebar jalan, besarnya 1,08. Faktor penyesuaian arah lalu lintas besarnya 1,0. Faktor penyesuaian gesekan samping dan kerb besarnya 0,96. Faktor ukuran kota besarnya 1,0. Sehingga Kapasitas jalan gejayan 6.843 SMP/jam. Kondisi pengamatan jalan gejayan dilewati sejumlah 1.017,79 SMP/jam untuk satu arah atau sejumlah sekitar 2.035 SMP/jam sehingga karena masih sangat jauh dibawah kapasitasnya maka jalan Gejayan dapat dikatakan tidak mengalami kemacetan. 22

Kerugian yang dihitung hanya mencakup masalah pemborosan dari nilai operasi kendaraan yang ada. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hubungan antara jumlah arus (smp/jam) dengan kecepatan yang terjadi (km/jam) adalah kecepatan berbanding terbalik dengan besarnya arus lalu lintas. Kerugian akibat kelambatan arus lalu lintas yang terjadi di jalan Gejayan adalah sebesar Rp. 11.282.482,21 per jam. Kerugian ini berupa bertambahnya biaya operasional kendaraan yang semestinya tidak perlu dikeluarkan apabila kecepatannya bisa mencapai kecepatan desain perencanaan. 3. Judul : PERMODELAN BIAYA KEMACETAN PENGGUNA MOBIL PRIBADI DENGAN VARIASI NILAI KECEPATAN AKTUAL KENDARAAN Peneliti : Gito Sugiyanto Kemacetan lalulintas adalah situasi ketika kecepatan aktual kendaraan berada di bawah kecepatan arus bebas. Situasi ini mengakibatkan kerugian bagi pengguna jalan, yang dapat berupa peningkatan konsumsi bahan bakar, waktu yang terbuang, dan pencemaran lingkungan.. Biaya kemacetan merupakan selisih antara biaya gabungan transportasi pada kondisi kecepatan arus bebas dengan biaya gabungan biaya transportasi pada kondisi kecepatan aktual. Biaya gabungan transportasi terdiri atas biaya operasi kendaraan, biaya waktu perjalanan, dan biaya polusi. Ide dasar penerapan biaya kemacetan adalah membebankan tarif tertentu yang sama dengan marginal cost yang disebabkan oleh pengguna jalan terhadap pengguna jalan lainnya, yang berupa kerugian karena pengurangan kecepatan lalulintas dan peningkatan dampak lingkungan. Tarif ini diterapkan untuk mengurangi bahkan 23

membatasi perjalanan menggunakan kendaraan pribadi yang tidak perlu. Tarif yang optimal untuk setiap jenis kendaraan diperoleh dengan cara memaksimalkan manfaat bersih untuk masyarakat dan pengguna jalan dan meminimalkan disbenefit. Tarif ini merupakan selisih antara marginal social cost dengan marginal private cost. BOK mobil pribadi dihitung untuk dua kondisi, yaitu berdasarkan pada kondisi yang sebenarnya saat terjadi kemacetan lalulintas di lapangan dan pada kondisi kecepatan arus bebas dengan menggunakan pendekatan metode yang dikembangkan oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri ITB (LAPI ITB, 1996). Jenis kendaraan yang digunakan sebagai acuan adalah mobil Toyota Avanza 1.3 S M/T, dengan menggunakan acuan harga pendekatan ekonomi pada akhir bulan September 2009. Analisis BOK untuk mobil pribadi pada berbagai variasi kecepatan mengacu pada hasil studi Sugiyanto (2011). Berdasarkan nilai waktu PDRB adalah Rp 2.973,90/trip dan dengan nilai waktu berdasarkan WTP, biaya kemacetan bagi pengguna mobil pribadi di kawasan Malioboro, Yogyakarta, untuk responden dengan tujuan perjalanan ke kawasan Malioboro adalah Rp 4.009,15/trip dan untuk responden dengan perjalanan sebagai arus menerus adalah Rp 4.224,29/trip. 1.10 Sistematika Penulisan Di dalam penulisan Tugas Akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: 24

BAB I PENDAHULUAN Merupakan rancangan yang akan dilakukan yang meliputi tinjauan umum, latar belakang, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Merupakan kajian dari berbagai literatur serta hasil studi yang relevan dengan pembahasan ini. Dalam hal ini diuraikan hal-hal tentang beberapa teori-teori yang berhubungan dengan kemacetan lalu lintas, baik secara langsung maupun secara umum, seperti pengertian kemacetan lalu lintas, transportasi, teknik lalu lintas, tundaan, hambatan samping, jaringan jalan, biaya operasional kendaraan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini, termasuk pengambilan data, langkah penelitian, analisa data, serta pemilihan wilayah penelitian. Secara umum penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan kerja seperti terlihat dalam bagan alir penelitian. BAB IV ANALISIS DATA Berisikan pembahasan mengenai data-data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis, sehingga dapat diperoleh hasil perhitungan dan kesimpulan hasil yang mendasar. 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran mengenai hasil penelitian yang dapat dijadikan masukan. 26