Sulatri, Trik Kelompok Masyarakat Sipil Tetap Eksis Mewarnai Kebijakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DEKSKRIPSI LOKASI PENELITIAN

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada

Fakta. Apa yang terjadi. Latar belakang. Knowledge Management Forum 2017 Surabaya, April

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

Ditetapkan di Mataram Pada tanggal 29 Juli 2016 KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. ttd. LALU AKSAR ANSORI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan oleh setiap instansi. Humas mengambil bagian penting dalam proses penetapan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Strategi pengawasan dan peningkatan pelayanan publik yang berkualitas

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN TAHUNAN KOMISI INFORMASI KOTA CIREBON Sekretariat ; Jl. ARAFURU (Komplek TNI-AL Dewa Ruci) Tlp/Fax. (0231) , Kota Cirebon 45131

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI SEKRETARIAT DEWAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah

Refleksi Forum Jatinangor (Catatan warga Pegiat di ForJat)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Children Crisis Centre (CCC) Lampung adalah sebuah organisasi sosial yang

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat Solo (PPRBM Solo) HP. :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

Akuntabilitas. Belum Banyak Disentuh. Erna Witoelar: Wawancara

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

KERANGKA PENGELOLAAN DUKUNGAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MATARAM TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DISKOMINFO) PEMERINTAH KOTA BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, penulis. memperoleh beberapa kesimpulan yang terdiri dari:

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN. Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

Business Enabling Environment of Cocoa Value Chain Mendorong Perbaikan Lingkungan Usaha pada Rantai Nilai Kakao

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Walikota Makassar tentang Kota Layak Anak.

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah dan selalu membutuhkan informasi untuk menunjang

WALIKOTA TASIKMALAYA

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

BAB II GAMBARAN AKTIVITAS HUMAS KPU PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN SOSIALISASI PILGUB JATENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 A TAHUN 2010 TENTANG

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

BAPPEDA KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB VI PENUTUP. Formulasi Kebijakan Publik Ripley dan David Eastone, yang telah peneliti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI JARIIBU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

VI. SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : Non Pemerintah Dalam Penetapan dan Penyusunan RKPD

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

P R O P O S A L LINUX GOES TO SCHOOL FOR BETTER EDUCATION B A N D U N G

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pendidikan Politik. Fasilitasi.

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Komite Advokasi Nasional & Daerah

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 Tahun 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN FORUM DELEGASI MUSRENBANG KABUPATEN SUMEDANG

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL

Transkripsi:

TRIK KELOMPOK MASYARAKAT SIPIL TETAP EKSIS MEWARNAI KEBIJAKAN (Upaya MPPS Berpartisipasi dalam Dunia Pendidikan Di Kota Solo) Oleh : Sulatri Pegiat Pattiro (Pusat Telaah dan Informasi Regional) Solo Sodipan, RT. 08 / RW. 05, Pajang, Laweyan, 57146, Indonesia latri_22@yahoo.com Abstrak MPPS (Masyarakat Peduli Pendidikan Kota Solo) merupakan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat Kota Solo yang peduli terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Kota Solo yang berkaitan dengan pendidikan. MPPS mulai dibentuk tahun 2004 dari kumpulan individuindividu yang salah satu misi awalnya adalah mengawal perda pendidikan. Seiring dengan berjalannya waktu misi dan kegiatan MPPS juga mengalami banyak perkembangan. Salah satu kekuatan yang mendukungnya eksisnya MPPS adalah para pegiat MPPS maupun lembaga yang bergabung didalamnya dengan sukarela memberikan atau meluangkan waktu, tenaga, uang, fasilitas kantor atau pribadinya, program lembaga dan fikirannya untuk bersama-sama berjuang untuk membangun pendidikan tanpa diwarnai kepentingan politis. Kata kunci : Pendidikan, Masyarakat, MPPS PENDAHULUAN Berbagai persoalan pelayanan publik tidak akan selesai semata-mata hanya ditangani oleh pemerintah saja baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif sendiri. Untuk menciptakan tatanan pemerintahan yang baik juga sangat dibutuhkan peran aktif dari stakeholder yang ada. Baik dari stakheolder yang berupa institusi, tokoh masyarakat, masyarakat secara individu maupun kelompok masyarakat sipil yang ada disekitarnya. Salah satu jaringan kelompok masyarakat sipil yang cukup menarik karena keaktifannya berpartisipasi dan mengkritisi dalam kebijakan publik sektor pendidikan di Kota Solo (Surakarta) adalah MPPS (Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta). MPPS merupakan jaringan independen yang 28 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015

terdiri dari LSM-LSM, tokoh masyarakat, akademisi, kelompok guru, organsasi masyarakat, praktisi media massa, aktifis mahasiswa maupun individu dari masyarakat yang mempunyai kepedulian pendidikan. Organisasi ini merupakan jaringan yang mencoba bersama-sama untuk ikut berperan dalam dunia pendidikan agar semakin baik sesuai yang dicita-citakan pendiri negara ini. MPPS mulai dibentuk tahun 2004 dari kumpulan individu-individu yang salah satu misi awalnya adalah mengawal perda pendidikan. Seiring dengan berjalannya waktu misi dan kegiatan MPPS juga mengalami banyak perkembangan. Demikian juga para pegiatnya juga mengalami pergantian. Meskipun tidak mempunyai kantor tetap, donor yang memback-up dan organisasi ini bersifat cair tapi MPPS berusaha tetap aktif untuk berkontribusi untuk perbaikan pelayanan pendidikan. Salah satu kekuatan yang mendukungnya eksisnya MPPS adalah para pegiat MPPS maupun lembaga yang bergabung didalamnya dengan sukarela memberikan atau meluangkan waktu, tenaga, uang, fasilitas kantor atau pribadinya, program lembaga dan fikirannya untuk bersama-sama berjuang untuk membangun pendidikan tanpa diwarnai kepentingan politis. Namun demikian, hal ini juga tidak lepas dari peran serta stakeholder MPPS yang sering mengundang dan mengajak kerjasama serta menampilkan berbagai kegiatan atau pengkritisan MPPS terhadap pendidikan termasuk media massa. Untuk mempermudah koordinasi MPPS dan pengiriman surat dari stakeholder kepada MPPS maka ditunjuklah sekretariat bersama (sekber) MPPS. Adapun sekbernya MPPS juga berganta-ganti tempat. Pada awalnya dulu MPPS juga pernah menggunakan Kantor DPKS (Dewan Pendidikan Kota Surakarta) Disdikpora Surakarta untuk sekber. MPPS juga pernah menggunakan kantor LSM Kakak untuk dijadikan sekber. Karena pegiat MPPS dari JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 29

Kakak yang aktif di MPPS berada diluarkota maka beberapa tahun terakhir MPPS menjadikan kantor Pattiro Surakarta yang kebetulan sering mempunyai program pendidikan untuk dijadikan sekber MPPS. Biarpun ada sekber tapi berbagai kegiatan diskusi atau koordinasi MPPS juga berpindahpindah tempat tergantung siapa yang mau meminta dan bersedia memfasilitasi. Kegiatan MPPS 1. Diskusi Rutin MPPS salah satu kegiatan rutinnya adalah diskusi dengan mengundang para pegiatnya dan juga masyarakat yang mau aktif berdiskusi untuk berpartisiasi dalam perbaikan pelayanan pendidikan. Adapun diskusi MPPS waktunya juga juga tidak pasti. Kadang satu minggu sekali, kadang satu bulan sekali dan juga spontanitas berdasarkan kebutuhan dalam menyikapi kebijakan pendidikan bisa jadi seminggu lebih dari satu kali. Sedang untuk kegiatankegiatan besar yang dilakukan seperti seminar itu juga dilakukan dengan kerjasama dengan lembaga anggotanya yang sedang mempunyai program dari donor atau iuran sukarela dari anggotanya. Keaktifannya para pegiat MPPS berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dalam hal advokasi ini menjadikan para pegiat semakin berkompeten dalam melakukan advokasi. Hal inilah yang menjadikan MPPS sering dimintai menjadi delegasi maupun narasumber dalam acara talksow, workshop, pelatihan, maupun sumber informasi oleh media massa maupun stakeholder pendidikan yang lainnya di Kota Solo dan sekitarnya. Adapun tema diskusi MPPS juga bergonta-ganti seiring dengan kebutuhan. Bisa saja diskusi itu dalam rangka untuk menguatkan kapabiltas pegiatnya terkait sebuah program atau masalah yang mau digunakan MPPS untuk melakukan advokasi. Kalau para pegiatnya belum menguasai materi maka MPPS juga tidak segan sering menghadirkan narasumber. Misalnya 30 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015

terkait dengan dana hibah MPPS mengundang DPPKAD. Terkait dengan kurikulum 2013 MPPS mengundang dari Disdikpora. Diskusi MPPS juga sering digunakan untuk melayani masyarakat yang mengajukan pengaduan kepada MPPS. Agar MPPS bisa memberikan solusi yang lebih banyak dan banyak pilihan maka solusi itu diberikan kepada pengadu secara langsung melalui diskusi MPPS. 2. Mengkritisi kebijakan pendidikan & Publikasi di Media Selain diskusi rutin MPPS juga rajin menyikapi kebijakan berkaitan pendidikan di Solo yang ditampilkan oleh media massa. Nah untuk penyikapan di media massa juga sebelumnya sering didahului dengan diskusi atau koordinasi antar pegiat MPPS agar tidak salah dalam mengkritisi kebijakan atau memberikan informasi. MPPS juga sering melakukan sosialisasi akan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh MPPS ke media. Selain itu MPPS juga berupaya menerima kerjasama untuk dijadikan narasumber oleh media massa dalam berbagai acaranya berkaitan dengan pendidikan. 3. Audiensi ke Stakeholder Dalam rangka belajar bersama, memberi masukan atau menyikapi kebijakan MPPS juga sering melakukan audiensi ke stakeholder baik DPRD, Sekolah, Disdikpora maupun Walikota. Dari audiensi-audiensi inilah MPPS sering diminta oleh stakeholder untuk semakin aktif berkontribusi dalam perbaikan pelayanan pendidikan di Kota Solo dan sekitarnya. Para stakeholder sering menyampaikan bahwa keberadaan MPPS itu juga mempunyai peranan besar dalam berkontribusi dalam perbaikan pelayanan pendidikan. Maka adanya MPPS justru dijadikan mitra bukan rivalnya pemerintah yang justru menghalangi pembangunan. 4. Posko pengaduan Masyarakat Ditengah masyarakat kita budaya pengaduan itu masih lemah meskipun secara undang-undangnya juga sudah ada perlindungan bagi JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 31

masyarakat untuk melakukan pengaduan. Hal ini bisa jadi karena masih banyak fakta yang ditemui dilapangan bahwa justru masyarakat yang melakukan mendapatkan intimidasi dari lembaga yang diadukan. Maka sebagai upaya untuk penyelesaian masalah MPPS mencoba memfasilitasi pengaduan dari masyarakat dengan membuka posko di kantor-kantor anggotanya maupun langsung kepada pegiat MPPS. Apabila kasus bisa langsung ditangani oleh MPPS maka pihak pengadu langsung diberi solusi dan dikenalkan dengan satkeholder untuk bertindak sendiri. Akan tetapi jika kasus yang diadukan masih membutuhkan banyak rantai maka MPPS senantiasa mendampingi dan menjembatani pengadu untuk menyelesaikan kasusnya. Nah penyelesaian kasus itu juga sering ditugaskan kepada anggotanya yang bergabung atas nama lembaga yang lebih fokus mengenai permasalahan yang terkait. Meskipun demikian MPPS tidak bermaksud menyelesaikan kasus demi kasus tapi lebih berkeinginan untuk mengubah kebijakan agar lebih baik. 5. Riset Dalam program SIAP Pattiro Surakarta tentang perbaikan pelayanan publik atas dukungan YAPPIKA dan USAID ini MPPS diajak sebagai salah satu mitra tambahan komunitas yang sebelumnya ada 12 komunitas menjadi 17 komunitas. Karena MPPS itu merupakan komunitas yang sudah lama berdiri dan juga dianggap mempunyai bargain di Kota Solo sudah cukup lama maka MPPS ingin berbuat yang lebih dari komunitas lain yang masih baru dan para anggotanya juga jam terbangnya lebih sedikit dari pada MPPS. Kalau kegiatannya hanya berupa diskusi itu sudah biasa dilakukan oleh MPPS. Maka dalam diskusi MPPS dalam menyambut hari pendidikan Nasional 2 mei 2013 MPPS mendeklarasikan diri membuka posko pengaduan pendidikan terutama persoalan PPDB (Penerimaan Peserta 32 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015

Didik Baru). Atau permasalahan pendidikan yang lainnya dengan menyediakan form kepada masyarakat untuk melakukan pengaduan. Posko pengaduan ini sebagai riset yang dilakukan MPPS untuk bisa memberikan kertas kebijakan (polecy paper) kepada SKPD terkait. Setelah berjuang dengan keras akhirnya MPPS bisa menyusun form pengaduan pendidikan untuk masyarakat dalam waktu sekitar satu bulan dalam berkali-kali pertemuan. Berikut ini terlampir hasil pengaduan di Posko MPPS yang diwujudkan dalam kertas kebijakan yang sudah di serahkan kepada Kepala Disdikpora Surakarta dan diliput berbagai media massa. Bahkan kemudian pegiat MPPS juga ada yang diminta menjadi narasumber dalam talkshow di TATV terkait hasil posko pengaduan MPPS. LAMPIRANLIPUTAN MEDIA MASSA http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_solo/2014/07/05/208273/m PPS-Tolak-Pengadaan-Seragam-Oleh-Sekolah http://www.solopos.com/2014/03/16/mutasi-guru-solo-mpps-tuntut-pemenuhanjam-mengajar-guru-496542 http://www.timlo.net/baca/68719518930/mpps-sampaikan-aduan-ke-disdikporasolo/ JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 33