I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Bali

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Nusa Tenggara Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Tenggara

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

BAB I PENDAHULUAN. dan Salomon, dalam Rahayu et al. (2006), untuk mengurangi dampak perubahan

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Indonesia

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Barat

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Maluku

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di DKI Jakarta

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Aceh

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Papua

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Gorontalo

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

POTENSI STOK KARBON DAN TINGKAT EMISI PADA KAWASAN DEMONSTRATION ACTIVITIES (DA) DI KALIMANTAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. membiarkan radiasi surya menembus dan memanasi bumi, menghambat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Barat

Kebijakan Pelaksanaan REDD

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

Pembangunan Kehutanan

OVERVIEW DAN LESSON LEARNED DARI PEMBANGUNAN PSP UNTUK MONITORING KARBON HUTAN PADA KEGIATAN FCPF TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan karbon oleh hutan dilakukan melalui proses fotosintesis. Pada proses

memuat hal yang mendasari kegiatan penelitian. Rumusan masalah permasalahan yang diteliti dan pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian berisikan

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

I. PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan,

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

PENDAHULUAN Latar Belakang

PELUANG IMPLEMENTASI REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation) DI PROVINSI JAMBI

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 60 Pg karbon mengalir antara ekosistem daratan dan atmosfir setiap

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

I. PENDAHULUAN. Hutan merupakan bagian penting dari negara Indonesia. Menurut angka

ESTIMASI STOK KARBON PADA TEGAKAN POHON Rhizophora stylosa DI PANTAI CAMPLONG, SAMPANG- MADURA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), yang dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, sosial

RENCANA STRATEGIS

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

Pengaruh Daya Dukung Hutan Terhadap Iklim & Kualitas Udara di Ekoregion Kalimantan

KITA, HUTAN DAN PERUBAHAN IKLIM

POTENSI SERAPAN KARBON PADA BEBERAPA TIPE HUTAN DI INDONESIA. Ary Widiyanto

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

L PEI\{DAITULUAIT. 1.1 Latar Belakang. di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sri Wahyuni, Chairul Dan Ardinis Arbain. Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, Padang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di dunia, baik flora maupun fauna yang penyebarannya sangat luas (Heriyanto dan Garsetiasih, 2004). Luas kawasan hutan di Indonesia tahun 2012 mencapai 130,61 juta ha. Kawasan tersebut diklasifikasi sesuai dengan fungsinya menjadi kawasan konservasi (21,17 juta ha), kawasan lindung (32,06 juta ha), kawasan produksi terbatas (22,82 juta ha), kawasan produksi (33,68 juta ha) dan kawasan produksi yang dapat dikonversi (20,88 juta ha) (Kementrian Kehutanan, 2012). Luas kawasan hutan tersebut mencapai 68,6 % dari total luas daratan Indonesia sehingga menjadi salah satu potensi sumber daya alam yang rawan terjadi kerusakan karena kepentingan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tingkat kerusakan hutan di Indonesia tahun 2012 mencapai 0,45 terbagi menjadi kerusakan kawasan hutan 0,32 dan di luar kawasan hutan 0,13 per tahun. (Kementerian Kehutanan, 2012). Hutan yang masih alami dengan keanekaragaman jenis tumbuhan berumur panjang dan serasah yang banyak merupakan tempat menyimpan cadangan karbon (C) yang paling tinggi (Hairiah dan Rahayu, 2007). Kerusakan hutan secara global menyumbang 20-25% emisi CO2 yang berkontribusi besar bagi perubahan iklim atau pemanasan global. Perluasan pasar karbon untuk mitigasi CO2 dengan skema reducing emission from deforestation and forest degradation (REDD) telah disepakati pada COP 13 UNFCCC di Bali

Desember 2007 (World Bank, 2007; Santilli et al, 2005). Pohon di hutan mampu menyerap karbondioksida (CO2) untuk fotosintesis dan menyimpannya dalam bentuk karbohidrat pada kantong karbon di akar, batang, dan, daun sebelum dilepaskan kembali keatmosfer (Marispatin, 2007). Penelitian mengenai cadangan karbon ini sebelumnya telah dilakukan yaitu Efrinaldi (2014) yaitu Dinamika Cadangan Biomassa Dan Karbon Di Taman Nasional Siberut. Dari penelitian ini diperoleh hasil diantaranya yaitu cadangan biomassa tegakan hutan rata-rata diduga sekitar ±273,92 ton/ha dan total biomassa diduga sekitar ±29.994.015,92 ton. Cadangan karbon tegakan hutan rata-rata diduga sekitar ±126,00 ton/ha dan total karbon diduga sekitar ±13.797.247,32 ton. Selain itu Wahyuni et al., (2013) juga telah melakukan penelitian yaitu Estimasi Cadangan Karbon Di Atas Permukaan Tanah Dan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Di Hutan Bukit Tangah Pulau Area Produksi PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI), Solok Selatan diperoleh hasil diantaranya bahwa total serapan CO2adalah 222.469,55 ton dan keanekaragaman jenis tumbuhannya tergolong sedang yaitu H = 1,55. Salah satu cara untuk mengendalikan perubahan iklim adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2, CH4, N2O) yaitu dengan mempertahankan keutuhan hutan alami dan meningkatkan kerapatan populasi pepohonan diluar hutan. Dengan adanya konsep pengendalian perubahan iklim Internasional melalui skema REDD+ yaitu Reduksi Emisi akibat Deforestasi dan Degradasi Hutan Plus, maka upaya konservasi dan pengelolaan kelestarian hutan serta peningkatan cadangan karbon hutan di negara berkembang perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya perubahan (penurunan emisi karbon) akibat perubahan hutan dan penggunaan lahan

lainnya diperlukan sistem untuk mendokumentasikan, melaporkan dan memverifikasikan perubahan cadangan karbon secara transparan, konsisten dan dapat dibandingkan secara lengkap dan akurat (Hairiah, et al, 2011). Carbon sink berhubungan erat dengan biomassa tegakan. Jumlah biomassa suatu kawasan diperoleh dari produksi dan kerapatan biomassa yang diduga dari pengukuran diameter, tinggi, dan berat jenis pohon. Biomassa dan carbon sink pada hutan tropis merupakan jasa hutan diluar potensi biofisik lainnya, dimana potensi biomassa hutan yang besar adalah menyerap dan menyimpan karbon guna pengurangan CO2 di udara. Manfaat langsung dari pengolahan hutan berupa hasil kayu hanya 4,1%, sedangkan fungsi optimal hutan dalam penyerapan karbon mencapai 77,9% (Darusman, 2006). Sumatera Barat merupakan wilayah yang sebagian besar bertopografi pegunungan dan dataran tinggi Bukit Barisan yang membujur dari Barat Laut ke Tenggara, 63% dari luas daerah merupakan kawasan hutan lebat dengan ketinggian sampai 3.000 meter di atas permukaan laut (Iqbal, 2011). Kawasan Bukit Barisan bagian barat kota Padang, termasuk kedalam kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) menurut PP No.6 Tahun 2007, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari yang merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan kawasan hutan Indonesia (Kementrian Kehutananan, 2011). Kawasan Bukit Barisan termasuk kedalam kawasan hutan lindung seluas ±69.504 ha (Kementrian Kehutanan, 2011), sehingga kondisi kawasan yang terjaga dan sedikit tekanan pengrusakan tentunya mengandung kekayaan karbon yang tinggi. Penelitian mengenai pendugaan cadangan karbon perlu dilakukan untuk data stok

karbon di kawasan Hutan Bukit Barisan bagian Barat Kota Padang sehingga setelah diperoleh hasil dari penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kawasan hutan lindung sebagai penyimpan karbon. Selain itu, data pendugaan cadangan karbon di kawasan hutan Bukit Barisan bagian Barat Kota Padang diharapkan ke depannya dapat dipergunakan dalam carbontrade yang saat sekarang ini merupakan terobosan dunia internasional supaya dapat memberikan kompensasi kepada negara yang telah menjaga kawasan hutannya dengan baik. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti melakukan penelitian tentang Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Dan Pendugaan Cadangan Karbon Di Atas Permukaan Tanah Di Kawasan Hutan Bukit Barisan Bagian Barat Kota Padang. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana keanekaragaman jenis tumbuhan di Kawasan Hutan Bukit Barisan bagian Barat Kota Padang? 2. Menganalisis jumlah cadangan karbon di atas permukaan tanah di Kawasan Hutan Bukit Barisan bagian Barat Kota Padang? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan di Kawasan Hutan Bukit Barisan bagian Barat Kota Padang. 2. Untuk mengetahui jumlah cadangan karbon di atas permukaan tanah di Kawasan Hutan Bukit Barisan bagian Barat Kota Padang.

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi bagi peneliti dan instansi terkait dalam rangka pengelolaan dan pengembangan mengenai cadangan karbon tersimpan di Kawasan Hutan Bukit Barisan bagian Barat Kota Padang.