HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Sri Rahayu Nento 1. Ns. Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns. M.Kep dr. Vivien Novarina Kasim, M.Kes. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak: Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan Suatu catatan atau dokumentasi asuhan keperawatan yang dipengaruhi oleh motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan suatu motif atau dorongan atau keinginan yang dilakukan oleh perawat untuk menjalankan suatu tugas yang mencakup motif, harapan & insentif. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan Diruang Rawat Inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan Cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat diruang rawat inap RSUD Toto Kabila berjumlah 52 perawat, dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, analisis yang digunakan adalah Univariat dan Bivariat menggunakan Uji Kendall s Tau. Hasil penelitian terlihat bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan dengan nilai pvalue= 0,004 (Signifikansi < 0,05). Pemberian penghargaan (reward) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi kerja. Kata Kunci: Pendokumentasian Prosess Keperawan, Motivasi Kerja Perawat. 1 Sri Rahayu Nento, NIM : 841410057, Jurusan Keperawatan, FIKK, UNG, Pembimbing I Ns. Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns, M.Kep dan Pembimbing II dr. Vivien Novarina Kasim, M.Kes. (Daftar Pustaka 34, 2005-2013).
Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan keperawatan dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Perawat merupakan bagian dari profesi kesehatan yang berkontribusi terhadap mutu pelayanan suatu rumah sakit. Perawat memegang tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien. Perawat bertanggung jawab selama 24 jam untuk mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan serta mendokumentasi proses keperawatan (Deden dermawan, 2013). Dokumentasi adalah salah satu aspek terpenting dari peran pemberi perawatan kesehatan di area pelayanan kesehatan. Dokumentasi memiliki beberapa tujuan dalam jaringan yang rumit antara pasien, fasilitas, pelayanan, pemberi perawatan, dan pembayar. Dokumentasi adalah bukti bahwa tanggung jawab hukum dan etik perawat terhadap pasien sudah dipenuhi dan bahwa pasien menerima asuhan keperawatan yang bermutu ( Patricia, dkk, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendokumentasian proses keperawatan antara lain adalah pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja, supervisi, dan tersedianya format/panduan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pendokumentasian proses yaitu faktor motivasi perawat (Manurung, 2011). Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi kerja biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang, tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya (Cecep Triwibowo, 2013). Berdasarkan data yang di peroleh dari pengambilan data oleh peneliti, diperoleh data dari RSUD Toto Kabila yaitu jumlah tenaga perawat yang bertugas diruang rawat inap sebanyak 76 orang perawat, untuk tenaga S1 Keparawatan 2 orang perawat, DIII Keperawatan/Kebidanan 48 orang perawat dan tenaga SPK 2 orang perawat. Observasi awal peneliti tentang pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilaksanakan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 24 November 2013 dengan presentase rata-rata aspek yang terdiri dari pengkajian 62,5%, Diagnosa 59,9%, Perencanaan 64,9%, Tindakan 62,5%, Evaluasi 65%, Catatan asuhan keperawatan 64%. Dari data tersebut bahwa tampak rata-rata pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan masih rendah yaitu (63,13%) jauh dari yang diharapkan (80%). Hal ini menunjukkan asuhan keperawatan yang berkesinambungan belum terwujud dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Gorontalo. Waktu penelitian adalah waktu dimana peneliti melakukan penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada 7 April 2014 7 Juni Tahun 2014. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan Cross sectional study. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bertugas diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonobolango yaitu berjumlah 52 orang perawat. Analisis Data Tehnik analisa data digunakan adalah Analisa Univariat dan Analisa Bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden 1. Jenis Kelamin Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014. No Jenis Kelamin Jumlah % 1 Laki-Laki 10 19,2 2 Perempuan 42 80,2 Sumber: Data Primer, 2014 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di dapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 42 orang perawat (80,2%) dan sebagian kecilnya berjenis kelamin laki-laki berjumlah 10 orang perawat (19,2%). 2. Umur Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan umur di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014. No Golongan Umur Jumlah % 1 22 25 tahun 29 55,8 2 26 35 tahun 23 44,2 Sumber: Data Primer, 2014.
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia 17-25 tahun dengan jumlah 29 orang perawat (55,8%) dan sebagian kecil berada pada usia 26-35 tahun dengan jumlah 23 orang perawat (44,2%). 3. Tingkat Pendidikan Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014. NO Tingkat Pendidikan Jumlah % 1 SPK 2 3,8 2 DIII 48 94,2 3 S1 Keperawatan 2 3,8 Sumber: Data Primer, 2014. Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan DIII Keperawatan dan Kebidanan sebanyak 48 perawat (94,2%), disusul dengan pendidikan S1 Keperawatan 2 perawat (3,8%) dan SPK 2 perawat (3,8%) 4. Masa Kerja Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan Masa Kerja diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014 No Masa Kerja Jumlah % 1 Masa kerja 8 bulan 1 tahun 3 5,8 2 Masa kerja > 1 Tahun 49 94,2 Sumber: Data Primer, 2014 Tabel 4 diatas menunjukkan distribusi responden berdasarkan masa kerja yaitu sebagian besar responden yang masa kerjanya lebih dari 1 tahun sebanyak 49 perawat (94,2%) dan masa kerja 8 bulan 1 tahun hanya 3 perawat (5,8%). 5. Status Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan status p di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Tahun 2014 No Status Jumlah % 1 Menikah 27 51,9 2 Belum Menikah 25 48,1 Sumber: Data Primer, 2014
Tabel 5 diatas menunjukkan distribusi responden berdasarkan status, menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status menikah sebanyak 27 (51,9%) perawat dan yang belum menikah 25 perawat (48,1%). Hasil Analisis Univariat 1. Motivasi kerja Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Perawat Diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Motivasi Kerja Perawat No Jumlah % 1 Rendah 22 42,3% 2 Sedang 19 36,5% 3 Tinggi 11 21,2% Sumber: Data Primer, 2014 Tabel 6 Diatas Menunjukkan distribusi responden berdasarkan motivasi kerja perawat, sesuai dengan tabel diatas yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi rendah yaitu 42,3% atau 22 orang perawat, sedangkan motivasi sedang 36,5% atau 19 orang perawat dan yang memiliki motivasi tinggi 21,2% atau 11 orang perawat. 2. Pendokumentasian asuhan keperawatan Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Diruang Rawat Inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. No Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Jumlah % 1 Tidak Lengkap 29 55,8 2 Lengkap 23 44,2 Sumber: Data Primer, 2014 Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak melakukan pendokumentasian secara lengkap yaitu 29 orang perawat atau 55,8% dibandingkan dengan yang melakukan pendokumentasian secara lengkap sebanyak 23 orang perawat atau 44,2%.
Hasil Analisis Bivariat Tabel 8. Analisis Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Motivasi Kerja Perawat Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Tidak Lengkap Lengkap Total n % n % n % Rendah 17 32,7% 5 9,6% 22 42,3% Sedang 9 17,3% 10 19,2% 19 36,5% Tinggi 3 5,8% 8 15,4% 11 21,2% Total 29 55,8% 23 44,2% 52 100,0% Kendall s p = 0,004 r = 0,378 Sumber: Data Primer, 2014. Tabel 8 diatas menunjukkan hasil analisis korelasi antara motivasi kerja perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila menggunakan korelasi Kendall s dengan nilai koofisien korlasi sebesar 0,378 dengan signifikansi sebesar 0,004 (signifikansi < 0,05). Kemudian dilakukan perbandingan dimana, dapat diketahui nilai signifikan lebih kecil dari pada α (α= 0,05), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna (korelasi) antara motivasi kerja perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Sedangkan nilai positif pada korelasi (0,378), menunjukan semakin rendah motivasi kerja perawat maka semakin tidak baik atau semakin tidak lengkap pula pendokumentasian asuhan keperawatan, atau dapat dikatakan bahwa kedua variabel memilki hubungan yang sejajar. PEMBAHASAN Gambaran Motivasi Kerja Perawat di RSUD Toto Kabila Tabel 1 karakteristik responden berdasarkan tabulasi data didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi rendah yaitu 42,3% atau 22 orang perawat, sedangkan motivasi sedang 36,5% atau 19 orang perawat dan yang memiliki motivasi tinggi 21,2% atau 11 orang perawat. Motivasi kerja adalah suatu kondisi
yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Suarli, 2009). Menurut asumsi peneliti, hal ini dikarenakan gaji atau imbalan yang rendah dan ketidakpuasan perawat dengan upah atau gaji yang diterima. Asumsi ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden yang tenaga kerja kontrak menjawab bahwa mereka bekerja semata-mata hanya mencari upah, uang atau imbalan yang adil dan layak, merasa kurang puas dengan upah atau gaji yang diterima, jarang diberi kesempatan untuk maju dalam segala hal oleh pimpinan, responden juga mengatakan bahwa mereka jarang dihargai atau jarang diberikan penghargaan meskipun memiliki prestasi kerja yang baik. Hal ini yang menyebabkan motivasi rendah. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2009) yang menyatakan bahwa kesempatan untuk maju dan penghargaan (pengakuan) merupakan faktor dominan dalam motivasi kerja perawat. Kesempatan untuk maju dan penghargaan termasuk dalam motivasi instrinsik yang berarti bahwa motivasi instrinsik lebih mempengaruhi motivasi kerja perawat yang sesuai dengan teori Herzberg yang menyatakan bahwa faktor instrinsik dapat memotivasi dalam bekerja sehingga disebut juga faktor motivator (Suarli, 2009). Gambaran Pendokumentasian Proses Keperawatan di RSUD Toto Kabila Berdasarkan hasil tabulasi data, dari 52 orang perawat maka didapatkan hasil sebagian besar pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak lengkap sebanyak 29 orang perawat atau 55,8% sedangkan pendokumentasian asuhan keperawatan yang lengkap hanya terdapat 23 orang perawat saja atau 44,2%. Menurut asumsi peneliti, hal ini dikarenakan pengetahuan perawat yang secara umumnya memiliki persepsi atau perbedaan pada saat melakukan dokumentasi keperawatan. Pengetahuan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan. Pengetahuan ini bisa timbul pada responden yang memiliki masa kerja baru. Asumsi ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden dalam kategori masa kerja dibawah dari < 1 tahun menjawab, mereka hanya melengkapi sebagian format catatan pengkajian pasien, tidak menilai kondisi pasien secara terus-menerus,hanya sebagian membuat penjadwalan dalam melaksanakan rencana keperawatan, sering melupakan rahasia pasien yang seharusnya dijaga oleh perawa dan juga melakukan evaluasi meskipun tidak secara terus-menerus. Asumsi ini didukung oleh teori Hery yannor (2010), metode dokumentasi keperawatan yakni menulis format catatan pengkajian pasien yang sistematis meliputi : Riwayat pasien msuk rumah sakit, Respon klien yang berhubungan dengan persepsi kesehatan klien, Riwayat pengobatan, Data pasien rujukan, pulang dan keuangan. Selain itu menilai kondisi pasien, membuat penjadwalan dalam melaksanakan rencana keperawatan dan melakukan evaluasi. Dokumentasi keperawatan juga sebagai tanggung jawab etik dan menjaga kerahasiaan informasi pasien dan keluarga.
Analisis Bivariat Hubungan motivasi kerja perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Hasil análisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan diruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Dari hasil uji bivariat diperoleh nilai p value = 0,004 ( p<0,05 ) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan. Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 22 responden (42,3%) sebagian besar responden memiliki motivasi kerja rendah sebanyak 17 orang perawat yang tidak melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan (32,7%) dan hanya 5 orang perawat yang melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan (9,6%). Menurut asumsi peneliti, hal ini dikarenakan motivasi kerja yang rendah dikrenakan gaji, upah atau imbalan yang dapat mempengaruhi pendokumentasian proses keperawatan. Menurut teori hasibuan, (2000) dalam Brantas (2009) bahwa upah (uang), gaji dan imbalan dapat berpengaruh pada motivasi kerja perawat. Menurut teori mustopa (2011) dalam Tommy (2012) Uang merupakan suatu yang penting diberikan sebagai perangsang dengan memberi uang berarti memberi alat untuk merealisasikan kehidupan pegawai, hal ini dapat merangsang pegawai untuk selalu meningkatkan prestasi kerjanya. Masalah kompensasi memang tidak akan pernah lepas dari dunia bisnis/kerja. Kompensasi termasuk upah, gaji tetap, bonus, tunjangan adalah sistem insentif yang berkaitan erat dengan kinerja seseorang dalam melakukan tugasnya. Selain itu juga meskipun motivasi yang rendah, tetapi masih ada 5 responden (9,6%) yang tidak melengkapi dokumentasi keperawatan. Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan pengetahuan perawat itu sendiri. Pengetahuan seorang perawat sangat mempengaruhi dokumentasi yang akan dilakukan.pengetahuan lebih menekankan pada pengamatan dan pengalaman perawat pada saat melakukan dokumentasi keperawatan. Kurangnya pemahaman dasar-dasar dokumentasi keperawatan. hal ini bisa terjadi karena latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, sehingga tidak adanya keseragaman pelaksanaan dokumentasi keperawatan. Teori ini didukung oleh manurung (2011) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan pendokumentasian adalah pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui individu dimana pengetahuan ini akan menimbulkan suatu pemahaman terhadap suatu objek. Motivasi kerja perawat yang sedang menunjukkan bahwa dari 19 responden (36,5%), sebagian besar responden memiliki motivasi kerja sedang dan melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan sebanyak 10 orang perawat (19,2%) dan yang tidak melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan 9 orang perawat (17,3%). Menurut asumsi peneliti, pada penelitian ini hanya berbanding 1 orang perawat yang tidak melakukan pendokumentasian. Hal ini bisa dikarenakan Kurangnya kesadaran diri sendiri akan pentingnya dokumentasi keperawatan bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan salah satu tanggung jawab yang harus dilakukan oleh perawat. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan hal yang mutlak dan harus dilengkapi oleh perawat yang bertugas dirumah sakit. Dokumentasi keperawatan tidak mengacu pada standar yang sudah ditetapkan, sehingga terkadang tidak lengkap dan akurat Motivasi kerja perawat tinggi menunjukkan bahwa dari 11 responden (21,2%) sebagian besar responden memiliki motivasi kerja yang tinggi sebanyak 8 orang perawat dengan melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan (15,4%) dan hanya 3 orang perawat yang tidak melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan (5,8%). Menurut asumsi peneliti, hal ini dikarenakan adanya motivasi kerja yang baik maka pendokumentasian asuhan keperawatan akan lengkap. Motivasi kerja yang baik ini didukung oleh gaji yang layak, kondisi kerja yang baik, sering diberi penghargaan dan juga menciptakan hubugan sosial diantara karyawan dengan baik. Selain itu juga meskipun motivasi tinggi, tetapi masih ada 3 responden (9,6%) yang tidak melengkapi dokumentasi keperawatan. Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan oleh beban kerja perawat. Beban kerja perawat itu sendiri dimana perawat menganggap bahwa dokumentasi keperawatan dianggap beban. Banyaknya lembar format yang harus diisi untuk mencatat data dan intervensi keperawatan pada pasien dan kondisi pasien yang selalu berubah membuat perawat terbebani dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan. Asumsi ini didukung oleh penelitian putri mastini (2013), dengan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUP sanglah denpasar dengan nilai pvalue = 0,004 (signifikansi p= < 0,05). Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan semakin tinggi motivasi kerja perawat tinggi maka akan semakin lengkap pendokumentasian asuhan keperawatan. Sebaliknya jika motivasi kerja perawat rendah maka pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak terlaksana dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dituliskan pada bab sebelumnya maka pada bab ini akan diuraikan beberapa simpulan yaitu: 1. Motivasi kerja perawat sebagian besar responden memiliki motivasi rendah yaitu 42,3% atau 22 orang perawat 2. Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan, sebagian besar berada dalam kategori tidak lengkap, yaitu sebanyak 29 orang perawat atau 55,8% 3. Ada Hubungan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan dengan nilai korelasi Kendall s sebesar 0,378 dengan nilai signifikansi sebesar p= 0,004 (signifikansi < 0,05).
SARAN 1.Bagi instansi Rumah Sakit. Lebih meningkatkan motivasi tenaga kerja yang bertugas dirumah sakit RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango dengan cara memberikan penghargaan (reward) terhadap prestasi yang telah dicapai. Diharapkan bagi RSUD Toto Kabila agar merubah sistem pendokumentasian proses keperawatan manual ke sistem digital atau SIMBA (Sistem Informasi Berbasis Asuhan Keperawatan) demi lebih memudahkan perawat dalam melaksanakan pendokumentasian. 2.Bagi instansi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Diharapkan bagi program studi keperawatan agar dapat menekankan pada mahasiswa tentang pentingnya pelaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa untuk mengaplikasikan pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit. 3.Bagi mahasiswa. Adanya penelitian ini yang lebih lanjut dan mendalam tentang pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan ditinjau dari berbagai standar praktek keperawatan dan juga bisa memberikan pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian sebagai acuan sehingga suatu saat bisa memberikan pelayanan yang bermutu pada pasien. Adanya penelitian ini yang lebih lanjut dan mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendokumentasian proses keperawatan ditinjau dari pengetahuan, motivasi kerja, beban kerja, supervisi dan tersedianya format atau panduan.
DAFTAR PUSTAKA Agung, P, 2009. Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi dan Persepsi Perawat Tentang Supervisi Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Di Jepara. Tesis: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro Semarang. Anonim, 2012. Panduan Penentuan Skoring Kriteria Kuesioner (Skala Pengukuran). http://www.bukukerja.com/2012/10/panduan-penentuan-skoringkriteria.html?m=1. Di akses pada tanggal 20 Januari 2014. Aprilia, A, 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Perawat Diruang Rawat Inap RSUD Prof.Dr.H. Aloe Saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Fakultas Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo. Aziz, A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Brantas, 2012. Pengertian Gaji dan Upah. http://kajianpustaka.com, Diakses pada tanggal 10 Juli 2014. Budiman, 2009. Analisis Faktor Dominan Motivasi Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bayu Asih Purwakarta, Skripsi, Stikes A. Yani, Cimahi. Cecep, T, 2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit. Jakarta: Trans Info Media. Deden, D, 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Deden, D, 2013. Pengantar Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Elsyifa, 2012. Pentingnya Kesadaran Dalam Diri Perawat dalam Melaksanakan Tugas. http://elsyifasuhardi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Juli 2014. Fajri, Al, 2011. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. http://alfajri.blogspot.com. Di akses pada tanggal 11 Novemmber 2013.
Ermawati, dkk, 2011. Dokumentasi Keperawatan dengan kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta: Trans Info Media. Husnan, Suad.2012. Pengaruh Motivasi Tenaga Kerja. Hal. 2-3 Imbalo, 2012. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Kelana, K, D, 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media. Laksono, T. 2005. Aspek Strategis Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Manurung, 2011. Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media. Mastini, Putri,2013. Hubungan Beban Kerja dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dirumah Sakit Umum Pusat Sanglah Dendapasar. Tesis, Pasca Sarjana Universitas Udapayana Denpasar. Nur Aini, 2013. Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Irina RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang. Jurnal: Jurusan Keperawatan Universitas Brawijaya Malang. Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.