BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya guna meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang berkeadilan dan mempercepat pembangunan daerah yang efektif dan kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat diperlukan manajemen yang baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Namun, fasilitas dan pelayanan perbankan hanya terkonsentrasi di perkotaan,

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan suatu wilayah yang didominasi oleh pedesaan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. selama periode tertentu (Munawir, 2002:33). Rentabilitas suatu perusahaan dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya atau kepada pemilik perusahaan stakeholder. Salah satu cara untuk. keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatpedesaan di Bali merupakan hal yang penting untuk menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertugas untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS, TINGKAT KECUKUPAN MODAL, LOAN TO DEPOSIT RATIO

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional, karena UMKM mampu menyerap

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berupa uang/surat-surat berharga lainnya. hidup krama desa untuk menunjang pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. kelancaran perekonomian (Triandaru dan Budisantoso, 2006:10).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya dan sumber dana yang tersedia secara optimal. Lembaga keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan bagian yang menunjang perekonomian nasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Kata Kunci: LPD, pertumbuhan laba, pertumbuhan aset.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan lembaga perkreditan desa (LPD).

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Desa adat merupakan organisasi sosial yang bersifat tradisional. Desa adat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT SUMERTA DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan dana. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, salah satu keunikan yang dimiliki adalah eksistensi desa pakraman,

Abstrak. Kata kunci: Tingkat Efisiensi, Risiko Kredit, Tingkat Penyaluran Kredit, Lembaga Perkreditan Desa, dan LPLPD.

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Operasional, dan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di Indonesia. Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 bank

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekuiti (saham), reksadana, instrument derivative, maupun instrumen

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi. Undang-Undang Tentang

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di era globalisasi ini berkembang cukup pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS, KOMPOSISI PENDANAAN, UMUR OPERASIONAL, DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH

Abstrak. Kata kunci : Struktur Pengendalian Intern, Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian masyarakat pedesaan sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional, karena sebagian besar penduduk Indonesia berada di daerah pedesaan. Wilayah pedesaan menyimpan banyak potensi yang dapat menunjang pertumbuhan dan kelancaran pembangunan nasional. Berhasilnya pembangunan pedesaan yang menyentuh segala lapisan masyarakat memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Daerah Bali yang terkenal dengan adat istiadat yang diatur dalam desa pakraman tentunya diberikan hak yang otonom untuk mengatur kehidupan sosial ekonomi termasuk di dalamnya mengatur mengenai pengelolaan kekayaan desa adat. Untuk pengelolaan kekayaan desa adat maka didirikanlah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang merupakan salah satu kebijakan strategis yang dapat menjangkau kelompok masyarakat pedesaan. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali dinobatkan sebagai lembaga pemberi pinjaman kepada masyarakat pedesaan yang terbaik se-indonesia. LPD di Bali mampu berkembang dengan baik karena ditopang oleh sistem kemasyarakatan yang disebut Banjar. Kecamatan Buleleng merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng yang berdasarkan data yang diperoleh dari Pembina Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten (PLPDK) Buleleng pada tahun 2010 tercatat ada 21 LPD. Kecamatan Buleleng menjadi salah satu daerah dengan perkembangan LPD yang pesat di Kabupaten Buleleng. Hal ini terlihat dari 1

meningkatnya jumlah dana yang terhimpun dari tabungan dan deposito, serta meningkatnya jumlah pinjaman yang diberikan kepada masyarakat. Data perkembangan LPD di Kecamatan Buleleng disajikan pada Tabel 1.1 yang menunjukkan perkembangan dari tahun 2008-2010. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah nasabah kredit menunjukkan pola yang berfluktuatif dengan peningkatan pada tahun 2008-2009, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2010. Tabel 1.1 Perkembangan Total Kas, Total Asset, Total Pendapatan Operasional, Modal Sendiri, Jumlah Tabungan dan Deposito, Jumlah Kredit yang Diberikan, dan Laba LPD di Kecamatan Buleleng Periode 2008-2010 (Dalam Ribuan Rupiah). No Uraian Tahun 2008 2009 2010 1 Total Kas 2.337.237 3.125.363 3.560.627 2 Total Asset 79.221.169 114.579.186 198.736.092 3 Total Pendapatan 14.840.090 21.588.471 27.666.338 Operasional 4 Modal Sendiri 837.582 849.373 890.654 5 Jumlah Tabungan dan 18.684.573 26.925.451 33.321.783 Deposito 6 Jumlah kredit yang 55.368.006 80.972.301 98.961.070 diberikan 7 Laba 3.046.578 4.301.198 5.090.489 Sumber: PLPDK Buleleng, 2011 Pada Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa total kas pada LPD di Kecamatan Buleleng terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010 yang secara berturut-turut sebesar Rp 2.337.237.000; Rp 3.125.363.000; Rp 3.560.627.000. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya jumlah nasabah tabungan dan deposito. Selain itu, dapat juga dilihat bahwa total asset terus 2

mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010 yang secara berturutturut sebesar Rp 79.221.169.000; Rp 114.579.186.000; Rp 198.736.092.000. Sama halnya dengan total kas, total asset terus mengalami peningkatan karena jumlah nasabah pada LPD di Kecamatan Buleleng terus meningkat. Total pendapatan operasional terus meningkat dari tahun 2008 sampai tahun 2010 yang secara berturut-turut sebesar Rp 14.840.090.000; Rp 21.588.471.000; Rp 27.666.338.000. Hal ini disebabkan karena jumlah nasabah debitur dan kegiatan operasional lainnya terus meningkat sehingga pendapatan yang diterima LPD juga meningkat. Jumlah modal sendiri yang dimiliki LPD di Kecamatan Buleleng dari tahun 2008 sampai tahun 2010 terus meningkat sebesar Rp 837.582.000; Rp 849.373.000; Rp 890.654.000. Hal ini disebabkan karena penyisihan laba dari tahun 2008 sampai tahun 2010 terus meningkat sehingga cadangan umum dan modal sendiri yang dimiliki LPD juga meningkat. Jumlah tabungan dan deposito pada LPD di Kecamatan Buleleng terus meningkat dari tahun 2008 sampai tahun 2010 secara berturut-turut sebesar Rp 18.684.573.000; Rp 26.925.451.000; Rp 33.321.783.000. Hal ini disebabkan karena tingkat kepercayaan masyarakat terhadap LPD mengalami peningkatan sehingga jumlah masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan LPD juga meningkat. Jumlah kredit yang diberikan meningkat dari tahun 2008 sampai tahun 2010 secara berturut-turut sebesar Rp 55.368.006.000; Rp 80.972.301.000; Rp 98.961.070.000. Hal ini disebabkan karena jumlah kas yang dimiliki LPD di Kecamatan Buleleng berada pada jumlah yang cukup besar sehingga dapat disalurkan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman. Laba dari tahun 2008 sampai tahun 2010 terus mengalami peningkatan 3

secara berturut-turut sebesar Rp 3.046.578.000; Rp 4.301.198.000; Rp 5.090.489.000. Hal ini disebabkan karena kualitas pelayanan LPD meningkat sehingga kepercayaan masyarakat untuk melakukan transaksi di LPD dan pendapatan yang diperoleh LPD juga meningkat. Dalam usaha LPD untuk memupuk modal melalui tabungan, deposito dan pinjaman dari masyarakat, kemudian diakumulasikan dalam bentuk pemberian kredit yang efektif, ditentukan oleh kemampuan menumbuhkan kepercayaan, sehingga masyarakat mempunyai rasa aman dalam menabung, mendepositokan dan meminjam uang kepada LPD. Menurut Boymont P. Kent, dikutip oleh Thomas Suyatno dkk (1990:15): Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang. Kepercayaan masyarakat akan keamanan uangnya yang ditempatkan pada LPD, memegang peranan yang penting (Damayanthi, 2006:2). Lau dan Lee (1999) dalam M.Rafki Nazar dan Syahran (2007) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu. Kesediaan ini mencul karena adanya pemahaman individu tentang pihak lain yang didasarkan pada masa lalunya, adanya harapan pihak lain akan memberikan sumbangan yang positif (walaupun ada juga kemungkinan pihak lain memberikan sumbangan yang negatif). Menumbuhkan kepercayaan masyarakat tidaklah mudah, sebab dewasa ini banyak dijumpai lembaga-lembaga keuangan yang tidak sehat. Kepercayaan masyarakat bisa tumbuh apabila LPD memiliki komposisi badan pengawas yang memadai, jumlah modal yang minimal, tingkat 4

perputaran kas yang tinggi dan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah yang tinggi. Semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas suatu LPD. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan merupakan salah satu cara untuk menilai sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasi suatu perusahaan. Untuk mencapai keuntungan yang optimal, LPD harus menjalankan usahanya secara efisien, efektif dan ekonomis (Nila dan Suartana, 2009). Hal ini bisa dilakukan dengan mangatur tingkat perputaran kas, tingkat kecukupan modal, loan to deposit ratio dan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah LPD. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan, semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan berarti semakin tinggi likuiditasnya, disisi lain semakin besar jumlah kas menunjukkan semakin rendah tingkat perputarannya. Perputaran kas juga menunjukkan efisiensi penggunaan kas sehingga untuk mengetahui efisiensi penggunaan kas dapat diketahui melalui tingkat perputaran kasnya (Riyanto, 2001:95). Semakin besar jumlah uang kas berarti semakin banyak dana yang tertanam pada kas dalam keadaan menganggur. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan kasnya, sehingga meningkatkan profitabilitas LPD. Akan tetapi, tingkat perputaran kas yang berlebihan dapat juga berarti bahwa jumlah persediaan kas yang tersedia adalah terlalu kecil dan nantinya dapat mengganggu kelancaran operasional LPD. Pendapatan yang diperoleh adalah total 5

manfaat yang dihasilkan oleh semua komponen infrastruktur lembaga keuangan (Bratland, 2010:36). Pemeliharaan modal berhubungan dengan kemampuan lembaga keuangan untuk memelihara atau meningkatkan pendapatan lembaga keuangan itu sendiri. Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan kemajuan LPD dan modal juga digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya resiko kerugian akibat pergerakan aktiva yang pada dasarnya berasal dari sebagian besar dana dari pihak ketiga. Salah satu kendala yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan untuk melakukan aktivitas perekonomian adalah masalah permodalan yang pada umunya rata-rata relatif lemah (Andrisani, 2010:2). Jumlah modal yang ada dalam suatu LPD mencerminkan kemampuan menutup resiko kerugian LPD, yang menjadi suatu persyaratan yang penting bahkan wajib didalam meningkatkan pertumbuhan LPD. Dalam perkembangan dunia perbankan di negara berkembang menurunkan tingkat bunga dan mengurangi biaya modal merupakan sebuah konsekuensi yang harus dilakukan untuk menghadapi para investor yang diajukan sebagai acuan perbandingan investasi untuk mengantisipasi laju inflasi (Anonymous, 2010:56). Jumlah modal yang minimal harus ada dalam sebuah LPD karena bertujuan untuk meniadakan atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi. Jika LPD tidak mempunyai jumlah modal minimum dalam keadaan LPD tertimpa resiko, maka LPD tersebut akan sulit dioperasikan dengan baik, oleh karena itu modal minimal harus ada (Agustini, 2005:3). Modal LPD yang cukup atau banyak sangat penting karena modal dapat memperlancar operasional sebuah LPD. Kebutuhan modal yang tinggi dibutuhkan untuk 6

melindungi nasabah dari kegagalan bank (Brinkman, 1995:848). Aktivitas bank menyangkut berbagai jenis resiko, untuk melindungi dari kegagalan bank harus mampu memelihara, memonitor dan melindungi modal (Alessandri, 2010:129). Kegiatan utama LPD yaitu menghimpun dana dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka serta melakukan kegiatan penyaluran dana dalam bentuk kredit kepada debitur. Pendapatan yang diperoleh LPD dapat ditingkatkan dengan memaksimalkan pemberian kredit atau pinjaman kepada masyarakat, tingkat kredit yang disalurkan oleh LPD kepada masyarakat dapat dilihat dari perhitungan loan to deposit ratio. Kredit yang disalurkan LPD bertujuan untuk menghindari adanya dana yang tidak produktif, adanya dana yang menganggur akan menyebabkan kerugian bagi LPD (Juun, 2011:6). Loan to deposit ratio merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana yang diterima oleh LPD (Sudirman, 2000:93), juga memiliki pengaruh yang positif terhadap profitabilitas. Loan to deposit ratio yang menunjukkan pemberian penyaluran kredit tersebut akan semakin besar sehingga akan meningkatkan profitabilitas LPD (Victor, 2010:3). Lembaga keuangan dapat menghasilkan laba apabila memiliki jumlah nasabah penyimpan (kreditur) maupun nasabah debitur yang potensial karena nasabah merupakan sumber pendapatan LPD, dimana pendapatan utama LPD adalah dari transaksi yang dilakukan nasabahnya (Kasmir, 2005:208). Semakin banyak jumlah nasabah yang melakukan transaksi di LPD seperti kredit, maka semakin tinggi pendapatan yang akan diterima oleh LPD (Yessy, 2010:8). Dengan demikian pertumbuhan jumlah nasabah kredit mempunyai pengaruh pada 7

profitabilitas ekonomi LPD. Disisi lain, nasabah yang melakukan transaksi tabungan maupun deposito, maka jumlah yang dikeluarkan oleh LPD akan semakin tinggi. Dengan demikian pertumbuhan jumlah nasabah tabungan maupun deposito mempunyai pengaruh pada profitabilitas LPD. Kepuasan nasabah ditentukan oleh kualitas produk dan layanan yang dikehendaki nasabah, sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama bagi bank (Hidayat, 2009:99). Selain itu nasabah selalu menilai dari suatu layanan yang diterima dibandingkan dengan apa yang diharapkan atau diinginkan (Parasuraman, 1993:5). Dengan demikian pertumbuhan jumlah nasabah tabungan maupun deposito mempunyai pengaruh pada profitabilitas LPD, selain itu pertumbuhan nilai perusahaan hanya dapat tercapai jika profitabilitas perusahaan meningkat pada saat garis maksimum (Trimertana, 2008:81). Penelitian yang dilakukan oleh Andrisani Prasetya (2010) dan Victor Hironimus Piere Gero (2010) berhasil membuktikan bahwa tingkat perputaran kas dan loan to deposit ratio secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Serta didukung dengan penelitian Ni Wayan Juun Sriyanthi (2011) yang juga berhasil membuktikan bahwa variabel loan to deposit ratio secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas, serta berhasil membuktikan bahwa jumlah nasabah aktif memiliki pengaruh secara parsial terhadap profitabilitas. Penelitian Ni Ketut Mas Adi Lestari (2010) juga menyatakan bahwa tingkat perputaran kas juga berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, serta berhasil menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan jumlah nasabah secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Namun penelitian 8

yang dilakukan Yessy Dwiyanti (2010) bertentangan dengan hasil penelitian Andrisani Prasetya, Victor Hironimus Piere Gero, Ni Wayan Juun Sriyanthi dan Ni Ketut Mas Adi Lestari. Pada penelitian Yessy Dwiyanti, tingkat perputaran kas dan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah (tabungan dan kredit) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas, serta berhasil membuktikan bahwa tingkat pertumbuhan jumlah nasabah deposito secara parsial memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Perbedaan hasil penelitian tersebut, mendorong penulis untuk melakukan penelitian lanjutan guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan empat variabel bebas yaitu tingkat perputaran kas, tingkat kecukupan modal, loan to deposit ratio dan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah. Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah tingkat perputaran kas berpengaruh pada profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng periode 2008-2010? 2) Apakah tingkat kecukupan modal berpengaruh pada profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng periode 2008-2010? 3) Apakah loan to deposit ratio berpengaruh pada profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng periode 2008-2010? 4) Apakah tingkat pertumbuhan jumlah nasabah berpengaruh pada profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng periode 2008-2010? 9

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran kas pada profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng periode 2008-2010. 2) Untuk mengetahui pengaruh tingkat kecukupan modal pada profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng periode 2008-2010. 3) Untuk mengetahui pengaruh loan to deposit ratio pada profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng periode 2008-2010. 4) Untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan jumlah nasabah pada profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Buleleng periode 2008-2010. 1.2.2 Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan bagi penulis dan berbagai pihak atas pengaruh tingkat perputaran kas, tingkat kecukupan modal, loan to deposit ratio dan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah pada profitabilitas LPD di Kecamatan Buleleng periode 2008-2010 dan diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya serta meningkatkan perkembangan terhadap teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. 10

2) Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi pengurus LPD di Kecamatan Buleleng. 1.3 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran mengenai isi dari makalah ini terdiri dari lima bab pada bagian ini diuraikan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka Merupakan bab yang menguraikan landasan teori yang relevan dan berkaitan dengan pembahasan skripsi ini, hasil penelitian sebelumnya, dan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Merupakan bab yang berisikan tentang metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, metoda penentuan sampel serta teknik analisis data. 11

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Merupakan hasil dan pembahasan yang terdiri dari gambaran umum atau deskripsi hasil penelitian dari pengaruh efektivitas penggunaan modal kerja yang diukur dari perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan jumlah anggota berpengaruh pada profitabilitas. Pada bab ini juga diuraikan hasil analisis uji asumsi klasik serta analisis regresi linier berganda. Bab V Simpulan dan Saran Merupakan bab penutup yang mengemukakan simpulan akhir dari pembahasan yang menjadi jawaban dari permasalahan dan saran-saran kepada organisasi dan penelitian berikutnya yang memiliki keterkaitan terhadap penelitian ini. 12