BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kreatifitas manusia untuk mencapai hasil maksimal dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MED IA ELEKTRONIK PENGUKURAN PANGKALA ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 BAND UNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. serta menghindari terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. (Sisdiknas, 2003) dalam Nugrohati N (2008:2). sebagai model atau panutan. Kompetensi profesional adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SMK memberikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu wadah yang berperan sebagai penyampaian ilmu

Proceeding of 2nd International Conference of Arts Language And Culture ISBN

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

peran dalam membantu negara untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pelajaran juga menjadi hal yang sangat penting. dalam bentuk permainan sehingga anak-anak tertarik untuk belajar.

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan pesat dalam peradaban

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS IV SD NEGERI MAGERSARI 2 MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MEDIA MATIK BILAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA 01 (TAHAP UJI TEORITIS)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu berkembang sesuai zaman dan melatih untuk bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional, dan kritis. Pembelajaran matematika di sekolah dasar (SD) merupakan bagian sistem pendidikan nasional bertujuan agar siswa memiliki kemampuan yang dapat digunakan melalui kegiatan matematika, sehingga terdapat keserasian antara pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pembelajaran yang menekankan pada keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah (Aisyah, 2007: 5-1). Pembelajaran matematika yang baik dan ideal hendaknya berpusat pada siswa, bukan hanya berpusat pada guru sehingga siswa ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran matematika. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 menegaskan bahwa setiap guru wajib menggunakan sumber belajar. Sumber pembelajaran yang dimaksud berupa bahan ajar ataupun media belajar yang digunakan. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai sumber belajar karena menjadi perantara antara guru dengan siswa ketika menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran dapat menciptakan pembelajaran yang interaktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan dalam menumbuhkan situasi pembelajaran yang nyaman dan menarik bagi siswa. Media pembelajaran yang digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, memotivasi belajar, serta mempertinggi daya serap dan retensi siswa dalam pembelajaran (Sutarno, 2009: 69). Siswa di dorong untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan keberhasilan proses pembelajaran, sehingga hal ini pula yang akan meningkatkan hasil belajar dari siswa. 1

2 Salah satu permasalahan yang terjadi pada materi pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri Pilangsari 1 adalah rendahnya kemampuan memahami konsep tentang sifat-sifat bangun ruang. Permasalahan pembelajaran bangun ruang yang dialami siswa yaitu masih terdapat kesulitan dalam menentukan sisi, rusuk, titik sudut, bidang alas, dan bidang diagonal suatu bangun ruang. Siswa juga masih kesulitan untuk menentukan jaring-jaring dari suatu bangun ruang. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak. Hal inilah yang memerlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya hafalan, karena hal ini mudah dilupakan oleh siswa (Heruman, 2007: 2). Hal ini juga didukung oleh pernyataan Pitadjeng (2015: 36) yang mengemukakan bahwa untuk memahami suatu konsep matematika anak memerlukan bantuan memanipulasi benda-benda konkret yang relevan sebagai pengalaman langsung sehingga pembelajaran yang didasarkan pada benda-benda konkret akan mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep matematika. Pendapat tersebut juga dikuatkan lagi oleh Sundayana (2013: 5) mengutip simpulan dari Walker yaitu mathematics maybe defined as the study of abstract structures and their interrelations, yang artinya matematika dapat didefinisikan sebagai studi tentang struktur-struktur abstrak dengan berbagai hubungannya. Kenyataan rendahnya pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang juga ditemukan dari hasil observasi selama pembelajaran (lampiran 10 halaman 162) serta wawancara dengan guru kelas (lampiran 19 halaman 198) dan siswa kelas V (lampiran 20 halaman 200). Dari hasil wawancara (16 November 2015) diperoleh informasi yaitu selama kegiatan pembelajaran partisipasi aktif siswa masih kurang, hal ini dapat terlihat saat pembelajaran masih terdapat siswa yang mengobrol dengan temannya maupun menyandarkan badan ke tembok (lampiran 10 halaman 162). Siswa masih kurang antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran karena kegiatan belajar mengajar belum memanfaatkan media belajar sehingga cenderung membosankan. Pembelajaran pada materi bangun ruang guru belum menggunakan media atau alat peraga dalam memperjelas materi. Sekolah sudah memfasilitasi dengan tersedianya alat peraga materi bangun

3 ruang, tetapi guru masih belum bisa mengoptimalkannya sehingga siswa hanya bisa untuk membayangkan tentang materi bangun ruang. Hal tersebut yang membuat rendahnya hasil belajar siswa dalam materi bangun ruang. Berdasarkan data nilai yang diperoleh dari hasil pretest matematika (18 November 2015) yang terdapat pada (lampiran 6 halaman 157) tentang materi bangun ruang, yaitu dari 38 siswa kelas V terdapat 8 siswa atau 21,05% yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65, sedangkan 30 siswa atau 78,95% mendapatkan nilai di bawah KKM. Data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika materi bangun ruang kelas V SD Negeri Pilangsari 1 masih rendah dan belum berjalan maksimal. Faktor penyebab rendahnya pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang adalah kurangnya guru dalam penggunaan media belajar tentang materi bangun ruang yang menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran. Media pembelajaran masih jarang digunakan dalam pembelajaran karena kurang praktis dan menyita banyak waktu. Dampaknya materi pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang tidak dapat dikuasai siswa dengan baik, serta akan mempengaruhi pula pada materi selanjutnya yaitu volume bangun ruang. Prestasi siswa akan semakin rendah apabila hal ini terus berlanjut, untuk itu diperlukan perbaikan dari segi kreativitas guru dalam penggunaan media belajar untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa agar hasil belajarnya dapat meningkat. Berkaitan dengan data-data di atas, diperlukan suatu alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika khususnya sifat-sifat bangun ruang. Rendahnya pemahaman siswa mendorong guru untuk mengevaluasi kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga guru dapat mengetahui penyebab rendahnya pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang siswa. Guru harus bisa untuk lebih variatif dan inovatif dalam menyampaikan materi agar siswa dapat dengan aktif, semangat, dan antusias menangkap informasi yang diberikan guru. Guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di sekolah untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Penggunaan dan pemilihan media belajar yang menarik dapat menunjang

4 keberhasilan suatu proses pembelajaran karena siswa akan lebih semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Solusi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menarik yaitu multimedia interaktif. Menurut Asyhar (2012) mengutip simpulan Vaughan tentang multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna melalui hardware komputer. Multimedia saat ini sinonim dengan format computer based yang mengombinasikan antara teks, grafis, audio, bahkan video ke dalam satu penyajian digital tunggal dan koheren. Menurut (Anitah, 2009: 181) multimedia merupakan kegiatan interaktif yang sangat tinggi, mengajak pebelajar untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memilih dan mengendalikan layar diantara jendela informasi dalam penyajian media. Pendapat lain juga mengemukakan bahwa multimedia adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan infromasi, pesan, atau isi pelajaran (Arsyad, 2014: 162). Sedangkan Hammza, Daw, dan Faryadi (2013) dalam jurnal internasionalnya menjelaskan bahwa: Multimedia is the combination of audio, pictures, animation, text, video, and interactivity. It is a vital instrument to entertain students in classroom. They believed that it assists the students in understanding science better and it helps teachers deliver the lessons effectively. Multimedia adalah gabungan dari suara, gambar, animasi (gambar bergerak), tulisan, video, dan adanya hubungan. Ini adalah instrumen penting untuk menghibur siswa di kelas. Mereka percaya bahwa itu membantu siswa dalam ilmu pemahaman yang lebih baik dan membantu guru memberikan pelajaran secara efektif. Tujuan penggunaan multimedia dalam pendidikan dan pelatihan adalah melibatkan pebelajar dalam pengalaman multi sensori untuk meningkatkan kegiatan belajar. Penggunaan multimedia interaktif dalam upaya peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang dilakukan dengan melibatkan siswa dalam menggunakan media tersebut. Siswa dapat secara langsung merasakan

5 multimedia dengan satu kali sentuhan (touch), serta materi ini dapat diulang diluar jam pelajaran. Media ini dibuat agar siswa terdorong mengajukan berbagai macam pertanyaan dan menemukan pengetahuan tentang sifat-sifat bangun ruang. Menurut Asyhar (2012) mengutip penjelasan Smaldino, dkk dalam mengklasifikasikan multimedia menjadi lima kategori, yaitu: (1) Multimedia Kits, (2) Hypermedia, (3) Multimedia Interaktif, (4) Virtual Reality, dan (5) Expert System. Salah satu klasifikasi tersebut terdapat multimedia interaktif dimana dalam prosesnya multimedia ini akan meminta pebelajar mempraktikkan suatu keterampilan dan menerima balikan yang menyajikan pelajaran dengan visual, suara, ataupun materi video sehingga siswa akan lebih tertarik ketika mengikuti proses pembelajaran. Keuntungan yang lain penggunaan multimedia dalam pembelajaran adalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep abstrak dengan lebih mudah, selain itu juga dapat memberikan kesan positif, menghemat waktu, dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar (Asyhar, 2012: 76). Berdasarkan uraian di atas, dipilih multimedia interaktif untuk dijadikan solusi dalam pembelajaran matematika karena memiliki keunggulan, yaitu tampilannya menarik dan bersifat interaktif. Tampilan yang menarik karena multimedia sendiri tersusun atas perpaduan antara teks, grafis, suara, dan animasi yang akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang siswa dapat meningkat. Sementara sifatnya yang interaktif yaitu dapat menciptakan peluang dalam proses interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung aktif dan kondusif serta siswa dapat memilih apa yang dikehendaki dalam proses selanjutnya tentang materi sifat-sifat bangun ruang. Dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, siswa tidak hanya melihat dan mendengar, tetapi juga terlibat dalam penggunaannya. Dengan terlibatnya siswa dapat menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan kondusif sehingga siswa tidak sepenuhnya bergantung pada guru untuk mendapat pengetahuan. Penggunaan multimedia interaktif ini sangat mendukung dalam meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa. Hal ini sesuai dengan kesimpulan

6 dari penelitian Dian Mukti Nourmaningrum (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Se-Gugus Tetuko Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian tersebut menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan multimedia interaktif terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Se-Gugus tetuko Masaran Sragen yaitu t hitung t tabel (3,22564 2,00575). Pengaruh yang didapat dari penggunaan multimedia interaktif adalah hasil belajar IPA menjadi lebih baik, motivasi siswa tinggi, kegiatan belajar belajar lebih menarik, motivasi siswa untuk belajar meningkat. Dari hasil positif dan signifikan yang diperoleh pada penelitian tersebut, maka peneliti menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan uraian di atas, maka Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) fokus pada keterkaitan multimedia interaktif dengan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang. Penelitian tersebut dirumuskan ke dalam PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tahun Ajaran 2015/2016). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tahun Ajaran 2015/2016?. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep sifatsifat bangun ruang melalui penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran

7 matematika siswa kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tahun Ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. 1. Manfaat Teoritis a. Bertambahnya wawasan dan pengetahuan baru tentang pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang dengan menggunakan multimedia interaktif. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatnya motivasi dan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui penggunaan multimedia interaktif. 2) Meningkatnya interaksi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan multimedia interaktif. 3) Meningkatnya pemahaman konsep siswa tentang sifat-sifat bangun ruang melalui penggunaan multimedia interaktif. 4) Meningkatnya hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat bangun ruang. b. Bagi Guru 1) Meningkatnya keterampilan guru dalam proses pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang melalui penggunaan multimedia interaktif. 2) Sebagai pengalaman dan keterampilan bagi guru tentang media pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan masukan positif dalam usaha perbaikan seperti pengadaan media, fasilitas, dan sarana pendukung kegiatan pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.

2) Terwujudnya pembelajaran yang efektif, inovatif, dan kreatif di sekolah melalui multimedia interaktif. 8