BAB I PENDAHULUAN. 3% - 21%, dan infeksi daerah operasi (IDO) mencakup 5% - 31% dari total

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai bagian lembaga penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. angka yang pasti, juga ikut serta dalam mengkontribusi jumlah kejadian infeksi. tambahan untuk perawatan dan pengobatan pasien.

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia dan dampaknya mempengaruhi terutama pada negara berkembang dan negara

ASEPTIC DAN ANTISEPTIC. FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF TRISAKTI Kelly Radiant

BAB I PENDAHULUAN. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan suatu peradangan pada paru (Pneumonia)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. antiseptik yaitu 1 antiseptik dari zona risiko rendah infeksi (ruang administrasi), 1

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu contoh luka terbuka adalah insisi dengan robekan linier pada kulit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam upaya menjaga kesehatan tubuh, memelihara kebersihan tangan

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan, gigi impaksi dan untuk keperluan prosedur ortodontik. 1, 2

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap efektivitas hand hygiene berdasarkan angka kuman di RSUD Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah

BAB I PENDAHULUAN. karies parah, nekrosis pulpa, impaksi gigi, untuk tujuan perawatan ortodontik, 3

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1. Pendahuluan. Infeksi nosokomial yaitu setiap infeksi yang. didapat selama perawatan di rumah sakit, infeksi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sanitasi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri farmasi berkembang pesat seiring dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun. terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB 6 PEMBAHASAN. pneumonia yang terjadi pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik setelah 48

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah setiap tahunnya (Mores et al., 2014). Infeksi nosokomial adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

Pendahuluan BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTISEPTIK ETHANOL DAN 1-PROPANOL DIBANDINGKAN DENGAN ETHANOL DAN HIDROGEN PEROKSIDA

BAB 1 PENDAHULUAN. kuman Salmonella Typhi (Zulkoni, 2011). Demam tifoid banyak ditemukan. mendukung untuk hidup sehat (Nani dan Muzakir, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016 ISSN

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PELAKSANAAN PROTAB PERAWATAN LUKA DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

BAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

BAB I PENDAHULUAN. 72 jam perawatan pada pasien rawat inap. Pada suatu rumah sakit yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. minor walaupun belum secara jelas diutarakan jenis dan aturan penggunaanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi (IDO). 1. dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

BAB I. PENDAHULUAN. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kualitas hidup pasien dan menimbulkan masalah ekonomi (Ducel dkk., 2002). Pada

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut seorang pasien bisa mendapatkan berbagai penyakit lain. infeksi nosokomial (Darmadi, 2008, hlm.2).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Obat kumur sering digunakan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

PENGARUH METODE HAND WASH TERHADAP PENURUNAN JUMLAH ANGKA KUMAN PADA PERAWAT RUANG RAWAT INAP DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA

PANDUAN WAWANCARA. Analisis Kemampuan Perawat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan

PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti Dharmayanti, SpPK(K)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif, dan preventif kepada semua orang. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencegahan infeksi merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap pembedahan dan dimulai sebelum melakukan tindakan operasi (praoperasi). WHO melaporkan prevalensi infeksi nosokomial bervariasi antara 3% - 21%, dan infeksi daerah operasi (IDO) mencakup 5% - 31% dari total angka infeksi nosokomial. Sekitar 44.000 98.000 orang dilaporkan meninggal dunia dan menghabiskan biaya 17 29 juta dollar setiap tahunnya akibat infeksi paska pembedahan di Amerika. Terjadinya kejadian infeksi post operasi atau IDO membuat para ahli bedah memperhatikan prosedur aseptik yang baik sebelum, selama dan sesudah operasi (Koes, 2006). Berbagai standar cuci tangan pra operasi telah banyak ditentukan, seperti larutan antiseptik yang dipilih untuk cuci tangan dan prosedur cuci tangan yang benar. Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang saat ini menggunakan 2 jenis antiseptik yaitu Chlorhexidine Gluconate dan Povidone Iodine. Sampai saat ini belum ada data mengenai antiseptik yang paling efektif untuk cuci tangan pra bedah di Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA) Semarang. Infeksi nosokomial merupakan masalah yang kompleks di rumah sakit dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga menimbulkan waktu perawatan yang lebih lama serta biaya yang cukup besar. Prevalensi infeksi nosokomial di negara maju bervariasi antara 5% -15 % di bangsal 1

2 rawat biasa serta lebih dari 50% di ruang ICU, dan infeksi daerah operasi (IDO) dilaporkan sebagai penyebab utama infeksi nosokomial dan mencakup 20%-25 % dari total angka infeksi nosokomial (WHO, 2011). Masih tingginya tingkat kejadian infeksi nosokomial, terutama di negara-negara berkembang, disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi, salah satunya adalah antiseptik yang digunakan. Antiseptik ini sendiri merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup. Tindakan pre operasi yang sangat penting dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencegah infeksi ini salah satunya adalah cuci tangan pre operasi menggunakan antiseptik baik. Setiap prosedur pembedahan sekecil apapun dapat menimbulkan risiko infeksi. Pencegahan infeksi merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap pembedahan dan dimulai sebelum melakukan tindakan operasi (preoperatif). Pengujian efektivitas antiseptik praoperasi akan berkontribusi pada berkembangnya pemahaman tentang bagaimana mengurangi risiko infeksi selama dan setelah operasi. Penelitian mengenai efek Chlorhexidine dan Povidone Iodine sebagai antiseptik telah banyak dilakukan. Soeherwin dkk (2000) melakukan penelitian mengenai efek Chlorhexidine Gluconate 0,2% sebagai obat kumur terhadap bakteri sebelum operasi molar 3, menyimpulkan berkumur dengan Chlorhexidine Gluconate 0,2% efektif mengurangi bakteremia pada operasi molar 3. Darouche Rabih O et al (2010) melakukan penelitian dengan membandingkan efek antiseptik antara Chlorhexidine dengan Povidone Iodine pada preoperatif, menyimpulkan

3 bahwa Chlorhexidine lebih efektif dibanding Povidone Iodine pada pemakaian prepoeratif untuk mencegah infeksi postoperatif. Penelitian Purnomo (2009) menunjukkan terdapat perbedaan efektifitas kombinasi antiseptik kedua perlakuan sama efektif dalam menurunkan jumlah kuman pada kulit medan operasi pada swab II antara kombinasi antiseptik Chlorhexidine Gluconate Cetrimide Povidone Iodine 10% (CP2) ataupun kombinasi antiseptik Chlorhexidine Gluconate Cetrimide Alkohol 70% - Povidone Iodine 10% (CAP2) dengan p <0,001. Kombinasi antiseptik Chlorhexidine Gluconate Cetrimide Povidone Iodine 10% (CP3) ataupun kombinasi antiseptik Chlorhexidine Gluconate Cetrimide Alkohol 70% - Povidone Iodine 10% (CAP3) 1 jam setelah operasi berlangsung lebih efektif kombinasi antiseptik Chlorhexidine Gluconate Getrimide Povidone Iodine 10% (CP) dalam menurunkan jumlah kuman pada kulit medan operasi fraktur tertutup simple elektif. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian tentang perbedaan efektivitas antara Chlorhexidine Gluconate dengan Povidone Iodine perlu dilakukan. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah Terdapat perbedaan efektivitas antara Chlorhexidine Gluconate dengan Povidone Iodine sebagai antiseptik pencuci tangan pra bedah terhadap jumlah koloni kuman?

4 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui apakah terdapat perbedaan efektivitas antara Chlorhexidine Gluconate dengan Povidone Iodine sebagai antiseptik cuci tangan pra bedah terhadap jumlah koloni kuman. 1.3.2 Tujuan Khusus - Mengetahui rerata jumlah koloni kuman pada telapak tangan sebelum dan sesudah cuci tangan pra bedah dengan Chlorhexidine Gluconate. - Mengetahui rerata jumlah koloni kuman pada telapak tangan sebelum dan sesudah cuci tangan pra bedah dengan Povidone Iodine. - Menganalisis perbedaan rerata jumlah koloni kuman pada telapak tangan sebelum dan sesudah cuci tangan pra bedah dengan Chlorhexidine Gluconate dan yang dicuci dengan Povidone Iodine. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat: 1. Memberikan informasi bahwa Chlorhexidine Gluconate lebih efektif dalam menurunkan jumlah koloni kuman telapak tangan dibandingkan Povidone Iodine.

5 2. Memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya bahwa Chlorhexidine Gluconate lebih efektif dalam menurunkan jumlah koloni kuman telapak tangan dibandingkan Povidone Iodine. 1.4.2 Manfaat Praktis Memberikan pilihan antiseptik yang tepat pada petugas bedah sebelum melakukan tindakan bedah.