PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI PERANAN POLISI DALAM MENANGANI KASUS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR DI POLRES WONOGIRI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang melanggar

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DESA. (Studi Kasus di Desa Gedangan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KENAKALAN REMAJA DI MA AL-AZHAR SERABI BARAT MODUNG BANGKALAN. A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Pancasiladan Kewarganegaraan.

BAB III METODE PENELITIAN. dan Effendi (1995) penelitian eksplanatory yaitu tipe penelitian untuk

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI HAK ANAK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kota Layak Anak Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI EKA MARTININGSIH SRI RAHAYU A PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. dapat timbul disebabkan oleh faktor- faktor penyebab, baik faktor intern

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011), hlm Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka, 1990), hlm 1

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

IMPLEMENTASI KARAKTER MANDIRI DAN KERJA KERAS DALAM MASYARAKAT NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN. Naskah Publikasi. Sarjana S-I

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)

ANALISIS KESENJANGAN PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

IMPLEMENTASI HAK ANAK DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH. (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014)

Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

PELAYANAN HAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN PADA SISWA KURANG MAMPU (Studi Kasus Pelaksanaan Program Sintawati di SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Sragen

BAB I PENDAHULUAN. kebingungan, kecemasan dan konflik. Sebagai dampaknya, orang lalu

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA KHUSUSNYA NILAI PERSATUAN INDONESIA PADA ETNIS THIONGHOA. (Studi Kasus Perkumpulan Masyarakat Surakarta Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial. Dalam kenyataannya, kenakalan remaja merusak nilai-nilai

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta)

PELAKSANAAN SAMBATAN UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

SIKAP TOLERANSI TERHADAP SISWA PENYANDANG DISABILITAS DALAM SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus Pada Siswa SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

PENANAMAN KARAKTER PATRIOTISME PADA SISWA TUNAGRAHITA (Studi Kasus di SMPLB Bina Karya Insani Cangakan Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

IMPLEMENTASI KARAKTER GOTONG ROYONG DAN PEDULI SOSIAL DALAM KERJA BAKTI MINGGUAN

PENDAHULUAN. disebut sebagai periode pubertas, pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada. terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003).

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN TENTANG PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. tahun. 1 Persoalan remaja selamanya hangat dan menarik, baik di negara yang

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK KELUARGA PERANGKAT DESA (STUDI KASUS DI DESA WONOREJO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO)

3.1. Jenis Penelitian

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA. (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak

I. PENDAHULUAN. ialah menyediakan lowongan untuk menyalurkan dan memperdalam. bakat dan minat yang di miliki seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baik di Negara-negara maju maupun Negara-negara yang berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

PRINSIP-PRINSIP EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK PADA APARAT DESA (STUDI KASUS DESA KEBONAGUNG KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI)

PENANGANAN KASUS PENCABULAN PADA ANAK (Studi Kasus di Wilayah Hukum Polresta Surakarta Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KELAS X/C

Banyaknya fenomena penyimpangan perilaku yang bisa dilihat secara. setiap hari, membentuk keprihatinan bahwa bangsa ini sedang

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

Transkripsi:

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ANDI SETYAWAN A 220100145 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR (Studi Kasus pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar) Andi Setyawan, A220100145, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, xix+109 (termasuk Lampiran) Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan Unitbinmas dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar, mendeskripsikan hambatan yang dialami Unitbinmas dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar, dan mendeskripsikan solusi yang dilakukan Unitbinmas dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan sumber data dari Kapolsek, Kanitbinmas, anggota Unitbinmas Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan arsip atau dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data dan teknik pengumpulan data. Metode penelitian ini menggunakan teknik interaktif. Analisis interaktif digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pelaksanaan Unitbinmas Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar dengan melalui bimbingan penyuluhan yang diadakan di sekolah tingkat menengah pertama dan menengah atas/kejuruan; 2) Hambatan yang dialami Unitbinmas Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar berupa kurangnya anggota Unitbinmas, kurangnya partisipasi warga, kurangnya pemahaman remaja terhadap tujuan pencak silat sehingga menyebabkan maraknya perkelahian antar remaja, dan kurangnya partisipasi dari guru dan pihak sekolah dalam mengatasi kenakalan remaja pelajar; 3) Solusi yang dilakukan Unitbinmas Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar dalam menanggulangi kenakalan renaja pelajar yaitu dengan mengadakan rutin kegiatan bimbingan penyuluhan mulai dari MOS (Masa Orientasi Siswa), karang taruna setiap satu bulan sekali, menghadiri pertemuan pencak silat setiap dua bulan sekali. Mengadakan kerja sama dengan guru, pihak sekolah, warga masyarakat, orang tua, serta instansi pemerintahan yang terkait dalam upaya menanggulangi kenakalan remaja pelajar. Kata kunci: Unitbinmas, Kenakalan, Remaja Pelajar Surakarta, 5 Juli 2014 Penulis, Andi Setyawan

PENDAHULUAN Seiring dengan lajunya perkembangan zaman di segala bidang, perubahan ke arah kemajuan bangsa semakin berkembang. Salah satu kemajuan itu tampak dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai budaya yang sangat bervarian dapat dengan mudah menjangkau ruang dunia secara cepat dan merambah dunia yang sangat luas. Dalam era globalisasi yang sangat berkembang pesat dengan kemajuan teknologi yang sangat canggih serta mobilitas yang sering menyebarkan perilaku buruk dikalangan remaja pada saat ini sangat cepat, terutama remaja yang masih berstatus pelajar. Pergaulan merupakan interaksi antara beberapa orang baik berupa kekeluargaan, organisasi, masyarakat, maupun dalam lingkungan sekolah. Melalui pergaulan, remaja akan berkembang karena akan tahu tentang tata cara bergaul. Dunia pendidikan dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang sangat komplek yang perlu mendapatkan perhatian. Masalah-masalah tersebut antara lain kurikulum yang berubah-ubah sehingga sekolah kurang siap dalam melaksanakan, keadaan guru yang kurang memenuhi syarat dari segi tingkat pendidikan, fasilitas yang tidak lengkap maupun masalah kesiswaan yang menyebabkan menurunnya tata krama sosial dan etika moral dalam praktek kehidupan sekolah yang mengakibatkan sejumlah ekses negatif yang amat merisaukan masyarakat. Ekses tersebut antara lain semakin maraknya berbagai penyimpangan norma kehidupan agama dan sosial kemasyarakatan. Menurut Kartini Kartono (2002) definisi kenakalan remaja bisa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa latin Juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan Deliquent berasal dari bahasa latin Delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacau, peneror, durjana dan lain-lain. Juvenile deliquent atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.

Di dalam susunan organisasi Polsek terdapat salah satu unsur yaitu unsur pelaksana tugas pokok. Unsur pelaksana tugas pokok yang dimaksud yaitu SPKT, Unitintelkam, Unitreskrim, Unitbinmas, Unitsabhara, Unitlantas dan Unitpolair. Unitbinmas (Unit Pembinaan Masyarakat) bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan penyuluhan masyarakat, pemberdayaan Perpolisian Masyarakat (Polmas), melaksanakan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan terhadap bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa (Pam Swakarsa), Kepolisian Khusus (Polsus), serta kegiatan kerjasama dengan organisasi, lembaga, instansi, dan tokoh masyarakat guna peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Beberapa masalah yang telah dikemukakan di atas, hal ini mendorong keinginan peneliti untuk mengadakan penelitian pada Unitbinmas (Unit Pembinaan Masyarakat) Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar sebagai perannya dalam menanggulangi kenakalan remaja, dan remaja yang dimaksud disini adalah yang masih berstatus pelajar atau yang duduk di bangku sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Alasan memilih tempat penelitian pada Polsek Kerjo dikarenakan Unitbinmas sering kali mendapat pengaduan dari pihak sekolah di wilayah kecamatan Kerjo dan warga sekitarnya serta banyaknya pelajar yang membolos pada saat jam belajar mengajar sekolah. KAJIAN TEORI 1. Kajian mengenai Kenakalan Remaja Pelajar Menurut Willis (2012:90) kenakalan remaja ialah tindak perbuatan sebagian para remaja yang bertentangan dengan hukum, agama, dan norm-norma masyarakat sehingga akibatnya dapat merugikan orang lain, mengganggu ketentraman umum, dan juga merusak dirinya sendiri. Menurut Hasan dalam dalam Sudarsono (1990:11), delinquency juvenile ialah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bilamana dilakukan orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan. Kenakalan remaja pelajar merupakan

perilaku remaja yang masih duduk di bangku sekolah untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan baik di sekolah maupun di luar sekolah yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Menurut Willis (2012:92-113) faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja dikelompokkan atau dibagi atas empat bagian, yaitu: a. Faktor-faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri. 1. Predisposing factor. 2. Lemahnya pertahanan diri. 3. Kurangnya kemampuan penyesuaian diri. 4. Kurangnya dasar-dasar keimanan di dalam diri remaja. b. Faktor-faktor dari lingkungan keluarga. 1. Anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua. 2. Lemahnya keadaan ekonomi orang tua di desa-desa, telah menyebabkan tidak mampu mencukupi kebutuhan anak-anaknya. 3. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis. c. Faktor-faktor dari lingkungan masyarakat. 1. Kurangnya pelaksanaan ajaran-ajaran agama secara konsekuen. 2. Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan. 3. Kurangnya pengawasan terhadap remaja. 4. Pengaruh norma-norma baru dari luar. d. Faktor-faktor dari sekolah. 1. Faktor guru. 2. Faktor fasilitas pendidikan. 3. Norma-norma pendidikan dan kekompakan guru. 4. Kekurangan guru. Rogers dalam Sarwono (2012:284-287), ada lima ketentuan yang harus dipenuhi untuk menanggulangi kenakalan remaja, yaitu: a. Kepercayaan. Remaja itu harus percaya kepada orang mau membantunya (orang tua, guru, psikolog, ulama, dan sebagainya), ia harus yakin bahwa

penolong ini tidak akan membohonginya dan bahwa kata-kata penolong ini memang benar adanya. b. Kemurnian hati. Remaja harus merasa bahwa penolong itu sungguh-sungguh mau membantunya tanpa syarat. c. Kemampuan mengerti dan menghayati (emphaty) perasaan remaja. Dalam posisi yang berbeda antara anak dan orang dewasa (perbedaan usia, perbedaan status, perbedaan cara berpikir, dan sebagainya) sulit bagi orang dewasa (khususnya yang tidak terlatih) akan cenderung untuk melihat segala persoalan dari sudut pandangnya sendiri dan mendasarkan penilaian dan reaksinya pada pandangannya sendiri itu. d. Kejujuran. Remaja mengharapkan penolongnya menyampaikan apa adanya, termasuk hal-hal yang kurang menyenangkan. Apa yang salah dikatakan salah, apa yang benar dikatakan benar. Yang tidak bisa diterima adalah jika ada halhal yang pada dia salahkan, tetapi pada orang lain atau pada orang tuanya sendiri dianggap benar. e. Mengutamakan persepsi remaja sendiri. Sebagaimana sudah dikatakan di atas, sebagaimana halnya dengan semua orang lainnya, remaja akan memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Terlepas dari kenyataan atau pandangan orang lain yang ada, bagi remaja, pandangannya sendiri itulah yang merupakan kenyataan dan ia bereaksi terhadap itu. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dirumuskan indikator kenakalan remaja pelajar yaitu sebagai berikut: a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain. b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi. c. Kenakalan yang tidak menimbulkan korban dipihak lain. d. Kenakalan yang melawan status. 2. Kajian mengenai Peran Menurut Poerwadarminta (1995:751) peran adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa. Menurut Soekanto (2002:243) peran adalah aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan.

Berdasarkan pendapat di atas peran adalah tindakan yang dilakukan orang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa, peran merupakan perangkat tingkah laku yang diharapkan, dimiliki oleh orang atau seseorang yang berkedudukan di masyarakat. 3. Kajian mengenai Unitbinmas Menurut Peraturan Kapolri Nomor 23 pasal 114 tentang Susunan dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor, Unitbinmas (Unit Pembinaan Masyarakat) merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek. Unitbinmas (Unit Pembinaan Masyarakat) dipimpin oleh Kanitbinmas yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Wakapolsek. Menurut Peraturan Kapolri Nomor 23 pasal 114 ayat 2 tentang Susunan dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor, Unitbinmas (Unit Pembinaan Masyarakat) bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat meliputi kegiatan pemberdayaan Polmas, ketertiban masyarakat dan kegiatan koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa, serta kegiatan kerja sama dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat Peraturan Kapolri Nomor 23 pasal 114 ayat 3 tentang Susunan dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor, fungsi Unitbinmas (Unit Pembinaan Masyarakat) adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan. b. Pembinaan dan penyuluhan di bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen masyarakat antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak. c. Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam kegiatan Polmas yang meliputi pengembangan kemitraan dan kerja sama antara Polsek dengan masyarakat dan pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan serta organisasi non pemerintah. METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar. Secara keseluruan semua kegiatan dilakukan selama kurang lebih 4 bulan, yaitu sejak bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014. Penelitian ini menggunakan

penelitian kualitatif karena analisis datanya non-statistik dan mempertimbangkan asumsi atau pendapat orang lain yang biasa disebut dengan narasumber. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif interaktif, dengan bentuk studi kasus. Subjek-subjek penelitian ini terdiri dari: 1. Kanitbinmas Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar. 2. Anggota Unitbinmas Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar yang berjumlah tiga orang. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah peran Unitbinmas (Unit Pembinaan Masyarakat) dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan tiga sumber data yaitu narasumber atau informan, tempat atau aktivitas, dan arsip atau dokumen. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan mencatat dokumen atau arsip. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen mengenai indikator kenakalan remaja pelajar atau lembar pengamatan. Keabsahan data dengan menggunakan dua trianggulasi yaitu trianggulasi teknik pengumpulan data dan sumber data. Analisis data menggunakan teori analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan Untibinmas dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar yaitu dengan mengadakan bimbingan penyuluhan pada sekolah-sekolah jenjang menengah pertama dan menengah atas di wilayah kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar. 2. Hambatan Unitbinmas dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar adalah kurangnya partisipasi dari guru, orang tua dan masyarakat sekitar. Begitu pula dengan siswa yang kurang minat mengikuti bimbingan penyuluhan yang diadakan Unitbinmas Polsek Kerjo. Disamping itu Unitbinmas juga mengalami keterbatasan anggota sehingga kurang efektif dalam menjalankan tugasnya. 3. Solusi Unitbinmas dalam menangulangi kenakalan remaja pelajar. Untibinmas menggiatkan bimbingan penyuluhan secara menyeluruh dengan melibatkan karang taruna, sekolah, dan perguruan pencak silat. Dalam karang taruna

bimbingan penyuluhan dilaksanakan setiap sebulan sekali secara bergiliran. Untuk sekolah dilaksanakan pada saat MOS (Masa Orientasi Siswa) dan dilakukan secara bertahap di sekolah-sekolah jenjang menengah pertama dan atas melalui kerja sama dengan kepala sekolah, guru BK, dan guru yang bersangkutan. Sedangkan di dalam perguruan pencak silat dengan menghadiri pertemuan setiap dua bulan sekali dengan memberikan pemahaman tentang esensi dari bela diri tersebut agar remaja tidak menyalahartikan dan menyalahgunakan. SIMPULAN 1. Pelaksanaan Pelaksanaan Unitbinmas dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar. Jika pelaksanaan Unitbinmas dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar sudah matang maka kemungkinan besar pencapaian tujuan akan lebih mudah dan berhasil dalam peran Unitbinmas menanggulangi kenakalan remaja pelajar. 2. Hambatan Unitbinmas dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar. Dalam pelaksanaannya menanggulangi kenakalan remaja pelajar, Unitbinmas sebagai pelaksana tugas pokok tentu mempunyai kendala atau hambatan yang dialami. Mulai dari anggota Unitbinmas sendiri, pihak sekolah, maupun dari pelajar yang mengabaikan apa yang sudah menjadi ketentuan dari pihak kepolisian. 3. Solusi Unitbinmas dalam menanggulangi kenakalan remaja pelajar. Unitbinmas menggiatkan bimbingan penyuluhan secara menyeluruh dengan melibatkan karang taruna, sekolah, dan perguruan pencak silat. Semuanya dilakukan secara terstruktut melalui kerja sama dengan guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Kartono, Kartini. 2003. Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers Mathew, Miles dan Huberman, A Micail. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor. Sarwono. W, Sarlito. 2012. Psiklogi Remaja. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Sudarsono. 1990. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Willis, Sofyan. 2010. Remaja & Masalahnya. Bandung: Alfabeta. http://www.polri.go.id/