BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk lebih mempermudah pemahaman terhadap permasalahan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inquiry tantangan (challenge inquiry) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Nana Sudjana dan Ibrahim (16:2001) mengemukakan mengenai makna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah I Pringsewu pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pokok masalah penelitian sangat tergantung pada metode penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. model pembelajaran Problem Based Instruction terhadap kemampuan analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

BAB III DESAIN PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dalam buku Nana Syaodih (2005: 52) metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya. Penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perkiraan bagi peneliti yang dapat diperoleh melalui eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

Learning berbasis Moodle sebagai media pembelajaran. : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya E-Learning

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 13 Bandarlampung, mulai 22 Oktober

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Al-Huda Jati

BAB III METODE PENELITIAN. cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Untuk lebih mempermudah pemahaman terhadap permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan-batasan pada istilah-istilah yang berkaitan dengan variabel penelitian sebagai berikut : 1. Perbandingan Perbandingan adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain sehingga dapat dilihat persamaan dan perbedaannya. Dalam penelitian ini diartikan membandingkan rata-rata skor penguasaan siswa (mean tingkat penguasaan siswa) antara pre-test (sebelum perlakuan) dan pos-test (setelah perlakuan). 2. Strategi Pembelajaran Ekspositori Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Roy Killen menamakan strategi ekspositori ini disebut dengan istilah pembelajaran langsung (direct instruction), karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. (Wina Sanjaya, 2006 : 177) 40

41 3. Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. (Wina Sanjaya, 2006 : 194) 4. Tingkat Penguasaan Tingkat penguasaan dan prestasi belajar dapat dibedakan dengan jelas, pada dasarnya istilah kedua tersebut merupakan hasil dari suatu proses belajar mengajar. Menurut M. Surya (1985 : 23), prestasi belajar pada prinsipnya merupakan pengungkapan hasil belajar ideal yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2006 : 141) prestasi belajar merupakan hasil interaksi dari sebagain faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan. Tingkat penguasaan siswa yang diteliti meliputi aspek kognitif menurut Benyamin Bloom, yakni ingatan, pemahaman, penerapan, dan analisis, 3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga dapat dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

42 Ada beberapa metode yang digunakan dalam penelitian pendidikan, menurut Suharsimi Arikunto (2002: 25) : Pada dasarnya metode yang digunakan dalam penelitian pendidikan ditinjau dari segi tujuan dapat kita kelompokkan ke dalam tiga golongan yaitu metode deskriptif, metode historis dan metode eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini bermaksud menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan menunjukkan salah satu kelompok atau lebih dalam kondisi yang cukup, kemudian dibandingkan tingkat penguasaan dari satu kelompok kepada kelompok lain yang sebagai kontrol, dalam hal ini eksperimen diharapkan dapat mengungkapkan tingkat penguasaan siswa yang lebih baik yang diajarkan oleh guru dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. 3.2.2 Desain Penelitian Desain yang dipilih adalah desain faktorial, hal ini disebabkan dalam penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dan kelas kontrol yang menggunakan strategi ekspositori. Selanjutnya, masing-masing kelas dari kedua kelas tersebut dibagi lagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah. Dengan desain faktorial, kita dapat melihat dan menganalisa efek utama dari dua jenis variabel bebas dan interaksi antar variabel bebas. Dalam penelitian ini, desain faktorial yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 3, sebab

43 mengandung dua variabel bebas yang masing-masing variabel bebas mempunyai tiga kelompok. Dua variabel yang dimanipulasi berfungsi sebagai variabel eksperimen dan tiga variabel lainnya berfungsi sebagai variabel kontrol (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2004:48). Apabila dilukiskan desainnya sebagai berikut : Tabel 3.1 Desain faktorial KELOMPOK PERLAKUAN (STRATEGI PEMBELAJARAN) Strategi Strategi Pembelajaran Pembelajaran Inkuiri Ekspositori Tinggi x 1 x 4 Sedang x 2 x 5 Rendah x 3 x 6 Keterangan : x 1 dan x 4 : Nilai rata-rata gain hasil belajar kelompok tinggi x 2 dan x 5 : Nilai rata-rata gain hasil belajar kelompok sedang x 3 dan x 6 : Nilai rata-rata gain hasil belajar kelompok rendah Nilai gain didapat dari selisih nilai pos-test dan nilai pre-test. 3.3 Variabel dan Paradigma Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, anggapan dasar dan hipotesis, maka dapat ditentukan variabel dan paradigma penelitian, sehingga memudahkan untuk menentukan jenis dan sumber data yang digunakan. Pengertian variabel menurut Nana Sudjana (2001: 10), bahwa variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah.

44 Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah faktor stimulus atau input yaitu faktor yang dipilih oleh peneliti untuk melihat pengaruh terhadap gejala yang diamati. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dijabarkan sebagai berikut : 1. Variabel bebas (X) : strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran ekspositori. 2. Variabel terikat (Y) : tingkat penguasaan siswa pada ranah kognitif yang ditekankan pada pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis. Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut : Pre-test Kls. Eksperimen (X 1 ) PBM dengan strategi Inkuiri Pos-test Kls. Eksperimen (Y 1 ) Peningkatan (Y 1 -X 1 ) Kesimpulan Dibandingkan Pre-test Kls. Kontrol (X 2 ) PBM dengan Strategi Ekspositori Pos-test Kls. Kontrol (Y 2 ) Peningkatan (Y 2 -X 2 ) Gambar 3.1 Skema Paradigma Penelitian

45 3.4 Data dan Sumber Data Penelitian 3.4.1 Data Penelitian Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. (Suharsimi Arikunto, 1991 : 91-92). Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu : Data pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Data postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 3.4.2 Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SMK Negeri 4 Bandung yang mengikuti mata pelajaran Teori Dasar Elektronika. 3.5 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, Nana Sudjana (2001: 84) mengemukakan : Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain. Dengan kata lain populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen. Sesuai dengan lingkup penelitian, populasi atau wilayah data yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa tingkat satu Program Keahlian Teknik Audio Video yang mengambil Mata Pelajaran Teori Dasar Elektronika di SMK Negeri 4

46 Bandung Tahun ajaran 2007 2008 yang terbagi dalam 4 kelas yaitu kelas 1A, 1B, 1C, 1D. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Mengenai jumlah sampel menurut Nana Sudjana (2001 : 84) bahwa : tidak ada ketentuan yang baku atau rumus pasti, sebab keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya, mendekati populasi atau tidak, bukan pada jumlah atau banyaknya. Nana Sudajana juaga mengatakan (2001 : 85) minimal sampel sebanyak 30 subyek. Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling. Teknik cluster sampling adalah teknik penarikan sampel dari populasi yang cukup besar sehingga dibuat beberapa kelas atau kelompok. Teknik tersebut sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena populasi yang ada telah dikelompok-kelompokkan berdasarkan kelas. Dengan demikian, analisis sampel ini bukan individu, tetapi kelompok, yaitu berupa kelas yang terdiri dari beberapa individu. Dalam penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara acak dan diundi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas 1A sebanyak 30 orang yang diperlakukan sebagai kelompok eksperimen yang akan diajar dengan menggunakan strategi inkuiri dan 1B sebanyak 30 orang yang diperlakukan sebagai kelompok kontrol yang akan diajar dengan menggunakan strategi ekspositori.

47 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa data yang diperlukan dalam penelitian dapat diperoleh. Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan melihat konsep analitis dalam penelitian ini, maka sumber data yang diperoleh didapatkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Teknik Dokumentasi, berguna untuk mengetahui data-data yang tertulis. 2. Tes, yaitu cara pengumpulan data melalui sejumlah soal mengenai materi yang telah dipelajari oleh siswa dan disampaikan kepada siswa selaku responden secara tertulis. 3. Metode Observasi langsung, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan oleh penulis di SMK Negeri 4 Bandung. Studi kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet, surat kabar, dan sumber lainnya. 3.7 Kerangka Analisis Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. (Suharsimi Arikunto, 2002: 136). Dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa tes tertulis. Intrumen harus mengukur/menilai secara obyektif,

48 ini berarti bahwa nilai atau informasi yang diberikan individu tidak dipengaruhi oleh orang yang menilai. Langkah pengujian perlu ditempuh mengingat instrumen yang digunakan belum merupakan alat ukur yang baku. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 134) yang mengatakan bahwa bagi instrumen yang belum ada persediaan di Lembaga Pengukuran dan Penelitian, maka peneliti yang menyusun sendiri mulai dari merencanakan, menyusun, mengadakan uji coba dan merevisi. Setelah diujicobakan instrumen penelitian tersebut diolah untuk menentukan validitas instrumen penelitian, realibilitas instrumen penelitian, daya pembeda dan indeks atau tingkat kesukaran. 3.7.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. (Suharsimi Arikunto, 2002: 144) Dalam penelitian ini, untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas, menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut: r xy = XY ( X ) ( Y ) 2 2 ( X ) N Y 2 2 ( N X ) ( ( Y ) ) N (Suharsimi Arikunto, 2002: 146) Keterangan : r xy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y X = Skor tiap item dari responden uji coba varabel X Y = Skor tiap item dari responden uji coba varabel Y N = Jumlah responden

49 Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut : o...... Tabel 3.2 Uji Validitas dan Kriteria Rentang Nilai Koefisien Klasifikasi Korelasi 0,80 r 1,00 Sangat tinggi 0,60 r < 0,80 Tinggi 0,40 r < 0,60 Cukup 0,20 r < 0,40 Rendah 0,00 r < 0,20 Sangat rendah Setelah diketahui koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikansi korelasi dengan menggunakan rumus distribusi t student, yaitu : t = r n 2 1 r 2 (Suharsimi Arikunto, 2002: 263) dimana : r = koefisien korelasi n = jumlah responden yang diujicoba Kemudian jika t hitung >t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05, maka dapat disimpulkan item soal tersebut valid pada taraf yang ditentukan. 3.7.2 Uji Reliabilitas

50 Reliabel menunjukkan derajat konsistensi (keajegan), yaitu konsistensi data dalam interval waktu tertentu. Misalnya data yang terkumpul dari obyek kemarin berwarna putih, maka sekarangpun atau besok juga masih tetap berwarna putih. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 178), Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus K R20 (Kuder dan Richardson), sebagai berikut : r 11 = k k 1 Vt V t pq Harga Varians total (V t ) dihitung dengan menggunakan rumus : V t = 2 ( Y ) Y N N 2 (Suharsimi Arikunto, 2002 : 171) Dimana : Σ Y = Jumlah skor total

51 N = Banyaknya subyek peserta tes Hasil yang diperoleh yaitu r 11 (reliabilitas instrumen) dibandingkan dengan nilai dari tabel r-product Moment. Jika r 11 > r tabel maka instrumen tersebut reliable, sebaliknya r 11 < r tabel maka instrumen tersebut tidak reliable. 3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus : P = B J S (Suharsimi Arikunto, 2002 : 208) Dimana : P = Indeks Kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar J S = Jumlah seluruh siswa peserta tes Penentuan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik digunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kesukaran No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi 1. 0,70 TK 1,00 Mudah 2. 0,30 TK < 0,70 Sedang 3. 0,00 TK < 0,30 Sukar (Suharsimi Arikunto, 1995 : 137) Makin rendah nilai TK suatu soal, makin sukar soal tersebut. Tingkat kesukaran suatu soal dikatakan baik jika nilai TK yang diperoleh dari soal tersebut

52 sekitar 0,50 atau 50%. Umumnya dapat dikatakan; soal-soal yang mempunyai nilai TK 0,10 adalah soal-soal yang sukar; dan soal-soal yang mempunyai nilai TK 0,90 adalah soal-soal yang terlampau mudah. 3.7.4 Uji Daya Pembeda Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : D = B J A A B J B B = P A P B (Suharsimi Arikunto, 2002 : 213) Dimana : D = indeks diskriminasi (daya pembeda) J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda No. Rentang Nilai Daya Pembeda Klasifikasi 1. D < 0,20 Jelek (harus diganti)

53 2. 0,20 D < 0,40 Cukup 3. 0,40 D < 0,70 Baik 4. 0,70 D 1,00 Baik Sekali (Suharsimi Arikunto, 1995 : 458) 3.8 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai dengan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan, sehingga hubungan-hubungan yang ada dalam masalah penelitian ini dapat dipelajari dan diuji. Langkah-langkah analisis data, sebagai berikut : 3.8.1 Uji Deskripsi Data Uji deskripsi ini menggunakan menu Descriptive Statistic pada SPSS 13. Uji ini dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu data dalam variabel. Secara umum, menu ini berisi sub-sub menu frequencies, descriptives, explore, crosstabs, dan ratio. Sub menu yang sering digunakan adalah descriptive. Menu ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai nilai mean, sum, standard deviasi, variance, range, minimum dan maximum. Namun, tidak semua nilai deskripsi diperlukan dalam suatu pengujian. Sebaiknya, dipilih sesuai dengan kebutuhan analisis. Langkah-langkah pada desciptive statistics, sebagai berikut : 1. Siapkan data sesuai nama variabel-variabel yang dibutuhkan pada worksheet SPSS 13.

54 2. Klik command windows : Analyze Descriptive Statistics Descriptives. 3. Kik atau blok nama-nama variabel yang akan dideskripsikan. 4. Klik tanda panah sehingga nama-nama variabel masuk ke dalam kolom Variables. 5. Klik Options 6. Klik nilai-nilai deskripsi dan sesuaikan dengan kebutuhan analisis, baik itu Mean, Sum, Standard Deviasi, Variance, Range, Minimum maupun Maximum. 7. Klik Continue. 8. Kemudian, klik OK untuk melihat hasil yang diperoleh dari uji deskripsi data tersebut. 3.8.2 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis tersebut berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal, maka proses analisis datanya menggunakan statistika parametrik (Pearson Product Moment Correlation). Sedangkan, apabila data tersebut tidak berdistribusi normal, maka proses analisis datanya menggunakan statistika nonparametrik (Rank Spearman Correlation). Oleh karena itu, data yang telah terkumpul harus diuji terlebih dahulu normalitas datanya. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji skewness (nilai kecondongan atau kemiringan suatu kurva) dan Saphiro wilk pada SPSS 13. Adapun hipotesis dalam pengujian normalitas data, sebagai berikut : H 0 : Kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Kedua sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

55 Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas data, sebagai berikut : a. Skewness Jika nilai skewness dan standard error berada pada interval -2 < RS < 2, dimana RS = skewness error of s tandard, maka H 0 diterima. (Getut Pramesti, 2006 : 67) b. Saphiro wilk Jika nilai signifikansi (sig.) atau probabilitas 0,05, maka H 0 diterima. (Singgih Santoso, 2001 : 168-169). Selain, uji skewness dan Saphiro wilk dapat juga menggunakan histogram display normal curve untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data dengan histogram display normal curve dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva. Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna. Semakin mendekati nol nilai skewness, gambar kurva cenderung memiliki kemiringan yang seimbang. 3.8.3 Uji Homogenitas Data Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians populasi, apakah populasi mempunyai varians yang sama atau berbeda. Uji homogenitas data

56 dilakukan dengan menggunakan uji lavene test pada SPSS 13. Adapun hipotesis dalam pengujian homogenitas data pre test, sebagai berikut : H 0 : Rata-rata pre test kedua sampel mempunyai varians yang sama. H 1 : Rata-rata pre test kedua sampel mempunyai varians yang berbeda. Sedangkan, dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas data dengan lavene test, sebagai berikut : Jika nilai signifikansi (sig.) atau probabilitas 0,05, maka H 0 diterima. (Getut Pramesti, 2006 : 90) 3.8.4 Analysis Of Variance (ANOVA) Analisis varians adalah prosedur yang mencoba menganalisis variasi dari respons atau perlakuan dan mencoba menerapkan porsi varians ini pada setiap kelompok dari variabel independen. Teknik ini membandingkan secara simultan beberapa variabel sehingga bisa memperkecil kemungkinan kesalahan. Keuntungan dari penggunaan analisis varians adalah mampu melakukan perbandingan untuk banyak variabel. Tujuan dari analisis varians adalah untuk menemukan variabel independen dalam penelitian dan menentukan bagaimana mereka berinteraksi dan mempengaruhi tanggapan atau perlakuan. Analisis varians yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis varians dua arah (two way ANOVA), yaitu teknik analisis dengan menggunakan

57 perbandingan baik dari masing-masing perlakuan maupun dari masing-masing pengulangan. Analisis ANOVA menggunakan distribusi F sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Pada analisis varians kita menggunakan perhitungan Jumlah Kuadrat Kesalahan (Sum Square for Error, SSE) dan Jumlah Kuadrat Perlakuan (Sum Square for Treatment, SST). Berikut adalah prosedur analisis two way ANOVA menggunakan SPSS 13 : 1. Isikan Property Variable pada Sheet Variable View; misalkan variabel Gain, kelompok, dan kelas. Selanjutnya mengisikan data pada Sheet Data View. 2. Pilih menu Analyze, General Linear Model, lalu pilih dan klik Univariate. Pengisian : Dependent List atau dependent variable yang akan diuji. Oleh karena nilai gain yang akan diuji maka klik variabel data gain_kk_ke lalu klik tanda > sehingga variabel data gain kelompok berpindah tempat ke Dependent List. Factor(s) atau group, oleh karena variabel pengelompokan berdasarkan variabel kelompok dan kelas, maka proses dilakukan satu persatu. Untuk variabel kelas Klik variabel kelas lalu klik tanda > dan variabel kelas akan berpindah ke Factor.

58 Untuk variabel kelompok Klik variabel kelompok lalu klik tanda > dan variabel kelompok akan berpindah ke Factor. Untuk kolom Options diabaikan. 3. Tekan OK untuk mengakhiri pengisian, dan selanjutnya program SPSS13 akan melakukan analisis dan memperlihatkan output SPSS13. Dasar pengambilan keputusan dalam uji Analysis Of Variance (ANOVA), sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikansi (sig.) atau probabilitas > 0,05, maka H 0 diterima. (Triton PB., 2006 : 209) Atau : 2. Jika nilai F hitung < F tabel, maka H 0 diterima. (Purbayu B.S. dan Ashari, 2005 : 76)