BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak pernah terlepas dari lalu lintas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB II URAIAN TEORITIS. A. Penelitian Terdahulu Tashia (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka investasi. Bank sebagai salah satu perusahaan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Prosedur Pemberian Kredit..., Astrid Qisti Maharani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perantara dibidang keuangan (financial intermediary) semakin meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Bank adalah menghimpun dana, menyalurkan dana, serta. memberikan jasa jasa perbankan kepada masyarakat. Peranan bank dalam

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi hasrat dan keinginan maupun cita-citanya, bantuan dana ini dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. arus kegiatan dibidang ekonomi dan moneter. Oleh karena itu keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran uang, dimana lembaga keuangan memberikan peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN BIDANG DAN OBJEK. Perkembangan dunia lembaga pembiayaan beberapa tahun terakhir ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemberian kredit dalam bentuk barang berupa kendaraan atau yang lainnya.

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Heny Syahroini Harahap, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. sektor tersebut mempunyai andil dalam menambah devisa negara dan

BAB I PENDAHULUAN. dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Bank dalam mendukung kegiatan dunia usaha kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. memacu laju pertumbuhan negara. Hal ini dipastikan akan sangat membantu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi dengan menggunakan modal sendiri atau

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menyebar ke bagian Asean lainnya termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah pembiayaan semakin beragam pula produk bank yang di tawarkan,

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas. kekeluargaan (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut.

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat masyarakat terus

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

BAB I P E N D A H U L U A N. perusahaan atau badan usaha memerlukan sumber daya atau faktor faktor produksi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Jasa keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam roda

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam hal penyediaan dana. Bank dalam bahasa itali adalah banca yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan

ABSTRAK. Prosedur pemberian kredit modal kerja

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. peranan dan keikutsertaannya dalam membangun ekonomi negara, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menandakan Koperasi di Indonesia sudah berkembang dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sudah berlangsung kurang lebih 45 tahun sejak dilahirkannya Undang-Undang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak pernah terlepas dari lalu lintas pembayaran uang, dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat strategis sehingga dapat dikatakan sebagai pusat dari keperluan orang dan segenap lapisan masyarakat dalam kegiatan perekonomian terkait dengan perbankan. Bank Perkreditan Rakyat telah banyak didirikan di beberapa daerah, seperti di ibukota propinsi, kotamadya, kabupaten bahkan di pedesaan. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam aktivitasnya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sesuai dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998. Hal ini berarti bahwa kegiatan BPR jauh lebih sempit bila dibandingkan kegiatan bank pada umumnya. Menurut Martono (2002:35) Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang fungsinya menerima simpanan dalam bentuk uang dan memberikan kredit jangka pendek untuk masyarakat pedesaan. PT. BPR Mitradana Madani merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Medan yang memiliki badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Sebagai Bank Perkreditan Rakyat, PT. BPR Mitradana Madani memiliki fungsi kegiatan seperti halnya bank-bank umum yang melakukan kegiatan pemberian kredit atau pinjaman kepada nasabah. Salah satu produk yang ditawarkan PT. BPR Mitradana Madani adalah Kredit Modal Kerja (KMK). Kredit Modal Kerja adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau penghutang/borrowed), dimana penggunaannya untuk keperluan peningkatan produksi dalam operasional

perusahaan, dengan janji pembayaran dan penerimaan kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Tabel 1.1 Daftar Kolektibilitas Kredit Modal Kerja (KMK) PT. BPR MITRADANA MADANI Tahun 2006 Sampai Dengan Tahun 2010 (dalam ribuan) Kolektibilitas Kredit 2006 2007 2008 2009 2010 Rp Rp Rp Rp Rp (1) Lancar 1,211,973 3,302,850 47,098,594 851,386,898 183,431,279 (2) Perhatian Khusus 2,955,011 6,953,222 13,840,392 51,386,898 84,551,935 Jumlah Kredit Lancar 4,166,984 10,256,072 60,938,986 902,773,796 267,983,214 (3) Kurang lancar 7,211,375 3,749,762 142,406,692 54,281,431 73,421,363 (4) Diragukan 38,911,471 28,776,894 81,137,995 28,843,445 93,215,995 (5) Macet 94,709,326 10,032,857 374,363,663 18,243,781 24,981,776 Jumlah Kredit Bermasalah 140,832,172 42,559,513 597,908,350 101,368,657 191,619,134 Total 144,999,156 52,815,585 658,847,336 1,004,142,453 459,602,348 Sumber: PT. BPR Mitradana Madani Medan, 2010 (Data Diolah) Tabel 1.1 menjelaskan mengenai penggunaan Kredit Modal Kerja para debitur mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 (kumulatif pada triwulan pertama). Pada tahun 2006 penggolongan jumlah kredit lancar sebesar 2,87%; pada tahun 2007 sebesar 19,42%; pada tahun 2008 sebesar 9,25%; pada tahun 2009 sebesar 89,90% dan pada tahun 2010 sebesar 58,31%. Sementara jumlah kredit bermasalah pada tahun 2006 sebesar 97,13%; pada tahun 2007 sebesar 80,58%; pada tahun 2008 sebesar 90,75%; pada tahun 2009 sebesar 10,10% dan pada tahun 2010 sebesar 41,69%. Daftar kolektibiltas Kredit Modal Kerja pada PT. BPR Mitradana Madani dapat juga dilihat pada Gambar 1.1.

Daftar Kolektibilitas KMK Pada PT. BPR Mitradana Madani (dalam ribuan) 1,200,000,000 1,000,000,000 800,000,000 600,000,000 400,000,000 200,000,000 0 Rp Rp Rp Rp Rp 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Kredit Lancar 4,166,984 10,256,072 60,938,986 902,773,796 267,983,214 Jumlah Kredit Bermasalah 140,832,172 42,559,513 597,908,350 101,368,657 191,619,134 Total 144,999,156 52,815,585 658,847,336 1,004,142,453 459,602,348 Gambar : 1.1 Daftar Kolektibilitas KMK Pada PT. BPR Mitradana Madani Sumber : PT. BPR Mitradana Madani Medan, 2010 (Data Diolah) Gambar 1.1 menjelaskan bahwa kolektibitas kredit lancar paling besar terdapat pada tahun 2009 yaitu sebesar 902.773.796 (dalam ribuan rupiah) atau sebesar 89,90%. Kredit bermasalah terlihat lebih besar di tahun 2008 yaitu sebesar 597.908.350 (dalam ribuan rupiah) atau sebesar 90.7%, namun tingkat persentasenya lebih besar di tahun 2006 yaitu sebesar 97,13%. Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2007 pasal 12 ayat 3, menjelaskan bahwa kredit bermasalah dikatakan baik dengan syarat maksimal 5% dari total kredit (kredit bermasalah 5 %) dan kredit lancar dikatakan baik dengan syarat minimal 95% dari total kredit (kredit lancar 95%) dari total kredit. Kesimpulannya kredit bermasalah yang terjadi pada PT. BPR Mitradana Madani mencapai 5% dari total kredit ketika selama lima t ahun terakhir, yaitu tahun 2006 sampai dengan 2010, dan pada kondisi ini kredit lancar tidak dapat dikatakan baik karena tidak mencapai syarat minimal 95%. Debitur dinyatakan gagal

bayar apabila debitur berada pada posisi kolektibilitas kurang lancar; diragukan; dan macet (Tangkilisan, 2003:55). Kredit berkembang menjadi bermasalah (default risk) dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Rivai, (2006:478) kredit berkembang menjadi bermasalah dapat disebabkan oleh berbagai hal yang berasal dari pihak bank, nasabah dan kondisi eksternal (environment). Kredit Modal Kerja diberikan oleh pihak PT. BPR Mitradana Madani kepada calon kreditur terlebih dahulu dengan melakukan perjanjian pendahuluan yang berupa perjanjian kredit, seperti yang tertuang dalam KUH Perdata pasal 1754. Pengikatan kredit dilakukan dengan akta dibawah tangan ataupun dihadapan notaril dengan pemberian kredit maksimal sejumlah Rp 250.000.000,00. Jaminan atas kredit yang dimohonkan oleh kreditur pun tidak boleh kurang dari 80% dari pinjaman yang akan direalisasikan. Kunjungan on the spot pada calon debitur dilakukan pihak bank sebagai tahapan sebelum kredit yang dimohokan dapat terealisasi. Berdasarkan fenomena ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Resiko Gagal Bayar (Default Risk) Debitur Pada PT. BPR Mitradana Madani Medan. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya risiko gagal bayar (default risk) debitur pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Mitradana Madani Medan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya risiko gagal bayar (default risk) debitur pada PT. BPR Mitradana Madani Medan. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dan evaluasi tambahan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya risiko gagal bayar (default risk) debitur. b. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai kredit dan perbankan serta menerapkan pengetahuan teoritis tersebut kedalam dunia kerja. c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian objek yang sama khususnya penelitian yang berkaitan dengan risiko gagal bayar (default risk) debitur. D. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel Batasan Operasional Variabel pada pembahasan penilaian risiko gagal bayar (default risk) debitur pada PT. BPR Mitradana Madani Medan adalah kolektibilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dan debitur yang mengalami gagal bayar pada Kredit Modal Kerja (KMK) pada tahun 2006 sampai dengan 2010 (kumulatif pada triwulan pertama).

2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. BPR Mitradana Madani Medan yang berlokasi di Jl. Williem Iskandar No. 120-121, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian mulai Mei 2010 sampai dengan Juni 2010. 3. Jenis dan Sumber Data Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data primer Data yang langsung diperoleh dari subyek penelitian, yaitu dari pihak debitur dan kreditur dari PT. BPR Mitrdana Madani Medan, melalui observasi dan wawancara (interview). b. Data sekunder Data yang diperoleh dari studi dokumentasi, baik dari buku-buku, jurnal, dan tulisan ilmiah yang dapat mendukung penelitian ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara Wawancara dilakukan dengan bertanya pada pihak yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti, dalam hal ini pihak debitur dan kreditur dari PT. BPR Mitradana Madani Medan b. Observasi Observasi pada penelitian ini berupa pengamatan langsung terhadap situasi dan kondisi, serta pihak yang berkaitan terhadap penelitian ini. c. Studi dokumentasi Informasi dikumpulkan dengan cara mengumpulkan data-data dari laporan debitur yang mengalami gagal bayar (default) atau laporan kredit

bermasalah perusahaan pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, bukubuku dan tulisan ilmiah yang memiliki relevansi dengan penelitian. 5. Metode Analisis Data Adapun metode analisis yang digunakan untuk skripsi yaitu: a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis merupakan gambaran keadaan data secara umum, yang paling mendasar (Syafrizal, et al, 2009:1). Metode ini merupakan suatu metode dimana mula-mula data dikumpulkan, disusun, diklasifikasikan, dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. Penyajian metode dalam laporan penelitian kualitatif mencakup pendekatan yang digunakan berikut dengan alasan penggunaannya, unit analisis penelitian, bagaimana memasuki lapangan serta cara-cara yang ditempuh dalam menganalisis data, sehingga hasil penelitian menjadi sah, terpercaya, dan dapat dipertanggung jawabkan (Bungin, 2003:193). 1. Data tersebut dikumpulkan dalam beberapa tahun kemudian dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan kolektibilitasnya (kategori: lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet). Kemudian dihitung jumlah kredit bermasalah (jumlah kategori: kurang lancar, diragukan dan macet), dan dihitung berapa persentase jumlah kredit pada kategori kurang lancar, diragukan, dan macet terhadap total kredit. 2. Pengumpulkan data dilakukan melalui melalui wawancara denga mencatat pembicaraan pada lima subjek informan yang merupakan nasabah yang mengalami risiko gagal bayar pada penggunaan Kredit

Modal Kerja (KMK), observasi atau pengamatan langsung kelokasi tujuan, dan studi dokumentasi. Analisis data disusun sesuai logika dan prinsip-prinsip dalam penelitian kualitatif, dan cukup dijelaskan secara singkat, tidak perlu rinci, tetapi cukup untuk dapat menunjukkan prosedur yang akan ditempuh dalam proses penelitian. Penjelasan rincian tersebut sebaiknya dijelaskan dalam bentuk laporan penelitian. b. Metode Induktif Metode analisis yang bersifat ilmiah dengan cara membandingkan teoriteori manajemen dengan data-data penjualan kredit dan piutang yang diperoleh dari perusahaan sehingga dapat dirumuskan suatu kesimpulan, yang akan digunakan dalam membuat saran.