TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK OLEH IBU DI RW 08 DUSUN WONOREJO SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG DI APOTEK X KOTA PANGKALPINANG

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK ANTIPIRETIK SEBAGAI UPAYA PENGOBATAN SENDIRI DI KELURAHAN PONDOK KARANGANOM KLATEN NASKAH PUBLIKASI

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK PANASEA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

INTISARI PROFIL SWAMEDIKASI OBAT BATUK PILEK BEBAS PADA ANAK DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

EVALUASI TINGKAT KESALAHAN PENGOBATAN SENDIRI (SWAMEDIKASI) DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu

ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS METODE EDUKASI KEPADA MASYARAKAT KABUPATEN SUKOHARJO TENTANG SWAMEDIKASI DEMAM PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) yaitu usaha yang

ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK KIMIA FARMA NO.61 VETERAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT INFLUENZA PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Hipotesis yang akan diuji dalam uji validitas ini adalah:

HUBUNGAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN PERILAKU PENGOBATAN SENDIRI (SELF-MEDICATION)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh) terhadap penyakit (Biddulph, 1999). Salah satu penyakit. yang umumnya diderita oleh bayi dan balita adalah jenis

BAB I. Kesehatan merupakan hal yang penting di dalam kehidupan. Seseorang. yang merasa sakit akan melakukan upaya demi memperoleh kesehatannya

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL MEMILIH OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CBIA (CARA BELAJAR INSAN AKTIF)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Konsumsi Obat Tanpa Resep Dokter di Apotek Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang Tahun 2013

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PERILAKU DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLONIA MEDAN TAHUN 2016 SKRIPSI.

INTISARI. Rahmatullah 1 ;Dita Ayuliav D.S 2 ; Iriani Yamuningsih 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Demografi Responden. Distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel 3.

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya dari seseorang untuk mengobati dirinya sendiri dapat diartikan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Mahasiswa Aktif Jenjang Strata 1 (S1) Angkatan 2015

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

KAJIAN SWAMEDIKASI DIARE PENGHUNI KOST WILAYAH GATAK, PABELAN, KARTASURA

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PENGARUH IKLAN OBAT DI TELEVISI TERHADAP SWAMEDIKASI FLU (COMMON COLD)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BALITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN SWAMEDIKASI GASTRITIS (MAAG) PADA MAHASISWA NON FARMASI FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET TUGAS AKHIR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs UNIT SEKOLAH BARU (USB) SAGULUNG BATAM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014

Eka Puspa Janurviningsih 1, Rina Suparyanti 2, Syaifuddin 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. promosi / iklan obat melalui media massa dan tingginya biaya pelayanan kesehatan,

*Dwi Pratiwi Talawo, , **Madania, S.Farm., M.Sc., Apt, ***Dewi R. Moo, S.Farm., M.Sc., Apt. Program Studi S1, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

PENGARUH EDUKASI CBIA (CARA BELAJAR IBU AKTIF) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN OBAT COMMON COLD DI DESA

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH WAHYUDI EKA PUTRA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

DAFTAR PUSTAKA. Anastasia, 2012, Gambaran Pengetahuan Sendiri Mahasiswa Jurusan Farmasi dan

ABSTRAK. Kata Kunci: pola adult attachment, secure. v Universitas Kristen Maranatha

PENGGUNAAN PARASETAMOL OLEH PELAJAR SMA DAN TUKANG BECAK. Oleh : PARVITHRAH APPARAVOO

Medula Vol. 2 No. 1 Oktober 2014 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN SWAMEDIKASI SELESMA PADA ANAK DI KELURAHAN GROBOGAN PURWODADI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU GONILAN KARTASURA SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan dengan

Kata Kunci : Hubungan, Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, Obat CTM.

Oleh: Suryati 3 ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KEJANG DEMAM ANAK TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA (Studi di Klinik Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang)

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah. 22 Agustus 2016

Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MAHASISWA FARMASI NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah 31 Oktober 2016 TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK OLEH IBU DI RW 08 DUSUN WONOREJO SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA SWAMEDIKASI LEVEL OF KNOWLEDGE IN THE HANDLING TREATMENT OF FEVER IN CHILDREN BY MOTHER IN RW 08 WONOREJO SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA Dian Aji Fitriani 1), Indriastuti Cahyaningsih 1) 1) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dianajifitriani24@gmail.com INTISARI Pengobatan sendiri, atau yang disebut juga dengan swamedikasi, merupakan upaya yang paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti, demam, batuk, flu, nyeri, diare, dan gastritis sebelum mencari pertolongan dari tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu ibu di Dusun Wonorejo RW 08 dalam swamedikasi demam pada anak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan data yang didapatkan dari kuesioner dan wawancara kepada 97 responden. Kuesioner meliputi pernyataan tentang pengetahuan swamedikasi demam yang dinyatakan dalam benar dan salah. Pengetahuan dikategorikan baik, cukup, atau kurang. Analisis data dilakukan secara desktiptif untuk menggambarkan tingkat pengetahuan responden untuk mengetahui pengaruh sosiodemografi dengan tingkat pengetahuan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden di dusun Wonorejo RW 08 mengenai swamedikasi demam itu cukup yaitu sebesar 73,3 % dan terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan dengan pendidikan terakhir (p-value 0,000) dan pendapatan (p-value 0,008), sedangkan untuk jarak tempat tinggal dengan warung atau apotek tidak berpengaruh (p-value 0,536). Faktor yang mendorong dalam swamedikasi demam yaitu saran dari dokter, saran dari teman, dan berdasarkan pengalaman sendiri (74%). Kata Kunci : swamedikasi demam, tingkat pengetahuan 1 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah 31 Oktober 2016 ABSTRACT Self medication or also called swamedikasi is an effort made by most of people to reduce health problem like fever, cough, influenza, pain, diarhea and gastritic before seek help from health professionals. The purpose of this research is to determine the level of knowledge of people in Wonorejo RW 08 in swamedikasi fever on a child. This study used descriptive analitic and data was colected using questionnaires and interview to 97 respondents. The questionnaire covering about the knowledge of swamedikasi fever and the result is right or wrong. The level of knowledge was classified by good, quite, or less. Data analysis conducted to describe the knowledge of the respondents and to know the correlation between sosiodemografi and the knowledge of the respondents. The results of research suggests that the level knowledge of respondents in Wonorejo RW 08 about swamedikasi fever is big enought ( 73,3%) and there are correlation between the level knowledge to the last education ( p-value 0,000) and income level (p-value 0,008), where as for the distance between the residence with a shop or pharmacy unrelated (p-value 0,536). The factors that pushed swamedikasi fever are advice from a doctor, advice from friends and based on their experience. Key words : Self Medication, Level of Knowledge 2 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani

PENDAHULUAN Pengobatan sendiri, atau yang disebut juga dengan swamedikasi, merupakan upaya yang paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi gejala penyakit sebelum mencari pertolongan dari tenaga kesehatan (Depkes, 2008). Swamedikasi dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti, demam, batuk, flu, nyeri, diare, dan gastritis (Supardi dan Raharni, 2006). Demam adalah keadaan kenaikan suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu suhu tubuh di atas 37,5 ºC. Demam merupakan salah satu keluhan utama yang sering disampaikan oleh orang tua pada saat membawa anaknya pergi ke tenaga kesehatan atau ke tempat pelayanan kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan demam pada anak yang terjadi di masyarakat sangat bervariasi. Mulai dari yang ringan yaitu berupa self management, sampai yang serius dengan cara non self management yang mengandalkan pengobatan pada tenaga medis. Pada dasarnya menurunkan demam pada anak secara self management dapat dilakukan melalui terapi fisik, terapi obat-obatan maupun kombinasi keduanya. Terapi secara fisik yang sering dilakukan antara lain menempatkan anak dalam ruangan bersuhu normal, memberikan minum yang banyak, dan melakukan kompres. (Ismoedijanto, 2000). Semua tingkat umur manusia dapat mengalami panas tinggi atau demam, itu terjadi karena berbagai kemungkinan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Namun kasus demam pada bayi dan anak balita itu tidak dapat diabaikan begitu saja. Perlakuan dan penanganannya jauh berbeda dengan orang dewasa, apabila perlakuan dan penanganannya salah, lambat dan tidak tepat akan mengakibatkan terganggunya perkembangan dan pertumbuhan tubuh pada balita dan keselamatan jiwanya dapat juga terancam. Oleh karena itu 3 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani

bagi para orang tua wajib menguasai pengetahuan yang lengkap mengenai demam pada anak, sehingga pada saat buah hatinya mengalami demam bukan kepanikan yang muncul melainkan sikap yang tepat dan tindakan atau pertolongan apotek. Obat dapat diperjual belikan secara bebas tanpa resep dokter untuk mengobati jenis penyakit yang pengobatannya dapat diterapkan sendiri oleh masyarakat. Rekomendasi WHO untuk mengatasi demam adalah obat-obat dari kelompok pertama yang segera dilakukan untuk terapi analgesik-antipiretik. WHO mencegah akibat yang lebih buruk. merekomendasikan parasetamol, Pengetahuan pengobatan sendiri umumnya masih rendah dan kesadaran masyarakat untuk membaca label pada kemasan obat juga masih kecil. Sumber informasi utama untuk melakukan pengobatan sendiri umumnya berasal dari media massa (Supardi dan Notosiswoyo, 2005). Banyak dari orang tua yang langsung memberikan obat penurun panas saat anak mereka demam. Beberapa faktor yang berperan pada perilaku pengobatan sendiri antara lain kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi dan keluarga (Basu, 2012). Pengobatan sendiri atau swamedikasi dapat menggunakan obat ibuprofen, asetosal (aspirin) adalah obat yang menjadi pilihan dalam mengatasi demam (WHO, 2001). Penelitian ini dilakukan di RW 08 Dusun Wonorejo, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Wonorejo RW 08 ini terdiri dari tiga RT, yaitu RT.03, RT.04, RT.05. Dusun Wonorejo lokasinya berada dipinggir desa, namun tidak jauh dari jalan raya. Dusun Wonorejo RW 08 ini sudah banyak terdapat warung-warung kecil dan apotek yang berada di wilayah ini, sehingga dapat mendorong ibu-ibu untuk melakukan pengobatan sendiri. bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib 4 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Komponen dalam metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan dalam istilah yang jelas dan tepat (Sulistyo, 2006). Hasil penelitian ini diambil dari data primer yang didapatkan dari kuesioner dan wawancara kepada responden. Membagikan sampel dilakukan secara door to door ke setiap rumah penduduk dan dibagikan kepada ibu-ibu yang datang ke posyandu dusun Wonorejo RW 08. Uji validitas variabel tingkat pengetahuan responden menggunakan kuesioner yang nantinya akan digunakan oleh peneliti. Dikatakan valid jika nilai signifikansi <0,05 atau <5% (Wiyono, 2011). Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas. Variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >0,6 (Ghozali, 2001). Masing-masing item akan diberi nilai 1 apabila menjawab benar dan 0 apabila menjawab salah. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik Responden di RW 08 Dusun Wonorejo, Saroharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Tahun 2016 Karakteristik Responden N % Pendidikan Terakhir SMP 12 12% SMU 28 29% Perguruan Tinggi 57 59% Pendapatan <Rp. 1.000.000 51 52% Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 20 21% >Rp. 2.000.000 26 27% Jarak Pengobatan < 500 m 40 41% 500 m 3 km 54 56% > 3 km 3 3% 5 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani

Berdasarkan tabel 1 ini karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir di RW 08 Dusun Wonorejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta sebagian besar adalah perguruan tinggi yakni 57 responden (59%). Berdasarkan karakteristik pendapatan, sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan <Rp. 1.000.000 yaitu sebanyak 51 responden (52%). Berdasarkan karakteristik jarak pengobatan yang terbanyak adalah responden dengan jarak pengobatan 500 m - 3 km, ada sebanyak 54 responden (56%). 2. Gambaran Swamedikasi Demam Tabel 2. Gambaran Swamedikasi Demam OlehResponden di RW 08 Dusun Wonorejo, Saroharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Tahun 2016 Gambaran Swamedikasi Demam Obat Demam yang Dipilih N % Parasetamol 37 38% Ibuprofen 27 28% Asetosal 10 10% Cara Mendapatkan Obat Demam Apotek 92 95% Kios/warung 5 5% Jarak Tempat Tinggal Dengan Warung atau Apotek < 500 m 40 41% 500 m 3 km 54 56% > 3 km 3 3% Biaya yang Dikeluarkan Untuk Membeli Obat < Rp. 3.500,00 5 5% Rp. 3500,00 Rp. 8.000,00 15 16% Rp.8.000.000,00 - Rp. 15.000,00 40 41% >Rp. 15.000,00 37 38% 6 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani

Gambaran Swamedikasi Demam Cara Memilih Obat N % Memilih sendiri 57 59% Dipilihkan petugas 40 41% Alasan yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Obat Faktor pendukung 25 26% Faktor pendorong 72 74% Berdasarkan tabel 2, diketahui banyak memilih sendiri, yaitu 57 (59%) bahwa dari 97 responden mengenai gambaran swamedikasi demam yang dilakukan oleh responden, yaitu obat yang paling banyak dipilih untuk mengobati demam pada anaknya oleh responden adalah parasetamol, sebesar 37 (38%). Cara mendapatkan obat demam oleh responden sebagian besar membeli obat di apotek, yaitu sebanyak 92 (95%) responden. Berdasarkan jarak tempat tinggal dengan warung apotek mayoritas resonden jaraknya sejauh 500 m-3 km, yaitu 54 (56%) responden. Sebagian besar responden mengelurkan biaya untuk membeli obat sebesar Rp. 8000,00-Rp. 15.000,00 yaitu sebanyak 40 (41%) responden. Cara memilih obat paling responden. Alasan yang berpengaruh dalam pemilihan obat karena adanya faktor pendorong, yaitu 72 (74%) responden. 3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden di RW 08 Dusun Wonorejo, Saroharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Tahun 2016 Tingkat Pengetahuan Jumlah Min Max Mean 97 responden 7,00 19,00 13,93 Berdasarkan tabel 3, didapatkan hasil ratarata tingkat pengetahuan responden dengan mean 13,93. Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Menurut Arikunto (2006) 7 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani

hasil perhitungan menunjukkan pengetahuan responden dusun Wonorejo RW 08 terhadap swamedikasi demam masuk dalam kategori cukup yaitu sebesar 73,31 %. 4. Pengaruh Faktor Sosiodemografi Terhadap Tingkat Pengetahuan akan semakin cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat Tabel 4. Pengaruh Faktor Sosiodemografi Terhadap diperoleh Tingkat pada Pengetahuan pendidikan Responden non formal. di RW 08 Dusun Wonorejo, Saroharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Tahun 2016 Faktor Sosiodemografi Mean p-value Pendidikan Terakhir SMP 11,58 SMU 12,71 Perguruan Tinggi 15,02 Pendapatan <Rp. 1.000.000 13,31 Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 13,70 > Rp. 2.000.000 15,31 0,000 0,008 Jarak Pengobatan < 500 m 13,60 500 m 3 km 14,20 > 3 km 13,33 0,536 Berdasarkan tabel 4 ini pendidikan Selanjutnya yang dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan responden di RW 08 Dusun Wonorejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang mempengaruhi tingkat pendidikan yaitu pendapatan. Biaya pengobatan menjadi pertimbangan penting bagi ibu dengan tingkat pendapatan yang rendah, sehingga mereka cenderung mencari pertolongan 8 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani

kesehatan desesuaikan dengan kemampuan keuangannya. Mayoritas responden di dusun Wonorejo RW 08 semakin rendah tingkat pendapatan maka semakin sedikit ibu yang membeli obat di apotek, karena ibu lebih memilih membeli obat di kios atau warung yang harganya lebih rendah sehingga nantinya akan semakin sedikit informasi yang diterima oleh ibu terhadap pengobatan demam. Sedangkan untuk jarak pengobatan tidak mempengaruhi tingkat pendidikan di RW 08 Dusun Wonorejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Jannah (2012) jarak tempat tinggal tidak berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan ibu ke posyandu. Namun berbeda dengan pendapat Nicholson (2003) yang menyatakan bahwa jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan berpengaruh negatif terhadap jumlah pelayanan kesehatan. Mayoritas responden Dusun Wonorejo memang sudah terbiasa mereka mengatakan lebih memilih membeli obat di apotek yang sudah terjamin kualitas dan keamanannya walaupun jarak yang ditempuh antara tempat tinggal dan apotek jauh, sehingga semakin banyak frekuensi kunjungan ke apotek maka akan semakin banyak pula informasi yang diterima oleh ibu-ibu mengenai swamedikasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Faktor yang mendorong swamedikasi demam oleh ibu-ibu di dusun Wonorejo RW 08, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta sebagian besar dipengaruhi oleh faktor pendorong yang berupa saran dari dokter, saran dari teman, dan berdasarkan pengalaman sendiri (74%). 2. Tingkat pengetahuan ibu-ibu dalam swamedikasi demam di dusun Wonorejo RW 08, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup, yaitu sebesar 73,31 %. untuk membeli obat demam di apotek dan 9 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani

3. Pendidikan terakhir (p-value 0,000) dan pendapatan (p-value 0,008) mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu-ibu mengenai swamedikasi demam di dusun Wonorejo RW 08, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, sedangkan jarak antara tempat tinggal dengan warung atau apotek tidak terdapat pengaruh (p-value 0,536) terhadap tingkat pengetahuan responden terhadap swamedikasi demam. Saran 1. Para ibu diharapkan secara proaktif meningkatkan pengetahuannya tentang demam pada anak supaya dapat menentukan pengelolaan demam pada anak yang tepat. 2. Pihak pemerintah dalam hal ini CBIA perlu menyusun program kegiatan untuk memberi edukasi atau penyuluhan yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang demam supaya dapat melakukan pengelolaan demam yang 10 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani baik terhadap anak mereka yang nantinya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. 3. Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar diperlukan untuk mengetahui seluruh faktor yang berhubungan dengan pengelolaan demam pada anak. RUJUKAN Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Materi pelatihan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan memilih obat bagi tenaga kesehatan (pp. 0-8, 13-14, 18, 20-23, 31), Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Supardi, S., dan Raharni., 2006, Penggunaan obat yang sesuai dengan aturan dalam pengobatan sendiri keluhan demam, sakit kepala, batuk, dan flu (hasil analisis lanjut data survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001). Jurnal Kedokteran Yarsi 14(1), 61-69. Ismoedijanto., 2000, Demam pada anak, Available from: http://www.idai.or.id/saripediatri/ca riisi/viewfulltext.asp, Diakses 12 Maret 2016. Supardi, S., dan Notosiswoyo, M., 2005, Pengobatan sendiri sakit kepala, demam, batuk dan pilek pada masyarakat desa Ciwalen,

Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. 2, 134-144. Basu, S.D., 2012. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. World Health Organization, 2001, Cough and Cold Remedies for The Treatment of Acute Respiratory Infections In Young Children, 25 27, Geneva, Switzerland. Sulistyo, B., 2006, Metode Penelitian, Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia: Jakarta. Wiyono, G., 2011, Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0, UPP STIM YKPN: Yogyakarta. Ghozali, I., 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS: Semarang. Arikunto, S.,2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta: Jakarta. Jannah, M., 2012, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Jarak Tempat Tinggal Dan Sikap Ibu Kepada Pelayanan Petugas Puskesmas Terhadap Frekuensi Kunjungan Ibu Ke Posyandu Di Kabupaten Lamongan, Universitas Negri Surabaya. Nicholson, W., 2003, Microeconomics: Basic Principle and Extenssion, The Dryden Press, Chicago. 11 Farmasi [FKIK UMY] Dian Aji Fitriani