HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA TOODLER DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Oleh : Suyanti ABSTRAK

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah tumbuh kembang merupkan masalah yang masih perlu

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

TUMBUH KEMBANG BAYI 0-6 BULAN MENURUT STATUS ASI DI PUSKESMAS TELAGA BIRU PONTIANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI USIA <6 BULAN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG

Eka Fauzia Laila ABSTRAK

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

periode April-Juni tahun 2013 sebanyak 38 responden dengan teknik Total

KETERATURAN IBU KE POSYANDU DENGAN KEMAMPUAN IBU MENILAI STATUS GIZI BALITA DI DESA SIDOREJO KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EVALUASI PROGRAM DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA DI TAMAN POSYANDU PUSKESMAS LAMONGAN

Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih, Dodiet Aditya S Kementrian Kesehatan Politeknik Surakarta Jurusan Kebidanan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Oleh : Iyus Kusniawati ABSTRAK

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP BAYI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012 ABSTRACT

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA TOODLER DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Idris Handriana ABSTRAK Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Di UPTD Pueksmas Kasokandel balita yang mengalami penyimpangan dalam perkembangan sebanyak 59 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan balita usia toodler di wilayah kerja UPTD Majalengka tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia toodler di wilayah kerja UPTD Majalengka bulan April tahun 2016 yaitu sebanyak 172 orang, sampel sebanyak 64 balita. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dengan α = (0,05). Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil balita (21,9%) dengan perkembangan anak meragukan, sebagian kecil balita (18.8%) dengan gizi tidak normal di wilayah kerja UPTD Majalengka tahun 2016. Ada hubungan antara status gizi dengan tumbuh kembang balita di wilayah kerja UPTD Majalengka tahun 2016, p value (0,002). Saran diajukan bagi petugas kesehatan agar meningkatkan pemantauan tumbuh kembang balita untuk mencegah dan menangani secara dini balita yang mengalami gangguan dalam tumbuh kembangnya, melalui kegiatan Posyandu dan perbaikan gizi Balita sesuai program pemerintah. Ibu balita agar secara rutin mengikuti kegiatan Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balitanya, dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Kata Kunci : Perkembangan Balita Usia Toodler, Status Gizi. Kepustakaan : 43 (2004 2012)

THE CORRELATION BETWEEN STATUS NUTRITION AND DEVELOPMENT OF INFANT ON AGE TOODLER IN COMMUNITY HEALTH CENTER OF KASOKANDEL MAJALENGKA REGENCY 2016 ABSTRACT Development is increasing the ability in the structure and function of the body is more complex in an orderly pattern as a result of the process of maturation. At the Community Health Center of Kasokandel infant who experienced deviations in the development as much as 59 people. The purpose of this research is to know the correlation between the nutritional status and development of early childhood on age toddler in the Community Health Center of Kasokandel Majalengka Regency 2016. This research uses quantitative research method that Cross Sectional Approach. The population in this research is all the infants on the age of toddler in the Community Health Center of Kasokandel Majalengka Regency at April 2016 are 172 patients, the samples are 64 infants. And The analysis used univariat and bivariat that test of Chi Square with α = (0.05). The results of the study showed less of the infants (21.9 %) with the development of doubtful, less of infants (18.8%) with nutrition is not normal in the Community Health Center of Kasokandel Majalengka Regency 2016. There is a correlation between the nutritional status and development of early childhood on age toddler in the Community Health Center of Kasokandel Majalengka Regency 2016, p value (0,002). Suggestions proposed for health worker to improve and monitoring of the growth of infants to prevent and deal with the early infants who experienced an interruption in the grow blossoms, through the posyandu activities and to improve nutrition for children under five according to the government program. The mother of children under five in order to routinely follow the posyandu activities to monitor the growth of her under-five child, and consult with health worker. Keywords : Development of infant on Age of Toddler, nutritional status. Literature : 43 (2004 2012)

PENDAHULUAN Kesehatan merupakan keinginan mutlak bagi setiap manusia. Kesehatan seseorang tidak bisa diukur hanya dengan kondisi fisik namun juga lingkungan seseorang terhadap makanan bergizi, jangkauan terhadap pelayanan kesehatan hingga budaya sehat di kalangan masyarakat.tujuan pembangunan Indonesia sehat 2016, yaitu kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman serta bayi yang akan dilahirkan hidup sehat, dengan misinya menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan di dalam menghadapi persalinan yang aman (Depkes RI, 2015). Permasalahan kesehatan serta faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak dan balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan tumbuh kembang anak. Masalah tumbuh kembang merupakan masalah yang masih perlu diperhatikan tidak hanya pada bayi lahir normal melainkan juga pada bayi lahir prematur. Dikarenakan tingkat perkembangan bayi dengan prematur pada tahun pertama umumnya lebih rendah ketimbang bayi aterm yang dilahirkan pada hari yang bersamaan. Defisit dalam tingkat tumbuh kembang ini cenderung bersesuaian dengan tingkat prematuritas. Perbedaan ini biasanya akan hilang pada tahun kedua asalkan saja tidak ada komplikasi. Cacat perkembangan lebih sering terjadi pada bayi prematur ketimbang pada bayi aterm dan sering meliputi gangguan fungsi intelektual atau motorik (Marimbi, 2010). Berdasarkan laporan pencapaian rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun (2014), menjelaskan bahwa cakupan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita sebesar 71,40% dari target 90,0%. Sedangkan cakupan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita dan anak pra sekolah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 adalah 52,1% dan tahun 2014 adalah 53,14%. Cakupan SDIDTK tahun 2013-2014 tersebut masih di bawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2014 sebesar 90% (Dinkes Jabar, 2014). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2014 pemantauan tumbuh kembang berdasarkan SDIDTK didapatkan hasil sebagai berikut balita yang perkembangannya meragukan yaitu sebanyak 356 balita (0,23%) dan balita yang perkembangannya mengalami penyimpangan sebanyak 23 balita (0,014%) dari 160.666 balita. Salah satu Puskesmas dengan jumlah balita dengan pertumbuhan dan perkembangannya banyak mengalami penyimpangan yaitu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel sebanyak 81 orang (10,2%) dan yang terendah ada di Puskesmas Majalengka sebesar 1 orang balita. Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan.kualitas perkembangan balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya dan mampu bersaing di era global (Depkes RI, 2011). Menurut Nursalam (2008), setiap anak balita perlu mendapatkan perhatian dalam pertumbuhan dan perkembangannya agar tidak mengalami gangguan karena, proses perkembangan balita sangat menentukan dalam perkembangan individu. Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk memantau perkembangan balitanya agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan individu akan mengalami siklus berbeda dalam

kehidupan manusia. Peristiwa tersebut dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu maupun lingkungan. Proses pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah, status gizi, pemberian ASI Eksklusif, pengetahuan orang tua, pendidikan orang tua, dan keadaan sosial ekonomi orang tua (Marimbi, 2010). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009), menyebutkan faktor luar atau lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan, antara lain gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, berat lahir, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosial ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan. Supariasa (2009:121) menjelaskan bahwa gizi buruk pada anak balita disebut juga kurang energi protein, ditandai dengan kondisi berat badan kurang.kurang gizi yang berlangsung sangat cepat pada waktu pertumbuhan, membawa akibat tingkah laku yang tidak normal pada anak tersebut, yaitu : Anak menjadi tidak responsif, sulit berkomunikasi dan tidak energik. Menurut Simarmata (2009:45) mengemukakan bahwa apabila semasa dalam kandungan, Ibu mengalami kurang gizi, maka kemungkinan besar proses tumbuh kembang bayi di dalam kandungan juga terganggu, pada masa bayi, ternyata anak yang diberi ASI secara ekslusif memberikan gambaran kembang tumbuh yang lebih optimal dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI. Zat gizi yang mengandung karbohidrat / energy / kalori, protein dan zat besi memperlihatkan pengaruh nyata pada pertumbuhan anak. Asupan makanan yang mengandung gizi seimbang pada masa balita memberikan efek yang baik bagi proses tumbuh kembang anak. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel yang dilakukan oleh peneliti didapatkan laporan hasil stimulasi dini tumbuh kembang anak oleh petugas kesehatan menunjukan bahwa balita dengan perkembangan tidak sesuai dengan masa usianya sebanyak 59 orang dan balita yang perkembangannya sesuai dengan masa usianya sebanyak 3039 orang. Adapun rincian berdasarkan usia anak yaitu usia 6 11 bulan sebanyak 9 orang, 12-18 bulan sebanyak 47 balita, 19 24 bulan sebanyak 2 orang dan 25 36 bulan sebanyak 1 orang. Berdasarkan data tersebut bahwa yang paling banyak mengalami perkembangan tidak sesuai dengan masa usianya adalah usia toodler (1-3 tahun) dan setelah dilakukan studi pendahuluan terhadap 10 anak ditemukan sebanyak 4 orang balita yang mengalami keterlambatan perkembangan seperti keterlambatan berjalan, belum bisa berbicara satu kata atau dua kata dan sebanyak 6 orang balita mengelami perkembangan baik sesuai dengan masa usianya. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Balita Usia Toodler di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Menurut Notoatmodjo(2010), yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi /

pengumpulan data sekaligus dalam waktu yang bersamaan. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Balita Usia Toodler di Wilayah Kerja UPTD Majalengka tahun 2016 didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Gambaran Tumbuh Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tumbuh Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 Tumbuh Kembang Balita f % Sesuai dengan masa perkembangan 50 78.1 Perkembangan anak meragukan 14 21.9 Total 64 100.0 Berdasarkan tabel tabel 4.1 dapat dilihat bahwa balita yang sesuai dengan masa perkembangan sebanyak 50 anak (78.1)% dan balita dengan perkembangan anak meragukan sebanyak 14 anak (21.9%). Data tersebut menunjukan bahwa sebagian kecil balita dengan perkembangan anak meragukan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016. 2. Gambaran Status Gizidi Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Status Gizi di Wilayah Kerja UPTD Majalengka tahun 2016 Status Gizi f % Gizi Normal 52 81.3 Gizi Tidak Normal 12 18.8 Total 64 100.0 Berdasarkan tabel tabel 4.2 dapat dilihat balita dengan status gizi t normal sebanyak 52 anak (81.3%) dan balita dengan status gizi tidak normal sebesar 12 anak (18.8%). Hasil tersebut menunjukan bahwa sebagian kecil balita dengan gizi tidak normal di Wilayah Kerja UPTD Majalengka tahun 2016

3. Hubungan Status Gizi dengan Tumbuh kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Hubungan Status Gizi dengan Tumbuh kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 Status Gizi Sesuai dengan masa perkembangan Tumbuh kembang Perkembangan anak meragukan Jumlah p value % % Normal Tidak Normal 5 86.5 13.5 41.7 58.3 2 00 2 00 0,002 Jumlah 0 78.1 4 21.9 4 00 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa balita yang gizinya normal dengan perkembangan anak meragukan sebesar 7 anak (13.5%), sedangkan balita yang status gizinya tidak normal dengan perkembangan anak meragukan sebesar 7 anak (58.3%).Hasil tersebut menunjukan bahwa proporsi balita dengan perkembangan anak meragukan lebih tinggi pada balita yang status gizinya tidak normal dibandingkan dengan balita yang status gizi normal. Perbedaan proporsi ini menunjukkan hasil yang bermakna yang terlihat dari uji fisher exact dengan p value = 0,002 (p< 0,05) yang berarti hipotesis nol ditolak atau ada hubungan antara status gizi dengan tumbuh kembang balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016. PEMBAHASAN 1. Gambaran Tumbuh Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Majalengka tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian kecil balita dengan perkembangan anak meragukan di wilayah kerja UPTD Majalengka tahun 2016. Masih terdapatnya balita yang tumbuh kembangnya meragukan disebabkan faktor orang tua yang kurang baik dalam pola pengasuhannya, selain itu

faktor keturunan atau genetik dari orang tua dan penyakit akut. Pada balita yang tumbuh kembangnya tidak normal akan berdampak jangka panjang seperti terjadi keterlambatan kemampuan berbicara, kemampuan berpikirnya berkurang / lambat dan sulit untuk berinterkasi dengan lingkungan. 2. Gambaran Status Gizi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian kecil balita dengan gizi tidak normal di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016. Balita dengan status gizi bermasalah dapat disebabkan karena pola makan anak yang tidak teratur, kurangnya perhatian orang tua terhadap asupan makanan dan sosial ekonomi ibu balita dengan daya beli rendah. Balita dengan status gizi bermasalah akan berdampak pada kurangnya daya tahan tubuh terhadap penyakit, selain itu balita akan mengalami tumbuh kembang yang terhambat. Menurut Soetjiningsih (2008), makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak berebeda dengan orang dewasa karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan di mana pengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga. 3. Hubungan Status Gizi dengan Tumbuh kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara status gizi dengan tumbuh kembang balita di Wilayah Kerja UPTD Majalengka tahun 2016. Hal ini dapat dimengerti karena pada balita yang mengalami gizi bermasalah akan meningkatkan resiko gangguan pada tumbuh kembangnya. Hal ini seperti yang dijelaskan menurut Suhardjo (2003), dampak jangka pendek gizi buruk terhadap tumbuh kembang anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan tumbuh kembang yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor IQ, penurunan tumbuh kembang kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja menurunnya prestasi akademik di sekolah. Hal ini sejalan dengan kajian Depkes RI (2007) kualitas perkembangan balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya dan mampu bersaing di era global. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Balita Usia Toodler di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Sebagian kecil balita (21,9%) dengan perkembangan anak meragukan di wilayah kerja UPTD Majalengka tahun 2016 2. Sebagian kecil balita (18,8%) dengan gizi tidak normal di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016 3. Ada hubungan antara status gizi dengan tumbuh kembang balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2016, dengan p value (0,002). B. Saran Dari hasil pembahasan dan kesimpulan di atas dapat diajukan beberapa saran yang relevan sebagai berikut : 1. Bagi Institusi Pendidikan Agar mengevaluasi kembali hasil penelitian mahasiswa dan mengadakan seminar bertajuk metodologi penelitian keperawatan untuk meningkatkan wawasan mahasiswa. 2. Bagi UPTD Puskesmas Kasokandel a. Agar meningkatkan pemantauan tumbuh kembang balita untuk mencegah dan menangani secara dini balita yang mengalami gangguan dalam tumbuh kembangnya, melalui kegiatan posyandu dan perbaikian gizi balita sesuai program pemerintah. b. Meningkatkan peran kader dalam kegiatan posyandu dan meningkatkan cakupan kunjungan balita ke paosyandu agar tumbuh kembang dapat terkontrol dengan baik. 3. Bagi Ibu Balita Ibu balita agar secara rutin mengikuti kegiatan posyandu untuk memantau tumbuh kembang balitanya, dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan apabila balita mengalami tumbuh kembang tidak normal.memilih bahan makanan yang murah dan bergizi, untuk memenuhi kebutuhan gizi balita. 4. Bagi Peneliti Lain Agar mencoba variabel lain yang diduga berhubungan dengan tumbuh kembang baliat dengan deasin penelitian yang disesuaikan dengan skala data setiap variabel. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Ahira, 2008. Pertumbuhan Berat Badan Bayi Ideal. [online]. http://www.anneahira.com/pera watan-bayi/berat-badanbayi.htm Andre. 2006. Kamus Lengkap bahasa Indonesia. Surabaya: Karina. Azhar Amri. 2010. Hubungan Pekerjaan Ibu Balita Dengan Tumbuh Kembang di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pesanggrahan Jakarta Selatan. http://www.bascomword.com

Anggraeni, 2010. Pengetahuan Orang Tua tentang Metode Kanguru pada Bayi Prematur di RSU Pirngadi Kota Medan. http://www.usu.com. Anurhuda. 2009. Hubungan Pendidikan dengan Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan Nglorog Sragen. http://www.bascomword.com Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar,Saipudin. 2005. Penyusunan Skala Pesikologi, Pustaka Pelajar,Offset cetakan ke V,. Yogyakarta. Chaniago, Arman. 2002. Kamus lengkap bahasa indonesia. Bandung : Pustaka Setia. Choirunisa, 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta: Moncer Publisher. Denis, 2002. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga Departemen Kesehatan RI. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes. Jakarta: Depkes RI. Depkes RI, 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi. (KADARZI). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Sehat, 2010. Jakarta : Depkes RI Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2009. Petunjuk Teknis Pendataan Kematian Ibu, Bayi dan Gizi Buruk Balita. Bandung : Dinas Kesehatan Jawa Barat Dinas Kesehatan Majalengka. 2010. Profil Kesehatan Majalengka. Majalengka : Dinas Kesehatan Majalengka Gulo, 2005. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Gramedia. Herawati. 2009. Kualitas Tumbuh Kembang, Pengasuhan Orangtua dan Faktor Risiko Komunitas Pada Anak Usia Prasekolah Wilayah Pedesaan di Bogor. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol 2 No 2. Hidayat A. Azis, Alimul, 2008. Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta: Salemba Medika. Hurlock,Elizabet. 2002. Psikologi Perkembangan. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga. Iswati. 2007. Hubungan Antara Status Anak Dalam Keluarga dengan Tumbuh Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pesanggrahan tahun 2007. http//:www.kuliah.bidan.com. Diakses tanggal 29 Juni 2013. Kodyat. 2002. Overview Masalah dan program Kesehatan dan Gizi Masyarakat di Indonesia. Penelitian Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Bogor. Marimbi. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi. Dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika Meliono, dkk. 2007 Pengetahuan. Dalam: MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI

Monks, 2002. Psikologi Perkembangan.Yogyakata:Gaja h mada University Mubarok. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta. Graha Ilmu. Nursalam, 2005. Asuhan Keperawatan bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika. Narendra. 2002. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi. Pertama IDAI. Jakarta : Sagung Seto Notoatmodjo,Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: Rineka Cipta.. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta Sekaran, Uno. 2005 Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Soetjiningsih, 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto. Sugiono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. Supartini, 2004. Buku ajar konsep keperawatan Anak. Jakarta : EGC Supariasa, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Suparyanto. 2012. Deteksi Tumbuh Kembang Anak/Balita. http://drsuparyanto.blogspot.com. 2009. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009.. 2011. Pengertian Pendidikan Menurut Beberapa sumber. http://sniperoze.blogspot.com/2 011/09/pengertian-pendidikanmenurut-beberapa.html. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Purwitasari, 2009. Buku Ajar Gizi dalam kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum. Yogyakarta: Nuha Medika Rohmilia. 2007. Hubungan Pengetahuan dengan Tumbuh Kembang Balita di wilayah kerja Puskesmas Penumping Surakarta. http://www.bascomword.com