BAB I PENDAHULUAN Dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan rumah sebagai kebutuhan dasar manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang pendekatan-pendekatan yang melibatkan keputusan-keputusan manusia dan keinginan dari manusia itu sendiri dengan mengeksplorasi preferensi masyarakat dalam memilih rumah di Kota Denpasar. Bab pendahuluan merupakan jabaran dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan uraian tentang permasalahan yang ada dan didukung oleh data emperis, sehingga terlihat jelas memang ada masalah yang perlu diteliti. Sedangkan tujuan penelitian mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Bagian terakhir adalah manfaat penelitian, berisi uraian manfaat akademik dalam rangka pengembangan ilmu, teoritis dan pengetahuan serta menambah pemahaman terhadap penyediaan perumahan berdasarkan preferensi masyarakat di Kota Denpasar, dan manfaat praktis bagi pemecahan masalah pada kehidupan masyarakat, pengembang dan pemerintah. 1.1. Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar (basic needs) bagi manusia selain pangan dan sandang. Oleh karena itu rumah mempunyai fungsi yang sangat penting yang tidak hanya dilihat sebagai sarana kehidupan semata, tapi rumah juga merupakan suatu proses kehadiran manusia dalam menciptakan ruang lingkup dilingkungan masyarakat dan alam sekitarnya (Yudohusodo,1991:10). Selain 1
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, rumah mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sehingga perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat (Kementerian Perumahan Rakyat, 2010:5). Rumah selain menjadi tempat berlindung, juga mempunyai fungsi lain yaitu sebagai tempat berlangsungnya proses sosialisasi. Proses seorang individu yang diperkenalkan kepada nilai, adat kebiasaanya dalam masyarakatnya, juga tempat manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup ini sesuai dengan peradaban manusia yang semakin tinggi, tidak saja terbatas pada kebutuhan untuk mempertahankan diri tetapi juga meningkat pada kebutuhan yang lebih tinggi nilainya, misalnya kebutuhan untuk bergaul dengan manusia lain, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa aman dan juga kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (Budihardjo, 1997:25). Rumah dan permukiman tidak akan pernah berhenti sebagai sumber masalah dalam kehidupan manusia. Sejak jaman manusia purba hidup di gua-gua sampai jaman masa kini, masalah perumahan selalu ada, bahkan cenderung semakin rumit dan kompleks. Perkembangan tuntutan manusia yang tidak pernah terpuaskan inilah yang menyebabkan selalu munculnya berbagai masalah baru dalam proses pengadaan perumahan. Terutama sekali di kota-kota besar yang pesat perkembangannya, tinggi laju pertambahan penduduk, dan sangat heterogen masyarakat penghuninya (Budihardjo, 2009:3). 2
Masalah rumah tersebut muncul karena selama ini orientasi pembangunan perumahan cenderung lebih ditekankan pada upaya pengadaan atau pasokan rumah (housing supply) dari segi pertimbangan ekonomi, tetapi kurang dikaitkan dengan tuntutan kebutuhan sosial dan budaya masyarakat yang mengandung kualitas lingkungan yang manusiawi (human), serta penanganan pembangunan perumahan diperkotaan sampai saat ini masih terkesan lebih menekankan aspek formal dan fungsional saja (Budihardjo, 1997:32). Banyaknya program pembangunan perumahan, baik rencana serta pelaksanaannya berlangsung hanya sekedar memanfaatkan peluang kredit, perolehan lahan dan investasi. Orientasi lebih ditekankan pada konsep perumahan sebagai komoditas ekonomi, bukan sebagai permasalahan sosial dan sebagai instrumen pembangunan manusia (Budihardjo, 1997:20). Masalah rumah seharusnya pada saat ini tidak dapat terselesaikan hanya dengan pendekatan ekologis, pendekatan ekonomi dan fungsional dan pendekatan sosial politik, diperlukan pendekatan-pendekatan baru yang lebih memperhatikan interaksi yang melibatkan keputusan-keputusan manusia itu sendiri dan keinginan dari manusia itu sendiri atau preferensi dari masyarakat (Rapoport dalam Setiawan, 2010:16). Pengembang, baik pemerintah maupun swasta, seharusnya memandang pola permintaan dan keinginan masyarakat terhadap perumahan tidak sama. Masingmasing pihak mempunyai persepsi sendiri-sendiri terhadap pola tersebut, dan harus didasarkan pada suatu preferensi masyarakat, sehingga tidak menyebabkan terjadi 3
kesenjangan antara keinginan masyarakat akan perumahan dengan keinginan pengembang sebagai penyedia perumahan. Masyarakat berpendapatan rendah, cenderung untuk mengutamakan lokasi perumahan yang dekat dengan tempat kerja daripada status kepemilikan atau fasilitas sosial dan tingkat kenyamanannya (Drakakis Smith dalam Budihardjo,1997:75) Perkembangan penduduk di Kota Denpasar tiap tahunnya mengalami peningkatan, yang berdampak pada peningkatan kebutuhan perumahan beserta infrastruktur, sarana dan prasarana lainnya. Kebutuhan ruang-ruang perumahan di Kota Denpasar cenderung semakin meningkat, terkait dengan ketersediaan lahan dan daya tampung wilayah yang ada dan sering melampaui batas pemanfaatan ruang yang ada. Kebijakan tata ruang perumahan secara makro telah disusun, peruntukan dan pemanfaatan ruangnya telah diatur dengan jelas, namun perkembangan dilapangan lebih cepat dan banyak pemanfaatan tidak sesuai dengan peruntukannya, yang berakibat pada kawasan perumahan menjadi kumuh dan tidak layak huni. Kemampuan masyarakat untuk mengadakan perumahan di Kota Denpasar yang selama ini tidak disadari dan belum dimanfaatkan. Potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengembangkan perumahannya sendiri ternyata cukup besar. Pihak swasta dengan bantuan pemerintah telah banyak berperan dalam menyikapi kebutuhan rumah bagi masyarakat secara luas, namun pengadaan perumahan belum sepenuhnya sesuai dengan keinginan masyarakat, yang cenderung salah sasaran. Dalam penentuan perumahan dipengaruhi oleh faktor manusia, iklim, lingkungan, sosial (tradisi), keadaan ekonomi (gaji/upah penghuni), penggunaan 4
bahan bangunan, hukum dan peraturan setempat dan teknologi. Faktor tersebut akan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat (Frick, H, 1982:41) Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melakukan pendekatan-pendekatan yang memperhatikan interaksi yang melibatkan keputusan-keputusan manusia itu sendiri dan keinginan dari manusia itu sendiri dengan mengeksplorasi preferensi masyarakat golongan berpendapatan rendah, menengah, dan tinggi di Kota Denpasar. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut: a. Apakah faktor-faktor determinan preferensi masyarakat dalam memilih rumah? b. Bagaimana perbedaan preferensi masyarakat berpendapatan rendah, menengah dan tinggi dalam memilih rumah? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor determinan preferensi masyarakat dalam memilih rumah 2. Memahami perbedaan preferensi masyarakat berpendapatan rendah, menengah dan tinggi dalam memilih rumah 1.4. Manfaat Penelitian Ada 2 (dua) manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini yaitu : 1.4.1. Manfaat Akademis Dengan dilakukannya penelitian ini maka akan menambah pemahaman dan pengembangan teoritis terhadap penyediaan perumahan berdasarkan preferensi 5
masyarakat di Kota Denpasar, sesuai dengan variabel-variabel yang mempengaruhi berdasarkan permintaan dan kebutuhan perumahan pada saat ini. Selain itu juga, agar dapat memperkaya dan menambah wawasan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca, serta dapat memberikan informasi dalam bidang keilmuan perkotaan terutama di bidang perumahan dan permukiman di Kota Denpasar. 1.4.2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diperoleh dengan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, dapat mengetahui dan memahami preferensi masyarakat Kota Denpasar dalam memilih rumah berdasarkan karakteristik sosial yang dihubungkan dengan indikator preferensi masyarakat dalam memilih rumah. 2. Bagi pengembang/developer, setelah mengetahui preferensi masyarakat Kota Denpasar terhadap perumahan, diharapkan menjadi pertimbangan di dalam penyediaaan dan mengembangkan fasilitas perumahan ke depan. 3. Bagi pemerintah, setelah mengetahui preferensi masyarakat Kota Denpasar terhadap perumahan, diharapkan menjadi pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan suatu wilayah khususnya perumahan dan dapat merumuskan kebijakan-kebijakan tentang perumahan ke depan. 6