BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sistem dan teknologi di Indonesia sudah mengalami. kemajuan yang pesat. Di era informasi dan globalisasi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini seluruh perusahaan beroperasi dalam lingkungan usaha yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan bisnis transportasi yang kian meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk

BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta lainnya. Pergantian undang-undang tersebut telah mengubah

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

Universitas Sumatera Utara

2016, No ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Pe

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

BAB II EKSPLORASI ISU BIS IS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM

BAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Tingkat Konsumsi BBM. Sumber: Kementrian ESDM

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usa

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0044 TAHUN 2005.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

Dukung Pemanfaatan Gas Bumi, PGN-ASDP Sepakat Operasikan Kapal Berbahan Bakar Ganda di Merak-Bakauheni

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Pembangunan Infrastruktur peranan sektor swasta

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2005 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala bidang sampai saat ini masih terus dijalankan dan

2017, No c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tenta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB I 1. PENDAHULUAN. dan efektifitas kerja. Perkembangan teknologi internet, sebagai contoh,

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan

2016, No Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga yang Dibangun oleh Pemerintah, Badan Usaha wajib mengusulkan harga jual Gas Bumi untuk Rumah Ta

BAB I PENDAHULUAN Dasar Hukum BPH Migas

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi telah terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan kualitas / pelayanan tersebut. membandingkan pelayanan yang mereka terima (perception) dengan

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN PERUBAHAN DAN INOVASI PT. PERTAMINA (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Industri Hilir Migas merupakan penyediaan jasa/kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) telah memainkan peran utama bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan. Perusahaan saat ini menyadari bahwa stakeholders (pemangku

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Oleh karena minyak dan gas

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Ukuran kinerja tradisional menggunakan kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

2016, No d. bahwa Badan Pengatur telah melakukan evaluasi terhadap usulan harga jual gas PT Pertagas Niaga melalui Surat President Director Nom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2 Koordinator Bidang Perekonomian, perlu dilakukan perubahan terhadap Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2013 tentang Har

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016, No c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tenta

2 Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga Yang Dibangun Oleh Pemerintah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (

TUGAS AKHIR PENENTUAN POLA DISTRIBUSI LAUT YANG TEPAT UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDISTRIBUSIAN YANG OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Proyek-Proyek Pertamina, Jakarta, 6 Desember 2012 Kamis, 06 Desember 2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGGUNAAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM MENYUSUN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN JOLOTIGO, PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Dapat diartikan bahwa pemerintah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bersaing (competitive advantage) untuk terus bisa berkompetisi. Tidak sedikit

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan multibisnis terdiri dari perusahaan yang bertindak

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing di pasar global. Perluasan produksi yang sangat pesat telah terjadi,

Wawancara dengan Bapak Wally Saleh (Vice President Shell Indonesia)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan perusahaan, yang lebih biasa disebut organizational life cycle. Organizational life cycle menggambarkan siklus waktu perusahaan/organisasi tersebut tumbuh, berkembang, stagnan dan kemudian mengalami penurunan. Setiap perusahaan memiliki daya tahan dan kemampuan adaptasi yang berbeda-beda di setiap fase perkembangannya, tergantung karakteristik organisasi, produk dan strategi yang diterapkan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Strategi yang sesuai dan dapat berdaptasi dengan kondisi lingkungan adalah suatu hal yang membuat suatu perusahaan dapat tumbuh, berkembang dan bertahan hingga puluhan tahun, sedangkan penerapan strategi yang kurang sesuai akan menyebabkan organisasi tersebut tidak dapat bertahan atau akan mengalami penurunan walau hanya dalam beberapa waktu saja. Fenomena yang menarik adalah pada saat perusahaan pada fase pertumbuhan. Pada fase tersebut, perusahaan dapat berkembang dan meraup keuntungan yang sangat besar. Permasalahan akan timbul pada saat perusahaan kian tumbuh semakin besar. Selain masalah komunikasi dan koordinasi, masalah keefektifan pengelolaan dan manajemen perusahaan tersebut akan berdampak pada bagaimana perusahaan dapat melayani dan memuaskan konsumen dengan baik. Ketidakefektifan dan ketidaefisienan pelayanan terhadap konsumen akan dapat menyebabkan peurunan tingkat kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap 1

perusahaan. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada penjualan maupun pemasukan perusahaan, sehingga perusahaan tentunya membutuhkan suatu strategi yang sesuai yang terus dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat terus tumbuh dan berkembang. Strategi yang dipilih oleh manajemen puncak mencakup strategi pemilihan bisnis, atau lini bisnis, yang akan digeluti atau ditinggalkan, penetapan garis-garis besar strategi kepada unit bisnis strategis, yang diperlukan untuk memenangkan persaingan usaha, maupun strategi fungsional maupun operasional untuk masingmasing bagian, atau divisi dalam suatu perusahaan, maupun masing-masing unit bisnis strategis. Strategi apapun yang dipilih oleh manajemen puncak tentunya harus memperhatikan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi tujuan strategis perusahaan. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah perairan yang sangat luas dengan hamparan pulau terbentang dari Sabang hingga Merauke. Dengan kondisi geografis yang demikian, transportasi air memiliki peran maupun peluang yang sangat besar kepada para investor yang ingin melakukan bisnis di bidang transportasi laut. Namun, peluang tersebut juga diimbangi dengan risiko yang cukup tinggi dalam hal operasional kapal, yaitu risiko-risiko yang dipengaruhi faktor alam seperti kedalaman laut, kondisi laut, cuaca dll yang tidak dapat dianggap sebelah mata. Oleh karena itu, untuk menjadi perusahaan pelayaran yang menguntungkan, perusahaan tersebut harus menjadi perusahaan yang efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan operasional kapal. 2

Pertamina adalah Perusahaan Minyak dan Gas Bumi yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia yang dibentuk pada tanggal 10 Desember 1957. Lingkup usaha Pertamina meliputi sektor hulu dan sektor hilir. Sektor bisnis hulu meliputi kegiatan eksplorasi dan produksi minyak, gas bumi dan panas bumi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bisnis di sektor hilir meliputi pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk-produk hasil minyak dan petrokimia, dan bisnis Perkapalan terkait distribusi produk melalui jalur laut. Bisnis minyak dan gas bumi di Indonesia termasuk bisnis yang cukup kompleks, hal tersebut dikarenakan wilayah Indonesia yang berupa wilayah kepulauan sehingga distribusi melalui jalur laut merupakan faktor yang sangat penting dalam menopang bisnis Pertamina secara keseluruhan. Dalam hal pengelolaan distribusi minyak dan gas bumi melalui jalur laut, saat ini Pertamina memiliki divisi Perkapalan yang bertanggung jawab untuk mengelola distribusi minyak dan gas bumi melalui jalur laut ke seluruh wilayah Indonesia. Bisnis Perkapalan adalah bisnis sangat kompleks karena melibatkan kapal (tanker) maupun pelabuhan. Bisnis tersebut sangat dipengaruhi oleh banyaknya regulasi, baik nasional maupun Internasional. Memasuki tahun 2006, Pertamina dihadapkan dengan kondisi baru. Perubahan hukum dan regulasi di Indonesia telah membawa konskuensi yang mensyaratkan Pertamina hadir sebagai institusi bisnis murni di tengah persaingan pasar sektor hilir dalam negeri yang telah terbuka. Sejalan dengan UU Migas serta kebijakan lain terkait BUMN dan Perseroan, maka pada tahun 2006 Pemerintah Republik Indonesia memberlakukan seuatu kebijakan baru tentang pola 3

kompensasi pendistribusian BBM bersubsidi (dalam kaitan penugasan Public Service Obligation/PSO). Perubahan kebijakan tersebut adalah dari pola cost + fee menjadi berdasarakan harga keekonomian + margin. Kebijakan tersebut sangat berbeda dari kebijakan sebelumnya yang memungkinkan penggantian biaya operasi Perusahaan sepenuhnya oleh Pemerintah. Pola kebijakan tersebut merupakan peluang dan tantangan bagi Pertamina yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga Pertamina harus melaksanakan kegiatan operasi seefektif dan seefisien mungkin. Untuk merespon tantangan dan peluang tersebut, Pertamina melakukan program Transformasi pada semua lini agar setiap lini mencari cara/metoda agar dapat lebih efisien untuk dapat memenuhi ekspektasi stakeholders. Seluruh direktorat hingga unit operasi perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi ini menjadi obyek perubahan menuju visi perusahaan berkelas dunia. Namun, perubahan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Menurut penelitian, 70% dari percobaan perubahaan perusahaan atau organisasi mengalami kegagalan (Cracking the Code of Change, Harvard Business Review, May-June 2000). Perubahan visi Pertamina secara korporasi dari perusahaan migas menjadi perusahaan energi kelas dunia memberikan motivasi baru bagi seluruh unit untuk memberikan effort maksimal dalam pencapaian visi tersebut. Pada tahun 2010, Perkapalan semakin dihadapkan pada kondisi bisnis yang cukup kompleks serta persaingan yang semakin ketat. Jumlah kapal milik 4

Pertamina saat ini berjumlah 25% (50 kapal) dari seluruh kapal tanker yang dioperasikan dalam kegiatan migas Pertamina, jumlah tersebut dirasakan sangat minim jika dibandingkan dengan Berlian Laju Tanker yang memiliki lebih dari 70 kapal atau dibandingkan dengan Petronas yang juga memiliki lebih dari 75 kapal. Dari total pengangkutan migas di Indonesia, 48 % angkutan ditangani oleh Pertamina Perkapalan, sedangkan 52% angkutan ditangani oleh Perusahaan lain. Perkapalan telah menetapkan visi baru yang disesuaikan dengan visi Pertamina secara korporasi yaitu menjadi world class shipping company. Rencana jangka panjang dan road map Perkapalan telah disusun. Pada tahun 2016, Perkapalan diharapkan dapat mencapai visi tersebut dan dapat diperhitungkan dalam jajaran perusahaan shipping dunia. Oleh karena itu, Perkapalan terus mencari alternatif-alternatif strategi yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan dalam mewujudkan visi tersebut. Kondisi dan latar belakang itulah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah strategi yang dijalani Perkapalan saat ini masih cukup efektif dan efisien dalam menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan? 5

2. Apakah alternatif strategi yang harus dilakukan Perkapalan Pertamina dalam menyikapi tantangan bisnis maupun mempercepat pencapaian visi menjadi world class shipping company? 1.3 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan evaluasi strategi yang dilakukan Perkapalan PT. Pertamina (Persero) terkait dengan kondisi struktur organisasi saat ini. 2. Melakukan analisis atas alternatif strategi terbaik bagi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan peluang bisnis di tahun-tahun yang akan datang. 3. Memberikan usulan bagi perusahaan, bila dipandang perlu, alternatif strategi yang mungkin dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada serta analisis maupun usulan yang bermanfaat bagi PT. Pertamina (Persero) dalam meningkatkan nilai tambah bagi Perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keilmuan penulis di bidang manajemen strategi 6

1.5 Batasan Masalah Penelitian, analisis dan pemecahan masalah akan dibatasi pada kondisi dan asumsi sebagai berikut : Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dibatasi pada masalah evaluasi strategi dengan kondisi dan struktur organisasi Perkapalan Pertamina terkait dengan struktur organisasi Pertamina Korporat. Tesis ini tidak membahas struktur organisasi lain yang tidak terkait dengan bisnis jasa angkutan laut PT. Pertamina (Persero). Lokasi Penelitian Aktivitas penelitian dilakukan di kantor Perkapalan PT. Pertamina (Persero) Jakarta. Cakupan Analisis Analisis dilakukan dengan cara membandingkan strategi saat ini dengan usulan yang akan dilakukan. Usulan akan dibuat dengan mempertimbangkan sumber daya, maupun faktor internal dan eksternal yang berpengaruh kepada Perkapalan Pertamina. Data Penelitian Data penelitian terbatas pada data operasional perusahaan tertentu yang berhubungan dengan analisis strategi selama tahun 2011-2012. 7

1.6 Organisasi Penulisan Tesis ini secara keseluruhan terdiri atas lima bab sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metoda penelitian serta alat analisis yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu evaluasi strategi Perusahaan dalam upaya meningkatkan competitive advantage Perkapalan PT. Pertamina (Persero). Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas landasan teori yang digunakan untuk melakukan analisis strategi Perusahaan sebagai upaya meningkatkan competitive advantage Perkapalan PT. Pertamina (Persero). Bab III Metoda Penelitian dan Profil Perusahaan Bab ini membahas profil perusahaan, gambaran pasar dan industri terkait serta kinerja operasional tertentu Perusahaan yang berhubungan dengan analisis strategi PT. Pertamina (Persero) dalam upaya meningkatkan competitive advantage unit Perkapalan. 8

Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab ini memamparkan pembahasan dan analisis hasil penelitian dibandingkan dengan landasan teori yang diuraikan pada Bab II. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini memamparkan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran/rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan alat analisis yang digunakan. 9