Ketahanan Susu Kuda Sumbawa Ditinjau dari Waktu Reduktase, Angka Katalase, Berat Jenis, dan Uji Kekentalan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

Kualitas Susu Kuda Sumbawa pada Penyimpanan Suhu Ruang

NOER SYAIFUL HAKIM¹, I KETUT SUADA¹, I PUTU SAMPURNA²

KETAHANAN SUSU KUDA SUMBAWA YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG DITINJAU DARI TOTAL ASAM, UJI DIDIH DAN UJI WARNA SKRIPSI. Oleh : Noer Syaiful Hakim

Ketahanan Susu Segar pada Penyimpanan Suhu Ruang Ditinjau dari Uji Tingkat Keasaman, Didih, dan Waktu Reduktase

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BAHAN PENGEMAS DAN LAMA PENDINGINAN TERHADAP KEASAMAN DAN ANGKA REDUKTASE SUSU PASTEURISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Uji Organoleptik dan Tingkat Keasaman Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar

Mutu Susu Kambing Peranakan Etawa yang Disimpan pada Suhu Ruang

Kualitas Susu Segar pada Penyimpanan Suhu Ruang Ditinjau dari Uji Alkohol, Derajat Keasaman dan Angka Katalase

KETAHANAN SUSU KUDA SUMBAWA PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG DITINJAU DARI TINGKAT KEASAMAN (ph), UJI ALKOHOL, UJI BAU DAN UJI RASA SKRIPSI

Kualitas Susu Kambing Selama Penyimpanan pada Suhu Ruang Berdasarkan Berat Jenis, Uji Didih, dan Kekentalan

Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing pada Penyimpanan Suhu Kamar

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawa Selama Penyimpanan Suhu Ruang Ditinjau dari Rasa, ph dan Uji Alkohol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Uji Didih, Alkohol dan Derajat Asam Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar

Ketahanan Daging Rendang Tanpa Pemasakan Ulang Selama Penyimpanan Suhu Ruang Berdasarkan Uji Reduktase dan Organoleptik

Daya Simpan dan Variasi Bumbu Daging Se i Babi Produksi Kota Denpasar pada Suhu Ruang

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. Susu telah dikenal sebagai bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, mudah

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol. 1(1): 20-25, April 2017

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

I MADE ADITYA SASTRAWAN

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

Susunan Redaksi Indonesia Medicus Veterinus. Pimpinan: I Wayan Batan. Wakil Pimpinan: Muhsoni Fadli

HASIL DAN PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

PENGARUH LAMA PENUNDAAN DAN SUHU INKUBASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA YOGHURT DARI SUSU SAPI KADALUWARSA

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh suhu dan lama pemeraman pada inkubator terhadap kualitas fisik kefir

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

(Study on Physical Quality of Milk of Peranakan Ettawa Goat using Different Pasteurization Methods) Sulmiyati, Najmah Ali, Marsudi ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,

Susunan Redaksi Indonesia Medicus Veterinus

Kualitas Telur Ayam Konsumsi yang Dibersihkan dan Tanpa Dibersihkan Selama Penyimpanan Suhu Kamar

PASCA PANEN SUSU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998

Kualitas dan Potensi Dadih Sebagai Tambahan Pendapatan Peternak Kerbau di Kabupaten Kerinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

MENYINGKAP TABIR SUSU KUDA LIAR SUMBAWA (Studi kasus di Kabupaten Sumbawa, NTB)

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

D I N A M I K A R E K A S A T W A V o l. 8 N o. 1, 5 M a r e t 2015 KUALITAS SUSU KAMBING POST THAWING PADA BERBAGAI LAMA SIMPAN DI SUHU KAMAR

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

APLIKASI ASAM LAKTAT DARI LIMBAH KUBIS UNTUK MENINGKATKAN UMUR SIMPAN TAHU

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

I MADE ADITYA SASTRAWAN, IDA BAGUS NGURAH SWACITA, I MADE SUKADA

SKRIPSI. Oleh: Edwina Pariwono

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PAPER BIOKIMIA PANGAN

4 POTENSI PEMANFAATAN SUSU KUDA SUMBA

REDUKSI BAKTERI DAN BIRU METILEN, SERTA PERUBAHAN INTENSITAS PENCOKLATAN DAN ph SUSU AKIBAT PEMANASAN PADA SUHU 80 C DALAM PERIODE YANG BERVARIASI

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

Angka Lempeng Total Bakteri pada Broiler Asal Swalayan di Denpasar dan Kabupaten Badung

Balai Penelitian Teniak,P.O. Box 221 Bogor Dinas Petemakan Kotamadya Bogor

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

UJI PENYIMPANAN NATA DE COCO PADA BERBAGAI KEMASAN PLASTIK STORAGE TEST OF NATA DE COCO ON VARIOUS PLASTIC PACKAGING

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

I. PENDAHULUAN. vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang

PEMBUATAN YOGURT BUAH NAGA MERAH

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak tersebar diwilayah Asia. Jahe merah (Zingiber officinale var

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph

Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.2. :91-98 ISSN : Agustus 2011

Transkripsi:

Ketahanan Susu Kuda Sumbawa Ditinjau dari Waktu Reduktase, Angka Katalase, Berat Jenis, dan Uji Kekentalan (DURABILITY HORSE MILK SUMBAWA VIEWED IN TIME REDUCTASE, CATALASE NUMBERS, SPECIFIC GRAVITY, AND TEST VISCOSITY) Chandra Immanuel Saragih 1, I Ketut Suada 2, I Putu Sampurna 3 1) Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana 2) Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Universitas Udayana 3) Laboratorium Biostatistika Universitas Udayana JL. P.B Sudirman, Denpasar-Bali Tel. (0361) 223791, Faks. (0361) 223791 E-mail : chan.lighthouse@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketahanan susu kuda Sumbawa ditinjau dari waktu reduktase, berat jenis, angka katalase, dan uji kekentalan. Susu kuda Sumbawa diambil dari lima peternak dan dari masing-masing peternak diambil 600 ml susu dan ditampung dalam botol steril lalu ditutup dan disimpan pada suhu ruangan. Pengambilan susu dilakukan 1 kali. Volume susu yang digunakan adalah sebanyak 3 liter. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan menggunakan 5 ekor kuda sebagai kelompok. Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 5 sebagai perlakuan, sehingga di uji sebanyak 30 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada uji waktu reduktase zat biru metilen cepat terbentuk. Berat jenis susu mengalami penurunan disebabkan oleh perubahan senyawa-senyawa yang terkandung dalam susu. Angka katalase mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Uji kekentalan susu mengalami penurunan. Selama penyimpanan dalam suhu ruangan terjadi peningkatan waktu reduktase yang sangat nyata (P<0,01) dengan rata-rata 317,40 menit±30,95, akan tetapi sampai hari ke-5 belum terjadi penyimpangan. Pada uji berat jenis terjadi perubahan berat jenis yang sangat nyata (P<0,01) dengan rata-rata 1,03±0,01 dan mengalami penyimpangan setelah hari ke-2. Pada uji angka katalase terjadi penurunan angka katalase yang sangat nyata (P<0,01) dengan rata-rata 0,80cc±0,23, sampai hari ke-5 belum terjadi penyimpangan. Pada uji kekentalan terjadi perubahan penurunan kekentalan yang sangat nyata (P<0,01) dengan rata-rata 8,63 Brix±0,01, dan sampai hari ke-5 belum mengalami penyimpangan. Susu kuda Sumbawa tanpa proses pasteurisasi dapat dikonsumsi sebelum susu tersebut memasuki hari ke-5. Kata kunci : Waktu reduktase, berat jenis, susu kuda, angka katalase, kekentalan. ABSTRACT This study was conducted in order to determine the resilience of Sumbawa horse milk reductase in terms of time, density, number catalase, and viscosity tests. Sumbawa horse milk taken from five farmers and ranchers from each 600 ml of milk were taken and placed in a sterile vial and then covered and stored at room temperature. Intake of milk was 1 times. The volume of milk used is as much as 3 liters. This study uses a randomized block design (RBD), using 5 horses as a group. Observations were made on days 0, 1, 2, 3, 4, 5 as a treatment, so that as many as 30 samples tested. These results indicate that at the time the test substance methylene blue reductase quickly formed. Specific gravity of milk has decreased due to changes in the compounds contained in milk. Catalase 553

rate increase is very significant. Viscosity test milk decreased. During storage at room temperature for an increase in time reductase highly significant (P <0.01) with an average of 317.40 ± 30.95 minutes, but up to day 5 irregularities not occurred. At a specific gravity test density changes very significantly (P <0.01) with an average of 1.03 ± 0.01 and having deviation after the 2nd day. Catalase test figures on reductions in catalase were highly significant (P <0.01) with an average of 0.80 ± 0.23 cc, until day 5 irregularities not occurred. On viscosity test changes viscosity decreased very significantly (P <0.01) with an average of 0.01 ± 8.63 Brix, and until day 5 yet the irregularities. Sumbawa horse milk without pasteurization of milk can be consumed before it enters day 5. Keywords: Time reductase, specific gravity, horse milk, catalase rate, viscosity. PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu yang sering dikonsumsi dan banyak dipasarkan berasal dari susu sapi, karena produksinya lebih besar dibanding ternak lain seperti kambing dan kuda. Susu kuda sebenarnya mengandung nilai gizi mendekati ASI (air susu ibu), tetapi pada umumnya belum banyak yang mengetahui hal tersebut. Beredarnya susu kuda Sumbawa pada sebagian masyarakat yang diyakini pula sebagai minuman obat, mengakibatkan harganya menjadi mahal. Susu kuda tersebut telah diteliti dan mempunyai daya hambat terhadap mikroorganisme patogen perusak makanan (Dharmajono, 1998). Berdasarkan penelitian Hermawati (2005) terhadap susu kuda Sumbawa, terdapat bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Susu kuda Sumbawa juga mengandung antimikroba yang dapat menekan laju perkembangan sel kanker dan meningkatkan kekebalan tubuh. Susu kuda Sumbawa yang disimpan pada suhu kamar sampai beberapa bulan mengalami fermentasi, tetapi tidak rusak. Pada susu yang terfermentasi dapat dijumpai berbagai macam mikroba, salah satunya dari bakteri asam laktat (Widodo, 2003). Hasil penelitian Widiada (2006) menunjukkan bahwa didalam susu kuda Sumbawa telah teridentifikasi 6 spesies bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus brevis, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus delbrueckii subsp. delbrueckii, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus salivarius dan Lactococcus. lactis subsp. lactis. Susu kuda Sumbawa berwarna putih, aroma khas, encer, dan rasanya asam. Rasa asam pada susu kuda Sumbawa bukan karena pembusukan. Faktor yang bisa mempercepat proses pembusukan susu segar, yaitu cara pemerahan yang tidak higienis, kontainer susu yang tidak steril, proses penampungan yang cukup lama dalam temperatur kamar, jarak tempuh dari tempat pemerahan maupun tempat penampungan sampai ke tempat pengemasan yang sangat jauh, dan fluktuasi temperatur yang sangat tinggi dari sejak pemerahan sampai ke tempat pengemasan (Dharmajono, 1998). 554

Berdasarkan SK Direktorat Jenderal Peternakan Nomor.17/1983 standar waktu reduktase adalah 2-5 jam (Riana, 1983). Prinsip dari uji waktu reduktase adalah dalam susu terdapat enzim reduktase yang dibentuk oleh kuman-kuman, maka enzim ini akan mereduksi zat biru metilen menjadi larutan tidak berwarna. Semakin tinggi jumlah kuman di dalam susu, semakin cepat terjadi perubahan warna (Suardana dan Swacita, 2004), maka dilakukan uji reduksi biru metilen yang dapat memberikan gambaran perkiraan jumlah kuman yang terdapat di dalam susu, kemudian diamati waktu yang dibutuhkan oleh kuman untuk melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan perubahan warna dari zat warna biru metilen. Uji katalase dilakukan untuk mengetahui tingkatan jumlah mikroba dalam susu sedangkan uji kekentalan untuk pemeriksaan terhadap keadaan susu yang berguna untuk menentukan adanya kuman-kuman pada susu (Hadiwiyoto, 1983). Jika dalam sampel susu banyak mengandung mikroba, maka susu akan membebaskan enzim katalase oleh kuman dalam susu. Susu rusak ditandai dengan berubahnya konsistensi dari cair menjadi kental. berat jenis susu dipengaruhi oleh senyawa yang terlarut di dalamnya (Adnan, 1984). Buda dkk., (1980) menjelaskan bahwa berat jenis masing-masing senyawa yang menyusun air susu adalah sebagai berikut : lemak 0,93 ; laktosa 1,66 ; protein 1,346 ; kasein 1,310 ; dan total garamgaram anorganik 4,120. Susu yang disimpan makin lama berat jenisnya makin rendah, hal ini disebabkan karena terbentuknya gas-gas, terutama gas karbon dioksida, yang pada umumnya akibat dari aktifitas bakteri yang terdapat di dalam susu tersebut. Berat jenis susu segar pada temperatur 27,5 C minimal 1,028 (Jennes dan Patton, 1995). METODE PENELITIAN Sampel Penelitian Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah susu kuda Sumbawa yang diproduksi di kampung Tolonggeru, Desa Monggo Kecamatan Donggo, Nusa Tenggara Barat. Susu kuda Sumbawa berasal dari lima peternak dan dari masing-masing peternak diambil 600 ml dan ditempatkan pada botol yang telah disterilkan. Pengambilan susu dilakukan 1 kali. Volume sampel keseluruhan adalah sebanyak 1,5 liter. Selanjutnya sampel tersebut dibawa ke Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Perlakuan Sampel Sampel yang dikirim dari Bima kemudian dibawa ke Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana di Kampus Denpasar. Susu tersebut 555

diambil dari 5 ternak kemudian dibagi menjadi 6 pengamatan. Susu ditampung dalam botol steril lalu ditutup dan disimpan pada suhu ruangan. Selanjutnya susu tersebut di uji setiap satu hari sekali dan dilakukan pengujian terhadap kualitas susu meliputi uji waktu reduktase, uji berat jenis, uji angka katalase dan uji kekentalan. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan menggunakan 5 ekor kuda sebagai kelompok. Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 5 sebagai perlakuan, sehingga di uji sebanyak 30 sampel. Analisis Data Data hasil uji waktu reduktase (menit), berat jenis, angka katalase (ml) dan uji kekentalan di uji dengan sidik ragam. Apabila terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Prosedur analisis mengikuti petunjuk Sampurna dan Nindia (2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Waktu Reduktase Hasil penelitian ketahanan susu kuda Sumbawa pada penyimpanan suhu ruang dari uji waktu reduktase dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Waktu Reduktase Susu Kuda Sumbawa yang disimpan pada Suhu Ruang Lama Penyimpanan (menit) Signifikansi (menit) ± (hari) 0,05 0,01 Standar Deviasi 0 358,20 a a 358,20±5,35 1 350,60 b a 350,6±8,98 2 325,60 c b 323,6±4,03 3 306,20 d c 306,6±4,55 4 288,40 e d 288,4±7,95 5 277,40 f e 277,4±4,66 556

Keterangan : Nilai dengan huruf yang berbeda ke arah kolom menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01), sedangkan nilai dengan huruf yang sama ke arah kolom menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Tabel 2. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Waktu Berat Jenis Susu Kuda Sumbawa yang disimpan pada Suhu Ruang Lama Penyimpanan (hari) 0,05 Signifikansi 0,01 ± Standar Deviasi 0 1,0276 a a 1,0276±0,0002775 1 1,0270 b b 1,0270±0,0004930 2 1,0268 b bc 1,0268±0,0005459 3 1,0265 c c 1,0265±0,0003271 4 1,0260 d d 1,0260±0,0001342 5 1,0259 d d 1,0259±0,0002236 Keterangan : Nilai dengan huruf yang berbeda ke arah kolom menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01), sedangkan nilai dengan huruf yang sama ke arah kolom menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Tabel 3. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Waktu Angka Katalase Susu Kuda Lama Penyimpanan (hari) Sumbawa yang disimpan pada Suhu Ruang (cc) Signifikasi 0,05 0,01 (cc) ± Standar Deviasi 0 0,5420 a a 0,542±0,746 1 0,6060 a a 0,606±0,060 2 0,7200 b b 0,720±0,059 3 0,8060 c b 0,806±0,032 4 0,9240 d c 0,924±0,053 5 1,2180 e d 1,218±0,048 Keterangan : Nilai dengan huruf yang berbeda ke arah kolom menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01), sedangkan nilai dengan huruf yang sama ke arah kolom menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). 557

Tabel 4. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Waktu Kekentalan Susu Kuda Sumbawa Lama Penyimpanan yang disimpan pada Suhu Ruang (Brix) Signifikansi 0,05 0,01 (Brix) ± Standar Deviasi 0 8,40 b b 8,40±0,967 1 7,30 a a 7,30±0,519 2 8,26 b b 8,26±0,450 3 8,52 b b 8,52±0,370 4 9,78 c c 9,75±0,277 5 9,66 c c 9,66±1,050 Keterangan : Nilai dengan huruf yang berbeda ke arah kolom menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01), sedangkan nilai dengan huruf yang sama ke arah kolom menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Waktu Reduktase waktu reduktase susu kuda Sumbawa pada penyimpanan suhu ruang adalah 6,30 jam. Hasil tersebut lebih lama dibandingkan dengan persyaratan waktu reduktase dalam SK Direktorat Jenderal Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/1983 tentang syarat-syarat dan tata cara pengawasan dan pemeriksaan kualitas susu produksi dalam negeri, yaitu susu yang beredar di pasaran harus memiliki waktu reduktase antara 2-5 jam. Hasil penyimpanan susu kuda Sumbawa pada hari ke-1 sampai hari ke-5 mengalami penurunan waktu reduktase sehingga waktu reduktase menjadi cepat. Hal tersebut terjadi karena semakin lama susu kuda Sumbawa disimpan, maka terjadi peningkatan jumlah bakteri. Bakteri tersebut menghasilkan enzim reduktase yang dapat mereduksi warna biru metilen menjadi tidak berwarna. Peningkatan jumlah bakteri didalam susu disebabkan karena adanya kontaminasi bakteri dari alat, maupun udara dalam kandang pemerahan yang tidak baik, karena peralatan serta proses pemerahan yang tidak steril (Judkins dan Keener, 1996). Waktu reduktase adalah waktu sesaat setelah tabung reaksi di inkubasikan sampai warna biru metilen hilang (Suardana dan Swacita, 2004). Menurut Buda, dkk., (1980) perubahan warna biru metilen tergantung dari kemampuan bakteri tumbuh, bahan-bahan penyusun susu serta jenis dari susu tersebut (susu dari hewan yang menderita mastitis) umumnya memiliki waktu reduktase lebih pendek. 558

Uji Berat Jenis (BJ) Dalam uji berat jenis menunjukkan bahwa susu kuda Sumbawa dan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap angka berat jenis, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan berat jenis susu kuda Sumbawa pada penyimpan suhu ruang dari hari ke-1 sampai hari ke-5. Menurut Soekarto (1985) bahwa bertambahnya atau berkurangnya berat jenis susu sangat dipengaruhi oleh kadar lemak yang tidak terlepas dari pengaruh pakan dan kadar air, tetapi juga dipengaruhi oleh bangsa hewan, kelembaban dan suhu udara, selain itu rendahnya nilai rata-rata berat jenis dipengaruhi oleh kurangnya nilai atau jumlah konsentrat pada pakan. berat jenis yang diperoleh adalah 1,0266 ± 0,0006839. tersebut menunjukkan berat jenis susu kuda Sumbawa masih dibawah normal dari standar yang ditetapkan di Indonesia yaitu 1,028. Hasil penelitian ini menunjukkan ketahanan susu kuda Sumbawa pada penyimpanan hari ke-1 sampai hari ke-5 masih rendah. Uji Angka Katalase Uji angka katalase susu kuda Sumbawa yang disimpan pada hari ke-0 sampai hari ke- 5 meningkat secara perlahan dengan perbedaan yang nyata (P<0,05). angka katalase susu kuda Sumbawa adalah 0,8027 cc. Hasil tersebut sesuai menurut Milk Codex tahun 1914, angka katalase yang ideal adalah 0, sedangkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/83 tentang syarat-syarat dan tata cara pengawasan dan pemeriksaan kualitas susu produksi dalam negeri, disebutkan susu yang beredar mempunyai angka katalase setinggi tingginya 3 cc. Penyimpanan susu kuda Sumbawa pada hari ke-0 sampai hari ke-3 masih mengalami peningkatan angka katalase yang stabil. Hal ini disebabkan karena jumlah bakteri yang terkandung dalam susu masih berjumlah sedikit. Penyimpanan susu kuda Sumbawa pada hari ke-3 sampai hari ke-5 mengalami peningkatan angka katalase yang sangat nyata. Hal ini disebabkan karena terdapat hubungan yang erat antara angka katalase lama penyimpanan susu dengan jumlah bakteri yang terkandung dalam susu. Semakin tinggi kandungan bakteri dalam susu, angka katalase yang terbentuk semakin tinggi, demikian sebaliknya semakin rendah jumlah bakteri angka katalase semakin rendah. Bakteri yang ada selama penyimpanan membentuk enzim katalase sehingga proses reduksi hidrogen peroksida menjadi air semakin cepat dan membebaskan gas oksigen selama penyimpanan. Hasil penelitian ini juga berpengaruh pada faktor waktu dan suhu yang sangat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan bakteri dalam susu yang dapat berasal dari susu itu sendiri atau akibat kontaminasi bakteri 559

dari luar, baik itu karena teknik pemerahan dan pengunaan alat-alat yang kurang bersih (Buckle, dkk., 1985). Uji Kekentalan Hasil uji kekentalan susu kuda Sumbawa pada hari ke-0 sampai hari ke-1 terjadi peningkatan kekentalan, sedangkan pada hari ke-1 sampai hari ke-2 terjadi penurunan kekentalan, pada hari ke-2 sampai hari ke-3 tidak terjadi penurunan, pada hari ke-3 sampai hari ke-4 terjadi penurunan, dari hari ke-4 sampai hari ke-5 terjadi penurunan. Total rata-rata uji kekentalan susu kuda Sumbawa adalah 8,653 Brix (encer). Kekentalan susu kuda Sumbawa masih sesuai standar susu menurut SNI 01-314-1998 masih dibatas normal. Penurunan kekentalan merupakan salah satu sifat susu yang paling khas. Hal ini disebabkan oleh kegiatan enzim atau penambahan asam sehingga terjadi reaksi peningkatan antar protein penyusun susu dengan asam tersebut. Kekentalan susu dipengaruhi oleh umur hewan dan komposisi susu, berturut turut mulai dari yang paling besar pengaruhnya adalah kasein, lemak, dan albumin. Temperatur ikut juga menentukan kekentalan susu. Suhu yang tinggi akan menyebabkan penurunan kekentalan susu karena terjadinya clumping dari globula globula lemak. (Buckle, dkk, 1985). SIMPULAN Selama penyimpanan pada suhu ruang, waktu reduktase, angka katalase dan kekentalan susu mengalami kenaikan sehingga layak dikonsumsi sampai hari ke-5 sedangkan berat jenis susu mengalami penurunan dan layak dikonsumsi sampai hari ke-2. SARAN Susu kuda Sumbawa tanpa proses pasteurisasi dapat dikonsumsi sebelum susu tersebut memasuki hari ke-5. DAFTAR PUSTAKA Adnan, M. 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. Edisi Ke-2. Andi Offset. Yogyakarta. Buckle, K. A., R. A. Edwards., G. H. Fleet dan M. Wootton. 1985. Ilmu Pangan. Cetakan ke I. Universitas Indonesia. Jakarta. 560

Buda, IK., I. B. Arka, IK. Sulandra, IG. P. Jamasuta dan IK. Arnawa. 1980, Susu dan Hasil Pengolahannya. Bagian Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Universitas Udayana. Denpasar. Dharmojono, 1998. Trend Susu Kuda Liar. Infovet Edisi 058: 29-30. Direktorat Bina Sarana Usaha Peternakan. 1977. Terjemahan Milk Codex. Jakarta. Hal.4:12-13. Hadiwiyoto, S. 1983. Teknik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Teori dan Praktek. Liberty Yogyakarta Hal. 55-76. Hermawati, D. 2005. Kajian Aktivitas dan Karakterisasi Senyawa Antimikroba dari Susu Kuda Sumbawa. Bogor: Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Jennes, R. dan S. Patton. 1995. Principles of Dairy Chemistry. John Willey & Sons, inc. New York. Judkins dan Kenner. 1996. Milk Production and Processing. New York. Riana, A. 1983. Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan No. 17/KPTS/DJP/Deptan/83. Tentang Syarat-syarat Tata Cara Pengawasan dan Pemeriksaan Kualitas Susu Produksi Dalam Negri. Suardana, IW. dan I. B. N. Swacita. 2004. Food Hygiene. Petunjuk Laboratorium. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Udayana. Denpasar. Widiada, I G. N., N. S. Antara dan IW. R. Aryanta. 2006. Identifikasi dan Suksesi Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat dalam Susu Kuda Liar Bima Selama Penyimpanan. Pertemuan Ilmiah Tahunan PERMI, 25-27 Agustus 2006. Solo. Widodo. 2003. Bioteknologi Industri Susu. Lacticia Press.Yogyakarta. 561