BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Menurut Harahap (2010:105), Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Defenisi laporan keuangan dalam SAK (2007 : 1 pasal 7) sebagai berikut: Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurang kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. c. Membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi. e. Mengungkapkan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Menurut Kasmir (2009 : 7) terdapat beberapa macam laporan keuangan seperti: a. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. b. Laporan laba rugi Laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu. Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi. c. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. d. Laporan catatan atas laporan keuangan Merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas penyebabnya. e. Laporan kas Merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.

2. Kinerja Keuangan Informasi akuntansi yang tersaji di dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis kinerjanya lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis kinerja keuangan adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Pada dasarnya rasio keuangan yang sering digunakan dibagi dalam beberapa kelompok (Harahap, 2010: 301 ), yaitu: a. Rasio likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. b. Rasio solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada. d. Rasio leverage Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. e. Rasio aktivitas Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. f. Rasio pertumbuhan Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun. g. Market Based (Penilaian Pasar) Rasio ini menggambarkan situasi/ keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. h. Rasio produktivitas Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.

3. Rasio yang Digunakan a. Return On Investment (ROI) Analisis Return On Investment sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Berdasarkan defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Besarnya ROI dapat diketahui dengan mengalikan profit margin dengan total asset turnover. ROI= Total Asset Turnover x Profit margin ROI = x b. Total Asset Turnover Total asset turnover berarti mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan. Bertambah tinggi perputaran total aktiva perusahaan maka bertambah efisien penggunaan total aktiva perusahaan tersebut. Rumus untuk menghitung total asset turnover menurut Brigham dan Houston (2006 : 100) yaitu:

Total asset turnover = Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Jika total asset turnover suatu perusahaan sebesar 2,5 berarti total aktiva perusahaan berputar 2,5 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Hasil rasio ini dapat dipertinggi dengan meningkatkan jumlah penjualan atau menurunkan jumlah aktiva. Menaikkan jumlah penjualan berarti memperbesar market share. Usaha-usaha memperbesar market share berkaitan dengan perbaikan dan penyempurnaan dari marketing mix. Menurunkan jumlah aktiva berarti menilai kembali seluruh aktiva perusahaan. Sebelum diambil keputusan untuk menjual aktiva tersebut pimpinan perusahaan harus mempertimbangkan dengan seksama. Apabila ada peluang untuk memperluas penjualan maka perusahaan akan memerlukan aktiva untuk mendukung perluasan penjualan tersebut. Sales (penjualan) disini merupakan penjualan bersih, artinya setelah dikurangi retur dan potongan penjualan serta diskon penjualan. Penjualan merupakan jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual. Retur merupakan pengembalian atas barang yang cacat/ rusak ataupun tidak sesuai dengan pesanan. Potongan penjualan merupakan potongan yang diberikan kepada pelanggan atas barang yang cacat/ rusak sebagai

kompensasi bila barang rusak/ cacat tersebut tidak dikembalikan kepada si penjual. Diskon merupakan tawaran pengurangan harga yang diberikan kepada pelanggan untuk pembayaran/pelunasan lebih awal dari jumlah terhutang. c. Debt Ratio Rasio total utang terhadap total aktiva, yang pada umumnya disebut rasio utang (debt ratio), mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur. Debt ratio merupakan pengukuran jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur. Rumus untuk menghitung debt ratio menurut Brigham dan Houston (2006 : 103) Rasio Utang = Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Bertambah tinggi rasio ini menunjukkan bertambah banyak aktiva perusahaan yang dibelanjai oleh kreditur. Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara total utang dengan total aktiva. Semakin tinggi total utang, maka akan semakin tinggi pula debt ratio, sebaliknya semakin tinggi total aktiva, maka akan semakin rendah debt ratio. Apabila debt ratio perusahaan sebesar 0,4 atau 40 persen berarti sebesar 40 persen

aktiva perusahaan tersebut didanai oleh utang dan sisanya 60 persen aktiva didanai oleh pemegang saham. Apabila perusahaan akan dilikuidasi, perusahaan dapat menjual aktivanya dan kreditor akan menerima pembayaran minimal sebesar 40 persen sebelum kreditor mengalami kerugian. Total utang mencakup baik utang lancar maupun utang jangka panjang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian debitur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan. 4. Investasi Aktiva Tetap a. Investasi Halim (2005 : 4) menyatakan bahwa investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi mempunyai pengertian yang luas, setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman termasuk investasi. Tetapi secara umum, pengertian investasi dikaitkan dengan penggunaan uang bagi peningkatan kapasitas sistem produksi atau peningkatan asset kapital.

b. Kebijakan Investasi Kebijakan investasi (capital budgeting problem) merupakan masalah bagaimana seorang manajer harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa depan. Adapun motif-motif untuk melakukan pengeluaran modal atau investasi menurut Sunjaja (2003 : 147) sebagai berikut: 1. Ekspansi, motif umum untuk melakukan pengeluaran modal adalah dengan meningkatkan kapasitas perusahaan melalui pembelian aktiva tetap, seperti tanah dan pabrik. 2. Penggantian, dengan tumbuhnya perusahaan dan mencapai tahap dewasa, banyak pengeluaran modal yang dikeluarkan untuk penggantian dan pembaharuan dari aktiva usang. 3. Pembaharuan, seringkali dilakukan sebagai alternatif dari penggantian. Pembaharuan meliputi pembangunan kembali, pemeriksaan yang sangat teliti, penyesuaian kembali dari mesin/ fasilitas. 4. Tujuan lain, beberapa pengeluaran modal tidak hanya ditujukan untuk perolehan aktiva tetap yang berwujud tetapi menggunakan dana perusahaan yang berjangka waktu lama dan diharapkan menghasilkan di masa yang akan datang. Menurut Halim (2005 : 4) investasi dalam perusahaan dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-aset financial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil. Investasi pada aset finansial dapat berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang. Sedangkan investasi pada asset riil berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik dll. c. Aktiva Tetap Dalam menjalankan operasinya, perusahaan tidak akan pernah terlepas dari aktiva atau asset, baik dalam jumlah besar

ataupun kecil. Defenisi Aktiva Tetap menurut SAK (2007 : 16.2 Pasal 6) sebagai berikut: Aktiva tetap adalah aktiva yang dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode d. Klasifikasi aktiva tetap Klasifikasi aktiva tetap menurut Dyckman (2000 : 523) dapat dibagi menjadi menjadi: 1. Bangunan Biaya bangunan mencakup honor profesional (arsitek), biaya perizinan, dan biaya penggalian. 2. Mesin, Mebel dan Perabot Peralatan yang termasuk di dalamnya panggung/podium khusus, pondasi, dan biaya instalasi lainnya yang diperlukan 3. Tanah Tanah tidak disusutkan karena nilainya diperkirakan akan terus menurun sepanjang waktu atau akan habis terpakai oleh kegiatan produksi. 4. Perbaikan Tanah Perbaikan tanah merupakan peningkatan lokasi yang bersifat tidak permanen dan dapat disusutkan, seperti jalan masuk, tempat parkir, pagar dan taman. 5. Sumber daya alam e. Cara Memperoleh aktiva tetap Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi harga perolehan. Berikut beberapa cara-cara memperoleh aktiva tetap yaitu: 1. Pembelian Tunai

Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tersebut siap dipakai. 2. Pembelian Angsuran Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian angsuran, maka harga perolehan yang diakui adalah nilai apabila aktiva tetap tersebut dibeli tunai. 3. Perolehan melalui cara pertukaran Aktiva tetap juga dapat diperoleh dengan cara tukar-menukar, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai. 4. Perolehan dengan membuat sendiri Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung dan mesin-mesin. f. Penyusutan Aktiva Tetap Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva secara sistematik dan rasional selama masa manfaat dari aktiva yang bersangkutan. Beban penyusutan merupakan pengakuan atas penurunan nilai aktiva pelayanan aktiva. Menurut Warren (2005 :498), metode yang paling umum dalam penyusutan aktiva tetap yaitu: 1. Metode garis lurus

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. 2. Metode unit produksi Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. 3. Metode saldo menurun Metode saldo menurun menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Untuk menggunakan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu disajikan pada tabel 2.1 berikut ini: Nama Peneliti Lily (2005) Khendy (2007) Iskandar (2003) Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Pengaruh Kinerja Keuangan Berdasarkan Return on Investment dan Total Asset Turnover terhadap Investasi Aktiva Tetap pada PT Marga Sandang, Bandung Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Investasi Aktiva Tetap Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Pengaruh likuiditas, growth opportunity, leverage, dan total asset turnover terhadap tingkat investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Variabel independen: ROI, Total Asset Turnover. Variabel dependen: Investasi aktiva tetap Variabel independen: Return on Asset, Total Asset Turnover, Longterm Debt to Asset Ratio dan Longterm Debt to Equity Ratio Variabel dependen: investasi aktiva tetap Variabel Independen: cash flow total asset, market-to-hook ratio, total debt to total asset, Total asset turnover Variabel Dependen: ROI dan total asset turnover berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap investasi aktiva tetap. Return on Asset, Total Asset Turnover, Longterm Debt to Asset Ratio dan Longterm Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap investasi aktiva tetap, tetapi secara simultan mempengaruhi investasi aktiva tetap. cash flow total asset, market-to-hook ratio, total debt to total asset, Total asset turnover secara simultan mempengaruhi investasi aktiva tetap. Secara parsial, cash flow total

Investasi aktiva tetap asset, total debt to total asset, dan total asset turnover mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat investasi, sedangkan market-tohook ratio mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat investasi. 5. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah return on investment, total asset turnover dan debt ratio sedangkan variabel dependen atau variabel terikatnya adalah investasi aktiva tetap. Return on Rrr investment (X1) Total Asset asset Turnover (X2) turnover (X2) H1 H2 Investasi aktiva tetap (Y) Debt Ratio (X3) H3 H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Return On Investment merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Berdasarkan defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Total asset turnover berarti mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan. Bertambah tinggi perputaran total aktiva perusahaan maka bertambah efisien penggunaan total aktiva perusahaan tersebut. Debt ratio menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Bertambah tinggi rasio ini menunjukkan bertambah banyak aktiva perusahaan yang dibelanjai oleh kreditur. Rasio hutang yang tinggi, biasanya sulit memperoleh pinjaman sebab para kreditor tidak yakin akan pengembalian pinjaman pokok. 2. Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2008: 49), Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: H1: Return on investment berpengaruh secara parsial terhadap investasi aktiva tetap perusahaan.

H2: Total asset turnover berpengaruh secara parsial terhadap investasi aktiva tetap perusahaan. H3: Debt Ratio berpengaruh secara parsial terhadap investasi aktiva tetap perusahaan. H4: Return on investment, total asset turnover dan debt ratio berpengaruh secara simultan terhadap investasi aktiva tetap perusahaan.