BAB I PENDAHULUAN. individu. Dalam bekerja, seseorang dituntut untuk melaksanakannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEMATANGAN KARIER PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia mendominasi sekitar 41,8% dari total jumlah penduduk (bps.go.id, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

karir dengan eksplorasi dan mencari informasi karir yang diminati serta mulai

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 1 KLATEN DITINJAU DARI KEYAKINAN DIRI AKADEMIK DAN JENIS KELAS

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BK/KONSELOR DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah survei menunjukkan bahwa salah satu sumber kegelisahan terbesar para siswa di Sekolah Menengah adalah soal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Karir dipandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan dan pekerjaan. Setelah lulus SMA mereka diberi peluang

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang semakin maju, pendidikan menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan

remaja memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis diantaranya adalah keinginan untuk studi serta mulai memikirkan masa depannya dengan lebih serius.

BAB I PENDAHULUAN. menyerukan kepada seluruh bangsa di dunia bahwa jika ingin membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011,

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

2016 PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN GENDER:

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

mengarah pada persiapan memenuhi tuntutan dan peran sebagai orang dewasa (Santrock, 2002). Hurlock (2004) berpendapat bahwa remaja memiliki kebutuhan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JURUSAN OLEH PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 SOLOK. Oleh: Puji Yani Pratama* Marwisni Hasan** Nofrita**

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dari Standar Kelulusan (SKL). Penyusunan kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, yang dipilah menjadi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa di mana individu banyak mengambil

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhibbu Abivian, 2013

yang merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional

BAB I PENDAHULUAN. Masa SMA merupakan masa ketika remaja mulai memikirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. hakekatnya merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA), adalah jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas atau yang disebut SMA merupakan tahap akhir dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi tidak lepas dari suatu perubahan pada berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP EKSPLORASI KARIR PADA SISWA KELAS IX SMPN SATU ATAP SENDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun dirinya berada. Betapa orang akan

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

I. PENDAHULUAN. media globe (bumi yang bulat) yang akan terlihat seluruh daratan, lautan, karier untuk menuju masa depan yang lebih cerah.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar berkulitas guna

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja untuk memenuhi kebutuhan adalah hal penting yang dilakukan individu. Dalam bekerja, seseorang dituntut untuk melaksanakannya semaksimal mungkin. Mungkin saja sebagian orang yang sekolah atau menjabat pekerjaan tertentu kurang maksimal dalam menjalaninya karena sekolah atau pekerjaan yang dipilih tersebut kurang dipahami maksud dan tujuannya. Karier adalah pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan potensi dari individu yang menjabatnya (Marlina, Ahmad, & Pandang, 2015). Menurut Sukardi (1987), karier adalah suatu keseluruhan dari pekerjaan atau jabatan yang ditekuninya sepanjang hidupnya. Karier adalah proses perkembangan yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang (Gonzalez, 2008). Oleh sebab itu, sangat penting jika individu dapat merencanakan karier sedini mungkin. Menurut super (dalam Savickas, 2001), perkembangan karier pertama terjadi pada usia sekolah dasar dan menengah pertama. Pada tahap ini, individu belajar mengamati perilaku orang dewasa di sekitar. Setelah mencapai tahap pertama, individu yang berusia remaja memasuki tahap eksplorasi dan mulai mencari informasi karier serta membuat pilihan karier secara nyata. Menurut Panuju (2005), masa remaja memiliki salah satu tugas perkembangan untuk memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan sesuai 1

2 dengan bakat dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut. Kematangan karier menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses perkembangan. Apabila kematangan karier tersebut tidak tercapai sesuai tahapan perkembangan maka akan menjadi hambatan dalam melewati tahapan perkembangan selanjutnya (Suryanti, Yusuf, & Priyatama, 2011). Kemudian menurut Gonzalez (2008), kematangan karier merupakan perilaku individu yang dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas berkarier sesuai dengan tahap perkembangan kariernya. Jika individu kurang memiliki kematangan karier maka akan mengalami kebingungan dengan apa yang akan dilakukan di masa depan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti pada salah satu SMA di Klaten pada tanggal 24 Februari 2016 tentang apa yang akan dilakukan siswa setelah lulus SMA, mengungkapkan bahwa 66 dari 331 siswa kelas XI IPA dan IPS: 51,5% siswa sudah mengambil keputusan jurusan untuk kuliah; 10,6% memilih kuliah namun belum tahu jurusan yang akan diambil; 6,1% bekerja; dan 31,8% belum tahu apa yang akan dilakukan. Dari 66 siswa tersebut, diketahui bahwa 34,8% siswa tidak paham dengan kemampuan akademik yang dimiliki; 13,6% tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki; 42,4% tidak mendapat informasi mengenai karier dari orang tua; dan 13,6% tidak diberi fasilitas sarana pendidikan oleh orang tua. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 31,8% siswa SMA tersebut belum memiliki perencanaan pendidikan maupun pekerjaa n. Merencanakan pilihan pendidikan dan pekerjaan merupakan salah satu aspek dalam kematangan

3 karier (Super dalam Umam, 2015). Siswa SMA lebih dipersiapkan untuk memasuki perguruan tinggi yang sesuai dengan pemilihan karier ke depannya. Masa remaja yaitu SMA sangat penting bagi individu untuk mulai mengambil keputusan karier. Pada masa ini, siswa mulai merencanakan, mengeksplorasi dan membuat keputusan tentang pekerjaan atau pendidikan lanjutan (Rogers, Creed, & Glendon, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Subrata (dalam Juwitaningrum, 2013) tentang persiapan karier sejumlah siswa SMA di Surabaya menunjukkan 85% siswa ragu terhadap karier masa depannya, 80% belum menetapkan karier masa depannya dengan mantap, 75% mengalami kesulitan dalam memutuskan dan merencanakan karier dengan baik. Siswa tersebut mengalami kebingungan dalam dirinya dan merencanakan masa depan. Untuk memperoleh kematangan karier, konsep diri diperlukan oleh seorang siswa. Konsep diri adalah pandangan atau penilaian individu atas dirinya sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial, dan psikologis yang diperoleh dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan (Pratama & Suharman, 2014). Penelitian oleh Creed & Patton (2003) terhadap 166 siswa SMA di Australia menunjukkan bahwa kematangan karier berkaitan dengan konsep diri secara umum. Pada masa remaja, individu mulai membangun konsep diri tentang karier (Faulia 2014). Super (dalam Nofrita, 2011) juga menerangkan bahwa bekerja merupakan perwujudan konsep diri. Menurut Pratama & Suharman (2014), konsep diri penting dimiliki siswa, karena dengan

4 keyakinan bahwa semua pencapaian ditentukan oleh usaha, ketrampilan dan kemampuan, maka siswa akan berusaha meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang menjadi persyaratan karier. Informasi mengenai ka rier juga diperlukan sebelum mengambil keputusan karier. Salah satu sumber informasi yang dapat diperoleh dari siswa SMA adalah dari keluarga, khususnya orang tua. Dalam penelitian Sovet & Metz (2014) pada beberapa siswa Perancis dan siswa Korea Selatan, mengungkapkan hasil bahwa pola asuh orang tua mempengaruhi pemilihan karier pada siswa. Penelitian oleh Hayadin (2006) terhadap 400 siswa kelas XII SMA/MA/SMK di DKI Jakarta mengungkap hasil bahwa sebanyak 64,25% siswa belum mampu mengambil keputusan untuk profesi, pekerjaan, dan karier yang akan digeluti. Kemudian sebesar 72% dari 52 orang tua murid tidak mengetahui apa cita-cita anak. Hal tersebut menunjukan kurangnya dukungan orang tua terhadap perkembangan karier anak. Bean (2006) mengemukakan bahwa dukungan orang tua adalah penerimaan dan kehangatan yang diberikan orang tua terhadap anak. Menurut Seligman (dalam Purwandari, 2009), kematangan karier dipengaruhi oleh keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, teman sebaya, dan lingkungan sosial. Hasil penelitian Listyowati, Andayani, & Karyanta (2012) menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kematangan karier. Sanderson (dalam Listyowati dkk, 2012) menjelaskan bahwa dukungan sosial yang diterima individu, terutama remaja, entah itu dari keluarga, teman, maupun lingkungan yang lain, menunjukkan

5 adanya penghargaan terhadap diri individu sehingga dapat merasakan adanya rasa aman dan nyaman untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Esters dan Bowen (2005) dalam penelitiannya terhadap siswa sekolah pertanian menemukan bahwa orang tua merupakan faktor pertama yang berpengaruh terhadap pilihan karier anak. Dukungan sosial keluarga, khususnya orang tua akan mempengaruhi kematangan karier pada siswa SMA. Orang tua adalah sumber informasi remaja tentang karier, juga sebagai tempat bertukar pikiran remaja untuk memutuskan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan minat dan bakat. Memilih pendidikan lanjutan sangatlah penting disesuaikan dengan pilihan karier. Kematangan karier akan bermanfaat untuk membantu individu memilih pendidikan lanjutan. Konsep diri yang baik dan disertai dukungan orang tua dapat mempengaruhi individu dalam mencapai kematangan karier. Berdasarkan paparan di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu: Apakah ada hubungan antara konsep diri dan dukungan orang tua dengan kematangan karier pada siswa SMA? Maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Konsep Diri dan Dukungan Orang Tua dengan Kematangan Karier pada Siswa SMA. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara konsep diri dan dukungan orang tua dengan kematangan karier pada siswa SMA

6 2. Hubungan antara konsep diri dengan kematangan karier pada siswa SMA 3. Hubungan antara dukungan orang tua dengan kematangan karier pada siswa SMA C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Subjek atau siswa, dapat memberikan pengetahuan seputar kematangan karier sehingga dapat memperoleh kemata ngan karier sesuai tahap perkembangannya. 2. Orang tua, dapat memberikan dukungan kepada anak untuk mengatasi masalah ketidakmatangan karier. 3. Guru atau sekola h, dapat memberikan pengetahuan untuk meningkatkan kematangan karier siswanya. 4. Peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat penelitian.