BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas atau yang disebut SMA merupakan tahap akhir dalam
|
|
- Sukarno Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Atas atau yang disebut SMA merupakan tahap akhir dalam masa-masa sekolah sebelum melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Dalam melanjutkan jenjang perkuliahan murid-murid SMA perlu memilih jurusan yang diinginkan sebagai lanjutan studi. Pemilihan jurusan ini biasanya mulai dialami pada tingkat akhir SMA yaitu kelas XII. Murid kelas XII harus memilih jurusan dengan benar karena ini terkait dengan kehidupan yang akan datang. Dalam menentukan jurusan, banyak kebingungan yang harus dihadapi oleh murid SMA kelas XII diantaranya kebingungan dalam memilih jurusan di perkuliahan untuk melanjutkan studinya hal ini berkaitan dengan minat, bakat dan kemampuan individu. Pengalaman penulis dalam pemilihan jurusan adalah adanya kebingungan dalam memutuskan untuk memilih jurusan yang terdapat di perkuliahan dikarenakan banyaknya jurusan yang ditawarkan sehingga sulit membuat keputusan untuk memilih jurusan. Kesulitan dalam membuat keputusan pemilihan jurusan dikarenakan adanya keragu-raguan atas minat dan bakat individu, kurangnya informasi mengenai jurusan yang tersedia dalam universitas dan kurangnya kemampuan untuk menimbang serta melakukan alternatif pilihan jurusan. Hal ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan kesalahan memilih jurusan dan berdampak juga jika sudah masuk perkuliahan, maka dari itu perlu adanya keputusan yang baik. Terkait dengan yang diatas, penulis melakukan wawancara dengan tiga teman, seorang konselor dan melakukan pencarian data salah jurusan di internet seperti pada 1
2 2 website Terdapat lima alasan kesalahan dalam memilih jurusan. Pertama, individu yang sedang dalam memilih jurusan hanya mengikuti jurusan teman terbanyak saja. Sebut saja Andreas yang bingung dalam memilih jurusan lalu mengikuti temannya untuk memilih jurusan teknologi informatika. Kedua, memilih jurusan yang pada saat itu sedang terkenal. Seperti pada saat penulis SMA, jurusan yang paling terkenal adalah brodcasting, banyak teman-teman penulis yang memilih jurusan tersebut tanpa memikirkannya lebih lanjut sesuai dengan bakatnya. Ketiga, kuliah hanya bertujuan untuk mendapatkan gelar saja. Hal ini dikarenakan individu mendapatkan informasi bahwa kuliah di jurusan apapun tidak akan mendapat pekerjaan sesuai dengan jurusan pada saat kuliah, seperti lulusan teknik informatika menjadi satpam dan jenis pekerjaan yang lain yang tidak sesuai dengan jurusannya. Keempat, adanya paksaan dari orang tua yang menginginkan anaknya untuk masuk jurusan tertentu yang sebenarnya bukan minat dan bakatnya, seperti kedua orang tua yang menjadi dokter dan anaknya harus masuk jurusan kedokteran, walaupun sebenarnya anaknya berminat di teknik informatika. Anak tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti kemauan orang tua. Kelima, terlambat mendaftar kuliah karena menunggu-nunggu ataupun kuota yang disediakan pada jurusan tertentu telah habis, sehingga membuat individu harus cepatcepat untuk kuliah dan memilih jurusan seadanya. Dari kelima alasan ini, terdapat dampak yang ditimbulkan yakni tidak bersemangatnya dalam kuliah, merasa bodoh karena tidak dapat mengikuti pelajaran, dan merasa sia-sia kuliah karena belajar sesuatu yang tidak disukai. Sebelum hal tersebut terjadi oleh murid SMA yang sedang memilih jurusan, maka hal salah jurusan harus dicegah dari awal dan harus ada proses keputusan yang baik dari pemilihan jurusan, agar mendapat keputusan yang optimal.
3 3 Perlu adanya proses dalam pengambilan keputusan dari individu agar mendapatkan pilihan jurusan yang dirasa tepat untuk masa depannya. Proses pengambilan keputusan akan dilalui oleh setiap individu dalam mengambil keputusan terutama untuk memilih jurusan. Menurut Basori (dalam Setyowati dan Nursalim, 2012) pengertian pengambilan keputusan itu sendiri adalah proses dalam memilih sesuatu sesuai dengan keinginannya. Bazerman (2002) juga mengungkapkan pengertian pengambilan keputusan adalah sebuah proses keputusan yang berpikir secara rasional dan akan mengarahkan pada hasil yang optimal dan memberikan akurasi terhadap nilai keputusan serta resiko terhadap keputusan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses untuk memilih sesuatu sesuai dengan keinginan secara rasional dan mengarahkan hasil yang optimal. Terdapat proses yang akan membuat suatu keputusan dari individu untuk memilih jurusan. Dalam proses pengambilan keputusan, Bazerman (2002) mengemukakan enam proses, yaitu (a) mendefinisikan masalah (define the problem), (b) identifikasi kriteria (identify the criteria), (c) menimbang kriteria (weight the criteria), (d) membuat alternatif (generate alternatives), (e) memberi nilai pada setiap alternatif dan kriteria (rate each alternative on each criterion), (f) menghitung keputusan yang optimal (compute the optimal decision). Dari keenam proses ini apabila individu dapat menjalaninya dengan lancar dan baik, individu akan mendapatkan keputusan memilih jurusan yang optimal. Proses ini juga penulis gunakan untuk mengukur proses pengambilan keputusan murid kelas XII dalam memilih jurusan sehingga mencapai keputusan. Dalam proses mengambil keputusan, individu pasti akan menemukan hambatan yang dihadapi seperti terlalu banyak memikirkan alternatif jawaban atau banyaknya
4 4 konsekuensi dari berbagai pilihan alternatif yang ada. Penulis melakukan wawancara dengan tujuh orang teman penulis kelas XII yang terkait dengan pemilihan jurusan dalam perkuliahan. Dari hasil wawancara yang berkaitan dengan hambatan dalam pengambilan keputusan adalah individu merasa tidak yakin dengan pengambilan keputusan karena terdapat konsekuensi dari setiap alternatif pilihan yang ada, seperti seperti tidak yakin untuk mengambil jurusan ekonomi dengan banyak lapangan pekerjaan, atau di bidang sastra Jepang yang sesuai dengan minat, dan bakatnya dengan universitas yang sama, dan dari segi keunggulan setiap jurusan yang membuat berpikir lebih sebelum memutuskan untuk memilih jurusan. Hal ini dikarenakan dalam proses pengambilan keputusan memiliki hambatan yang cukup besar, sehingga individu tersebut merasa ragu-ragu dalam memilih jurusan. Namun hambatan tersebut tidak seluruhnya terjadi pada murid kelas XII yang ingin memilih jurusan, terdapat juga murid-murid yang telah memiliki keputusan sementara dalam memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya. Dalam wawancara penulis dengan tujuh teman siswa SMA kelas XII, berkaitan dengan tidak semua individu memiliki hambatan adalah bahwa beberapa dari mereka memang sudah memiliki keputusan sementara untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat masingmasing. Seperti salah seorang individu sangat menginginkan jurusan psikologi, hal ini sudah menjadi keputusannya karena individu dapat melewati proses pengambilan keputusan yang baik, sehingga individu tersebut memiliki keputusan sementara untuk memilih jurusan psikologi Dari keseluruhan proses pengambilan keputusan dapat terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan antara sudah memiliki keputusan, seperti hasil wawancara di atas yang sudah
5 5 memiliki pilihan jurusan karena telah individu tersebut merasa menjalani proses pengambilan keputusan dengan baik dan masih ragu-ragu dalam membuat keputusan, seperti hasil wawancara di atas yang banyaknya pertimbangan dalam mengambil keputusan, serta dalam proses banyak mengalami hambatan yang cukup besar. Kedua hal ini disebabkan dari proses pengambilan keputusan yang dijalani oleh masing-masing individu Perbedaan proses ini dapat terlihat dari proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Bazerman. Dari individu yang telah memiliki keputusan sementara dan masih memiliki keraguraguan, individu membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu dalam memilih jurusan seperti yang dikatakan oleh Kansil (dalam Setyowati dan Nursalim, 2012) yang menyatakan bahwa hubungan antara individu dengan orang tua dan teman akan mempengaruhi pengambilan keputusan, sehingga dapat membuat individu akan yakin dalam mengambil keputusannya. Lanjutan wawancara dengan tujuh teman murid SMA kelas XII yang berkaitan dengan perlunya dukungan dari lingkungan luar dalam mengambil keputusan adalah individu perlu mendapatkan bantuan dari orang terdekatnya seperti orang tua, teman, dan guru, untuk membantunya dalam meyakinan pilihan jurusannya. Bantuan yang diharapkan seperti, membantu dalam menimbang-nimbang, memberi informasi, berdiskusi mengenai jurusan dan meyakinkan pilihan jurusan dari individu apabila sudah mengambil keputusan jurusan. Bantuan-bantuan tersebut dapat berbagai macam bentuknya tergantung dari individu yang membutuhkan bantuan. Bantuan tersebut dapat berupa konsultasi, perhatian, pemberian informasi, mengapresiasi usaha. Bantuan ini dapat dikelompokkan di berbagai bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Winemiller (dalam Noller,
6 6 Feeny, dan Peterson, 2007) yang terdapat lima bentuk dukungan sosial, yaitu: (a) dukungan emosional yang berupa dukungan memberi perhatian, kasih sayang, kepedulian, memberi semangat; (b) dukungan penghargaan yang berupa dukungan memberi penilaian positif terhadap ide, performa individu; (c) dukungan instrumental yang berupa dukungan memberi bantuan jasa, barang dan finansial; (d) dukungan informatif yang berupa dukungan memberi saran, nasihat, petunjuk, dan umpan balik; (e) dukungan jaringan sosial yang berupa dukungan adanya interaksi dengan individu atau kelompok lain yang memiliki kesamaan minat dengan individu. Bentuk-bentuk dukungan sosial ini akan dirasakan oleh setiap individu terutama dalam memilih jurusan, oleh karena itu bentuk dukungan sosial ini penulis gunakan sebagai alat pengukur dukungan sosial yang didapat oleh individu. Dari bentuk-bentuk dukungan yang didapat oleh individu dari orang tua, teman dan guru sebagai orang terdekat dengan individu dapat berpengaruh dalam mengambil keputusan dalam memilih jurusan. Dukungan yang diberikan oleh orang tua, teman dan guru juga dapat disebutkan sebagai sumber dukungan sosial bagi individu. Hal ini dikatakan menurut Beckler, Olson dan Wiggins (2006) dukungan sosial adalah orangorang yang dapat diharapkan bantuan saat dibutuhkan seperti keluarga, teman, dan masyarakat. Dukungan yang berasal dari orang tua dan orang terdekatnya juga dikatakan menurut Noller, Feeny dan Peterson (2007) bahwa dukungan sosial didapat dari orang tua, teman yang dekat dengan individu. Wawancara dengan tujuh teman murid siswa kelas XII mengenai bantuan dengan hasil bahwa, dalam memilih jurusan perlu meminta bantuan, seperti berkonsultasi kepada orang tua, teman dan guru untuk memperkirakan jurusan yang cocok dengan individu dan beberapa teman penulis telah mendapat dukungan penuh dari orang tua
7 7 untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat dari individu. Bentuk-bentuk bantuan seperti yang dikemukakan oleh Winemiller yang diberikan oleh orang terdekat seperti orang tua, teman dan guru dapat membantu individu dalam memilih jurusan yang sesuai minat dan bakatnya. Dari kedua fenomena yang telah dibahas, penulis memiliki asumsi bahwa adanya hubungan yang terkait antara dukungan sosial dengan proses pengambilan keputusan dalam memilih jurusan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil wawancara yang pada intinya adalah individu pada awalnya memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan memilih jurusan dapat diatasi dengan adanya dukungan sosial yang berasal dari orang tua, teman dan orang terdekat seperti guru sehingga individu dapat mempertimbangkan keputusan yang dirasa paling tepat. Pentingnya juga penelitian ini untuk mencegah adanya salah jurusan bagi murid-murid pada saat nantinya sudah kuliah dan merasa jurusan yang dipilih tidak cocok dengan minat dan bakatnya, maka dari itu perlu adanya pencegahan pemilihan salah jurusan dari SMA. SMA yang dimaksudkan penulis yaitu murid-murid kelas XII, karena saat ini memang kelas XII yang berfokus untuk memilih jurusan di perkuliahan, bersekolah di daerah Jakarta Timur seperti SMAN 31, SMAN 21, SMAN 89, SMAN 81, SMAN 54, SMA Fransiskus, SMA St Yosep, SMA Antonius, SMA Don Bosco, SMA Budhaya, dan SMA yang lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, karena menurut data sekolah di Jakarta yang penulis cari, Jakarta Timur merupakan sekolah SMA terbanyak dengan jumlah 137 sekolah yang terdiri dari 98 sekolah swasta dan 39 sekolah negeri. Dalam penjurusan IPA, IPS dan bahasa, penulis tidak membedakan, karena kondisi yang sama dari murid-muridnya. Sebagai kontrol dari subjek ditambahkan harus
8 8 sudah memiliki keputusan sementara untuk memilih jurusan. Jadi inilah SMA yang dimaksudkan penulis yang dapat dijadikan sebagai responden dalam penelitian. Dari kedua fenomena ini dan SMA yang telah dituliskan, penulis tertarik untuk melihat hubungan antara dukungan sosial dengan proses pengambilan keputusan dalam memilih jurusan khususnya bagi murid SMA kelas XII, penulis ingin melihat dukungan sosial yang didapat dan proses yang terjadi dalam pengambilan keputusan yang telah dibuat murid kelas XII dalam memilih jurusan. Dalam penelitian ini penulis meneliti murid kelas XII yang pada saat sudah memiliki minimal satu keputusan sementara untuk memilih jurusan. Dari penelitian yang akan penulis lakukan, terdapat pertanyaan mengenai penelitian yaitu Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dan proses pengambilan keputusan siswa kelas XII dalam memilih jurusan? 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam pemilihan jurusan dalam beberapa pertanyaan yaitu: Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dan proses pengambilan keputusan dalam memilih jurusan? Bagaimana gambaran dukungan sosial yang didapat murid kelas XII? Bagaimana gambaran proses pengambilan keputusan murid kelas XII dalam memilih jurusan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin penulis dapatkan dari hasil penelitian ini, adalah untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan antara dukungan sosial dan proses pengambilan
9 9 keputusan pada siswa SMA kelas XII yang pada akhirnya dapat mengambil keputusan memilih jurusan yang dirasa tepat. 1.4 Manfaat Penelitian Teoritis Penulis dan orang yang membaca penelitian ini mendapat pemahaman mengenai hubungan dukungan sosial dan tingkat keyakinan pengambilan keputusan. Dapat memperkaya penelitian psikologi khususnya dalam bidang pendidikan. Dapat sebagai pedoman serta acuan apabila terdapat mahasiswa atau seseorang yang ingin melakukan penelitian yang sama dengan penulis Praktis Terdapat juga manfaat praktis yang dapat dirasakan bagi pembaca, yaitu: Untuk murid kelas XII, perlu mengetahui sumber dukungan sosial yang dapat di manfaatkan dan sebagai bahan pembelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat. Untuk sekolah, sebagai bahan referensi untuk memberikan dukungan dan membimbing murid kelas XII khususnya dalam pengambilan keputusan untuk mengambil jurusan di perkuliahan. Untuk orang tua, sebagai bahan referensi untuk memberi dukungan secara penuh dan dapat membimbing anaknya dalam pengambilan keputusan khususnya dalam pemilihan jurusan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Yahidin, Syamsuriadi, dan Rini (2008) pengambilan keputusan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan 2.1.1 Definisi Menurut Yahidin, Syamsuriadi, dan Rini (2008) pengambilan keputusan adalah suatu proses untuk memilih suatu tindakan yang terbaik dari sejumlah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu proses pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciLAMPIRAN. F 8 Mendefinisikan masalah Mengetahui dan memahami masalah UF 26 F 14 F 20 F 2 UF 9
LAMPIRAN Lampiran 1 Dimensi Dukungan Sosial Dimensi Indikator UF/F Urut UF 1 F 8 Mendefinisikan masalah Mengetahui dan memahami masalah UF 26 F 14 F 20 F 2 UF 9 Identifikasi Kriteria Membuat kriteria jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai harapan serta cita-cita sendiri yang ingin dicapai. Mencapai suatu cita-cita idealnya memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah periode transisi dari perkembangan manusia fisik dan mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan biologis (yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan begitu banyak perguruan tinggi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang memasuki masa remaja madya yang berusia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan suatu periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa SMA secara psikologis sedang memasuki perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut Hurlock (2009: 207)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan non formal yang umumnya dijalankan oleh lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dengan banyak hal, dari yang sepele sampai yang kompleks. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari hidup manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan dan modal untuk menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga erat kaitannya dengan bagimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai penerus bangsa di masa mendatang dituntut untuk meningkatkan kemampuan akademik, salah satunya dengan menyelesaikan studinya di perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan tantangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa yang akan datang. Pembahasan tentang pendidikan tentu tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang. Pendidikan diperlukan untuk dijadikan pedoman dan pegangan hidup untuk menghadapi masa yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam. Adanya kebutuhan tersebut dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil yang tepat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu periode perkembangan yang harus dilalui oleh seorang individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja (Yusuf, 2006). Masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami berbagai hal yang kurang menyenangkan dan ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalani kehidupan seseorang tidak luput dari kemungkinankemungkinan untuk mengalami berbagai hal yang kurang menyenangkan dan ada saja hambatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan manusia merupakan kekuatan yang akan berperan sebagai kunci pembuka sebagai terwujudnya masa depan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan individu memperoleh informasi yang berguna untuk memahami bakat dan potensi pada dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang sarjana merupakan gerbang awal bagi mahasiswa untuk memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu universitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi siswa SMP dalam memutuskan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Misalnya seorang siswa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke masa lebih banyak bersifat klasikal-massal, yaitu berorientasi kepada kuantitas untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran (Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap negara. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan studi pendahuluan melalui observasi di kelas XII IPA dan IPS
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan studi pendahuluan melalui observasi di kelas XII IPA dan IPS SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung, serta wawancara dengan salah seorang guru Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu. Dalam bekerja, seseorang dituntut untuk melaksanakannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja untuk memenuhi kebutuhan adalah hal penting yang dilakukan individu. Dalam bekerja, seseorang dituntut untuk melaksanakannya semaksimal mungkin. Mungkin
Lebih terperinciB A B PENDAHULUAN. Setiap manusia yang lahir ke dunia menginginkan sebuah kehidupan yang
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang lahir ke dunia menginginkan sebuah kehidupan yang nyaman dan bahagia, yaitu hidup dengan perlindungan dan kasih sayang dari kedua orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin besarnya kebutuhan akan tenaga kerja profesional di bidangnya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda penerus bangsa untuk membangun negeri ini. menjalankan profesinya. Tidak hanya dalam mengajar kepada siswa didik, tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia tidaklah lepas dari peran guru sebagai pendidik. Guru menjadi ujung tombak pendidikan, tidak hanya dalam pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan karir adalah salah satu aspek dalam pencarian identitas pada remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering muncul pada remaja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa Sekolah Menengah Atas adalah siswa yang berada pada rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk memasuki dunia pendidikan tinggi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah pasti akan menghadapi penjurusan sesuai dengan yang ada di sekolahnya masingmasing. Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri guna memasuki masa dewasa. Remaja memiliki tugas-tugas perkembangan, salah satu tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan, ekonomi, teknologi, dan lain sebagainya. Sedemikian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sering dipakai dalam kegiatan sehari-hari seperti dalam kegiatan perdagangan, ekonomi, teknologi, dan lain sebagainya. Sedemikian pentingnya, matematika juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA tergolong ke anak remaja yang memiliki rentang usia 15-18 tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identitas diri ini mencakup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana masih memiliki masalah-masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah pengangguran.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
9 BAB II TINJAUAN TEORI A. Minat Siswa Kelas XII SMA Mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai Alternatif Kelulusan 1. Pengertian Minat Siswa Kelas XII SMA Mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI Ushfuriyah_11410073 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam
Lebih terperinciKuesioner A. No Pernyataan SS S TS STS. 1 Saya mudah menemukan ide untuk mengatasi
Kuesioner A Selamat Pagi/Siang/Sore, Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir. Saya mengharapkan kejujuran Bapak/Ibu/Saudara/i
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program studi para siswa (Ruslan,1986:13). Tujuan dari penjurusan (Ruslan, 1986:14), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan pengkhususan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia memiliki dambaan untuk hidup bersama dengan keluarga utuh serta mendapatkan kasih sayang serta bimbingan dari orang tua. Perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu bangsa menjadi maju.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendapatnya secara terbuka karena takut menyinggung perasaan orang lain. Misalnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini masih terdapat orang - orang tidak mampu untuk menyatakan pendapatnya secara terbuka karena takut menyinggung perasaan orang lain. Misalnya mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dan Pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA), adalah jenjang pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mencapai kesuksesannya. Salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama dalam menghadapi abad ke-21 saat ini, yang ditandai oleh adanya globalisasi dan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya para siswa harus melalui psikotes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap anak SMA kelas X yang akan naik ke kelas XI harus sudah memilih jurusan apa yang akan ditempuhnya dikelas dua, namun pembagian jurusan disekolah tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Tujuan dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dari anak didik. Dengan demikian setiap proses pendidikan harus diarahkan pada tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prokrastinasi akademik merupakan masalah serius yang membawa konsekuensi bagi pelakunya (Gunawinata dkk., 2008: 257). Konsekuensi dari perilaku prokrastinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya, sebab manusia dilahirkan dengan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain kecerdasan, sebuah rasa senang dan perhatian juga dibutuhkan untuk mencapai prestasi yang baik, sebab tanpa adanya rasa senang dan perhatian segala kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang. Pendidikan menjadi suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju serta mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa ratarata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa ratarata mahasiswa
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN Nomor : / /11 Selamat Pagi/Siang/Sore, Saya mahasiswi Semester 8 Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara sedang mengadakan penelitian sebagai syarat kelulusan S1, Saya mohon kiranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ali dan Asrori (2004) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat utamanya tertuju pada pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak akan lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan ide,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan pada perguruan tinggi yang selalu berhasil memenuhi kuota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan pendidikan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan pada perguruan tinggi yang selalu berhasil memenuhi kuota mahasiswa baru disetiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan yang semakin luas di era modern saat ini, menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga mendorong timbulnya kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan dalam mengatasi masalah-masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang mengantarkan tercapainya tujuan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran di sekolah secara
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia tumbuh bersama-sama dan mengadakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia disebut juga sebagai makhluk holistik, yaitu bisa berfungsi sebagai makhluk individual, makhluk sosial, dan juga makhluk religi. Manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara psikologis masa remaja dikatakan sudah mencapai masa remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara psikologis masa remaja dikatakan sudah mencapai masa remaja yaitu ketika sudah menginjak usia 14-18 tahun. Pada masa ini seorang anak tidak lagi hanya bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang belajar atau menuntut ilmu di perguruan tinggi, dengan jurusan atau program tertentu.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si
HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam setiap perkembangan siswa, baik dari segi intelektual, sosial maupun emosional. Karena bahasa merupakan penunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan bisa berupa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dari kehidupan individu. Pada fase ini terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui, untuk menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keterampilan unggul, sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada masa ini sangatl dibutuhkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang begitu pesat, baik secara fisik, psikologis, dan sosial. Secara sosial, perkembangan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini masih banyak siswa SMA yang bingung dan ragu untuk menentukan program studi di perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Biasanya
Lebih terperinciBooklet Bimbingan KARIR
Tentang penulis ULIL HIDAYAH lahir : PEKANBARU 14 DESEMBER 1994, Mahasiswa bimbingan dan konseling universitas ahmad dahlan yogyakarta Booklet Bimbingan KARIR Jadikan Hoby Sebagai Peluang Bisnis Di susun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan memiliki peranan stategis dalam menyiapkan
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan dewasa, oleh karena itu perlu adanya persiapan saat seseorang berada pada usia remaja yaitu, terkait dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat
Lebih terperinciI. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah
1 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah pengolahan swasta yang bergerak dalam bidang jasa peningkatan dan pengembangan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan dapat diambil sesuai kebutuhan yang diharapkan. keputusan, yaitu keputusan untuk tidak melakukan apa-apa.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang masalah Pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam beberapa bidang dan dalam kehidupan sehari-hari. Keputusan-keputusan tersebut biasanya didasarkan pada alternatif-alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja, dalam hal ini pelajar dipandang sebagai generasi muda yang memegang peranan penting sebagai generasi penerus dalam pembangunan masyarakat, bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuan secara optimal agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di berbagai bidang. Salah satu bidang yang ikut mengalami perubahan adalah pendidikan. Dewasa ini masyarakat
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier
BAB I LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG MASALAH Masa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masa transisi menuju ke masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier yang sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Methodist Indonesia (UMI) merupakan perguruan tinggi swasta yang tugasnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran kebudayaan bangsa Indonesia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zaman modern menuntut bertambahnya minat siswa untuk meneruskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zaman modern menuntut bertambahnya minat siswa untuk meneruskan pendidikan mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar memperoleh pekerjaan yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rentang kehidupan manusia, terdapat tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. Masa remaja merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan pendidikan di sekolah diarahkan untuk memfasilitasi perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya optimalisasi potensi siswa itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan
Lebih terperinci