BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB I. Pendahuluan. lahir ide, gagasan, benda, maupun produk budaya lainnya. Produk-produk budaya

BAB I PENDAHULUAN. Utara. Secara geografis, wilayah Karo terletak di antara 02 o o 19 LU dan 97 o 55

BAB I PENDAHULUAN. Etnik Pesisir merupakan salah satu etnik yang mendiami daerah pesisir

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba yang sebagian besar berdomisili di pulau Sumatera tepatnya di

BAB I PENDAHULUAN. dalam upacara religi hampir setiap suku bangsa di dunia. Demikian halnya juga

BAB I PENDAHULUAN. Melayu merupakan salah satu kelompok etnik (ras) besar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah kelompok etnis

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 44 : Tablatular Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai dalam upacara ritual maupun pertunjukan kesenian yaitu gendang lima

ARTIKEL ILMIAH KAJIAN ORGANOLOGI GENDANG SINGINDUNGI DAN GENDANG SINGANAK DI DESA PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG. Hendrix Irvan Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tari, seni ukir, seni tekstil, seni patung, serta seni musik.

KAJIAN ORGANOLOGIS GENDANG SINGANAKI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada suara yang diurutkan

BAB IV PENUTUP. yang berada di provinsi Sumatera Utara. Gendang singindungi (double sided

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. lima kelompok masyarakat Batak lainnya, yaitu: Toba, Karo, Pakpak,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajemukan bangsa Indonesia dikenal dengan banyaknya suku dan

ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan sampai sekarang.dalam bahasa Yunani, musik atau mousike yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh

RUBIANA, 2015 PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah salah satu kelompok etnik

BAB I PENDAHULUAN. Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara

DALAN GENDANG: ANALISIS POLA RITEM DALAM ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN OLEH TIGA MUSISI KARO

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. T.A 2010/2011 s.d. T.A 2011/2012) berturut-turut di program studi Etnomusikologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara. Sebagai suku bangsa mereka mempunyai kebudayaan yang berbeda

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ada di luar nusantara. Keragaman suku bangsa tersebut membuat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari seperti dalam waktu berjalan,

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. Salahsatukeunikansenivokal yang merupakanwarisandarileluhurkaro yang

BAB I PENDAHULUAN. Talempong Batu ini tidak sama dengan Talempong pada umumnya yang terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan jenis penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. spesifik akan memfokuskan pembahasan pada perubahan dan kontinuitas ritual

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

DALAN GENDANG: ANALISIS POLA RITEM DALAM ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN OLEH TIGA MUSISI KARO SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN

PEMBUATAN INSTRUMEN TIUP BALOBAT

STUDI ORGANOLOGIS KETENG KETENG PADA MASYARAKAT KARO BUATAN BAPAK BANGUN TARIGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN ALAT MUSIK KEYBOARD PADA MUSIK TRADISIONAL MASYARAKAT KARO

BAB II BIOGRAFI BAPAK HASAN BASRI BARUS DALAM KONTEKS BUDAYA KARO DI SIMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat, karena kesenian itu lahir dari gagsasan dan aktivitas

Kesenian Sisingaan Grup Putra Mekar Jaya Pada Acara Khitanan Di kabupaten Subang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba adalah salah satu etnis yang terdapat di Sumatera Utara. Etnis

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun adalah salah satu suku batak yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB III METODE PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB III METODE, TEKNIK, DAN INSTRUMEN PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifanalisis.

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI ORGANOLOGI HASAPI BATAK TOBA BUATAN GUNTUR SITOHANG Di DESA TURPUK LIMBONG KECAMATAN HARIAN BOHO KABUPATEN SAMOSIR Skripsi Sarjana Dikerjakan

BAB II KEBUDAYAAN MUSIK KARO. Secara garis besar suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI. A. Tujuan dan manfaat perancangan. 1. Tujuan perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam berbagai upacara tradisional di tengah-tengah masyarakat seperti

G L O S A R I 121 GLOSARI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad (1998:131) menjelaskan bahwa: Selanjutnya Sugiyono (2010:2) mengungkapkan bahwa: Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang terbaik untuk meneliti suatu masalah adalah metode yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan, dari dalam diri kita.kesenian dalam Suku Karo sangat beraneka ragam dan didalam tulisan ini penulis hanya terfokus pada seni musiknya saja.danmusik juga merupakan media untuk mengungkapkan ide atau gagasan melalui bunyi yang berbentuk unsur dasarnya berupa irama, melodi, dan harmoni.pada masyarakat Karo pada umumnya musik dikenal sebagai pengiring dalam berbagaiupacara adat, hiburan,dan pertunjukan. Alat musik yang digunakan salah satunya yaitu gendang singanaki.dalam hal ini, penulisjugameneliti tentang alat musik gendang singanaki.alat musik ini termasuk di dalam klasifikasi alat musik pukul (membranofon).alat musik ini terbagi dalam beberapa bagian yaitu, tutup atas dan tutup bawah.gendang Singanaki, badan gendang singanaki,dan nali sebagai penghubung tutup atas dan tutup bawah.pembuatan gendang singanaki di produksi secara manual atau buatan tangan manusia sendiri. Gendang Singanaki adalahalat musik yang memiliki membran (membranophone) yang berbentuk double konis(single head conical drum). 1 Keistimewaan dari gendang singanaki ini adalah memiliki gerantung (garantung) yang dilekatkan disisi gendang.gendang singanaki memiliki tiga 1 single head conical drumbersisi satu yang berbentuk konis 16

jenis bunyi yaitu :tang, cek,dan kok. Gendang singanaki juga berperan sebagai pembawa pola ritem repetitif (diulang-ulang) yang berguna untuk penanda pulsa dasar bagi gendang singindungi. Gendang singanaki dimainkan dengan cara ensambel. Ada beberapa alat musik yang termasuk bagian dari ensambel alat musik gendang singanaki yaitu : sarune, gendang singanaki, gendang singindungi, penganak, dan gung. Dari kelima alat musik ini nama ensambelnya adalah Telu Sedalanen Lima Seperangkat. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi tentang gendang singanaki Buatan Bapak Hasan Basri Barus. Penelitian ini dibuat ke dalam karya tulis ilmiah dengan judul Kajian Organologis Gendang Singanaki Buatan Bapak Hasan Barus di Jalan Tali Air Lingkungan IV Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan. 1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya, pokok permasalahan yang menjadi topik pembahasan didalam tulisan ini adalah : 1. Bagaimana proses dan teknik pembuatan gendang singanaki buatan Bapak Hasan Basri Barus 2. Bagaimana teknik dasar dalam memainkan gendang singanaki? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan penelitian alat musik gendang singanaki adalah : 17

1. Untuk mengetahui proses dan teknik pembuatan gendang singanaki buatan Bapak Hasan Barus 2. Untuk mengetahui teknik dasar dalam memainkan gendang singanakibuatan Bapak Hasan Basri Barus 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan program studi S-1 di Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya, Sumatera Utara. 2. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Gendang singanaki. 3. Sebagai bahan dokumentasi untuk menambah referensi mengenai gendang Singanaki di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. 4. Menambah wawasan kita agar kita dapat mengetahui alat-alat musik tradisional. 1.4 Konsep dan Teori 1.4.1Konsep Konsep merupakan rangkaian ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwakongkrit (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991:431). Studi disebut juga dengan kajian (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kajian merupakan dari kata kaji yang berarti mengkaji, mempelajari, 18

memeriksa, mempertimbangkan secara matang, dan mendalami. Organologi adalah salah satu cabang ilmu dalam Etnomusikologi yang mengkaji jenis-jenis alat musik. Ketika berbicara tentang kajian Organologi, aspek yang dibahas adalah ukuran dan bentuk fisiknya termasuk hiasannya, bahan dan prinsip pembuatannya, metode dan teknik memainkan, bunyi dan wilayah yang dihasilkan, serta aspek sosial budaya yang berkaitan dengan alat musik tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Mantle Hood (1982:124) Menurut beliau Organologi adalah ilmu pengetahuan alat musik, yang tidak hanya meliputi sejarah dan deskripsi alat musik, akan tetapi sama pentingnya dengan ilmu pengetahuan dari alatmusik itu sendiri antara lain : teknik pertunjukan, fungsi musikal, dekoratif, dan variasi sosial budaya.dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Kajian Organologis Gendang SinganakiBuatan Bapak Hasan BasriBarusadalah penelitian secara mendalam mengenai sejarah dan deskripsi instrumen, juga mengenai teknik-teknik pembuatannya,cara memainkan, dan fungsi dari alat musik tersebut.selanjutnya istilah dari membranophone adalah klasifikasi alat musik yang ditinjau dari selaput kulit atau plastik. (klasifikasi alat musik oleh Curt Sachs dan Hornbostel,1961). 1.4.2 Teori Teori merupakan pendapat yang di kemukakan mengenai suatu peristiwa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).Teori mempunyai hubungan yang erat dengan penelitian dan dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. 19

Dalam tulisan ini, penulis berpedoman pada teori yang di utarakan oleh Susumu Kashima (1978:174) terjemahan Rizaldi Siagian dalam laporan APTA (Asia Performing Traditional Art), bahwa studi musik dapat dibagi kedalam dua sudut pandang yakni Studi Struktural dan Studi Fungsional. Yang dimaksud dengan Studi Struktural adalah studi yang berkaitan dengan pengamatan, pengukuran, perekaman, atau pencatatan bentuk, ukuran besar dan kecil, kontruksi serta bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan alat musik tersebut. Sedangkan Studi Fungsional adalah memperhatikan fungsi dari alat musik dan komponen yang menghasilkan suara, antara lain: membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara bunyi, nada, warna nada, dan kualitas suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut.penulis juga menggunakan beberapa teori yang digunakan dalam teknik permainan gendang singanaki buatan Bapak Hasan Basri Barus, penulis menggunakan pendekatan yang dikemukakan oleh Nettl(1963: 98 ) yaitu : Kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan musik dari apa yang kita dengar, dan kita dapat menuliskan musik tersebut di atas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat. Sedangkan mengenai klasifikasi alat musik gendang singanaki dalam penulisan ini penulis mengacu pada teori yang di kemukakan oleh Curt Sachs dan Hornbostel (1961) yaitu sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu: 1.Idiofon, penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri, 20

2. Aerofon, penggetar utama bunyinya adalah udara, 3. Membranofon, penggetar utama bunyinya adalah membran atau kulit, 4. Kordofon, penggetar utama bunyinya adalah senar atau dawai. Yang termasuk ke dalam klasifikasi gendang singanaki adalah double conis drum single head.selain itu, setiap alat musik yang kita teliti harus diukur, di deskripsikan, dan digambarkan dengan skala atau di foto, prinsip-prinsip pembuatan, bahan yang digunakan, motif dekorasi, metode dan teknik pertunjukan, menentukan nada-nada yang dihasilkan, dan masalah teoritis perlu dicatat. Selain masalah deskripsi alat musik, masih ada sejumlah masalah analitis lain yang dapat menjadi sasaran penelitian lapangan Etnomusikologi. Adakah alat musik yang dikeramatkan?apakah ada konsep untuk memperlakukan secara khusus alat-alat musik tertentu di dalam suatu masyarakat? Apakah proses pembuatan alat musik melibatkan waktu pembuatannya? Gendang singanaki disebut juga double conical drums dan gendang singanaki terbuat dari kayu pohon nangka. Kedua sisinya berbentuk konis terdapat membran yang terbuat dari kulit binatang. Sisi depan/atas atau bagian yang dipukul disebut babah gendang, sisi belakang/bawah (tidak dipukul) disebut pantil gendang. Kedua alat musik ini memiliki ukuran yang kecil, panjangnya sekitar 44 cm, dengan diameter babah gendangnya sekitar 5 cm, sedangkan diameter pantil gendang sekitar 4 cm. 21

1.5 Metode Penelitian Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yangbersangkutan, (Koentjaraningrat 1997:16). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif 2. Penulis hanya menjadikan buku dan artikel-artikel dari internet menjadi informasi tentang pembuatan gendang singanaki. Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan pihak yang terlibat, dan pengamatan penulis secara langsung sebagai bahan referensi dalam penelitian. Berdasarkan deskripsi teoritis yang telah diuraikan di atas penulis akan menyajikan konsep dasar sesuai dengan permasalahan penelitian yang akan dilaksanakan. Nettl (1964) mengatakan ada dua hal yang esensial untuk melakukan aktivitas penelitian dalam disiplin etnomusikologi, yaitu pekerjaan lapangan (field word) dan pekerjaan laboratorium (desk work).alan P. Merriam juga mengatakan bahwa etnomusikologi adalah disiplin lapangan dan disiplin laboratorium, yakni data yang dikumpulkan dari lapangan oleh penyidik pada akhirnya di analisis di laboratorium, dan dari hasil kedua metode menjadi pusat studi akhir. Penulis juga mengukur, mengambil foto bagian eksternal maupun internalnya.seterusnya penulis memperhatikan dekorasi, pengecatan, warna.penulis juga bertanya bagaimana persepsi pemain musik, seniman musik Karo, dan masyarakat Karo mengenai gendang singanaki. Semua yang 3 2 Deskriptif kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. 3 Deskripsi teoritis adalah suatu rangkaian penjelasan yang mengungkapkan suatu fenomena atau realitas tertentu yang dirangkum menjadi suatu konsep gagasan, pandangan, sikap, dan atau caracara yang pada dasarnya menguraikan nilai-nilai serta maksud dan tujuan tertentu. 22

dipertanyakan Alan P. Merriam mengenai alat musik yang penulis teliti dalam penelitian ini. 1.5.1 Studi Kepustakaan Pada tahap sebelum ke lapangan (pra-lapangan), dan sebelum mengerjakan penelitian, penulis terlebih dahulu mencari dan membaca serta mempelajaribukubuku, tulisan-tulisan ilmiah, literatur, majalah, situs internet, dan catatan-catatan yang berkaitan dengan objek penelitian. Kemudian mencari teori-teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam membahas tulisan ini dan memperoleh pengaturan awal mengenai apa yang akan diteliti. Studi pustaka ini bertujuan untuk mencari informasi dan menambah datadata yang di butuhkan dalam penulisan, penyesuaian dan pengamatan yang sudah ada mengenai objek penelitian di lapangan. 1.5.2 Kerja Lapangan Penulis melakukan kerja lapangan (field work) dan melakukan observasi langsung ke daerah penelitian ke rumah Bapak Hasan Basri Barus dan mencari narasumber dari tokoh masyarakat Karo yang ada di Kota Medan sebagai narasumber lainnya. 1.5.2.1 Wawancara Adapun teknik wawancara yang dilakukan penulis ialah melakukan dengan tiga cara yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat untuk melakukan wawancara (1985 : 139) yaitu : 23

1. Wawancara berfokus (focused interview) adalah pertanyaan yang selalu berpusat Kepada pokok permasalahan. 2. Wawancara bebas (casual interview) adalah pertanyaan yang selalu beralih dari satu pokok permasalahan ke pokok permasalahan yang lain. Dalam hal ini penulis terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan pada saat wawancara secara bebas ataupun tertuju dari satu topik ke topik lain dan materinya tetap berkaitan dengan topik penelitian. Penulis melakukan wawancara langsung terhadap informan dalam hal ini Bapak Hasan Basri Barus sebagai informan kunci, dan beberapa informan lainnya. Wawancara adalah alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, serta proyeksi seseorang terhadap masa depannya : mempuyai kemampuan yang cukup besar untuk menggali masa lalu seseorang serta rahasia-rahasia hidupnya. Wawancara juga dapat digunakan untuk menangkap aksi-reaksi orang dalam bentuk ekspresi dalam pembicaraanpembicaraan sewaktu tanya-jawab sedang berjalan.wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sekaligus dapat mengecek dan sebagai bahan ricek ketelitian dan kemantapannya.untuk pemotretan dan perekaman wawancara, penulis menggunakan kamera sebagai alat rekam sedangkan untuk pengambilan gambar digunakan kamera. 24

1.5.2.2 Observasi Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi:1995). Observasi dapat dilakukan dengan cara tes, kusioner, rekaman gambar, dan rekaman suara. 1.5.3 Kerja Laboratorium Untuk melakukan kerja laboratorium penulis juga mengumpulkan datadata dari hasil kerja lapangan yang didapat dari objek penelitian penulis dengan data dan informasi yang didapat dari beberapa informasi baik secara tulisan maupun secara lisan.dan penulis mendeskripsikan data tersebut menjadi bahan tulisan karya ilmiah. Dari penelitian yang telah penulis teliti, penulis juga melihat teknik pembuatan dari alat musik gendang singanaki buatan Bapak Hasan Basri Barus walaupun penulis hanya memperhatikan beliau dalam proses pembuatan gendang singanaki tersebut. 1.5.4 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang penulis pilih adalah lokasi yang merupakan tempat tinggal narasumber Bapak Hasan Basri Barus di Jalan Tali Air, Lingkungan IV Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan. Selain dari melihat lokasi penelitian tempat pembuatan gendang singanaki Karo, Penulis juga harus secara langsung melihat tempat lokasi penelitian, dimana saja gendang singanaki buatan dari Bapak Hasan Basri Barus ini.dari hasil pembuatan gendang singanaki buatan beliau, alat musik yang dibuat beliau juga sering digunakan untuk para pemain gendang singanaki yang ada di kawasan Medan dan sekitarnya. 25