BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar1. Sifat polimer crystallinedan amorphous 7

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringan lunak dan juga sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Pada dasarnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang memiliki kasus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang hilang serta jaringan sekitarnya (Zweemer, 1993). Penggunaan gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MAKALAH DISKUSIINTEGRASI MODUL 3.11 SEMINAR BAHAN KEDOKTERAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam fungsi pengunyahan, berbicara, maupun segi estetik.

BAB 1 PENDAHULUAN. di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Resin akrilik polimerisasi panas adalah salah satu bahan basis gigitiruan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 POLIMER, CIRI-CIRI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI. (mer). Akhiran mer mewakili unit struktural kimiawi berulang yang paling sederhana dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut The Glossary of Prostodontics Term prostodonsia adalah cabang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kanker mulut (Lamster dan Northridge, 2008). Kehilangan gigi dapat menjadi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berbagai bahan yang digunakan diawal pembuatan basis gigitiruan di

TEKNOLOGI POLIMER. Oleh: Rochmadi Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

DISTRIBUSI DAN DESAIN GIGITIRUAN SEBAGIAN LEPASAN FLEKSIBEL DI UNIT USAHA JASA DAN INDUSTRI LABORATORIUM DENTAL FKG USU TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. model gigitiruan dilakukan dengan cara menuangkan gips ke dalam cetakan rongga

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3

PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DAN NILON TERMOPLASTIK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970).

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Resin akrilik polimerisasi panas berbahan polimetil metakrilat masih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. atas 65 tahun. Gigi tiruan yang paling banyak digunakan adalah jenis gigi tiruan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tiruan segera setelah pencabutan gigi (Watt dan MacGregor, 1992). Menurut Elias

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Daya tahan, penampilan, dan sifat-sifat dari suatu basis gigitiruan sangat. menarik perhatian sebagai bahan basis gigitiruan karena memiliki beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kekompakan dengan jaringan mulut (Anusavice, 2004). banyak unit. Polimer ada dua jenis yaitu polimer alami dan polimer sintetik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan lepasan adalah protesis yang menggantikan sebagian ataupun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik (Jubhari, 2007). Hal tersebut dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. gigi pada satu lengkung rahang atau gigi antagonis. Maloklusi dapat dikoreksi

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KACA POTONGAN KECIL DENGAN UKURAN BERBEDA TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TRANSVERSAL RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab IV Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi tiruan cekat, gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua yaitu gigi tiruan sebagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fungsional, maupun piranti ke dalam skala nanometer.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan basis gigitiruan resin. Resin akrilik. Swapolimerisasi. Konduktivitas termal. Minuman soda Obat Kumur Kopi Teh Nikotin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

k = A. e -E/RT Secara sistematis hubungan suhu dan laju reaksi dapat ditulis sebagai berikut: v 2 = 2n x v 1 dan t 2 = t 1/ 2 n

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) adalah gigi tiruan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dari data di atas yang tergolong polimer jenis termoplastik adalah. A. 1 dan 5 B. 2 dan 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1. Penyusun:

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

PEMBAHASAN UMUM Perubahan Sifat-sifat Kayu Terdensifikasi secara Parsial

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Daya tahan, penampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Resin akrilik merupakan bahan yang paling banyak digunakan di Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi atas dan bawah. Alat

bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental Laboratoris

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. retensi. Alat ortodonsi lepasan merupakan alat yang dapat dilepas dan dibersihkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I-l. Bab I. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, rrrekanis dan

PERBEDAAN KEKUATAN TRANSVERSA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT-CURED

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM RESTORASI RIGID

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin termoplastik merupakan material yang telahdigunakan pada kedokteran gigi selama lebih dari 50 tahun.resin termoplastik dapat secara berulang dilelehkan melalui pemanasan dan diubah menjadi keadaan solid melalui pendinginan tanpa mengalami perubahan pada struktur kimianya. 1 Basis gigitiruanyang terbuat dari resin termoplastik lebih diminati karena memiliki beberapa keuntungan yaitu tingkat estetis yang lebih baik dan memiliki sedikit atau hampir tidak ada monomer sisa sehingga tidak memicu reaksi alergi, porositas yang rendah, stabilitas dimensi danketahanan fatigue yang baik.sifat dan karakteristik tersebut merupakan faktor penting untuk menciptakan basis gigi tiruan yang tahan lama. 2 Permintaan pasien akan gigi tiruan yang dapat memperbaiki kualitas fungsi pengunyahan dan juga nilai estetis memicu dokter gigi untuk membuat basis gigi tiruan yang mudah diproses, diperbaiki, dimanipulasi,dansewarna gingiva sehingga penggunaan resin termoplastik sebagai bahan basis gigi tiruan meningkat. 1 Resin termoplastik terbagi atas acetal, polikarbonat, akrilik, dan nilon. 3 Pada beberapa tahun belakangan ini, nilon termoplastik telah menarik perhatian sebagai bahan basis gigi tiruan. 4 Nilon termoplastik merupakan bahan yang memiliki sifat elastis dan nilai estetis yang baik. Nilon termoplastik tidak memiliki cangkolan logam. 5 Cangkolan pada nilon terbuat dari bahan termoplastik yang translusen sewarna gingiva sehingga memiliki nilai estetis yang lebih baik. 3,5 Sinch dkk(2013) menyatakan nilon termoplastik dapat menjadi pilihan yang baik ketika pasien mementingkan estetis pada pemakaian gigi tiruan. 4 Singh JP dkk (2011) melakukan penelitian mengenai perbandingan pemakaian bahan basis gigi tiruan polymethyl methacrylate (PMMA) dengan nilon termoplastik. Hasil penelitian menunjukkan pasien yang menggunakan bahan basis gigi tiruan PMMA memiliki

besar. 4 Pada basis gigitiruan polimer, nilaipenyerapan air tidak boleh melewati 2 kecenderungan untuk menderita halitosis, iritasi pada mukosa dan fraktur pada gigi tiruan lebih besar dibandingkan dengannilon termoplastik. Selain itu, nilon termoplastik menawarkan nilai estetis yang memuaskan kepada pasiensehingga penggunaan nilon termoplastik lebih diminati sebagai bahan basisgigi tiruan. 6 Nilon pertama kali diperkenalkan sebagai bahan basis gigitiruan pada tahun 1950. Nilon adalah nama generik pada tipe termoplastik polimer yang tergolong dalam kelas poliamida. 1 Secara kimiawi, nilon merupakan kondensasi kopolimer yang dibentuk dari reaksi antara diamine NH2-(CH2)6-NH2 dan asam dicarboxylic CO2H- (CH2)4-COOH. 4,5 Nilon juga dapat dengan mudah dimodifikasi untuk meningkatkan daya tahan pemakaiannya.nilon memiliki keuntungan seperti sifat elastisitas yang tinggi, tidak menghasilkan monomer sisa, kekuatan mekanis yang tinggi, ringan, menawarkan kenyamanan dan nilai estetis yang baik kepada pasien,dan tahan akan perubahan kimia, tetapi kerugian utama dari nilon adalah penyerapan air yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi kekuatan, modulus elastisitas, stabilitas warna dan dimensi nilon. 3,7 Penyerapan air adalah proses masuknya molekul air secara difusiyaitu molekul air masuk dan menempati ruang di antara rantai polimer yang dapat mengubah karakteristik polimer tersebut. 8 Musawi AL (2005) menyatakan penyerapan air terjadi karena adanya sifat hydrophilic dari ikatan amida nilon. 9 Sifat nilon yang sensitifterhadap penyerapan air karena adanya kemampuan untuk menarik hidrogen pada ikatan amidanya. Air akan menggantikan rantai amida-amida-hidrogen pada poliamida menjadi rantai amida-air-hidrogen. 10 Selain itu, nilon termoplastik tidak membentuk ikatan cross-link seperti bahan termoset, tetapi nilon memiliki ikatan rantai yang linear. Rantai linear lebih lemah dibandingkan dengan ikatan cross-link sehingga nilon mudah didegradasi oleh air dan mudah terlarut. 11 Penyerapan air yang tinggi sebagian besar diakibatkan oleh derajat antar ikatan amida yang besar.semakin tinggi konsentrasi ikatan amida pada nilon, maka penyerapan air juga semakin 32µg/mm 3 (ISO Standard 1567, 1999). 3 Kecenderungan nilon yang menyerap air dari

3 lingkungan sekitarnya juga akan berdampak pada struktur nilon tersebut. Penyerapan air dapat menyebabkan perubahan warna dan stabilitas dimensi yang rendah pada basis gigi tiruan. Cucci dan Tuna dkk (2008) menyatakan penyerapan air akan mengurangi kekuatan transversal, kekerasan, fatigue limit,sertastabilitas dimensi pada gigi tiruan. Penyerapan air yang tinggi akan mempengaruhi sifat dan struktur nilon serta mengurangi ketahanan nilon yang digunakan sebagai basis gigi tiruan. 3,12 Teknik manipulasi nilon termoplastik adalah dengan injection moulding. 5 Teknik ini diperkenalkan oleh Ivoclar ( Schaan, Lietchnsten) pada pertengahan tahun 1970. 13 Pada teknik ini, diperlukan satu kuvet dengan rancangan khusus. 8 Nilondilunakkan menggunakan tungku pembakaran kemudian disuntikkan ke dalam moldketika masih dalam keadaan panas. Ketika dipanasakan, nilon akan mengalami fase glass transition temperature(tg) yaitu bahan berubah dari keadaan keras, brittle menjadi rubbery pada suhu 60 o C dan melting temperature(tm)yaitu bahan meleleh seluruhnya pada suhu 220 o C. 7 Pada teknik injection moulding, tahap yang paling penting adalah ketika proses penyuntikkannya. Nilon harus ditekan secara kuat dan cepat supaya daerah cetakan terisi secara merata dan menyeluruh ke dalam cetakanselama 3 sampai 5 menit kemudian didinginkan selama 15-20 menit. 13 Setelah proses polimerisasi sempurna, gigi tiruan dikeluarkan dari kuvet dan spru dibuang menggunakan pisau atau disc khusus. 8 Penelitian menunjukkan teknik manipulasi dengan injection moulding menghasilkan basis gigitiruan yang lebih stabil 13,14,tetapi kerugian dari teknik injection moulding adalah biaya yang lebih mahal dan adanya pembuangan spru hasil polimerisasi basis gigitiruan. 14,15 Sesuai dengan hasil observasi beberapa kasus di Unit Uji Laboratorium Dental FKG USU, persentase nilon sisa yang dibuang pada hasil polimerisasi basis gigi tiruan nilon termoplastik adalah sebesar 19,5%. Golonganpolimer terutama nilon adalah bahan plastik yang paling banyak menghasilkan sisa dan penumpukan nilon sisa ini dapat mencemari lingkungan. 16 Penumpukan nilon sisa yang terus meningkat akan mengakibatkan pencemaran lingkungan karena nilon tidak memiliki kemampuan untuk dekomposisi dalam kurun waktu tertentu. 17 Gonzalez Ldkk (2000) menyatakan peningkatan

4 penumpukan nilonsisa hasil produksi menyebabkan proses daur ulang pada nilon sisa menjadi suatu keharusan.daur ulang polimer adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat dari penumpukan nilon sisa 16, tetapi proses daur ulang pada nilon sisa dapat berdampak pada degradasi sifat fisis, kimia, dan mekanis nilon. 18 SojaJ dkk (2013) mendaur ulang nilon sisa dan hasil darifourier Transformed Infrared Spectroscopy(FTIR)menunjukkan nilondaur ulang mengalami degradasi polimer karena ikatan antar C-C terpotong sehingga menyebabkan rantai kimianya menjadi pendek. 17 Terpotongnya rantai kimia karena proses daur ulang akan berpengaruh pada ukuran dan derajat kristalisasi nilon. 19 Perubahan struktur kimia yang terjadi pada nilon juga dapat membentuk ikatan rantai yang bercabangdan ikatan yang bercabang inidapatmenghambat sistem kristalisasi pada nilon. 20 Bonardi dkk (2003) menyatakan nilon daur ulang memiliki rantai yang bercabang dandapat menghambatpenyusunan zona kristalisasi dan non kristalisasi. 16 Derajat dan ukuran kristalisasi ini akan berpengaruh pada sifat penyerapan air pada nilon karena semakin kecil derajat kristalisasinya, maka penyerapan air pada nilon semakin tinggi. 21 Penelitian menunjukkan kombinasi nilon murni dengan nilon daur ulang dapat menciptakan struktur polimer yang lebih baik. 22 Namun, persentase nilon daur ulang yang ditambahkan pada nilon murni juga akan berpengaruh pada karakteristik nilon. T Fattahidkk (2010) mengkombinasikan nilon murni dengan nilon daur ulang yaitu dengan persentase nilon daur ulang sebesar 25 %, 50%, dan 75%.Hasil pada densicalorimetry(dsc) menunjukkan semakin besar persentase nilon daur ulang yang ditambahkan pada nilon murni, maka terjadi penurunan pada glass transition temperature (Tg). 16 Penurunan Tg ini membuktikan bahwa terjadi penyerapan air pada nilonkarena substansi dengan berat molekul yang rendah seperti air memiliki efek untuk menurunkan nilai Tg ketika ditambahkan ke polimersehingga perlu ditentukan berapabesar persentase nilondaur ulang yang dapat ditambahkan pada nilon murni tanpa mengurangi kekuatan dan struktur pada nilon. 18,23 Maspoch (2003) meneliti bahwa persentase nilon daur ulang harus dibawah nilon murni dan menilai bahwa kombinasi 30% nilon daur ulang dengan 70% nilon murni merupakan kombinasi yang paling baik. 24 Page IB (2000) menyatakan kombinasi 80% nilon

5 murni dan 20% nilon daur ulang tidak akan menurunkan struktur mekanis dan estetis nilon yang dihasilkan. 25 1.2 Permasalahan Nilon termoplastik merupakan golongan dari kelas polimer yang relatif mahal dan permintaan pasien akan basis gigi tiruan yang terbuat dari nilon termoplastik juga tergolong tinggi. Teknik manipulasi nilon termoplastik dengan injection moulding akan menghasilkan basis gigi tiruan dan nilon sisa (spru) dengan persentase nilon sisa yang terbuang sebesar 19,5%. Penumpukan nilon sisa dapat berdampak pada pencemaran lingkungan sehingga harus dilakukan proses daur ulang dan nilon sisayang telah didaur ulangakan diproses untuk menghasilkan basis gigi tiruan nilon termoplastik.namun, akibat adanya degradasi pada sifat fisis, kimia, dan mekanis pada nilon sisa setelah proses daur ulang, maka diperlukan penambahan nilon murni pada nilon daur ulang untuk melihat apakah kombinasi antara nilon murni dengan nilon daur ulang memiliki pengaruh terhadap penyerapan air karena kecenderungan nilon yang mudahmenyerap air dari lingkungan sekitarnya akan berdampak pada struktur nilon sebagai basis gigi tiruan. T Fattahidkk (2010) mengkombinasikan nilon murni dengan nilon daur ulang yaitu dengan persentase nilon daur ulang 25%, 50%, dan75%. Hasil pada densicalorimetry(dsc) menunjukkan semakin besar persentase nilon daur ulang yang ditambahkan pada nilon murni, maka terjadi penurunan pada glass transition temperature (Tg). Penelitian menunjukkan ketika mengkombinasikan nilon murni dengan nilon daur ulang, persentase nilon daur ulang harus dibawah nilon murni untuk menghasilkan struktur nilon yang baik. Maspoch (2003)meneliti bahwa persentase nilon daur ulang harus dibawah nilon murni dan menilai bahwa kombinasi 30% nilon daur ulang dengan 70% nilon murni merupakan kombinasi yang paling baik.page IB (2000) menyatakan kombinasi 80% nilon murni dan 20% nilon daur ulang tidak akan menurunkan struktur mekanis dan estetis nilon yang dihasilkan.berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh penambahan nilon murni pada nilon daur ulang dan memilih

6 kombinasi dengan persentase sebesar 60 % pada nilon murni dan 40% pada daur ulangdengan harapan dapat memanfaatkan lebih banyak nilon sisa, tetapi dengan persentase dibawah nilon murni karena persentase nilon daur ulang yang melebihi nilon murni akan menurunkan struktur nilon yang dihasilkan. 1.3 Rumusan Masalah Pada penelitian ini, permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Berapakah nilai penyerapan air pada nilon murni, nilon daur ulang, dan kombinasi 60% nilon murni dengan 40% nilon daur ulang? 2. Apakah ada perbedaan nilai penyerapan air antara nilon murni, nilon daur ulang, dan kombinasi 60% nilon murni dengan 40% nilon daur ulang? 3. Apakah ada pengaruhpenambahan 60% nilon murni pada 40% nilon daur ulang terhadap penyerapan air basis gigi tiruan nilon termoplastik? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui nilai penyerapan air pada nilon murni, nilon daur ulang, dan kombinasi 60% nilon murni dengan 40% nilon daur ulang. 2. Untuk mengetahui perbedaan nilai penyerapan airantara nilon murni, nilon daur ulang, dan kombinasi 60% nilon murni dengan 40% nilon daur ulang. 3. Untuk mengetahui pengaruh penambahan 60% nilon murni pada 40% nilon daur ulang terhadap penyerapan air basis gigi tiruan nilon termoplastik. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Sebagai bahan masukan mengenai teknik daur ulang yang dapat digunakan dalam bidang kedokteran gigi, khususnya dalam bidang prostodonsia. 2. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk mengatasi sifat fisis basis gigi tiruan termoplastikyang terbuat dari nilon daur ulang yaitu penyerapan air.

7 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat penumpukan nilon sisa dan pemanfaatan nilon sisa hasil polimerisasi basis gigi tiruan nilon termoplastik. 2. Sebagai usaha dalam menanggulangi biaya yang mahal pada pembuatan bahan basis gigi tiruan nilon termoplastik dengan mendaur ulang nilon sisa hasil polimerisasi basis gigi tiruan nilon termoplastik.