PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI DENGAN TEORI VAN HIELE

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti mengenal garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri

PENGARUH TEORI BELAJAR VAN HIELE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011

KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI

SKRIPSI. Oleh : SITI NURAINI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

Pendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa...

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

Analisis Proses Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Geometri Kelas X SMA Berdasarkan Teori Van Hiele Berbasis Scientific Approach

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT DI SMP

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI CALON GURU SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI TAHAP BERPIKIR VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Konsep matematika merupakan ilmu dasar bagi pengembangan sains dan

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu

ANALISIS LEVEL PERTANYAAN GEOMETRI BERDASARKAN TINGKATAN VAN HIELE PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS VII

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBANTUAN GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:

DESAIN DIDAKTIS BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Realistic Mathematic Education (RME) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Deslyn Everina Simatupang, 2014

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

Sugiyarti Pendidikan Matematika-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang.

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

PENINGKATAN LEVEL BERPIKIR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SEGITIGA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH MEDIA REALITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

POTENSI NUMBER SENSE SISWA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS DI SMA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

ANALISIS KESALAHAN PEMAHAMAN DALAM MATERI SEGIEMPAT MENURUT TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE PADA SISWA SMP NEGERI 1 SUPPA KABUPATEN PINRANG.

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 7 PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

KEMAMPUAN PENELARAN SPASIAL MATEMATIS SISWA DALAM GEOMETRI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya penguasaan IPTEK. Akan tetapi, masih banyak siswa yang

PENGGUNAAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS III SDN KRADENAN

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

BAB II KAJIAN TEORITIK. mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang. sesuatu melalui akal dari hasil olahan informasi.

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

REPRESENTASI MATEMATIS SISWA TUNANETRA DALAM MEMAHAMI KONSEP SEGITIGA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

EFEKTIVITAS HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI INVERTEBRATA UNTUK SMA/MA JURNAL EMI YULIA NIM

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM CABRI 3D TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM MENENTUKAN JARAK TITIK KE GARIS PADA RUANG UNTUK SISWA KELAS X SMA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Binti Anisaul Khasanah 1, Siti Khoiriah 2

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE Susanto, Yulis Jamiah, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email: l_hian@yahoo.co.id Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP Negeri 17 Pontianak. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Hasil analisis pelaksanaan pembelajaran yang terkait proses berpikir siswa dan dibantu oleh hasil wawancara menunjukkan bahwa proses berpikir siswa kelompok atas sudah berada pada tahap deduksi informal, sedangkan proses berpikir siswa kelompok menengah dan kelas bawah berada pada tahap analisis. Hasil posttest yang dilaksanakan menunjukkan bahwa 63,2% siswa tuntas. Siswa mendapatkan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan tahap berpikir mereka pada pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang sudah dikembangkan sesuai bagi siswa di kelas VII SMP Negeri 17 Pontianak. Kata Kunci : bangun datar segiempat, teori Van Hiele Abstract: This research aims at developing the appropriate learning model on quadrilateral planar material for the 7 th Grade students of SMPN 17 Pontianak. The methods used in this study were researching and developing. Based on the analysis on the learning process in relation to the students thinking process and the interview, it was shown that the thinking process of the upper group of students was on the level of informal deduction. As for the middle and lower groups of students, the level was on analysis. The posttest revealed that 63.2% of students passed the material. The students experienced the activities in accordance with their ways of thinking during the learning process. In conclusion, the learning model developed for the 7 th Grade students of SMPN 17 Pontianak is already appropriate. Key word : quadrilateral planar, Van Hiele s theory B angun datar segiempat adalah salah satu materi matematika yang sering dipelajari oleh siswa, baik siswa sekolah dasar maupun sekolah menengah. Namun pemahaman siswa akan materi ini maish rendah. Banyak penelitian tentang metode-metode untuk meningkatkan nilai siswa dan analisis kesalahan siswa yang dilakukan. Budiarto (2000 : 438) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen 1

argumen matematika. Sedangkan menurut Bobango tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat bernalar secara matematik (Bobango, 1993 : 148). Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami oleh siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini dikarenakan objek geometri seperti garis, bidang dan ruang merupakan hal yang mudah untuk diwujudkan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari baik sebelum mereka sekolah maupun sewaktu mereka sekolah. Meskipun demikian, bukti bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih rendah dan perlu ditingkatkan (Abdussakir, 2010 : 1). Dalam pembelajaran matematika, termasuk penyelesaian masalah matematika, siswa melakukan proses berpikir. Dalam benak siswa terjadi proses berpikir sehingga siswa dapat sampai pada jawaban. Menurut Yulaelawati salah satu peran guru dalam pembelajaran matematika adalah membantu peserta didik mengungkapkan bagaimana proses yang berjalan dalam pikirannya (Yulaelawati, 2004 : 115). Hal ini diperlukan untuk mengetahui kesalahan berpikir yang terjadi dan merapikan jaringan pengetahuan peserta didik. Mengetahui proses berpikir siswa dalam menyelesaikan suatu masalah matematika sebenarnya sangat penting bagi guru. Dengan mengetahui proses berpikir siswa, guru dapat melacak letak dan jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Kesalahan yang dilakukan peserta didik dapat dijadikan sumber informasi belajar dan pemahaman peserta didik. Manfaat lain yang tak kalah pentingnya adalah guru dapat merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir siswa ( Sudarman, 2009 : 2). Setiap siswa memiliki tingkat intelektual yang berbeda-beda sehingga perkembangan kemampuan berpikir siswa dalam belajar matematika berbeda pula (Kerry, 2010 : 4). Perkembangan kemampuan berpikir anak seharusnya diperhatikan sejak dini. Guru yang mengajar di TK sebaiknya mengenal ciri-ciri anak TK sehingga dapat membelajarkan anak TK sesuai dengan perkembangan tingkat berpikirnya. Oleh karena itu, siswa yang berada di tingkat SMP juga harus mendapat pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kemampuan berpikirnya. Hadi juga menyatakan salah satu hal penting dalam meningkatkan kecerdasan anak adalah memberikan proses pembelajaran yang sesuai dengan tingkat berpikir anak ( Hadi Suwono, 2010 : 2 ). Usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa dapat dilakukan salah satunya dengan mengetahui proses berpikir siswa. Melalui analisis proses berpikir siswa, maka dapat diketahui bagaimana gambaran tingkatan proses berpikir dari siswa sehingga dapat disusun rancangan pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir siswa. Penelitian ini mengembangkan suatu model pembelajaran pada materi bangun datar segiempat dengan berbasis pada teori proses berpikir Van Hiele. Teori Van Hiele adalah teori yang menjelaskan proses berpikir anak yang dikhususkan pada pokok bahasan geometri. Dengan berdasarkan pada teori proses berpikir Van Hiele perkembangan tingkat berpikir siswa dapat diketahui sehingga siswa dapat memperoleh proses pembelajaran yang berisikan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan tingkat berpikir mereka. 2

Pada penelitian ini, peneliti menganalisis proses berpikir siswa dalam materi bangun datar segi empat. Hal ini dikarenakan setelah melakukan wawancara pada tanggal 16 Mei 2012 dengan Bu Irma selaku guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 17 Pontianak diketahui bahwa dalam melaksanakan pembelajaran di kelas guru kurang memperhatikan proses berpikir siswa. Dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan juga tampak bahwa siswa hanya langsung diberikan pengertian dan sifat-sifat bangun datar segi empat, kemudian siswa diminta berdiskusi kelompok dan menjelaskan kembali apa yang telah didiskusikan. Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan penelitian ini guna mengembangkan model pembelajaran matematika yang berbasis proses berpikir siswa pada materi bangun datar segi empat berdasarkan teori belajar Van Hiele. Diharapkan dengan adanya model pembelajaran matematika hasil pengembangan berbasis teori proses berpikir Van Hiele ini siswa akan lebih mudah memahami dan mempelajari materi bangun datar segiempat ini. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian ini dilakukan di SMP negeri 17 Pontianak dengan memilih sampel penelitian sebanyak 1 kelas. Adapun prosedur penelitian sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah. Langkah pertama yang dilakukan adalah identifikasi masalah. Dalam langkah ini peneliti ingin menemukan potensi atau masalah yaitu sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah (Emzir, 2008:271). Untuk mengidentifikasi masalah, peneliti akan melakukan wawancara dengan guru matematika dan beberapa siswa kelas VII dari SMP 17 Pontianak. 2. Desain Model. Setelah informasi yang diperlukan terkumpul, maka akan disusun desain model pembelajaran yang ingin dikembangkan. Model yang dikembangkan adalah model pembelajaran yang digunakan guru matematika untuk melaksanakan pembelajaran di SMP 17 Pontianak. 3. Validasi Desain Model. Langkah berikutnya adalah melakukan validasi desain. Validasi desain merupakan proses penilaian rancangan produk yang dilakukan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa uji coba di lapangan (Emzir, 2008:273). Validasi desain dilakukan dengan meminta beberapa ahli dalam bidangnya untuk memberikan masukan demi perbaikan desain. 4. Revisi Desain Model. Setelah desain produk divalidasi melalui penilaian pakar atau ahli, peneliti melakukan revisi terhadap desain model pembelajaran yang dibuat berdasarkan masukan-masukan dari ahli. 5. Uji Coba Produk. Setelah melakukan revisi dari desain model pembelajaran, maka langkah selanjutnya penelitian adalah melakukan uji coba produk. Uji coba dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari produk yang dikembangkan. Uji coba dilakukan pada kelompok terbatas. Uji coba dilakukan di SMP 17 Pontianak. Untuk memberikan gambaran seluruh kegiatan penelitian, disajikan seperti pada diagram berikut. 3

Identifikasi Masalah Desain Model Pembelajaran Validasi Desain Model Pembelajaran Uji Coba Produk Revisi Desain Model Pembelajaran Diagram 1. Tahap Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Matematika HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan guru untuk mengajar matematika pada materi bangun datar segiempat diketahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah, penugasan dan tanya jawab. Penggunaan metode ceramah lebih banyak digunakan oleh guru untuk mengajar pada umumnya, hal ini dikarenakan penggunaan metode ceramah tidak memerlukan perlengkapan yang banyak, kemudian guru merasa lebih nyaman menyampaikan materi. Adanya metode ceramah, penugasan dan tanya jawab dalam pembelajaran langsung yang digunakan memang tidak akan memakan waktu persiapan di dalam kelas, namun dalam pembelajaran seperti ini siswa akan lebih banyak diam. Salah satu pertimbangan guru jarang menggunakan metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif adalah waktu persiapan di dalam kelas yang agak lama dan juga siswa cenderung ribut jika diminta berdiskusi. Proses pembelajaran matematika yang berlangsung di sekolah tersebut cenderung terpusat pada guru, karena dari awal pembelajaran guru menjelaskan materi kepada siswa dan peran siswa hanya mengerjakan soal latihan atau tugas yang diberikan oleh guru lalu kemudian siswa mengajukan pertanyaan apabila ada yang tidak dimengerti. Alat peraga yang digunakan pada materi bangun datar segiempat adalah bangun segiempat yang terbuat dari karton. Alat peraga yang digunakan guru juga tidak diberikan kepada siswa, sehingga siswa hanya memperhatikan guru mendemonstrasikan alat peraga di depan kelas. Pelaksanaan proses pembelajaran ini juga tidak memperhatikan pada proses berpikir siswa dikarenakan guru yang mengasuh mata pelajaran matematika juga belum pernah mengetahui tentang teori proses berpikir. 4

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi bangun datar segiempat yang telah disisipkan aktivitas-aktivitas teori Van Hiele diperoleh berbagai pendapat siswa dalam menjawab pertanyaan seperti yang tampak pada tabel-tabel berikut: Tabel 1 Beberapa jawaban latihan mandiri siswa Soal Apakah bangun berikut ini merupakan bangun datar segiempat? Jawaban siswa Bukan, karena garisnya tidak sejajar Bukan, karena tidak sama panjang Bukan, karena sisi atas dan bawah tidak sama panjang Bukan, karena garisnya tidak sama panjang Bukan, karena sisinya tidak sama Apakah bangun berikut ini merupakan bangun datar segiempat? Bukan, karena tidak persegi Bukan, karena tidak membentuk persegi Soal Jawaban siswa Apakah persegi panjang bisa dikatakan jajar genjang? Bisa, karena sama-sama memiliki 2 simetri putar Bisa, karena memiliki sisi yang berhadapan sejajar sama panjang Tidak, karena bentuknya tidak sama Tidak, walaupun sudutnya sama, garisnya lurus tapi bentuknya berbeda Tidak, karena tidak memiliki kemiripan sedikitpun. Setelah dilakukan beberapa latihan mandiri pada pertemuan sebelumnya, siswa diberikan post-test sebagai penilaian akhir yang akan digunakan sebagai pedoman untuk melakukan wawancara terhadap beberapa subjek yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dari hasil posttest yang diberikan, sebanyak 24 5

orang siswa sudah tuntas dan 14 orang siswa masih belum mencapai nilai KKM. Hasil analisis post-test dapat disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Deskripsi Hasil Analisis Post-test Keterangan Nilai Jumlah Nilai 2385,18 Rata-rata Nilai 62,77 Nilai Tertinggi 92,08 Nilai Terendah 26,73 Jumlah Siswa Tuntas 24 Persentase Ketuntasan 63,2% Jumlah Siswa Tidak Tuntas 14 Persentase Siswa Tidak Tuntas 36,8% Pembahasan Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam 3 kategori kelompok berdasarkan nilai yang diperoleh yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah. Setiap kelompok dipilih 3 orang siswa berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran. Setelah subjek wawancara ditentukan, peneliti melakukan wawancara terhadap subjek. Dari hasil wawancara terhadap 3 subjek dan dari lembar jawaban post-test subjek dari kelompok atas diperoleh bahwa subjek kelompok atas: Sudah bisa mengenal bentuk bangun datar segiempat dengan baik Dapat mengkonstruk bangun datar dengan menggabungkan bangun datar yang lain Dapat menggambarkan dan menyebutkan bangun datar segiempat yang dipelajari dengan benar Sudah mengetahui beberapa sifat bangun datar segiempat yang dipelajari, walaupun tidak semua sifat dapat diketahui dengan baik Dapat mengetahui hubungan sifat antara bangun datar segiempat yang satu dengan lainnya namun belum dapat melihat tingkatan atau hierarki dalam bangun-bangun segiempat yang dipelajari Meskipun siswa kelompok atas belum dapat menguasai tahapan-tahapan visualisasi, analisis dan deduksi informal dengan baik, namun demikian proses 6

berpikir siswa kelompok atas sudah dikatakan mencapai pada tahap deduksi informal. Dari hasil wawancara terhadap 3 subjek dan dari lembar jawaban posttest subjek dari kelompok menengah diperoleh bahwa subjek kelompok menengah: Sudah bisa mengenal bentuk bangun datar segiempat dengan baik Dapat mengkonstruk bangun datar dengan menggabungkan bangun datar yang lain Dapat menggambarkan dan menyebutkan bangun datar segiempat yang dipelajari dengan benar Hanya mengetahui beberapa sifat bangun datar segiempat seperti persegi dan persegi panjang, sedangkan untuk sifat bangun datar segiempat yang lain tidak diketahui dengan baik Kurang mengetahui hubungan sifat antara bangun datar segiempat yang satu dengan lainnya dan belum dapat melihat tingkatan atau hierarki dalam bangun-bangun segiempat yang dipelajari Berdasarkan cuplikan wawancara diatas, tampak bahwa subjek 3 ini sama dengan subjek 2 yang hanya mengenal baik bangun persegi dan persegi panjang sehingga sifat-sifat bangun yang lain tidak dapat disebutkan. Subjek hanya mengingat sifat umum dari bangun datar segiempat. Subjek juga tidak dapat mengelompokkan bangun datar segiempat berdasarkan kesamaan sifat yang dimiliki, karena siswa hanya melihat kemiripan gambar dari bangun. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa siswa kelompok menengah hanya menguasai tahap visualisasi dengan baik, namun belum menguasai tahap analisis dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses berpikir siswa kelompok menengah berada pada tahap analisis. Dari hasil wawancara terhadap 3 subjek dan dari lembar jawaban posttest subjek dari kelompok bawah diperoleh bahwa subjek kelompok bawah: Masih menganggap bahwa bangun datar segiempat itu hanya persegi dan persegi panjang Dapat mengkonstruk bangun datar dengan menggabungkan bangun datar yang lain Dapat menggambarkan dan menyebutkan bangun datar segiempat yang dipelajari dengan benar Hanya mengetahui beberapa sifat bangun datar segiempat seperti persegi dan persegi panjang, sedangkan untuk sifat bangun datar segiempat yang lain tidak diketahui dengan baik Kurang mengetahui hubungan sifat antara bangun datar segiempat yang satu dengan lainnya dan belum dapat melihat tingkatan atau hierarki dalam bangun-bangun segiempat yang dipelajari Dari cuplikan wawancara pada subjek 3 juga diperoleh hal yang sama pada subjek 1 dan subjek 2 pada kelompok bawah, yaitu hanya mengetahui bangun datar segiempat sebatas persegi dan persegi panjang. Begitu pula dengan pengetahuan sifat-sifat bangun datar tersebut, subjek hanya mengetahui beberapa sifat dari bangun persegi dan persegi panjang. 7

Dari wawancara terhadap ketiga subjek dari kelompok bawah, dapat diketahui bahwa siswa dari kelompok bawah sudah dapat mengetahui bangun datar sebatas nama dan gambarnya dengan baik, namun belum dapat mengetahui sifat-sifat bangun datar segiempat lebih banyak lagi. Meskipun siswa kelompok bawah cenderung hanya mengetahui sifat-sifat dari bangun persegi dan persegi panjang, namun proses berpikir mereka sudah dikatakan berada pada tahap analisis. Setelah dilaksanakan pembelajaran sebanyak 4 pertemuan, peneliti memberikan post-test pada siswa. Soal-soal post-test yang diberikan adalah soalsoal yang sudah pernah diberikan pada tiap-tiap evaluasi pertemuan. Dari hasil post-test diperoleh 24 orang siswa yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal dan sebanyak 14 orang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dari hal ini tampak bahwa dari pembelajaran yang dilaksanakan hanya sekitar 63,2% siswa yang tuntas. Namun secara keseluruhan pembelajaran seperti ini disukai siswa dan sesuai bagi siswa-siswa tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun datar segiempat di SMP Negeri 17 Pontianak menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah, penugasan dan tanya jawab. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut, siswa kurang diberikan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan proses berpikir menurut teori Van Hiele. Pelaksanaan pembelajaran matematika terkait proses berpikir dilaksanakan dengan memberikan siswa aktivitas-aktivitas yang terkait dengan proses berpikir mereka pada materi geometri. Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang telah dilaksanakan diperoleh bahwa siswa yang tergolong kelompok atas proses berpikirnya berada pada tahap deduksi informal, siswa yang tergolong kelompok menengah proses berpikirnya berada pada tahap analisis dan siswa yang tergolong kelompok bawah proses berpikirnya berada pada tahap analisis. Model pembelajaran matematika berbasis teori proses berpikir Van Hiele adalah model pembelajaran yang sesuai bagi siswa kelas VII SMP Negeri 17 Pontianak. Model pembelajaran ini berisikan langkah-langkah model pembelajaran langsung yang telah dikembangkan dengan disisipkan aktivitas tiaptiap tahap proses berpikir Van Hiele, baik aktivitas pada tahap visualisasi, aktivitas pada tahap analisis maupun aktivitas pada tahap deduksi informal. Saran Bagi pembaca yang ingin meneliti tentang penelitian pengembangan model pembelajaran sebaiknya menyusun langkah-langkah penelitian yang jelas sehingga dalam pelaksanaannya tidak menghabiskan banyak waktu dan penelitiannya dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan efektif. Bagi pembaca yang ingin mengajar di kelas dengan memberikan siswa aktivitas-aktivitas yang bermanfaat, hasil pengembangan model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu sumbernya, khususnya untuk topik pembelajaran geometri. 8

DAFTAR RUJUKAN Abdussakir.2010.Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele.El-Hikmah: Jurnal Kependidikan dan Keagamaan, Vol VII No 2, Januari 2010, ISSN 1693-1499.Fakultas Tarbiyah UIN Malki Malang. Bobango, J.C.. 1993. Geometry for All Student: Phase-Based Instruction. Dalam Cuevas (Eds). Reaching All Students With Mathematics. Virginia: The National Council of Teachers of Mathematics,Inc. Budiarto, M.T.2000.Pembelajaran Geometrid dan Berpikir Geometri.Surabaya : Jurusan Matematika FMIPA ITS Surabaya. Emzir. 2011. Metode Penelitian Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada. Kerry, R.S.2010.Analisis Proses Berpikir Siswa Menurut Teori Van Hiele Pada Pokok Bahasan Jajar Genjang Kelas VII SMP Al-Azhar Pontianak.Skripsi.Pontianak : FKIP Untan. Sudarman.2009.Proses Berpikir Siswa Climber Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika.Jurnal Didaktika, Volume 10 Nomor 1, Januari 2009. p 1-9 Suwono, Hadi.2010.Membangun Kepribadian Anak Usia Dini Dalam Memasuki Era Milenium.Malang : Universitas Negeri Malang Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran : Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung : Pakar Raya 9