GAMBARAN AKTIVITAS NYAMUK ANOPHELES PADA MANUSIA DAN HEWAN DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI NYAMUK ANOPHELES SP DEWASA DI WILAYAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS MALARIA KECAMATAN BONTO BAHARI BULUKUMBA

KONFIRMASI ENTOMOLOGI KASUS MALARIA PADA SEPULUH WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUKUMBA

ARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik WHO menyebutkan bahwa diperkirakan sekitar 3,2 milyar

Identifikasi Vektor Malaria di Daerah Sekitar PLTU Teluk Sirih Kecamatan Bungus Kota Padang Pada Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular tropik yang distribusinya

PERILAKU MENGHISAP DARAH AN. BARBIROSTRIS DI LOKASI TAMBAK IKAN BANDENG DAN KAMPUNG SALUPU DESA TUADALE KABUPATEN KUPANG TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

KERAGAMAN Anopheles spp PADA EKOSISTEM PEDALAMAN DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN SIGI, SULAWESI TENGAH

Umur Relatif Nyamuk... (Yuyun Srikandi, et. al)

Yuyun Srikandi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

I. PENDAHULUAN. nyamuk Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi Plasmodium (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian

I. PENGANTAR. Separuh dari keseluruhan penduduk dunia, diperkirakan 3,3 miliar orang,

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Species diversity and biting activity of malaria vectors (Anopheles spp.) in Lifuleo Village, West Kupang District, East Nusa Tenggara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

ARTIKEL HUBUNGAN KEBERADAAN TERNAK DAN LOKASI PEMELIHARAAN TERNAK TERHADAP KASUS MALARIA DI PROVINSI NTT

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

Risk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

BEBERAPA ASPEK BIOEKOLOGI NYAMUK Anopheles vagus DI DESA SELONG BELANAK KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3 BAHAN DAN METODE. Kecamatan Batulayar

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN KEI BESAR KABUPATEN MALUKU TENGGARA PROVINSI MALUKU

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

JENIS DAN STATUS ANOPHELES SPP. SEBAGAI VEKTOR POTENSIAL MALARIA DI PULAU SUMBA PROVINSI NUSATENGGARA TIMUR

Distribusi Spasial Spesies Larva Anopheles Di Daerah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

Muhammad Kazwaini*; Ruben Wadu Willa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bionomik Nyamuk Anopheles spp di Desa Sumare dan Desa Tapandullu Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2011

ANALISIS KEPADATAN VEKTOR MALARIA PADA LINGKUNGAN PENDERITA DI PUSKESMAS BAMBU KAB. MAMUJU 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DESKRIPSI BIONOMIK NYAMUK Anopheles Sp DI WILAYAH KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016

Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kajian Epidemiologi Limfatikfilariasis Di Kabupaten Sumba Barat (Desa Gaura) dan Sumba Tengah (Desa Ole Ate) Tahun Hanani M.

BAB I PENDAHULUAN. klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari 17% penyakit infeksi ditularkan melalui gigitannya dan lebih dari 1 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

REKONFIRMASI TERSANGKA VEKTOR DALAM PENINGKATAN KASUS MALARIA DI DESA KEBUTUH DUWUR KECAMATAN PAGEDONGAN KABUPATEN BANJARNEGARA

STUDI PERILAKU MENGGIGIT NYAMUK

BEBERAPA ASPEK PERILAKU AN. MACULATUS THEOBALD DI PITURUH KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia disetiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu Negara

ARTIKEL VEKTOR MALARIA DIDAERAH BUKIT MENOREH, PURWOREJO, JAWA TENGAH. Enny Wahyu Lestari, Supratman Sukovvati, Soekidjo, R.A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

SURVEILANS VEKTOR MALARIA DI DESA ANEKA MARGA, KECAMATAN ROROWATU UTARA, KABUPATEN BOMBANA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Sunaryo, SKM, M.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi Millenium

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: )

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

Pengaruh curah hujan, kelembaban, dan temperatur terhadap prevalensi Malaria di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan

HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS KOELODA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA PROVINSI NTT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan bagi negara tropis/

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Perdesaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

A B S T R A C T / A B S T R A K INFO ARTIKEL

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYUMBA PROVINSI SULAWESI TENGAH

GAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN DAERAH ENDEMIS MALARIA DI DAERAH BERBATASAN (KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN KABUPATEN TRENGGALEK)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ASSESMENT PENYAKIT TULAR VEKTOR MALARIA DI KABUPATEN BANYUMAS

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN GIGITAN NYAMUK DENGAN KEBERADAAN KASUS MALARIA DI PUSKESMAS BONTOBAHARI

Spatial Distribution of Genesis Malaria in Puskesmas Bontobahari Sub-District Bontobahari of Bulukumba District

BEBERAPA ASPEK PERILAKU ANOPHELES MACULATUS THEOBALD DI PITURUH, KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENINGKATAN KASUS MALARIA DI DUSUN BENDAWULUH, DESA BEJI, KECAMATAN BANJARMANGU, KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

POLA SPASIAL KASUS MALARIA PERIODE DAN HABITAT POTENSIAL NYAMUK ANOPHELES DI KECAMATAN BONTO BAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

Beberapa aspek bioekologi Anopheles spp. di Desa Karuni Kecamatan Laura Kabupaten Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur

Epidemiology of malaria in inlad area of Nunukan. Epidemiologi malaria di daerah pedalaman Nunukan. Penelitian. Vol. 4, No.

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai vektor borne diseases. Vektor adalah Arthropoda atau

Kata Kunci: kapasitas vektor, Anopheles vagus, malaria, Banten, laju inokulasi entomologis

FAKTOR RISIKO KEJADIAN MALARIA DI KABUPATEN TORAJA UTARA THE RISKING FACTORS OF MALARIA INCIDENCE IN NORTH TORAJA REGENCY

GAMBARAN POPULASI DAN BIONOMI Anopheles spp DI PULAU DOMPAK KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

DESKRIPSI KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN CEMPAKA

EFEKTIFITAS VECTRON 20 WP TERHADAP NYAMUK ANOPHELES SUNDAICUS DI DESA PENAGA, KECAMATAN TANJUNG UBAN KABUPATEN BINTAN, KEPULAUAN RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Keanekaragaman Jenis Nyamuk Di Sekitar Kampus. Universitas Hasanuddin Makassar

Transkripsi:

GAMBARAN AKTIVITAS NYAMUK ANOPHELES PADA MANUSIA DAN HEWAN DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA Description Activities of Anopheles Mosquitoes in Humans and Animals Subdistrict Bontobahari Bulukumba Regency Andriani, Hasanuddin Ishak, Ruslan Bagian Kesling Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (anhiandriani@ymail.com, ruslan_ane@unhas.ac.id) ABSTRAK Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Spesies-spesies Anopheles memiliki aktivitas mencari darah yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas nyamuk Anopheles di daerah endemis dan non endemis malaria Kabupaten Bulukumba. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode deskriptif. Sampel penelitian ini adalah nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan metode UOL, UOD dan Animal trap pukul 18.-6.. Hasil penelitian menunjukan bahwa spesies yang tertangkap dengan metode UOD dan UOL di Desa Bira dan Tanah Lemo yaitu An. barbirostis, An. vagus, dan An indefinitus dengan waktu puncak aktif menggigit pada pukul 22.-24.. Spesies terbanyak adalah An. barbirostis, spesies yang tertangkap dengan metode Animal trap adalah An. subpictus, An. barbirostis dan An. vagus dengan waktu puncak aktif menggigit pada pukul 22.-23. dengan spesies terbanyak An. subpictus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah di Desa Bira dan Tanah Lemo ditemukan An. barbirostis dan An. vagus memiliki sifat Antozofilik tertangkap di luar dan di dalam rumah serta di kandang dengan umpan hewan dengan waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.-24.. dan An. subpictus memiliki sifat zoofilik tertangkap di kandang dengan waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.- 23.. Kata kunci : Spesies anopheles, UOD, UOL, animal trap ABSTRACT Malarial disease is one disease is communicability his through the bite of an infected anopheles mosquito. Anopheles species have different blood-seeking activity. Research is aimed to know the activity of an infected anopheles mosquito in the area of endemic and non endemic malaria district Bulukumba. Type this research is research obesrvasional with the methods descriptive. Samples this research is an infected anopheles mosquito are caught with the methods uol, uod and to animal trap at 18.-6. pm. Research showed that species are caught with method UOD and UOL in the village Bira and Tanah Lemo is An. Barbirostis, An. Vagus, and An indefinitus with time active bite at 22.- 24. pm. Most species is An. Barbirostis, the species were caught with a method to animal trap is an. Subpictus, An. Barbirostis and An. Vagus nerve by the time the top active bite at 22.-23. pm with most species An. Subpictus. Conclusion of this research is in the village Bira and Tanah Lemo found An. Barbirostis and An. Vagus having the nature of antozofilik caught outside and inside the house and home with bait animal with top time active suck blood at 22.-24. PM, and An. Subpictus having the nature of zoofilik caught at home by the time the top active of blood sucking at 22. -23. pm. Key words: species anopheles, UOD, UOL, animal trap 1

PENDAHULUAN Malaria merupakan salah satu penyakit menular dan merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut WHO (World Health Organization), secara global diperkirakan 3,4 miliar orang berisiko malaria. Pada tahun 212, ditemukan 27 juta kasus malaria terjadi secara global, sebagian besar terdapat 8% kasus dan 9% kematian terjadi di Afrika, dan 77% kematian berada pada anak di bawah usia lima tahun. Pada tahun 213 terdapat 14 negara dan wilayah malaria saat ini dianggap endemik dan 97 negara dan wilayah dengan transmisi berkelanjutan malaria. 1 Penyakit malaria masih terdapat di seluruh provinsi di Indonesia, berdasarkan data API (Annual Parasite Incidence), stratifikasi malaria tinggi terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, stratifikasi sedang terdapat di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera sedangkan di Jawa dan Bali masuk dalam stratifikasi rendah. Menurut pengamatan terakhir di Indonesia terdapat 8 spesies Anopheles yang berperan sebagai vektor malaria 16 spesies dengan perindukan yang berbeda-beda. 2 Provinsi Sulawesi Selatan memiliki status endemisitas malaria rendah. Berdasarkan data API yang tercatat pada tahun 27 kasus malaria sebesar,8 % sedangkan tahun 28 meningkat menjadi,31% dengan kasus tertinggi di Kabupaten Bulukumba dan Selayar. Pada tahun 29 berubah menjadi,47% dengan kasus tertinggi di Kabupaten Selayar dan Enrekang. Pada tahun 21 menurun lagi menjadi,35% di Kabupaten Bulukumba dan Luwu Utara. Pada tahun 211 ditemukan lagi kasus tertinggi sebesar,38% di Kabupaten Bulukumba, Selayar dan Luwu Utara. 3 Penyakit malaria di Kabupaten Bulukumba pada tahun 29, ditemukan 554 penderita, positif 1626 orang, AMI 14,34% dan API 4,29%, tahun 21 ditemukan penderita 8614 orang, positif 277 orang, AMI 22,% dan API 5,3%, tahun 211 ditemukan penderita 866 orang, namun positif mengalami penurunan menjadi 18 orang, AMI 22,% dan API,28 %, sedangkan tahun 212 mengalami penurunan kembali sebesar 5544 penderita, positif 49 orang, AMI 11,89% dan API,13%. Pada tahun 213 angka penderita naik lagi menjadi 874 penderita, positif 51 penderita. 4 Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba memiliki kasus malaria yang tidak pernah habis pada tiga tahun terakhir. Dapat dilihat pada tahun 211 tercatat delapan kasus malaria, tahun 212 kasus malaria menurun menjadi tujuh kasus, pada tahun 213 angka kejadian malaria meningkat menjadi 11 kasus. Di Kecamatan Bonto Bahari terdapat beberapa desa yang masih memiliki kasus malaria tinggi dan ada juga beberapa desa yang sudah tidak 2

213. 4 Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk terdapat kasus malaria. Salah satu daerah di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, yang masih terdapat kasus malaria adalah Desa Tanah Lemo, pada tahun 211 sampai 213 terdapat kasus malaria. Tercatat pada tahun 211 terdapat dua kasus malaria, API sebesar,53% pada tahun 212 menurun menjadi satu kasus, API sebesar,27 dan pada tahun 213 meningkat menjadi tiga kasus, API,8 %. Salah satu desa yang sudah tidak terdapat kasus malaria adalah Desa Bira yang tidak memiliki kasus malaria dari tahun 211 sampai tahun Anopheles. Perilaku vektor malaria seperti tempat perkembangbiakan dan waktu aktivitas menghisap darah ini sangat penting diketahui oleh pengambil keputusan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan intervensi dalam pengendalian vektor yang lebih efektif. 5 Selain itu, Sembel dkk (1995) menyebutkan bahwa spesies-spesies Anopheles yang berbeda sering menunjukkan tingkah laku yang berbeda dan kemampuan menularkan penyakit berbeda pula. Oleh sebab itu, jenis nyamuk Anopheles yang menularkan penyakit di satu daerah sering berbeda dengan Anopheles yang menularkan penyakit di daerah lain. 6 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran aktivitas nyamuk Anopheles di dalam dan di luar rumah dengan umpan manusia serta di kandang dengan umpan hewan di wilayah yang memiliki kasus malaria yaitu Desa Tanah Lemo dan wilayah yang tidak memiliki kasus malaria yaitu Desa Bira Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba tahun 214. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di di daerah endemis malaria yaitu Desa Tanah Lemo, kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, dan daerah non endemis malaria yaitu Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba pada bulan Maret 214. Populasi penelitian adalah semua nyamuk Anopheles yang ada di Desa Tanah Lemo dan Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba tahun 214. Sampel penelitian ini yaitu nyamuk Anopheles yang menghisap darah manusia dan hewan mulai pukul 18.-6. selama tiga malam setiap minggunya selama tiga minggu di Desa Tanah Loemo dan Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba tahun 214. Penangkapan nyamuk Anopheles dengan menggunakan metode HLC (Human Landing Collection) yang dilakukan selama 4 menit setiap jam di dalam (UOD) dan di luar rumah (UOL) dengan umpan manusia, serta Animal trap yang dilakukan selama 1 menit di kandang dengan menggunakan umpan kambing yang dikumpulkan selama tiga malam setiap minggunya selama tiga minggu. 3

Data yang diperoleh dari hasil penangkapan nyamuk Anopheles dan data yang diperoleh dari pusekesmas Bontobahari disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yangs disertai dengan narasi/penjelasan. HASIL Jenis spesies nyamuk Anopheles yang tertangkap menghisap darah di dalam dan di luar rumah menggunakan umpan manusia di Desa Bira dan Tanah Lemo yang paling dominan adalah An. barbirostis. Kemudian dominan kedua adalah An. vagus dan An. indefinitus. Jenis spesies nyamuk Anopheles yang ditemukan menghisap darah di kandang menggunakan kelambu dengan umpan hewan ternak (kambing) di dalamnya ditemukan dua spesies di Desa Tanah Lemo adalah An. subpictus, dan An. vagus. Di Desa Bira didapatkan tiga spesies yaitu dan An. subpictus, An. barbirostris dan An. vagus. Hasil tangkapan spesies Anopheles berdasarkan tempat yang disenangi menghisap atau mencari darah di Desa Tanah Lemo menunjukkan bahwa An. barbirostis ditemukan paling senang mencari darah di luar rumah dengan umpan manusia pada minggu kedua dengan MBR dan MHD tertinggi yaitu,5 dan,67 ekor/orang/jam. An. subpictus ditemukan paling senang menghisap darah di kandang dengan umpan kambing dengan rata-rata kepadatan tertinggi yaitu,25 pada minggu ketiga. An. vagus ditemukan paling senang menghisap darah di dalam rumah dengan umpan manusia dengan MBR dan MHD tertinggi yaitu,48 dan,58 ekor/orang/jam pada minggu pertama. An. indefinitus ditemukan paling senang menghisap darah di luar rumah dengan umpan manusia dengan MBR dan MHD tertinggi yaitu,1 dan,16 ekor/orang/jam pada minggu kedua. Hasil penangkapan yang dilakukan di Desa Bira ditemukan An. barbirostis paling banyak tertangkap di luar rumah menggunakan umpan manusia dengan MBR dan MHD tertinggi yaitu,6 dan,75 ekor/orang/jam pada minggu pertama. An. subpictus paling banyak tertangkap dikandang dengan umpan kambing dengan rata-rata kepadatan tertinggi yaitu,27 pada minggu ketiga. An. vagus paling banyak tertangkap di dalam rumah menggunakan umpan manusia dengan MBR dan MHD tertinggi yaitu,5 dan,67 ekor/orang/jam pada minggu ketiga. An. indefinitus ditemukan paling senang menghisap darah di luar rumah dengan umpan manusia dengan MBR dan MHD tertinggi yaitu,1 dan,16 ekor/orang/jam pada mingg kedua. Hasil penangkapan spesies Anopheles berdasarkan waktu puncak aktif menghisap darah dengan metode UOD di Desa Tanah Lemo menunjukkan An. vagus mulai aktif menghisap darah terjadi pada awal malam sekitar pukul 18.-2. kemudian menjelang tengah malam 4

sekitar pukul 22.-24., dan puncaknya pada pukul 21.-22., aktivitas spesies An. barbirostis memiliki waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 21.-23.. Di Desa Bira ditemukan An. barbirostis tertangkap pada pukul 2.-2., dan ditemukan pada pukul 4.-6. dengan waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.-24.. An. vagus ditemukuan pada awal malam sampai tengah malam pada pukul 19. hingga 2. dan puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.-24.. Hasil penangkapan spesies Anopheles berdasarkan waktu puncak aktif menghisap darah dengan metode UOL di Desa Tanah Lemo ditemukan An. barbirostis memiliki puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.-24., An. vagus memiliki puncak menghisap darah pada pukul 2.-21., dan An. indefinites juga ditemukan menghisap darah pada pukul 19.- 2. dan pada pukul 1.-2.. Di Desa Bira ditemukan An. barbirostis tertangkap pada pukul 2.-2. dan ditemukan kembali pada pukul 4.-6. dan waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.-24.. An. vagus ditemukan pada awal malam pukul 19.-2., menjelang tengah malam pukul 22.-23. dan subuh pukul 4.-5.. An. indefinitus ditemukan pada awal malam 18.-19., menjelang tengah malam pukul 22.- 23. dan 1.-2.. Aktivitas nyamuk Anopheles berdasarkan waktu puncak aktif menghisap darah dengan metode Animal trap dengan umpan kambing selama tiga minggu di Desa Tanah Lemo menunjukkan An. subpictus memiliki waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 21.- 24.. Selain itu An. vagus juga ditemukan menghisap darah pada hewan, puncaknya pada pukul 2.-23.. Di Desa Bira ditemukan An. subpictus lebih dominan tertangkap di kandang pada pukul 19.-24., kemudian ditemukan kembali pada pukul 4.-6.. An. barbirostis ditemukan pada pukul 2.-1.. An. vagus ditemukan pada pukul 2.-23.. PEMBAHASAN Hasil penangkapan nyamuk yang dilakukan dari pukul 18.-6. selama tiga minggu berturut-turut ditemukan An. barbirostis, An. vagus, dan An. indefinitus tertangkap di Desa Bira dan Desa Tanah Lemo dengan metode UOD dan UOL. An. subpictus lebih banyak tertangkap di kandang dengan umpan kambing baik di Desa Bira maupun Desa Tanah Lemo, hal ini menunjukkan An. subpictus memiliki sifat zoofilik. Menurut hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Sukowati dan Shinta di Purwarejo Jawa Tengah, yang merupakan wilayah pesisir pantai menemukan bahwa penangkapan yang dilakukan di sekitar kandang ternak yang menggunakan umpan hewan ditemukan spesies An. subpictus, An. vagus, An. barbirostis dan An. sundaicus, spesies An. barbirostis, An. aconitus, An. vagus, An. sundaicus ditemukan di 5

luar dan di dalam rumah dengan umpan manusia, 7 Jenis spesies An. subpictus lebih senang menghisap darah ternak dari pada manusia. Dari hasil uji presipitin yang dilakukan di Sulawesi Selatan menunjukan bahwa indeks darah manusia lebih kecil dari darah hewan (sapi atau kambing), terlihat 94% - 1% spesimen yang di uji adalah darah ternak (bovid) 8. Spesies nyamuk Anopheles yang ditemukan di Desa Bira dan Tanah Lemo menunjukan bahwa An. barbirostis dan An. vagus selain ditemukan menghisap darah di kandang juga menghisap darah di luar dan di dalam rumah dengan umpan manusia. Hal ini dapat dikatakan bahwa An. barbirostis dan An. vagus bersifat antrozoofilik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Sukowati dkk, bahwa An. barbirostris di pulau jawa, flores dan Sulawesi mempunyai aktivitas menghisap darah sepanjang malam dengan puncak aktivitas sedikit berbeda di satu daerah dengan daerah lainnya dan bersifat antrozoofilik. 9 Di Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur An. barbirostis banyak ditemukan menghisap darah manusia. Hasil uji presipitin specimen dari Sulawesi Tenggara ditemukan bahwa indeks darah manusia sebesar 9,7%. Keaktifan mencari darah sepanjang malam, tetapi paling banyak ditangkap pada menjelang malam pukul 19.-21.. 8 Hasil penangkapan spesies Anopheles dilihat dari tempat menghisap darah pada manusia dan hewan yang dilaksanakan di wilayah yang tidak memiliki kasus malaria yaitu Desa Bira dan wilayah yang memiliki kasus malaria adalah Tanah Lemo selama tiga minggu. Menunjukkkan bahwa tingkat kepadatan/densitas nyamuk Anopheles yang menghisap darah dengan umpan manusia pada minggu pertama hingga minggu ketiga ditemukan spesies yang tertinggi yang tertangkap adalah An. barbirostis, puncak kepadatan pada minggu ke dua sebanyak delapan ekor dengan MBR dan MHD tertinggi di luar rumah (UOL) yakni,5 dan,67 ekor/orang/jam. Dominan kedua adalah An. vagus ditemukan spesies terbanyak pada minggu pertama di dalam rumah (UOD) sebanyak tujuh ekor dengan MBR dan MHD tertinggi yakni,48 dan,58 ekor/orang/jam. Kemudian spesies nyamuk Anopheles yang tertangkap menghisap darah di kandang menggunakan kelambu dengan umpan hewan ternak di dalamnya dari minggu pertama hingga minggu ketiga ditemukan spesies nyamuk Anopheles yang paling banyak tertangkap adalah An. subpictus, puncak kepadatan pada minggu ketiga sebanyak sembilan ekor dengan rata-rata kepadatan tertinggi adalah,25. Hasil penangkapan di Desa Bira yang merupakan wilayah yang tidak memiliki kasus malaria, menunjukkan bahwa tingkat kepadatan/densitas nyamuk Anopheles yang menghisap darah dengan umpan manusia pada minggu pertama hingga minggu ketiga ditemukan spesies yang paling dominan adalah An. barbirostis, dengan puncak kepadatan di luar rumah (UOL) sebanyak 11 ekor dengan MBR dan MHD tertinggi yakni,8 dan,92 ekor/orang/jam. 6

Dominan kedua adalah An. vagus ditemukan spesies terbanyak pada minggu ketiga di dalam rumah (UOD) sebanyak 8 ekor dengan MBR dan MHD tertinggi yakni,5 dan,67 ekor/orang/jam. Kemudian spesies nyamuk Anopheles yang tertangkap menghisap darah di kandang menggunakan kelambu dengan umpan hewan ternak di dalamnya pada minggu pertama hingga minggu ketiga di temukan yang paling dominan adalah An. subpictus, puncak kepadatan pada minggu ketiga sebanyak 1 ekor dengan dengan rata-rata kepadatan tertinggi yaitu,27. Penelitian lain yang dilaksanakan oleh Jastal dkk tentang fauna nyamuk Anopheles pada beberapa tempat di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, menemukan bahwa spesies An barbirosrtis yang paling dominan ditemukan menghisap darah di luar dan di dalam rumah yang bersifat antropofilik. An. subpictus ditemukan paling banyak menghisap darah pada hewan dan disekitar kandang ternak. 1 Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Yunus dkk di Kabupaten Donggala menyebutkan bahwa An. barbirostris lebih cenderung menghisap darah manusia di luar rumah (eksofagik) mulai pada pukul 22.-2.. 11 Hasil penelitian spesies paling banyak yang ditemukan baik di daerah endemis maupun non endemis dengan metode UOD dan UOL adalah An. barbirostis dan An. vagus, menandakan bahwa spesies tersebut sering kontak dengan manusia, hal ini menjadikan kedua spesies ini termasuk tersangka utama vektor malaria di wilayah ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Veridiana, menunjukkan bahwa An. barbirostis dan An. vagus yang ditemukan menggigit orang diluar dan di dalam rumah telah dikonfirmasi dengan hasil uji ELISA menunjukan bahwa kedua spesies ini positif terdapat Plasmodium vivax di dalamnya, An.barbirostis dan An. vagus juga dikonfirmasi sebagai vektor di berbagai provinsi di Indonesia antara lain Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. 12 Hasil penelitian lain juga yang dilaksanakan oleh Kazwaini di Pulau Sumba menunjukan bahwa jenis spesies An. barbirostis, An. vagus, An. indefinitus, An.subpictus, An. sundaicus, dan An. tesselatus telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria dari hasil uji ELISA positif mengandung sirkum sporozoit plasmodium. 13 Hasil penangkapan spesies nyamuk Anopheles berdasarkan waktu menghisap darah di dalam dan di luar rumah serta di kandang ternak yang dilaksanakan di Desa Bira dan Desa Tanah Lemo selama tiga minggu, diperoleh data bahwa tingkat kepadatan aktivitas menghisap darah dengan metode UOD ditemukan nyamuk Anopheles mulai aktif menghisap darah pada pukul 19.-21. dengan spesies terbanyak adalah An. vagus dan waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.-23. dengan spesies terbanyak yaitu An. barbirostis. Kemudian aktivitas menghisap darah dengan metode UOL di Desa Tanah Lemo dan Desa 7

Bira ditemukan nyamuk Anopheles mulai aktif menghisap darah pada awal malam yaitu pukul 18.-21. dengan spesies banyak tertangkap adalah An. vagus dan waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.-23. dengan spesies yang paling banyak tertangkap yaitu An. barbirostis. Kemudian pada pukul 1.-2. ditemukan An. indenfinitus yang paling banyak menghisap darah. Hasil penelitian lain yang juga dilaksanakan oleh Munif menyebutkan bahwa An. barbirostis memiliki aktivitas menghisap darah sepanjang malam banyak tertangkap pada pukul 23. 5.. 14 Hasil penelitian yang lain dilakukan oleh naswir di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba yang merupakan wilayah pantai pesisir menyebutkan bahwa puncak aktif An. indefinitus menghisap darah dengan umpan manusia di dalam rumah pada pukul 23. 24. dan puncak aktif menghisap darah di luar rumah pada pukul 23.- 2.. 15 Tingkat kepadatan aktivitas nyamuk Anopheles menghisap darah pada hewan di kandang ternak (kambing) yang dilaksanakan di Desa Bira dan Desa Tanah Lemo ditemukan waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.-23. wita dengan suhu antara 29-3 C dan kelembaban sekitar 87 %. Spesies yang paling banyak tertangkap adalah An. subpictus. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Dhewantara menyebutkan bahwa puncak aktivitas An. subpictus menghisap darah di sekitar kandang pada pukul 22.-24. dengan kepadatan (MHD) 6,3 ekor/orang/jam. 16 Hasil penelitian lain yang juga dilaksanakan oleh Jastal tentang bionomik nyamuk Anopheles di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, menyebutkan bahwa puncak kepadatan An. subpictus pada malam hari di sekitar kandang terjadi pada awal malam yaitu pada pukul 19. - 21.. 11 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menyimpulkan jenis spesies An. barbirostis, An. vagus, dan An. indefinitus tertangkap dengan metode UOD dan UOL di Desa Tanah Lemo dan Desa Bira dengan waktu puncak aktif menhisap darah pada pukul 22.-23.. An. subpictus, An. barbirostis dan An. vagus ditemukan menghisap darah dengan metode Animal trap menggunakan umpan hewan dengan waktu puncak aktif menghisap darah pada pukul 22.-24.. Hal ini menunjukkan spesies An. barbirostis dan An. vagus memiliki sifat antrozofilik dikarenakan spesies ini tertangkap di dalam dan di luar rumah serta di kandang, sedangkan An. subpictus memiliki sifat zoofilik dikarenakan spesies ini hanya tertangkap di kandang menggunakan umpan hewan. 8

Saran kepada masyarakat harus menggunakan obat anti nyamuk khususnya bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah pada malam hari dalam upaya pencegahan gigitan nyamuk dan kepada Dinas Kesehatan Daerah perlu melakukan survey entomologi secara berkala terutama di daerah yang memiliki angka kejadian malaria dan mengetahui faktor faktor yang berpotensi memperbesar risiko penularan dan kejadian penyakit malaria. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. World Health Statistic 212. France: World Health Organization; 213. 2. Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 211. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 212 3. Dinkes Kabupaten Bulukumba. Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 212. Bulukumba: Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba; 213 4. Arsin, A. Malaria di Indonesia Tinjauan Aspek Epidemiologi. Makassar: Masagena Press; 212. 5. Sembel, D.T. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit ANDI; 29. 6. Sukowati dan Shinta. Habitat Perkembangbiakan dan Aktivitas Menggigit Nyamuk An. sundaicus dan An. subpictus di Purworejo, Jawa Tengah. Jurnal Ekologi kesehatan. 29; 8(1): 915-925. 7. Depkes RI. Vektor Malaria di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 29 8. Sukowati dkk. Penelitian Spesies Sibling Nyamuk Anopheles Barbirostis Van Der Wulp Di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan 24; 4(1): 172-18. 9. Jastal, Yunus dan Lili. Fauna Nyamuk Anopheles pada Beberapa Tempat di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah dan Perannannya Dalam Penularan Penyakit Malaria. Media Litbang Kesehatan. 21; 11(2) 1. Jastal, dkk. Bionomik Nyamuk Anopheles spp pada Daerah Perkebunan Cokelat di Desa Malino Kecamatan Marawola Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Jurnal Vektor Penyakit. 27; 1(1): 6-13. 11. Veridiana, dkk. Konfirmasi Vektor Malaria dengan ELISA di Daerah Mendui, Kec. Bungku Tengah, Kab. Morowali Sulawesi Tengah. Jurnal Vektor Penyakit. 29; 3(1): 25-31 12. Kazwaini. Keberadaan An. vagus dan An. Annularis serta peluangnya sebagai Vektor Malaria di Pulau Sumba. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang. 213; 1(1): 1-8. 9

13. Munif. Nyamuk Vektor Malaria dan Hubungannya dengan Aktivitas Kehidupan Manusia di Indonesia. Jurnal Aspirator. 29; 1(2): 94-12 14. Naswir. Fauna dan Status Kerentanan Nyamuk Anopheles Sp terhadap insektisida Golongan Sintetik Piretroid di Kabupaten Bulukumba [Tesis] Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor : Bogor ; 21. 15. Dhewantara, W, Astuti, P & Pradani Y. Studi Bioekologi Nyamuk Anopheles sundaicus di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Ciamis. Jurnal Buletin Peneliti Kesehatan. 211; 41(1): 26-36. 1

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Jumlah Spesies Nyamuk Anopheles Menurut Lokasi dan Metode Penangkapan Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba Tahun 214 Lokasi Survei Spesies Anopheles Metode Penangkapan UOD UOL Kandang Desa Bira An. subpictus An. barbirostis An. vagus An. indefinitus 15 14 25 4 4 26 4 2 Total 29 33 31 Desa Tanah Lemo An. subpictus An. barbirostis An. vagus An. indefinitus 15 16 2 8 3 21 6 Total 31 31 27 Sumber : Data primer 214 Tabel 2. Distribusi Kepadatan Spesies Nyamuk Anopheles yang Menghisap Darah di Dalam, di luar rumah dan di Kandang Pada Desa Tanah Lemo Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba Tahun 214 Minggu Penangkapan Spesies Anopheles UOD UOL Kandang Jml MHD MBR Jml MHD MBR Jml Rata-rata kepadatan Minggu ke-1 An. subpictus 7,19 An. barbirostris 4,33,27 7,58,48 An. Vagus 7,58,48 2,16,1 An. indefinitus 1,8,6 Total 11,91,75 1,82,43 7,19 Minggu ke-2 An. subpictus 5,14 An. barbirostris 5,42,3 8,67,5 An. Vagus 4,33,27 2,16,1 4,11 An. indefinitus 2,16,1 Total 9,75,57 12,99,7 9,25 Minggu ke-3 An. subpictus 9,25 An. barbirostris 6,5,41 5,42,3 An. Vagus 5,42,3 4,33,27 2,5 An. indefinitus Total 11,92,71 9,75,57 11,31 Sumber : Data Primer 214 11

Tabel 3 Distribusi Kepadatan Spesies Nyamuk Anopheles yang Menghisap Darah di Dalam, di luar rumah dan di Kandang pada Desa Bira Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba Tahun 214 Minggu Penangkapan Spesies Anopheles UOD UOL Animal Jml MHD MBR Jml MHD MBR Jml Rata-rata kepadatan Minggu ke-1 An. subpictus 8,22 An. barbirostris 5,42,3 9.75,6 2,5 An. Vagus 5,42,3 An. indefinitus 2.17,1 Total 1,84,6 11,92,7 1,27 Minggu ke-2 An. subpictus 8,22 An. barbirostris 8,67,5 5,42,3 An. Vagus 1,8,6 3,25,2 2,5 An. indefinitus 2,16,1 Total 9,75,56 1,83,6 1,27 Minggu ke-3 An. subpictus 1,27 An. barbirostris 2,16,1 11,92,8 1,2 An. Vagus 8,67,5 1,8,6 An. indefinitus Total 1,83,6 12 1,86 11,31 Sumber : Data Primer, 214 12