PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TYPE QUIZ TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI GAMBAR TEKNIK

MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF DESIGN PROJECT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PADA KOMPETENSI PEMESINAN FRAIS KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Siti Nurvalah 1, Ono Wiharna 2, Yayat 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar


Jeffry Gagah Satria Frigatanto

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

D033. Mahasiswa FKIP Biologi UMS 2. Magister Kesehatan 3. Doctoral IPB ABSTRAK

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB III METODE PENELITIAN

: Irfangi,Suyitno Program studi Pendidikan Teknik Otomotif FKIP Universitas Muhamadiyah Purworejo. :

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERAWATAN KOPLING

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN BERDASARKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Rinendah Sihwinedar 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Peningkatan Hasil Belajar Perawatan Sistem Pendingin Dengan. Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi

Vikcy Mita Martina. Universitas PGRI Yogyakarta.

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016)

Wari Prastiti SMA Negeri 5 Metro

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

MODEL PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN KECIL DENGAN MEMBACA, MELIHAT, DAN MEMPRAKTEKKAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA SMK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAPAT MENINGKATKAN KENERJA GURU DAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Denny Farisman Subagyo

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SIMULATOR REM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM REM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Transkripsi:

Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat 2, Enda Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 saepuloh_4@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan metode eksperimen dalam hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 1 Katapang. Hasil penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar setiap aspek yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Besarnya peningkatan hasil belajar pada aspek kognitif ditunjukkan dengan nilai gain yang dinormalisasi sebesar (0,48) dengan kategori sedang. Selain itu hasil belajar siswa pada aspek psikomotor dan afektif mengalami peningkatan, terlihat dari hasil belajar aspek psikomotor dan afektif pada siklus II sebesar (92,9) sangat terampil dan (85,8) sangat baik. Hasil ini lebih besar dari rata-rata hasil belajar aspek psikomotor dan afektif pada siklus I sebesar (65,6) kurang terampil dan (67,9) baik. Metode pembelajaran eksperimen juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Hal ini dibuktikan dengan rata-rata presentase aktivitas belajar siswa yang muncul mulai dari tahap penelitian pratindakan sampai tahap penilaian siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata presentase aktivitas belajar siswa tiap tahapan penelitian sebagai berikut: penelitian pra-tindakan sebesar (39,5%) dengan kategori rendah, penelitian siklus I sebesar (59,2%) dengan kategori cukup, dan penelitian siklus II sebesar (76,3%) dengan kategori tinggi. Kata kunci: eksperimen, aktivitas belajar, otomotif, teknik listrik. PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan negara yang menjadikan pendidikan sebagai sarana dan prasarana yang digunakan dalam upaya peningkatan pembangunan bangsa dan negara. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu: proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran dalam mempersiapkan peserta didik yang potensial sesuai dengan bidangnya dan dapat 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 257 memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri atau menciptakan lapangan pekerjaan secara profesional dan kompetitif. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan perserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Hal ini sesuai dengan misi sekolah SMK Negeri 1 Katapang merupakan SMK yang memiliki bidang keahlian Teknik Otomotif. Misi sekolah adalah menanamkan sikap peserta didik yang berwawasan mutu, keunggulan, profesionalisme berlandaskan penanaman nilainilai keimanan, kejujuran dan akhlak mulia. Tentu salah satu cara untuk mencapai misi tersebut yaitu melalui proses pembelajaran di sekolah (Hamalik, 2014). Berdasarkan pengamatan selama PLP dan wawancara dengan guru pengajar, sampai saat ini metode pembelajaran yang berlangsung di SMKN 1 Katapang pada mata pelajaran produktif yang bersifat praktis masih di dominasi oleh penggunaan metode ceramah. Metode ini dirasa kurang tepat apabila digunakan pada mata pelajaran produktif. Metode pembelajaran tersebut umumnya hanya dilaksanakan dalam bentuk satu arah dan bersifat verbalisme di mana penyampaian bahan pelajaran hanya secara lisan oleh guru sehingga suasana pembelajaran tidak efektif dan efesien (Arikunto, 2012). Metode pembelajaran di atas sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat yang baik. Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan, peran guru lebih banyak sebagai sumber belajar, sementara peserta didik mendengarkan. Padahal tuntutan kompetensi pada mata pelajaran produktif berorientasi pada outcome (Makmun, 2004). Kebutuhan kemampuan yang berwawasan mutu, profesional di dunia kerja sesuai dengan misi yang ingin di capai oleh SMK Negeri 1 Katapang. Keadaan di atas masih sering terjadi di SMK, seperti di SMK Negeri 1 Katapang, khususnya pada kompetensi menggunakan dan merawat baterai. Para peserta didik dalam keadaan pasif, yakni menerima apa saja yang diberikan, diterangkan oleh guru sehingga peserta kurang mendalami dan hanya membayangkan saja. Dalam hal ini aktivitas belajar siswa masih rendah yang hanya berfokus pada mencatat dan mendengarkan. Sedangkan berdasarkan kurikulum 2013 yang digunakan siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Metode ceramah tersebut dirasa kurang tepat apabila digunakan pada mata pelajaran teknik listrik dasar otomotif karena tidak memfasilitasi siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran (Djaramah dan Zain, 2014). Ditemukan bahwa bukan hanya aktivitas belajar siswa saja yang rendah. Namun, pada kenyataannya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran teknik listrik dasar otomotif

Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 258 berada pada predikat cukup yang artinya masih banyak siswa belum kompeten hasil belajarnya. Nilai persentase hasil belajar pencapaian kompetensi menggunakan dan merawat baterai menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran teknik listrik dasar otomotif banyak yang belum kompeten dengan predikat cukup. Jumlah peserta didik yang dapat dinyatakan sudah kompeten sebanyak 14 orang (41,2%) dan jumlah peserta didik yang dinyatakan belum kompeten sebanyak 20 orang (58,8%). Hal ini berarti ada 20 orang siswa belum kompeten yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah tersebut yaitu 67. Salah satu penyebab permasalahan rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan guru. Metode pembelajaran yang digunakan guru perlu dikritisi. Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar perlu mendapatkan perhatian lebih oleh guru. Sudah sewajarnya guru harus menguasai berbagai metode pembelajaran. Guru harus lebih kritis dan peka terhadap metode yang digunakan serta tidak membatasi diri dengan satu metode saja. Guru mempunyai alternatif variasi metode pembelajaran yang akan digunakan sehingga dapat memilih metode pembelajaran mana yang tepat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (Sudjana, 2013). Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi menggunakan dan merawat baterai adalah dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen. Hal ini disebabkan metode pembelajaran eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal dan mengamati prosesnya. Menuliskan hasil percobaan kemudian hasil pengamatan disampaikan dan dilakukan evaluasi oleh guru. Mmetode ini merupakan suatu metode mengajar dimana siswa dilibatkan langsung untuk mengamati peristiwa atau kejadian. Siswa mengalami yang terjadi pada suatu obyek dengan melakukan langsung siswa lebih aktif berpikir, berbuat, memperoleh pengalaman, menemukan pengalaman praktis dan keterampilan. Sehingga lebih mudah dalam memahami konsep-konsep. Dimana hal ini sangat dikehendaki dalam pengajaran modern. Metode pembelajaran eksperimen ini tidak terlepas dari penjelasan secara lisan dan demontrasi oleh guru. Metode ini biasanya di aplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantuan pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat labolatorium, perangkat komputer dan lain-lain. Metode pembelajaran eksperimen diperlukan pada mata pelajaran teknik listrik dasar otomotif agar siswa lebih aktif berpikir dan memperoleh pengalaman serta keterampilan. Pembelajaran ini berhubungan dengan keterampilan proses

Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 259 (psikomotor) agar pembelajaran lebih bermakna karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian dilakukan di dalam kelas, dimana berusaha mengkaji dan merefleksi secara kolaboratif suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pengajaran di kelas melalui perbaikan dan perubahan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 1 Katapang. Instrumen penelitian menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian akan dianalisis secara deskriptif dan data komulatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap sesuatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif), aktivitas siswa mengikuti pembelajaran, perhatian, antusias dalam belajar. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yaitu penelitian pratindakan, siklus I, dan siklus II. Aktivitas belajar siswa pada penelitian ini difokuskan kepada beberapa aspek yaitu emotional activity, oral activity, mental activity, motor activity, writing activity, dan listening activity. Pada pratindakan aktivitas belajar siswa adalah rendah. Aktivitas siswa pada penelitian pratindakan sebesar 39,5%. Siswa masih terpaku kepada mencatat dan mendengarkan penjelasan guru saja. Siswa masih terkesan malu untuk bertanya sehingga pembelajaran berlangsung satu arah. Siswa tampak bosan dan suasana kelas pun terlihat ramai dan gaduh. Hal ini dikarenakan faktor metode pembelajaran yang diterapkan guru tidak berorientasi kepada siswa sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Sehingga berdampak pada hasil belajar aspek kognitif siswa rendah yaitu nilai IPK 51,05. Melihat kondisi permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas siswa pada saat pratindakan, kemudian diterapkan metode pembelajaran eksperimen pada tahap penelitian siklus I. Aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Secara umum pembelajaran pada siklus I berlangsung belum maksimal dalam menjawab permasalahan sebelumnya. Hal ini dikarenakan belum maksimal dalam mengkondisikan siswa pada kegiatan praktikum/eksperimen. Pada saat kegiatan eksperimen berlangsung masih terfokus

Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 260 kepada beberapa kelompok saja. Selain itu faktor siswa yang belum siap mengikuti pembelajaran eksperimen masih nampak pada kegiatan siklus I ini. Salah satu kendala lainnya pada siklus I yang mengakibatkan metode pembelajaran eksperimen belum berlangsung maksimal yaitu dalam mengkondisikan waktu pembelajaran. Pada tahap ini terjadi keterbatasan waktu paktikum yang diakibatkan kegiatan pendahuluan yang terlalu lama. Tetapi secara umum sudah terdapat gambaran bahwa dengan penerapan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Dengan demikian penelitian dilanjutkan ke tahap penelitian siklus II. Selanjutnya dilakukan perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Hasilnya pada siklus II semua aspek aktivitas siswa dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa sebesar 76,3% dengan kategori tinggi. Kegitan pembelajaran pada siklus II ini sudah berjalan dengan sesuai RPP yang direncakan. Respon dari siswa saat mengikuti kegiatan belajar mengajar sangat baik terlihat dari antusiasme siswa dan akitivitas belajar siswa. Dampak diberlakukannya metode pembelajaran ekspermen sangat jelas terasa. Siswa saling membantu dan diskusi dalam kegiatan kelompok. Selain itu, siswa banyak terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga tidak ada siswa yang nampak bengong atau bercanda. Semua siswa melakukan tugas sesuai tugasnya dalam kelompok. Hasil belajar siswa pada siklus II yang terbagi ke dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Masing-masing diperoleh nilai yaitu 75,00 (Baik), 92,9 (sangat terampil), dan 85,8 (Sangat Baik). Secara umum hasil belajar siswa pada siklus II lebih besar dari pada siklus I. Dengan melihat kondisi ini, penelitian tindakan kelas cukup dilakukan sampai pada siklus II karena pada siklus II sudah menjawab permasalahan pada skripsi ini. Sebagai tambahan untuk meyakinkan adanya pengaruh tindakan dengan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa khususnya aspek kognitif. Selain itu, ada perhitungan selisih skor belajar pre-test dan post-test didapatkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah diberikan tindakan metode pembelajaran eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,5 dengan kategori sedang. PEMBAHASAN Dengan demikian, secara keseluruhan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada pratindakan sampai pasca tindakan mengalami peningkatan. Dengan diterapkannya metode pembelajaran pada saat penelitian siklus I dan II. Adanya perbedaan yang signifikan antara pada saat sebelum dan setelah diterapkannya tindakan metode pembelajaran eksperimen

Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 261 terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terjadi karena pembelajaran eksperimen yang diterapkan dapat lebih memfasilitasi kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Pembelajaran eksperimen tampak lebih dapat menekankan keterlibatan siswa dalam belajar. Sehingga siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa diberikan ruang untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dilibatkan secara penuh dalam proses menemukan dan merumuskan kembali konsep yang sedang dipelajari. Mengkomunikasikan dan dapat saling bertukar informasi antar siswa atau saling transfer ilmu. Selain itu, pembelajaran eksperimen memunculkan aktivitas siswa yaitu aktivitas kecakapan bekerjasama dan psikomotor siswa. Aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran akan mempengaruhi kepada peningkatan hasil belajar tersebut (Sadirman, 2005). Bukan hanya itu, dengan penerapan pembelajaran ini akan mendorong siswa untuk saling berinteraksi, bekerjasama dan membantu. Sehingga akan membentuk sinergi antar siswa. Inti dari sinergi itu yaitu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan (Syah, 2015). Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tersebut siswa dilatih untuk saling menghargai pendapat orang lain serta dapat menyelesaikan konflik yang terjadi dalam kelompok seperti dapat menyelesaikan perbedaan pendapat. Metode pembelajaran eksperimen ini siswa diberikan kesempatan untuk saling berdiskusi. Pada kegiatan ini akan berlangsung saling transfer informasi atau berbagi ilmu diantara siswa. Sehingga akan membuat kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan karena suasana belajar dan keakraban yang terjalin antar siswa sehingga proses transfer ilmu akan terasa lebih mudah dan bermakna (Mulyasa, 2009). Penerapan metode pembelajaran eksperimen ini siswa akan dituntut untuk melakukan pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah yaitu: observasi (menggunakan alat), hipotesis, eksperimen/melakukan penyelidikan, analisis serta mengumpulkan data, dan menyusun laporan penyelidikan. Sehingga membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya secara aktif dana dapat membantu memahami konsep melalui pengalamannya sendiri (Sanjaya, 2006). Itulah yang menyebabkan pembelajaran eksperimen mampu meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. KESIMPULAN Kesimpulan secara umum yaitu penerapan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi menggunakan dan merawat baterai. Penerapan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal

Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 262 ini dibuktikan dengan rata-rata presentase aktivitas belajar siswa yang muncul mulai dari tahap penelitian pra-tindakan sampai tahap penilaian siklus II mengalami peningkatan. Ratarata presentase aktivitas belajar sisiwa tiap tahapan penelitian sebagai berikut: Tahap penelitian pra-tindakan sebesar 39,5% dengan kategori rendah; Tahap penelitian siklus I sebesar 59,2% dengan kategori cukup; dan Tahap penelitian siklus II sebesar 76,3% dengan kategori tinggi. Hasil belajar aspek kognitif mengalami peningkatan setelah diterapkan metode pembelajaran eksperimen. Besar peningkatan hasil belajar aspek kognitif ditunjukkan dengan dengan rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,5 dengan kategori sedang. Hasil belajar siswa pada aspek psikomotor dan afektif mengalami peningkatan setelah diterapkannya metode pembelajaran eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar aspek psikomotor dan afektif siklus II sebesar 92,9 (Sangat Terampil) dan 86,1 (Sangat Baik). Hasil ini lebih besar dari rata-rata hasil belajar aspek psikomotor dan afektif pada siklus I sebesar 65,6 (kurang terampil) dan 67,9 (baik). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Djaramah, S.B. & Zain. A. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Makmun, A.S. (2004). Psikologi Kependidikan Perangkat Sisitem Pendidikan Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2009). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remakaja Rosdakarya. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sadirman, A.M. (2005). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. (2013). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Syah, M. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.