I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan peningkatan rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Meningkatnya

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

PENDAHULUAN. tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu

I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

WAHYUNING K. SEJATI ABSTRAK

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. PANGAN ASAL TERNAK DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang

KONSUMSI DAN KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN RUMAHTANGGA PERDESAAN DI INDONESIA: Analisis Data SUSENAS 1999, 2002, dan 2005 oleh Ening Ariningsih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi pangan hewani seperti daging, telur, susu dan ikan (Jafrinur, 2006).

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan. Harapan (PPH) merupakan rumusan komposisi pangan yang ideal yan g

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan

PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Bab 4 P E T E R N A K A N

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama suatu negara, tingkat

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal dari hewani, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

PENDAHULUAN. akan protein hewani berangsur-angsur dapat ditanggulangi. Beberapa sumber

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Badan Pusat Statistik

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

PENDAHULUAN. anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB VIII KEMISKINAN DAN KETAHANAN PANGAN DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP) adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. Permintaan produk peternakan terus meningkat sebagai konsekuensi. adanya peningkatan jumlah penduduk, bertambahnya proporsi penduduk

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Direktorat Jenderal Peternakan (2011), dalam survey yang

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB I PENDAHULUAN. kandungan berbagai asam amino, DHA dan unsur-unsur lainnya yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tubuh yang langsing atau berukuran kecil. Timbangan badan ringan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

BAB I PENDAHULUAN. Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang selama ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha

1. PENDAHULUAN Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kegiatan pemenuhan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi pangan yang bergizi tinggi sudah semakin baik. Kesadaran ini muncul dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin meningkat dari proses pembelajaran serta pengalaman-pengalaman dimasa lalu, sehingga keinginan dan tuntutan masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergizi dan sehat juga semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan protein merupakan salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991). Masalah kecukupan pangan dan gizi merupakan masalah yang cukup rumit di Indonesia. Karena itu pembangunan pertanian diarahkan untuk memenuhi kecukupan pangan dan gizi masyarakat. Terpenuhinya kecukupan gizi tercermin dalam kecukupan kalori dan protein. Kebutuhan kalori biasa diperoleh dari konsumsi makanan pokok (karbohidrat), sedangkan kebutuhan protein lebih banyak diperoleh dari konsumsi makanan hewani seperti daging, telur, susu dan ikan (Jafrinur, 2006). Peranan protein hewani sangat besar dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat karena protein hewani mengandung asam amino esensial yang tidak bisa disuplai dari bahan protein nabati. Rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) (2012), dimana kecukupan energi dan protein bagi penduduk Indonesia untuk hidup sehat masing-masing sebesar 2150 Kkal/kap/hari dan 57 g/kap/hari. Untuk komoditi asal ternak sendiri rata-rata tingkat konsumsi yang disarankan yaitu 10 Kg/kap/tahun untuk daging, 4 Kg/kap/tahun untuk telur dan 8 Kg/kap/tahun untuk susu (Badan Bimas Ketahanan Pangan Sumbar, 2005).

Produk peternakan yang mengandung protein tinggi yaitu daging, telur, dan susu. Diantara ketiga produk peternakan tersebut, telur merupakan salah satu produk peternakan yang sering dikonsumsi karena harganya relatif murah dibandingkan produk peternakan lainnya, mudah didapat serta mudah diolah menjadi berbagai makanan, sehingga telur senantiasa dibutuhkan oleh berbagai konsumen. Beberapa jenis telur yang biasa dikonsumsi dan diperdagangkan oleh manusia yaitu telur ayam ras, telur ayam kampung, telur puyuh dan telur itik. Telur ayam kampung biasa dijual dengan harga lebih mahal cenderung hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan terbatas saja, misalnya untuk konsumsi anggota rumah tangga saja, pelengkap minum jamu, atau pelengkap acara adat. Telur ayam ras yang paling banyak dikonsumsi dan diminati konsumen. Hal ini disebabkan cara mendapatkan telur ini mudah karena ketersediannya di pasar selalu ada, harganya murah sehingga terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat serta mempunyai produksi yang terbanyak. Permintaan akan telur sangat erat kaitannya dengan harga karena dengan adanya harga yang sesuai maka masyarakat dapat menjangkau sesuai dengan pendapatan mereka. Meningkatnya pendapatan sangat berpengaruh terhadap permintaan telur. Apabila pendapatan berubah maka jumlah permintaan akan telur pun akan berubah sehingga dapat mempengaruhi kegiatan produksi dan perdagangan telur. Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula (Rustam, 2002).

Sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya tingkat pendidikan, dan pendapatan penduduk yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan telur, maka perlu memprediksikan kebutuhan permintaan telur di Kota Padang sejalan dengan penyediaan produksi telur. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menjaga keseimbangan kebutuhan konsumen yang berasal dari telur dengan jumlah penduduk setiap tahun untuk masa yang akan datang. Usia seseorang juga menjadi salah satu unsur dalam mengambil keputusan membeli telur. Kebutuhan dan keinginan seseorang berubah sesuai dengan perubahan umur (Setiadi, 2003). Telur burung puyuh ukurannya lebih kecil dibandingkan telur lainnya. Selain harganya murah, telur puyuh juga mudah didapat dimana saja dibanyak tempat di Indonesia. Seperti halnya telur lainnya, telur puyuh juga tidak boleh dianggap remeh kandungan nutrisinya. Kandungan protein telur puyuh sebesar 13,1%, sedangkan kandungan protein telur ayam ras yaitu 12,7% (Herlina dan Mulyantono, 2002). Telur puyuh yang kecil memiliki berat 10 gram hingga 12 gram, dan menyediakan banyak unsur yang dibutuhkan oleh tubuh kita agar menjadi sehat. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (2016), dapat diketahui bahwa konsumsi telur puyuh di kota Padang fluktuatif dari tahun 2011 sampai 2014. Antara tahun 2011 sampai 2012 mengalami peningkatan konsumsi dari 0,236 butir/kapita/minggu menjadi 0,510 butir/kapita/minggu. Konsumsi telur puyuh mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 0,260 butir/kapita/minggu dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan kembali menjadi 0,414 butir/kapita/minggu. Rata-rata kebutuhan konsumsi per kapita komoditi telur

puyuh di Kota Padang sebesar 0,355 butir/kapita/minggu dari tahun 2011 sampai tahun 2014. Konsumsi rumahtangga terhadap telur puyuh masih mengalami fluktuatif dilihat dari data Badan Pusat Statistik Kota Padang. Tapi dengan ukuran yang lebih kecil telur puyuh lebih murah serta memiliki gizi yang lebih besar dari telur lainnya. Sejauh ini apa yang menentukan jumlah konsumsi telur puyuh belum diketahui secara mendalam. Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian yang berjudul Faktor Penentu Permintaan Terhadap Telur Puyuh di Kota Padang. 1.2 Rumusan Masalah 1. Berapa konsumsi telur puyuh rumahtangga di Kota Padang. 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan rumahtangga terhadap telur puyuh di Kota Padang. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui konsumsi telur puyuh rumahtangga di Kota Padang. 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan rumahtangga terhadap telur puyuh di Kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang faktor penentu permintaan terhadap telur puyuh di Kota Padang. 2. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan permintaan masyarakat dalam mengkonsumsi telur puyuh di Kota Padang.

3. Sebagai informasi bagi institusi swasta seperti perusahaan agar meningkatkan produksi telur puyuh.