PENGARUH PENCUCIAN DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH DI PROVINSI NAD. Effect of Leaching and Manure on Production of Wet Field Rice

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

Sumber : Nurman S.P. (

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB III METODE PENELITIAN

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

KERAGAAN PRODUKSI DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SL PTT DI KABUPATEN KUANSING

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

Vol. 11, No.1, Juni 2011 ISSN LENTERA JURNAL ILMIAH SAINS DAN TEKNOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam 2. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

III. BAHAN DAN METODE

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

III. METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

PENGELOLAAN HARA TANAMAN PADI SISTEM GOGORANCAH DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN NUTRIENTS MANAGEMENT OF THE GOGO RANCAH RICE SYSTEM IN RAINFED SKRIPSI

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

UJI DAYA HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK NITROGEN MENGIKUTI METODE SRI

III. METODE PENELITIAN

PERANAN UREA TABLET DAN VARIETAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT PENDAHULUAN

Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Peningkatan Produksi Padi dan Pendapatan Petani di Kabupaten Bangka

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang Oktober 2015 ISBN:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Transkripsi:

PENGARUH PENCUCIAN DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH DI PROVINSI NAD Effect of Leaching and Manure on Production of Wet Field Rice Chairunas Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam ABSTRACT The research objective was to get the appropriate technological packet of lowland rice cultivation on tsunami-affected land to increase land productivity. The research was conducted in Bireuen District of Aceh Province. Result of salinity measurement using Electro Magnetic (EM-38) tool on tsunami-affected land showed that soil salinity has decreased (ECa = 0,5 ds/m ~ Ece = 0,52 ds/m) but it was still higher than that of unaffected land. Soil analyses showed that organic content was very low (0.97 %) and potassium was also low (0.52). In contrast, there were very high contents of Mg (8.58 cmol/kg) and Ca (7.00 cmol/kg). In dry season of cropping year 2005 (April-September), farmers harvested rice as much as 30-50 % of normal productivity (2.5 4 tons/ha). Effort in increasing land productivity needs introduction of technological packet such as manure combined with potassium application. In this research, manure used was from processed chicken waste in dosage of 0 and 2 tons/hectare combined with KCl fertilizer as source of potassium in dosage of 50 tons/ha and 75 tons/ha. Basic fertilizer used were 200 kgs/ha urea and 100 kgs/ha SP36. The research applied factorial Randomized Block Design, consisted of 8 application combinations and 3 replications. The result showed that application of 2 tons/ha manure combined with 75 kgs/ha KCl, 200 kgs/ha urea and 100 kgs/ha SP36 and two times of leaching gave the highest rice yield (11,54 tons/ha). The lowest yield of 8.30 tons/ha (30 % higher than average farmer yield before tsunami) was found on farmer s application (without leaching, no manure, 200 kgs/ha urea, 100 kgs/ha Sp36 and 50 kgs/ha KCl). Keyword: lowland rice, tsunami, manure, potassium, leaching PENDAHULUAN Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan daerah yang memiliki potensi cukup besar di bidang pertanian, terutama tanaman pangan. Luas lahan sawah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 331.236 ha. Produktivitas padi rata-rata mencapai 4.4 ton/ha (Distan TPH, 2004). Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2004 telah merubah Provinsi ini secara drastis pada segala bidang kegiatan masyarakat ; budaya, sosial dan ekonomi. Di bidang pertanian, kerusakan yang terjadi pada lahan, yang bersifat fisik kimia biologi, tidak dalam waktu dekat bisa direhabilitasi. Di samping itu fasilitas 93

dan infrastruktur penyokong serta aspek psikologis masyarakat tani memerlukan penanganan khusus. Rehabilitasi lahan pertanian di NAD, khususnya perbaikan kesuburan lahan pasca tsunami adalah usaha pertama dan utama yang harus dilakukan sebelum masukan teknologi lainnya bisa efektif dan efisien. Berhubung kerusakan lahan bersifat fisik kimia biologi karena bencana tsunami, maka penanganan lahan harus secara spesifik untuk menghilangkan kendala-kendala yang disebabkan oleh oleh gelombang tsunami dimana ion Na + nya tinggi telah tertimbun (deposit) menyebabkan tanah padat sehingga tanah potensial menjadi rusak (John, 2005). Kendala utama yang harus dihilangkan (yang feasible untuk direhabilitasi dalam waktu dekat) adalah kegaraman/salinitas yang disebabkan oleh gelombang tsunami, serta keracunan unsur hara yang mungkin bisa disebabkan oleh peningkatan kadar garam, perubahan ph tanah (Peter, 2005). Untuk ini teknologi yang dapat mengurangi/ menghilangkan salinitas dan beberapa unsur yang beracun sangat diperlukan; tanpa adanya teknologi tersebut produktivitas lahan tidak akan dapat dikembalikan. Introduksi beberapa komponen teknologi padi sawah diharapkan mampu mengembalikan dan meningkatkan produktivitas 1-2 ton/ha, sehingga sistem usahatani padi sawah menjadi usahatani yng kompetitif dibandingkan dengan komoditas tanaman semusim lainnya. Sasaran pendapatan usahatani padi (pendapatan bersih) yang merupakan resultante dari penerapan teknologi anjuran (Puslitbangtan, 2003). Kerusakan pada sebagian besar lahan sawah yang produktif, di Provinsi NAD, diperlukan perbaikan lahan secara intensif, ini merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang terkait khususnya Pemerintah Daerah. Hal ini harus diperlukan penanganan dengan segera karena pada umumnya sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Melalui upaya perbaikan lahan dan introduksi beberapa komponen teknologi budidaya pada lahan yang terkena bencana alam tsunami diharapkan kondisi lahan pertanian dapat baik kembali, petani termotivasi kembali untuk berusahatani dan produksi yang maksimal dapat dicapai. Solusi yang dapat ditempuh dalam menyikapi kondisi di atas adalah melalui beberapa cara, antara lain; kesesuaian varietas, penggunaan pupuk organik, pencucian lahan, terutama pada lahan yang terkena tsunami untuk menetralisir pengaruh salinitas pada tanaman, pembinaan dinamika kelompoktani, menjalin pola kemitraan serta jaringan pemasaran, juga melakukan diseminasi program serta adanya dukungan pemerintah daerah dalam pemberdayaaan kembali ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pencucian dan pemberian pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil padi varietas Ciherang pada lahan sawah terkena tsunami. METODOLOGI Lokasi Pengkajian Pengkajian ini dilaksanakan pada lahan petani di Kabupaten Bireuen. Penentuan lokasi pengkajian ini mengacu kepada hasil kegiatan 94

Zonasi Agro-Ekologi (ZAE) dan hasil survey PRA (Chairunas, dkk, 1999). Ketinggian tempat dari permukaan laut adalah 2-4 m dpl, rata-rata curah hujan lebih dari 1.600 mm/tahun. Selain itu juga di dasarkan kepada beberapa hal seperti; (a) daerah tersebut merupakan sentra produksi padi (b) transportasi lancar, dan (c) tersedianya petani penangkar sebagai petani kooperator. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang diperlukan adalah ; benih padi varietas Ciherang, pupuk kandang, pupuk Urea, KCl dan SP-36 berdasarkan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), insektisida, fungisida, kantong plastik, ember plastik, tali plastik, tali nilon, ajir sampel, plank merek perlakuan, plank merek judul, tiang dan plastik pagar, spidol permanen, komputer suplayer, dokumentasi dan ATK. Peralatan yang dibutuhkan adalah ; alat pengukur salinitas tanah dan air (EM-38, EC meter), bor tanah, cangkul, parang, threser mesin, timbangan, meteran, pengukur kadar air, sepatu lapangan, meja lapang, topi lapangan, komputer, casio, dan camera. Rancangan Pengkajian/Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (Randomized Complete Block Design) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan sehingga terdapat 24 plot perlakuan. Susunan perlakuan tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Susunan Perlakuan Pengkajian Pengaruh Pencucian dan Pemberian Pupuk Terhadap Padi Varietas Ciherang Pada Lahan Sawah Terkena Tsunami. Kode Pencucian Pupuk Organik KCl A - 0 Normal (50 kg/ha) B - 0 Tinggi (75 kg/ha) C - 2 ton/ha Normal (50 kg/ha) D - 2 ton/ha Tinggi (75 kg/ha) E 2 kali sebelum tanam 0 Normal (50 kg/ha) F 2 kali sebelum tanam 0 Tinggi (75 kg/ha) G 2 kali sebelum tanam 2 ton/ha Normal (50 kg/ha) H 2 kali sebelum tanam 2 ton/ha Tinggi (75 kg/ha) Pupuk N (Urea) dan P (SP-36) diberikan sebagai pupuk dasar Metode analisis Untuk menjawab tujuan yang ingin dicapai pada pengkajian ini seperangkat analisis akan diterapkan yaitu: 1 Analisis statistik sederhana menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tujuan untuk melihat pengaruh masingmasing perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil padi pada masing-masing perlakuan; jenis pupuk dan dosis yang digunakan. 2 Analisis finansial, untuk mengevaluasi keragaan finansial 95

masing-masing teknologi yang dikaji. Dengan tujuan untuk mengetahui perlakuan yang dapat memberikan keuntungan maksimal. Pengumpulan Data. Pengamatan dilakukan terhadap faktor pertumbuhan dan produksi. Faktor tersebut adalah: (1) Tinggi tanaman rata-rata, (2) Jumlah anakan per rumpun, (3) Jumlah malai/rumpun, (4) Jumlah bulir hampa, (5) Berat 1000 bulir biji, (6) Hasil per petak ubinan, (7) Perkiraan hasil per hektar. Faktor fisik dan biofisik antara lain: (1) Insiden selama kegiatan, seperti serangan hama, (2) Pengamatan informasi secara ekonomi meliputi, upah buruh dan harga sarana produksi. Pelaksanaan Pengkajian Tabel 2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitation Trial Plot Padi No Kegiatan Uraian 1. Penentuan lokasi Lahan sawah irigasi teknis Tingkat salinitas Drainase baik Mudah dijangkau Dekat saluran 2. Penyiapan lahan Pengolahan tanah I Pencucian 2 kali setelah digenangi 1 hari Ploting dan pemetakan ukuran petak 5 x 5 m lebar pematang 30 cm tinggi pematang 30 cm jarak antar perlakuan 50 cm 3. Persemaian Setelah pengolahan tanah I 4 persen dari luas tanam urea 5 % dari dosis anjuran 4. Pemupukan Pemberian pupuk kandang 15 hari sebelum tanam Pemberian pupuk: (Urea, SP-36, dan KCl) 5. Tanam Jarak tanam 20 x 20 cm Tanam 1 batang/rumpun Bibit muda (umur 15 HSS) 6. Penyiangan Umur 30 HST dan Umur 50 HST 7. Pemupukan Nitrogen sesuai keperluan tanaman Sistem tebar dan dibenamkan 8. Panen Masak penuh Perontokan Pengeringan sampai kadar air 14 % 96

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pertumbuhan Tanaman Data hasil pengukuran tinggi tanaman padi menjelang panen pada penelitian pengaruh pemberian pupuk organik terhadap padi varietas Ciherang pada lahan sawah terkena tsunami disajikan pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman (cm), jumlah malai/rumpun, panjang malai, jumlah gabah/malai dan jumlah gabah hampa/malai tanaman padi varietas Ciherang. Perla- Kuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah malai per rumpun Panjang malai rata-rata (cm) Gabah /malai (biji) Gabah Hampa/ Malai (Biji) A 100,63 15,12 23,25 114,27 8,50 B 103,29 14,08 23,79 118,08 4,75 C 102,67 15,58 24,08 127,42 5,75 D 101,48 15,50 24,04 122,83 6,25 E 103,58 16,17 24,34 131,08 4,83 F 102,16 16,25 24,46 131,25 4,56 G 102,54 15,58 23,88 124,67 5,42 H 105,04 15,50 23,25 120,33 8,92 Keterangan : angka selajur pada kolom di atas tidak berbeda nyata (uji BNT 5 %) Pada Tabel 3 terlihat tanaman tertinggi (105,04 cm) terdapat pada perlakuan (H) pemberian pupuk organik 2 ton/ha, pencucian 2 kali dan pemupukan KCl 75 kg/ha diikuti perlakuan E pencucian 2 kali dan pemupukan KCl 50 kg/ha dengan tinggi tanaman 103,58 cm sedangkan tanaman padi terendah terdapat pada perlakukan A (100,63 cm). Berdasarkan analisa statistik (uji F dan Uji lanjutan Duncant) masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada taraf 5 %. Hali ini disebabkan pengkajian satu varietas (ciherang). Walaupun tidak berbeda nyata tetapi terjadi perbedaan tinggi. 2. Komponen Hasil Rata-rata Jumlah malai perumpun terbanyak terdapat pada perlakukan F (pencucian 2 kali dan pemberian KCl 75 kg/ha) diikuti oleh perlakuan E (pencucian 2 kali dan pemberian KCl 50 kg/ha) dan jumlah malai terendah terdapat pada perlakuan B (Pemberian pupuk KCl 75 kg/ha). Rata-rata malai terpanjang terdapat pada perlakuan F (pencucian 2 kali dan pemupukan KCl 75 kg/ha), diikuti perlakuan E (pencucian 2 kali dan pemupukan KCl 50 kg/ha) sedangkan malai terpendek terdapat pada perlakuan A (pemupukan KCl 50 kg/ha) dan H (pencucian 2 kali, pupuk kandang 2 ton/ha dan KCl 75 kg/ha). Gabah per malai terbanyak terdapat pada perlakuan F (pencucian 2 kali dan pemupukan KCl 75 kg/ha) diikuti perlakuan E (pencucian 2 kali dan pemupukan KCl 50 kg/ha), sedangkan gabah per malai terendah terdapat pada perlakuan A (pemupukan KCl 50 kg/ha 97

Gabah hampa terbanyak terdapat pada perlakuan H (pencucian 2 kali, pupuk kandang 2 ton/ha dan pemberian KCl 75 kg/ha) diikuti oleh perlakuan A (pemberian pupuk KCl 50 kg/ha) sedang gabah hampa terendah terdapat pada perlakuan F (pencucian 2 kali dan pemberian pupuk KCl 75 kg/ha). Tabel 4. Bobot 1000 butir (gram) padi varietas Ciherang dan produksi (ton/ha) Perlakuan Bobot/1000 butir (gram) Produksi (ton/ha) A 22,09 8,30 B 27,05 10,25 C 26,81 9,51 D 26,40 9,72 E 26,88 9,13 F 26,86 11,54 G 26,81 10,58 H 26,80 10,60 Hasil penimbangan gabah isi terberat terdapat pada perlakuan F (pencucian 2 kali dan pemupukan KCl 75 kg/ha) diikuti oleh perlakuan E (pencucian 2 kali dan pemupukan KCl 50 kg/ha) tetapi bobot terendah terdapat pada perlakuan A (pemupukan KCl 50 kg/ha). Hasil penimbangan ubinan dengan kadar air 14 % dikonversikan ke hektar, produksi padi terendah (8,30 ton/ha) terdapat pada perlakuan A (tanpa pemberian bahan organik dan pemupukan KCl 50 kg/ha). Sedangkan produksi tertinggi didapat pada perlakuan F (pencucian 2 kali dan pemupukan KCl 75 kg/ha) dengan produksi 11,54 ton/ha GKG. Hasil analisa statistik (uji F dan Duncant) menjelaskan bahwa komponen hasil (jumlah malai perumpun, panjang malai, gabah permalai, gabah hampa permalai, jumlah gabah hampa permalai dan bobot 1000 butir) tidak berbeda nyata pada taraf 5%, walaupun tidak berbeda nyata, secara angka terlihat bahwa jumlah malai terbanyak, malai terpanjang, gabah hampa sedikit ditemui pada perlakuan F. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk Kalium (75 kg KCl) dapat mendorong anakan produktif, panjang malai, gabah permalai, dan mengurangi butir hampa serta bobot 1000 butir. Hasil analisa statistik (uji F) dan lanjutan Duncant 5% perlakuan F berbeda nyata dengan perlakuan A, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tingginya hasil pada perlakuan F didukung oleh komponen hasil seperti jumlah malai, panjang malai, gabah permalai, gabah ham0pa sedikit dan bobot 1000 butir. 3. Salinitas Hasil pengukuran salinitas dengan Electro Magnetic (EM 38) dilokasi pengkajian, tingkat salinitas sudah rendah. Pengukuran sebelum tanam EMh 0,50 ds/m ~ECe = 0,52 ds/m. Pengukuran kedua ECa 0,56 ds/m ~ ECe = 0,63 dan pengukuran ketiga ECa 0,47 ds/m ~ ECe = 0,48 (data terlampir pada lampiran 11). Tingkat salinitas ini tergolong rendah dan tidak berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Hal ini sesuai dengan klasifikasi tingkat salinitas menurut Hoorn dan Alphen (1977) dalam Kasdi Subagyono (2005) yaitu bila 98

salinitas < 2 ds/m tidak mempengaruhi pertumbuhan dan tidak terjadi kehilangan hasil. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Tingkat salinitas di lahan sawah terkena tsunami di Kabupaten Bireuen pada MT 2005/2006 tidak lagi mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas padi. 2. Lahan sawah irigasi terkena tsunami dengan salinitas (ECa 0,34 0,574 ds/m) dengan pencucian 2 kali, pemupukan Urea 200 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCl 75 kg/ha, menanam padi varietas Ciherang umur tanam 15 HSS, pada lahan terkena tsunami mampu berproduksi padi 11,54 ton/ha gabah kering giling. 3. Penanaman padi pada lahan sawah irigasi terkena tsunami, salinitas (ECa 0,38-0,564 ds/m) dengan pemupukan Urea 200 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, dan KCL 50 kg/ha, pencucian 2 kali, Varietas Ciherang umur benih 15 HSS mampu berproduksi 10,60 ton/ha gabah kering giling. Saran 1. Untuk meningkatkan produktivitas padi sawah mencapai maksimal diperlukan pengelolaan lahan yang baik seperti drainase baik, irigasi teknis, pengolahan tanah, pemupukan berimbang, penggunaan bahan organik dan benih bermutu. 2. Perlu dilanjutkan/pengkajian pada lahan sawah tadah hujan terkena tsunami terhadap berbagai komoditas di Provinsi NAD. DAFTAR PUSTAKA Balitpa. 2004. Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi. Badan Litbang Pertanian. Chairunas, dkk. 1999. Pemilihan Komoditas Berdasarkan Zona Agroekologi di Provinsi NAD. Laporan Kegiatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, NAD. 64 hal. Dinas Pertanian 2004. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Daerah Tingkat I Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam John Janes. 2005 Keterbatasan Tanah Berlapis Endapan Lumpur Hitam Untuk Produksi Lahan. Curtin University of Tecnologi, Bentley, Western Australia. Puslitbangtan. 2003. Panduan Teknis. Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu Padi Sawah Irigasi. Puslitbangtan. Departemen Pertanian. Slavich Peter. 2005. Proses Pemasaman Tanah dan Pengelolaannya. Departement of Primary Industry NSIN, Australia 99