II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya.

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Slameto, 2010 : 59) adalah : Preparedness to respond or react. Kesiapan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB II KAJIAN TEORETIS

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. berusaha untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan tentang Buku Sekolah Elektronik (BSE) dikesampingkan, buku merupakan cakrawala dunia, seringkali kita mendengar

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

Rapi Us. Djuko Dosen FIP Jur. PAUD

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses interaksi dalam rangka. mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi seperti saat ini. (Rudiono, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2003: 910). Surya (2004, dalam Galih Ariwaseso, 2011: 5) berpendapat bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 12) berarti giat (bekerja atau berusaha),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HASIL BELAJAR MATERI MENGIDENTIFIKASI BANGUN RUANG PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SMPN 2 PEUKAN BADA PADA MELALUI METODE JIGSAW MENINGKAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Pencapaian standar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

II. TINJAUAN PUSTAKA

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan. berbeda. Oleh karena itu, sebelum membahas tentang pengertian prestasi

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

PESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan. yang memungkinkan perkembangan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan kebutuhan manusia. Dengan belajar manusia dapat

TINJAUAN PUSTAKA. dalam memecahkan masalah bersama. Pembelajaran kooperatif adalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

Transkripsi:

7 II. KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan. Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembang - kan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Menurut S. Nasution (1996: 17). Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Purwanto (1986:28): memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor. Sedangkan menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1987: 108,768) pengertian prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai atau dikerjakan siswa dalam belajar atau usaha untuk memperoleh suatu kepandaian. Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar yang biasanya dinyatakan dengan nilai.

8 Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil belajar yang dicapai dalam aktivitas untuk mendapat suatu kepandaian atau sebuah tingkah laku yang lebih baik dari sebelumnya. 2. Faktor-faktor yang memengaruhi Prestasi Belajar Menurut Slameto (2010:54-72) faktor-faktor yang yang memengaruhi pres - tasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti: 1. Faktor jasmaniah meliputi: a. Faktor kesehatan Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indra. b. Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh /badan (Slameto 2010: 55) Cacat tubuh ini dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain. c. Faktor psikologis meliputi: 1. Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto 2010: 56). Siswa yang

9 mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intele - gensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus. 2. Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan objek (Gazali dalam buku Slameto 2010: 56). Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. 3. Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Hilgard dalam buku Slameto 2010: 57). Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. 4. Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih (Hilgard dalam buku Slameto 2010: 57) 5. Motivasi Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.

10 6. Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru (Slameto 2010: 59). Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang). 7. Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi (Jamies Drever dalam buku Slameto 2010:59) Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih baik. d. Faktor kelelahan Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan kebosanan. Faktor Eksternal meliputi: 1. Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi belajar, misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. 2. Keadaan Sekolah Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara sistema- tis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

11 siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode mengajar dan fasilitas yang mendukung lainnya. 3. Keadaan masyarakat Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaan nya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang positif untuk mendukung belajar siswa. Dari faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka peneliti mengkaji prestasi belajar dan metode pembelajaran. B. Metode Jigsaw 1. Definisi jigsaw Model jigsaw adalah suatu teknik belajar kelompok yang digambarkan sebagai berikut: a. Satu kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil banyaknya anggota kelompok disesuaikan dengan banyaknya masalah atau problem yang ditawarkan guru. b. Setiap anggota home group diberi problem yang berbeda-beda, tapi masing-masing home group diberi persoalan yang sama. Dengan batasan waktu tertentu masing-masing anggota menyelesaikan problem secara individu. c. Anggota home group akan berpencar dan membentuk kelompok baru yang membawa persoalan yang sama. Kelompok ini disebut expert group (kelompok ahli). Di kelompok inilah mereka berdiskusi untuk menyamakan persepsi atas jawaban mereka.

12 d. Setelah selesai mereka kembali ke home group dan anggota-anggota akan mensosialisasikan hasil atau jawaban dari kelompok ahli. Teknik jigsaw merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Menurut Suryanto (1999), pembelajaran kooperatif /jigsaw adalah salah satu jenis belajar kelompok dengan kekhususan sebagai berikut: a. kelompok terdiri atas anggota yang heterogen, b. ada ketergantungan positif diantara anggota kelompok, karena masingmasing individu memiliki rasa tanggung jawab, c. kepemimpinan dipegang bersama, d. guru mengamati kerja kelompok dan melakukan intervensi bila perlu, dan, e. setiap anggota kelompok harus siap menyajikan hasil kerja kelompok, 2. Karakteristik Teknik Jigsaw. a. Tinjauan Kurikulum. A B C D Tujuan Teknik jigsaw Memperkaya variasi teknik Pembelajaran Memupuk rasa ketergantungan positif dalam kelompok Memberi kesempatan berlatih memahami konsep dengan temantemannya Berlatih menyampaikan informasi kepada temannya Relevansi pada kurikulum Pemilihan pendekatan/ metode, Media dan sumber belajar hendaknya disesuaikan dengan karakteristik materi. Strategi yang melibatkan siswa aktif belajar baik secara mental, fisik ataupun sosial. Sikap kritis, terbuka dan konsisten

13 b. Tinjauan Praktik Secara praktik keberhasilan dan kegagalan belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Ditinjau dari komponen-komponen penilaian, hampir seluruhnya diambil dari faktor kognitif siswa. Sebaiknya penerapan jigsaw bertujuan tidak hanya melatih kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotor. Menurut Ibrahim (2000), bahwa manfaat pembelajaran kooperatif termasuk teknik jigsaw adalah: 1. meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, 2. menghargai diri menjadi lebih tinggi, 3. memperbaiki sikap terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, 4. memperbaiki kehadiran, 5. penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar, 6. prilaku mengganggu lebih kecil, 7. konflik antar pribadi berkurang dan 8.meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Untuk mengukur kemajuan belajar siswa tersebut, tampaknya pedoman penilaian untuk rapor belum dapat mencakup semua aspek secara keseluruhan. Satu-satunya peluang untuk memasukkan nilai kemajuan belajar siswa adalah dari hasil pengamatan teknik jigsaw adalah nilai tugas. Bila diperhatikan rumusrumus tadi, peranan nilai tugas sangat kecil, sehingga kemajuan-kemajuan belajar yang bukan bersifat kognitif cenderung diabaikan pada penilaian rapor. c. Tinjauan Pengalaman Pelaksanaan teknik jigsaw dapat meningkatkan partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran. Beberapa prilaku siswa yang terjadi pada saat proses pembela-

14 jaran antara lain: (a) motivasi belajar lebih tinggi, (b) kepedulian terhadap teman meningkat, (c) memperbaiki kehadiran, (d) berusaha sampai dapat memahami tugasnya, dan (e) sedikit demi sedikit mau membuka diri. Setelah akhir pembelajaran dilakukan ulangan harian yang ternyata hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan jika dibanding dengan pembelajaran klasikal. 3. Tahap Pemantapan / Drill Pada tahap ini pelaksanaan jigsaw lebih sering dilakukan karena guru lebih mudah merencanakan problem-problem (kuis). Siswa memiliki informasi selain itu, motivasi siswa cukup tinggi karena mereka akan menghadapi ulangan harian. Pelaksanaan teknik jigsaw pada tahap ini siswa lebih aktif, hal ini dapat dilihat dari meningkatkan frekuensi siswa yang berinteraksi dengan sesama, keterbukaan siswa juga semakin meningkat, misalnya ada siswa yang mengetahui bahwa dirinya salah. Meningkatnya kepercayaan diri siswa juga ada. Hal ini terbukti dengan adanya siswa yang berani menyalahkan hasil kerja siswa lain. Suasana kerja sama betul-betul tampak saling membantu dan hasil ulangan harian terbukti ada peningkatan. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Melvin L Silberman (2006: 180-182), menyatakan bahwa belajar ala jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan teknik yang paling banyak dipraktikkan. Teknik ini serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok, namun ada satu perbedaan penting, yakni setiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagibagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang, apabila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau keterampilan yang terpadu.

15 Prosedur belajar ala jigsaw adalah sebagai berikut: 1. Pilihlah materi belajar yang bisa dipecahkan menjadi beberapa bagian. Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau sepanjang beberapa paragraf. (Jika materinya panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran): contohnya antara lain: (1) modul berisi beberapa poin penting, (2) bagianbagian eksperimen ilmu pengetahuan, (3) sebuah naskah yang memiliki bagian atau sub judul yang berbeda, (4) sebuah daftar definisi, (5) sejumlah artikel setebal majalah atau sejenis materi bacaan pendek yang lain. 2. Hitunglah semua bagian yang hendak dipelajari sejumlah siswa. Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa, sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa, misalkan bahwa anda bisa membagi materi pelajaran menjadi tiga segmen atau bagian. Selanjutnya dapat membentuk kuartet (kelompok empat anggota) dengan memberikan segmen 1, 2, atau 3 kepada tiap kelompok. Kemudian perintahkan tiap kuartet atau kelompok belajar untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka terima. (Jika anda menghendaki anda dapat membentuk dua pasang rekan belajar terlebih dahulu dan kemudian menggabungkan pasanganpasangan itu menjadi kuartet untuk berkonsultasi dan saling berbagi pendapat) 3. Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok belajar ala jigsaw. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap kelompok belajar di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan, anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai dari 1, 2, 3, dan 4. kemudian bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan jumlah yang sama. Hasilnya adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2, dan segmen 3.

16 4. Perintahkan anggota kelompok jigsaw untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka pelajari. 5. Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat. Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok jigsaw, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan efektif diantara anggota kelompok. 2. Manfaat model kooperatif tipe Jigsaw adalah dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, aktivitas dan perolehan belajar. 3. Langkah-langkah dalam kooperatif tipe Jigsaw adalah: a. Pra pembelajaran: 1. Menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai 2. Memilih materi belajar yang sesuai dengan tipe jigsaw. 3. Membagi materi pembelajaran menjadi beberapa segmen. b. Inti pembelajaran: 1. Membagi siswa dalam beberapa kelompok asal (4-5 orang). 2. Membagi segmen materi pembelajaran secara adil kepada kelompok asal. 3. Mengajak siswa dalam kelompok asal untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang diterima.

17 4. Membentuk kelompok-kelompok kecil menjadi kelompok belajar jigsaw. 5. Mengarahkan anggota kelompok jigsaw untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah dipelajari pada kelompok kecil. 6. Mengarahkan dan membimbing siswa, dalam memahami materi pembelajaran. 7. Memberikan pujian dan kritik membangun kepada siswa. 8. Memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. 9. Mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya. 10. Mengorganisasikan siswa ke posisi semula dalam rangka memastikan pemahaman yang akurat. c. Penutup pembelajaran: 1. Mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. 2. Melakukan beberapa perbaikan dan pengarahan terhadap ide, saran, dan kritik yang berkembang. C. Kerangka Pikir Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam perkembangan peserta didik dalam menunjang keberhasilan untuk mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Untuk itu pembelajaran Bahasa Indonesia harus menarik, dan dapat membangkitkan siswa untuk terus dan selalu belajar.

18 Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah pada umumnya masih sangat rendah karena masih bersifat klasikal dan menggunakan metode ceramah yang tidak menarik, monoton bahkan membosankan. Untuk bisa merubah dan memperbaiki keadaan tersebut, maka penulis menggunakan metode jigsaw dalam proses pembelajaran. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian Pembelajaran Bahasa Indonesia Rendah Metode Jigsaw Prestasi Bahasa Indonesia Meningkat D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah: Metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IVA semester 2 SD Fransiskus 2 Rawa Laut, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.