ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

dokumen-dokumen yang mirip
V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

III. JENIS TERNAK/UNGGAS YANG DIUSAHAKAN SERTA HASILNYA SELAMA SETAHUN YANG LALU

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

PENGGEMUKAN SAPI Oleh : Arif fachul anam BP3K Binangun

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI PERAH TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. TERKAM (Budidaya Ternak dan Penggemukan Kambing Milik Individu)

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA KAMBING MODERN DENGAN TEKNIK FERMENTASI PAKAN DI BIDANG PETERNAKAN PKM KEWIRAUSAHAAN.

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

ANALISIS USAHA PETERNAKAN SAPI DI KELOMPOK PETERNAK SAPI ANDINI REJO DUKUH BIBIS DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK. SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Peternakan PERHATIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI PERAH TAHUN 2013 :... :... :... :...

SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

BAB IV Hasil Dan Pembahasan

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI PERAH TAHUN

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

Karya ilmiah Peluang bisnis

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. perah oleh Drh. Daud Suroto dengan nama Koperasi Sarono Makmur.Koperasi

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. ternak dalam suatu usahatani atau dalam suatu wilayah. Adapun ciri keterkaitan

Analisis Usaha Ternak Cacing dan Pupuk Kascing (Bekas Cacing)

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH)

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

ANALISIS USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (STUDI KASUS KELOMPOK TANI SETIA KAWAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA) SKRIPSI

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

USAHA YANG MENJANJIKAN

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga kerja). 1. Kandang Dengan luas kandang masing-masing peternak berukuran 3m X 6 m. Penyiapan kandang dan alat-alat yang digunakan dalam usaha ternak sapi. Dari 40 peternak sapi di Desa Srigading kandang dibuat permanen dan 5 semi permanen. Kandang permanen dibuat dengan dinding dan lantai terbuat dari semen, kayu, asbes dan pasir, sedangkan kandang semi permanen terbuat dari kayu, asbes dan beralaskan tanah liat. Kandang permanen membutuhkan biaya lebih banyak dibanding kandang semi permanen. 2. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam usaha ternak sapi meliputi sebagai berikut. a. Sabit : digunakan untuk memotong pakan hijauan di lahan sebanyak 1 buah. b. Ember : sebagai wadah air untuk mencampur pakan komboran. Untuk 3 ekor sapi dibutuhkan 3 ember besar dan 1 ember kecil. c. Sekop : digunakan untuk membersihkan kotoran sapi dibutuhkan 1 buah d. Tali : digunakan untuk mengikat sapi dan pakan hijauan, untuk per ekor sapi dibutuhkan 4 meter tali. 55

56 3. Indukan dan Pembibitan Indukan sapi berasal dari pembelian peternak langsung di pasar hewan kepada pengepul sapi dalam keadaan subur dan hamil. Bibit sapi di Desa Srigading berasal dari hasil suntikan Insemasi Buatan (IB) berjenis limosin dan simental. Peningkatan mutu sapi dapat dilakukan dengan cara IB. Hasil keturunan IB ini dapat memperbaiki mutu keturunan yang jauh lebih baik daripada indukan. Peternak membeli bibit dari pasar maupun tempat lain. 4. Pakan Jenis pakan yang diberikan untuk sapi berupa pakan hijauan dan pendamping jenis komboran yang jumlahnya berbeda. Pakan komboran setiap hari diberikan 2 kali dan 1 kali pakan hijauan. Pakan komboran diberikan sekitar jam 07.00 dan 16.00. Pakan berguna untuk menambah bobot badan dan untuk menghasilkan produksi sapi yang tinggi. Pakan ternak yang diberikan harus cukup dan berkualitas. Pakan hijauan berupa rumput dan dedaunan yang diperoleh petani peternak dari tegalan dan pekarangan. Kebutuhan makanan hijauan ternak pada musim penghujan cukup terpenuhi. Pakan komboran yang digunakan peternak antara lain: air, konsentrat, dan garam. Pakan yang diberikan peternak kurang memadai, hal ini diketahui dari produktivitas sapi yaitu 6-12 liter/ekor/hari. Pakan konsentrat sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan sapi. Protein diperlukan tubuh sapi untuk pembentukan dan perbaikan kembali tubuh yang usang, keperluan metabolisme yang normal, menggantikan protein yang telah habis terpakai agar protein di dalam tubuh tetap imbang. Konsentrat yang

57 diberikan dicampur dengan bahan lain seperti bekatul, singkong dan ampas tahu. Hasil penelitian diketahui 5 orang menggunakan konsentrat dengan jumlah yang berbeda. Mahalnya harga konsentrat menjadi masalah utama peternak tidak menggunakan konsentrat selain itu tingginya harga konsentrat dirasa tidak sesuai dengan hasil ternak yang didapat. Air digunakan untuk pencampuran komboran ternak dan pembersihan alatalat ternak, sedangkan membersikan kandang tidak menggunakan air. Air merupakan salah satu bahan makanan yang diperlukan dalam jumlah yang besar disamping energi. Oleh karena itu kebutuhan akan air tidak boleh dilupakan, sebab 70% dari tubuh sapi terdiri dari air. Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat, air yang kotor akan menimbulkan penyakit pada ternak. Di dalam tubuh sapi, air befungsi untuk mengatur suhu dalam tubuh, membantu proses pencernaan, metabolisme, pelepasan kotoran, dan sebagai pelumas dalam persendian-persendian. Garam diberikan sebagai bahan tambahan makanan komboran pada ternak. Dari hasil penelitian 5 petani peternak tidak menggunakan garam karena dirasa pemberian garam tidak begitu berfungsi untuk komboran. 5. Pengobatan Pengobatan ternak sapi di Desa Srigading dilakukan bila sapi mengalami sakit. Penyakit yang diderita ternak seperti mastitis, penyakit mulut dan kuku. Pengobatan sapi yang terkena penyakit dilakukan dengan mencari dokter hewan daerah setempat atau oleh petugas Dinas Peternakan. Pengobatan setelah melahirkan pedet dilakukan karena sapi yang melahirkan tubuhnya lemas sehingga dibutuhkan kekuatan untuk kesehatannya kembali. Dalam satu tahun

58 sapi diberikan pengobatan sebanyak 1 kali penyuntikan. 6. Penyediaan tenaga kerja Tenaga kerja usaha ternak sapi meliputi tenaga kerja mencari pakan, memberi pakan dan membersihkan kandang. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga. Upah tenaga kerja keluarga diperhitungkan berdasarkan upah tenaga kerja luar yang berlaku di wilayah penelitian. Adapun tenaga kerja yang dilakukan yaitu, perawatan ternak sapi meliputi perawatan kandang dan perawatan sapi. Perawatan kandang dilakukan peternak dengan membersihkan kandang setiap hari terutama membersihkan kotoran sapi. Kotoran sapi tersebut tidak dibuang ke tempat khusus, melainkan masih menjadi satu kandang dengan sapi. Hal tersebut akan mengundang lalat. Meskipun kandang peternak dibersihkan namun masih terlihat kotor, lembab dan juga berbau akibat air kencing, hal ini karena kandang tidak pernah disemprot dengan air. Perawatan sapi dilakukan dengan memandikan sapi setiap hari atau paling tidak 2 hari sekali karena berpengaruh terhadap kesehatan sapi dan pengaturan sapi serta peredaran darah dalam tubuh tak terganggu sehingga produksi sapi stabil. B. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi Usaha ternak sapi yang diusahakan peternak di Desa Srigading sebagian besar masih bersifat tradisional. Usaha ternak sapi banyak diusahakan peternak sebagai usaha sampingan untuk menambah pendapatan dan sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat dijual. Jenis sapi yang banyak diusahakan petani peternak di Desa Srigading adalah 100% dominan betina. Jenis sapi yang

59 dipelihara terdiri dari keturunan Peranakan Simental dan limosin. 1. Biaya Usaha Ternak a. Sarana Produksi Biaya sarana produksi merupakan biaya yang secara langsung dikeluarkan peternak untuk usaha ternaknya. Biaya sarana produksi meliputi biaya pembelian sapi, biaya air, biaya pembelian garam dan biaya pakan. Biaya sarana produksi ternak dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usaha Ternak Sapi No Uraian Harga Rata-rata (Rp/thn) 1. Biaya Pembelian 3 ekor Sapi Betina 15.370.370/ekor 46.111.111 2. Biaya Air - 100.000 3. Biaya pakan a. Konsentrat 3.000/kg 4.366.667 b. Mineral 6.000/kg 1.106.667 Jumlah 51.684.445 Harga 1 ekor sapi indukan pada tahun 2014 rata-rata sekitar Rp. 15.370.370, sehingga dengan rata-rata jumlah kepemilikan 3 ekor sapi indukan maka total nilai kepemilikan sapi adalah Rp. 46.111.111. Air digunakan untuk minum, campuran pakan dan pembersihan alat ternak. Pembelian air dilakukan pada musim kemarau atau setelah bak penampung air hujan habis. Biaya air untuk masing-masing anggota kelompok peternak sapi dalam 1 tahunnya rata-rata Rp. 100.000. Biaya pakan meliputi konsentrat, dan mineral. Harga konsentrat 1 kilo gram yaitu Rp. 3.000, 1 ekor sapi membutuhkan sekitar 1-2 kg konsentrat dalam sehari, maka rata-rata biaya pakan konsentrat sebesar Rp. 1.466.667 pertahun. Mineral berupa garam juga digunakan peternak sapi membutuhkan 5 kg perbulan dengan harga 1 kg garam sebesar Rp 6.000, maka rata-rata biaya pakan tambahan mineral

60 peternak sapi dalam 1 tahun nya sebesar Rp. 360.000 pertahun. Jadi total biaya sarana produksi peternak sapi di Desa Srigading Kecamatan Sanden Bantul sebesar Rp. 51.684.445 pertahun. b. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja usaha ternak sapi meliputi tenaga kerja mencari pakan, memberi pakan dan membersihkan kandang. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga. Upah tenaga kerja keluarga diperhitungkan berdasarkan upah tenaga kerja luar yang berlaku di wilayah penelitian. Biaya tenaga kerja ternak dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usaha Ternak Sapi No Jenis Kegiatan Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Upah/kerja Total biaya /thn Biaya Eksplisit 1. Upah Perbaikan Kandang 57.407 2 Pembelian Bahan Bangunan 261.337 Biaya Implisit 3 Upah Kebersihan Kandang 20.000 1.022.000 4 Upah Pemberian Pakan 10.000 1.058.500 Jumlah 2.399.244 Penggunaan tenaga kerja perbaikan kandang setiap peternak sapi mengeluarkan upah 1 orang rata-rata sebesar Rp.57.407, biaya perbaikan kandang dilakukan pada saat kandang mengalami kerusakan dalam 1 tahun rata-rata peternak sapi mengeluarkan biaya untuk perbaikan kandang sebesar Rp. 318.944, yang terdiri dari biaya upah, tenaga kerja dan pembelian bahan bangunan, seperti: semen, kayu, genteng/asbes dan paku. Biaya kebersihan kandang dan pemberian pakan termasuk biaya internal usaha ternak sapi. Besarnya biaya internal terebut dipengaruhi oleh jumlah HKO dan upah tenaga kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa upah kebersihan

61 kandang dan pemberian pakan sebesar Rp. 2.399.244. c. Biaya lain-lain Biaya lain-lain merupakan biaya tambahan dari usaha ternak, meliputi biaya biaya obat-obatan, biaya inseminasi buatan, biaya transportasi, biaya listrik, biaya penyusutan kandang dan peralatan. Biaya lain-lain usaha ternak sapi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Rata-rata Biaya Lain-lain Usaha Ternak Sapi No Uraian Rata-rata (Rp/thn) 1 Biaya Obat-obatan 144.481 2 Biaya Inseminasi Buatan (IB) 222.222 3 Biaya Transportasi 1.748.958 4 Biaya Listrik 24.000 5 Penyusutan Kandang 680.293 6 Penyusutan Peralatan 46.028 Jumlah 2.865.982 Pengobatan diberikan pada sapi berupa obat cacing dengan cara penyuntikan dari dokter 1 kali pertahun dengan harga Rp.45.000 untuk satu kali suntik per ekor sapi, maka peternak sapi membutuhkan biaya penyuntikan obat cacing sebesar Rp. 138.333 untuk 3 ekor. Sedangkan untuk obat kutu sapi dibutuhkan dalam satu tahun sebanyak 2 botol dengan harga Rp. 1.000 perbotol, maka biaya obat kutu yang dikeluarkan peternak dalam 1 tahun sebesar Rp. 6.148 untuk 3 ekor sapi. Jadi total rata-rata biaya pengobatan sapi sebesar Rp.144.481 pertahun. Inseminasi buatan (IB) banyak dilakukan responden karena kualitasnya lebih baik dibanding yang alami. Biaya inseminasi buatan untuk satu kali suntikan sebesar Rp. 50.000. Proses IB untuk 1 ekor sapi bisa dilakukan 1-3 kali penyuntikan agar terjadi pembiakan yang sempurna, maka rata-rata biaya inseminasi buatan sebesar Rp.222.222 pertahun.

62 Alat transportasi digunakan untuk membeli pakan ternak berupa konsentrat, mineral dan mencari pakan hijauan dengan menggunakan kendaraan roda dua (motor) karena akan menghemat biaya yang dikeluarkan. Rata-rata peternak membutuhkan biaya transportasi berupa bensin 1 liter untuk 2 hari dengan harga sebesar Rp. 7.500 perliter maka rata-rata dalam 1 tahun peternak mengeluarkan biaya transportasi untuk bensin sebesar Rp. 1.748.958 pertahun. Listrik digunakan untuk penerangan kandang ternak serta untuk memompa air pada bak penampung. Listrik yang digunakan untuk memompa air hanya sebagian kecil peternak, kebanyakan listrik digunakan untuk penerangan kandang. Dalam 1 bulan rata-rata anggota peternak sapi di Desa Srigading membayar iuran litrik sebesar Rp. 2.000. Maka peternak sapi mengeluarkan biaya listrik selama 1 tahun sebesar Rp. 24.000. Kandang sapi milik peternak Desa Srigading rata-rata termasuk kandang berlantai atau permanen, terdiri dari semen, kayu, asbes, pasir. Sedangkan yang lainnya masih berlantai tanah. Kandang yang berlantai memudahkan peternak untuk membersihkan kandang serta memudahkan dalam perawatan sapi. Usia kandang rata-rata memiliki tingkat ekonomis selama 5 tahun, dalam 1 tahun peternak sapi mengeluarkan biaya untuk penyusutan kandang sapi seperti memperbaiki lantai dan atap yang rusak dengan perhitungan penyusutan kandang 20% dari pembuatan awal rata-rata sebesar Rp. 3.401.463. Jadi total rata-rata penyusutan kandang sebesar Rp.680.293 pertahun.

63 Alat-alat yang dibutuhkan untuk peternak sapi berupa. 1) Ember besar, digunakan untuk tempat makan dan minum. 2) Ember kecil, digunakan untuk menimba air. 3) Sabit, digunakan untuk mencari rumput atau pakan hijauan. 4) Batu asah, digunakan untuk menajamkan sabit. 5) Sekop, digunakan untuk membersihkan kotoran. 6) Tali, digunakan untuk mengikat sapi dan mengikat pakan hijauan. Biaya awal untuk pembelian alat, peternak mengeluarkan rata-rata sebesar Rp. 184.111, untuk usia ekonomis alat selama 4 tahun, dengan perhitungan penyusutan alat 25% dari pembelian awal sebesar Rp. 46.028. Jadi rata-rata biaya lain-lain untuk usaha ternak sapi di Desa Srigading Kecamatan Sanden Bantul dalam 1 tahun sebesar Rp. 2.865.982. d. Biaya Total Biaya total usaha ternak sapi adalah biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain. Tabel 4. Rata-rata Biaya Total Usaha Ternak Sapi No Uraian Rata-rata (Rp/thn) A. Biaya Implisit 1. Tenaga Kerja Kebersihan Kandang dan Pemberian Pakan 2.399.244 B. Biaya Ekplisit 1. Biaya Sarana Produksi 51.684.445 2. Biaya Perbaikan Kandang 318.944 3. Biaya Lain-lain 2.865.982 Jumlah 57.268.615 Rata-rata biaya total sarana produksi adalah sebesar Rp. 51.684.445 pertahun. Sarana produksi didominan oleh pembelian 3 ekor indukan sapi sebesar Rp. 46.111.111 dan biaya paling sedikit yaitu biaya air Rp. 100.000. Rata-rata biaya total tenaga kerja sebesar Rp. 318.944 pertahun, dan rata-rata biaya lain-lain

64 didominan oleh biaya transportai sebesar Rp. 1.748.958 dan biaya paling sedikit yaitu biaya listrik Rp. 24.000. Jadi biaya lain-lain sebesar Rp 2.865.982 pertahun maka rata-rata biaya total usaha ternak sapi sebesar Rp. 57.268.615 pertahun. 2. Penerimaan Usaha Ternak Sapi Penerimaan usaha ternak sapi berasal dari penjualan anakan, pertambahan nilai ternak, penjualan ternak dan penjualan kotoran ternak. Ratarata penerimaan usaha ternak sapi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5. Rata-rata Penerimaan Usaha Ternak Sapi No Uraian Rata-rata (Rp/thn) 1. Penjualan Indukan 3 ekor sapi 43.037.037 2. Penjualan Anakan 37.614.444 2. Penjualan Kotoran Ternak 614.815 Jumlah 81.266.296 Dalam analisis pendapatan usaha ternak sapi, sapi indukan tetap dinilai sebagai penerimaan. Penjualan anakan sapi rata-rata 2-3 ekor sapi dalam 1 tahun. Harga untuk 1 anakan umur berkisar 3-4 bulan harga rata-rata Rp. 12.252.222, maka total hasil penjualan anakan mencapai Rp. 37.614.444, harga sapi ditentukan dari segi kualitas, selain itu harga juga dipengaruhi oleh pembeli. Sapi yang dipelihara akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Kotoran ternak sapi milik peternak dimanfaatkan sebagai biogas atau pupuk organik yang dapat dijual dengan harga tinggi. Kotoran ternak sapi dimanfaatkan untuk tanaman sendiri di tegalan selain itu, ada juga yang dijual dari hasil penelitian responden menjualnya. Rata-rata penerimaan penjualan kotoran ternak sebesar Rp. 614.815 pertahun. Dalam 1 hari rata-rata menghasilkan kotoran sebesar 2kg, maka dalam 1 tahun tahun rata-rata untuk kotoran sapi per ekor menghasilkan 730 kg. Pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah kotoran ternak

65 tidak banyak diketahui peternak. Jadi rata-rata total penerimaan usaha ternak sapi Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul sebesar Rp. 81.266.296 pertahun. 3. Pendapatan Usaha Ternak Sapi Pendapatan bersih usaha ternak sapi diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya eksplisit. Tabel 6. Rata-rata Pendapatan Usaha Ternak Sapi No Uraian Rata-rata (Rp/thn) 1. Total Penerimaan 81.266.296 2. Total Biaya 54.869.371 Jumlah 26.396.925 Berdasarkan Tabel 18 diketahui rata-rata pendapatan peternak sapi sebesar Rp 26.396.925. Pendapatan usaha ternak tersebut sudah besar, karena peternak mengusahakan secara tradisional dan usaha yang dijalankan sudah terbilang besar. Usaha ternak ini hanya pekerjaan sampingan semata, karena lahan Desa Srigading Kecamatan Sanden Bantul berpotensi sebagai tempat budidaya peternakan, diantaranya peternakan sapi, kambing dan unggas. 4. Keuntungan Usaha Ternak Sapi Keuntungan usaha ternak sapi diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya ekplisit dan implisit. Tabel 7. Rata-rata Keuntungan Usaha Ternak Sapi No Uraian Rata-rata (Rp/thn) 1. Total Penerimaan 81.266.296 2. Total Biaya 57.268.615 Jumlah 23.997.681 Berdasarkan Tabel 19 diketahui rata-rata keuntungan peternak sapi sebesar Rp 23.997.681, dan keuntungan usaha ternak tersebut sangat menguntungkan bagi

66 peternak sapi di Desa Srigading. Maka setiap bulan peternak sapi di Desa Srigading Rp.1.999.807. 5. Kelayakan Usaha Ternak Sapi Kelayakan usaha ternak sapi diperoleh dari total penerimaan dibagi total biaya. R/C = 81.266.296/57.268.615 = 1,41 Dari hasil perhitungan R/C Ratio diatas didapatkan angka 1,41 yang artinya setiap Rp. 1 yang dikeluarkan dapat menghasilkan keuntungan Rp. 0,41. Dengan kata lain usaha ternak sapi Desa Srigading layak karena R/C ratio > 1. C. Perumusan Strategi Pengembangan Agrobisnis Usaha Ternak Sapi 1. Analisis Faktor Internal Analisis faktor internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada pada agrobisnis usaha ternak sapi. Adapun faktor internal tersebut yaitu : Manajemen dan Lahan a. Manajemen 1) Fisik Kandang Dari 49 peternak sapi di Desa Srigading kandang dibuat permanen dan 5 semi permanen. Kandang permanen dibuat dengan dinding dan lantai terbuat dari semen, kayu, asbes dan pasir, sedangkan kandang semi permanen terbuat dari kayu, asbes dan beralaskan tanah liat. Kandang permanen membutuhkan biaya lebih banyak dibanding kandang semi permanen, tetapi memudahkan perawatan dan pemeliharaan ternak.

67 Peralatan yang digunakan dalam usaha ternak sapi meliputi sebagai berikut. a) Sabit : digunakan untuk memotong pakan hijauan di lahan sebanyak 1 buah. b) Ember : sebagai wadah air untuk mencampur pakan komboran. Untuk 3 ekor sapi dibutuhkan 3 ember besar dan 1 ember kecil. c) Sekop : digunakan untuk membersihkan kotoran sapi dibutuhkan 1 buah. d) Tali : digunakan untuk mengikat sapi dan pakan hijauan, untuk per ekor sapi dibutuhkan 4 meter tali. e) Jenis Pakan Jenis pakan yang diberikan untuk sapi berupa pakan hijauan dan pendamping jenis komboran yang jumlahnya berbeda. Pakan komboran setiap hari diberikan 2 kali dan 1 kali pakan hijauan. Pakan komboran diberikan sekitar jam 07.00 dan 16.00. Pakan berguna untuk menambah bobot badan dan untuk menghasilkan produksi sapi yang tinggi. Pakan ternak yang diberikan harus cukup dan berkualitas. Pakan hijauan berupa rumput dan dedaunan yang diperoleh petani peternak dari tegalan dan pekarangan. Kebutuhan makanan hijauan ternak pada musim penghujan cukup terpenuhipakan komboran yang digunakan peternak antara lain: air, konsentrat, dan garam. Pakan yang diberikan peternak kurang memadai, hal ini diketahui dari produktivitas sapi 1 ekor sapi mebutuhkan 6-12 liter setiap hari. Pakan konsentrat sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan sapi. 2) Sapi Indukan sapi berasal dari pembelian peternak langsung kepada pengepul sapi dalam keadaan subur dan hamil. Bibit sapi di Desa Srigading berasal dari

68 hasil suntikan Insemasi Buatan (IB) berjenis limosin dan simental. Peningkatan mutu sapi dapat dilakukan dengan cara IB. Hasil keturunan IB ini dapat memperbaiki mutu keturunan yang jauh lebih baik daripada indukan. Peternak membeli bibit dari pasar maupun tempat lain. Bibit sapi yang berkualitas memiliki syarat-syarat tertentu. Perawatan ternak sapi meliputi perawatan kandang dan perawatan sapi. Perawatan kandang dilakukan peternak dengan membersihkan kandang setiap hari terutama membersihkan kotoran sapi. Kotoran sapi tersebut tidak dibuang ke tempat khusus, melainkan masih menjadi satu kandang dengan sapi. Hal tersebut akan mengundang lalat. Meskipun kandang peternak dibersihkan namun masih terlihat kotor, lembab dan juga berbau akibat air kencing, hal ini karena kandang tidak pernah disemprot dengan air. Perawatan sapi dilakukan dengan memandikan sapi setiap hari atau paling tidak 2 hari sekali karena berpengaruh terhadap kesehatan sapi dan pengaturan sapi serta peredaran darah dalam tubuh tak terganggu sehingga produksi sapi stabil. 3) Manajemen Kelompok Masing-masing anggota memiliki kewajiban dalam pembiayaan air untuk kebutuhan peternak sapi dalam 1 tahunnya rata-rata Rp. 100.000. Listrik yang digunakan untuk memompa air hanya sebagian kecil peternak, kebanyakan listrik digunakan untuk penerangan kandang. Dalam 1 bulan rata-rata anggota peternak sapi di Desa Srigading membayar iuran litrik sebesar Rp. 2.000. Maka peternak sapi mengeluarkan biaya listrik selama 1 tahun sebesar Rp. 24.000.

69 b. Lahan Lahan tegalan peternak ditamani berbagai tanaman pangan dan tanaman hijauan. Tetapi lahan tersebut banyak ditamami tanaman pangan, sedangkan tanaman hijauan hanya ditanam dekat lahan pertanian Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul. Tanaman pangan yang ditanam antara lain padi jagung, cabe, ketela rambat, singkong, kacang tanah dan sebagainya yang dari sisa hasil tanaman tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan hijauan ternak. Tanaman hijauan yang ditanam seperti rumput kolonjono dan lamtoro, sedangkan rumput-rumputan didapat dari gulma tanaman pangan. Kepemilikan lahan tegalan yang dapat menghasilkan tanaman hijauan tersebut merupakan dorongan yang kuat untuk peternak dalam menjalankan usaha ternaknya. Karena sisa hasil tanaman pangan dapat dimanfaatkan sebagai pakan hijauan dan pinggiran lahan yang bisa menghasilkan tanaman hijauan. Hasil tanaman pangan dari tegalan peternak masih dirasa kurang bisa mencukupi kebutuhan hidup. Hasil usaha ternak sapi dapat diterima setiap hari berbeda dengan tanaman pangan didapat saat musim panen. Selain itu hasil tanaman pangan masih dirasa kurang bisa mencukupi kebutuhan hidup peternak. Untuk itu peternak mengusahakan ternak sapi agar dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan usaha ternak sapi pendapatan peternak dapat bertambah. Hasil analisis diketahui usaha ternak dapat menambah pendapatan rumah tangga peternak sebesar Rp. 70,390,381 pertahun.

70 2. Analisis Faktor Eksternal Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman dalam pengembangan agrobisnis usaha ternak sapi. Adapun faktor eksternal tersebut. a. Modal Peternak membutuhkan modal yang besar untuk kemajuan usaha ternaknya. Modal dapat digunakan untuk membeli sapi, peralatan usaha, membangun kandang, membeli pakan ternak dan lain-lain. Modal usaha ternak sapi berasal dari modal sendiri yang jumlahnya terbatas. Keterbatasan modal ini merupakan kendala untuk bisa mengembangkan usaha ternaknya. Sebagian besar peternak tidak meminjam modal kredit dari KUD maupun Pemerintah karena adanya beban bunga yang ditanggung. Keterbatasan modal terlihat dari jumlah sapi betina yang dipelihara dengan rata-rata 2 ekor tiap peternak. Selain itu pengadaan pakan komboran yang kurang bisa terpenuhi sepanjang waktu dan peralatan yang digunakan masih sederhana. Usaha ternak sapi yang berskala besar membutuhkan modal yang besar dan tidak terbatas jumlahnya. Dengan modal yang tidak terbatas peternak akan mudah dalam mengembangkan usaha ternak sapi dan pembelian sarana produksi. b. Tenaga Kerja Usaha ternak sapi membutuhkan tenaga yang banyak mulai dari mencari pakan, memberi pakan, membersihkan kandang dan memerah susu. Tenaga kerja yang digunakan peternak adalah tenaga kerja keluarga karena tenaga kerja keluarga sudah cukup untuk menjalankan usaha ternaknya. Peternak merasa menggunakan tenaga kerja luar akan menambah biaya yang dikeluarkan. Tenaga

71 kerja untuk usaha ternak sapi cukup tersedia peternak tidak harus mencari tenaga kerja luar, ketersediaan tenaga kerja yang cukup dapat memperlancar usaha ternak sapi yang dijalankan. c. Harga sapi Harga sapi sangat dipengaruhi oleh kualitas sapi tersebut dan pembeli sapi sendiri. Harga sapi dipengaruhi oleh kualitas, ukuran sapi dan jenis sapi (jantan atau betina). Semakin berkualitas dan besar ukuran sapi akan semakin tinggi pula harganya. d. Sarana transportasi Transportasi merupakan sarana penunjang untuk memperlancar pemasaran dan pengadaan sarana produksi. Jalan di Desa Srigading cukup baik dilalui kendaraan karena kondisi jalan yang cukup baik.