PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

dokumen-dokumen yang mirip
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (BALITBU Tropika)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LINGKUP PUSLITBANG HORTIKULTURA

Revisi ke 04 Tanggal : 27 November 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Revisi ke : 02 Tanggal : 15 Juli 2014

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

Revisi ke : 01 Tanggal : 15 Juli 2014

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

Revisi ke 05 Tanggal : 20 Desember 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

Revisi ke : 02 Tanggal : 15 Juli 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

Revisi ke 05 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 06 Tanggal : 31 Desember 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

RENCANA STRATEGIS (Revisi) BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

LAPORAN KINERJA (LKJ)

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Revisi ke 01 Tanggal : 17 Maret 2016

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( L A K I P ) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

BAB II RENCANA STRATEJIK

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Kepala Badan, Dr. Ir. R. Iman Santoso, M.Sc. NIP

Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 2016

Direktorat Jenderal Hortikultura I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

PROGRAM DUKUNGAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA

dalam penyusunan penganggaran sebagai suatu sistem yang mengatur proses

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

Renstra BKP5K Tahun

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018


KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

1. Pengembangan Komoditas Unggulan 2. Pengembangan Kawasan dan Sentra Produksi 3. Pengembangan Mutu Produk 4. Pengembangan Perbenihan

PENGANTAR. Ir. Suprapti

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013


SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Transkripsi:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN 2013 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

kata pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rakhmat dan karunia- Nya, akhirnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Puslitbang Hortikultura tahun 2013 dapat diselesaikan. LAKIP ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsinya sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab. Berdasarkan INPRES 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Puslitbang Hortikultura telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang berisi kinerja internal yang berfungsi sebagai koordinasi UPT di bawahnya (Balitsa di Lembang, Balitbu Tropika di Solok, Balithi di Segunung dan Balitjestro di Tlekung) selama tahun 2013 dan disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2010 2014 dengan melaksanakan 8 (delapan) sasaran strategis yang dijabarkan dari 1 (satu) kegiatan utama Puslitbang Hortikultura dengan 8 (delapan) indikator kinerja sasaran. Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat diharapkan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian LAKIP ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan. Jakarta, Januari 2014 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MS NIP. 19591010 198603 1 002 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 2

DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ii iii iv v IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 BAB I. PENDAHULUAN... 6 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 10 2.1. Visi... 10 2.2. Misi... 10 2.3. Tujuan... 11 2.4. Sasaran... 11 2.5. Sasaran Strategis... 12 2.6. Target Utama Puslitbang Hortikultura... 12 2.7. Arah Kebijakan... 13 2.8. Strategi... 13 2.9. Kegiatan dan Strategi Pendanaan... 14 2.10. Keterkaitan dengan Program Badan Litbang Pertanian... 14 2.11. Komoditas Hortikultura... 15 2.12. Sub Kegiatan... 16 2.13. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama... 17 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA... 20 3.1. Indikator Keberhasilan... 20 3.2. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja... 20 3.3. Penjelasan Memadai atas Pencapaian Kinerja... 23 3.4. Akuntabilitas Keuangan... 69 BAB IV. PENUTUP... 85 LAMPIRAN... 95 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 3

DAFTAR TABEL HALAMAN Tabel 1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2010-2014... 17 Tabel 2. Sasaran, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target TA. 2010-2014... 18 Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2013... 21 Tabel 4. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2012 dan 2013... 67 Tabel 5. Tabel 6. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah Lingkup Puslitbang Hortikultura... 72 Capaian Kegiatan Utama dan Realisasi Keuangan dalam Pencapaian Sasaran 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura... 74 Tabel 7. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2012 dan 2013 Menurut Jenis Belanja... 79 Tabel 8. Tabel 9. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Masing-Masing UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura TahunAnggaran 2012 dan 2013... 79 Rekapitulasi PNBP Tahun 2013 Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura... 81 Tabel 10. Rekapitulasi PNBP Tahun 2012 2013 Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura... 84 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 4

DAFTAR GAMBAR HALAMAN Gambar 1. Keragaan Buah Mangga Agri Gardina... 24 Gambar 2. Aksesi Durian dengan Porsi Edible > 30%... 25 Gambar 3. Penampilan CVUB Buah Keprok SoE dan Pamelo Seedless... 27 Gambar 4. TSS 1-S4/Brebes 1... 28 Gambar 5. TSS-KL 80 S3/Brebes 2... 28 Gambar 6. 25 VUB Tanaman Hias... 34 Gambar 7. Produksi Benih Sumber Buah Tropika... 37 Gambar 8. Produksi BF dan BPMT Jeruk di KP. Punten 2013... 38 Gambar 9. Proses Pengepakan PF dan BPMT untuk Didistribusikan... 38 Gambar 10. Lima Teknologi Inovativ Tanaman Sayuran... 41 Gambar 11. Gejala Penyakit, A)Busuk Batang Kuning, B) Bintik Batang C) Bercak Batang, dan D) Busuk Batang Tanaman Buah Naga.. 41 Gambar 12. Keragaan Buah Pisang pada berbagai Dosis Pupuk Kalium... 41 Gambar 13. Dua Materi Uji Perakitan Paket Teknologi Budidaya Pisang di Lokasi KP.Aripan... 42 Gambar 14. Perbaikan Teknologi Perbenihan Jeruk dan Buah Subtropika untuk menghasilkan Benih Bebas Penyakit a. Hasil pengendalian burik kusam; b. Tanaman stroberi pada perlakuan minus one; c. Bunga lengkeng mekar setelah perlakuan menggunakan KCLO3 dan KMNO4... 42 Gambar 15. Aklimatiasi tanaman stroberi a. Tanaman stroberi varietas Berastagi didalam sungkupan plastik 8 minggu setelah tanam b. Tanaman stroberi varietas Dorit tanam di lapang umur 12 minggu setelah tanam c. Stroberi varietas Rosalinda yang akan ditanam di Bedugul, Bali d. Lokasi di Lokasi pertanaman di Bedugul, Bali di dalam screen house... 42 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 5

Gambar 16. Plasma Nutfah Tanaman Sayuran... 44 Gambar 17. Aneka Plasma Nutfah Buah Tropika... 46 Gambar 18. Keragaan Hasil Explorasi Jeruk 2013... 47 Gambar 19. Keragaan Hasil Evaluasi PN Jeruk JRM 2012... 47 Gambar 20. Persentase Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA. 2013 masing-masing UK/UPT. a) sebelum revisi, b) setelah revisi c). Revisi Hibah dan Pagu Minus... 71 Gambar 21. Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA. 2013 Per Belanja... 72 Gambar 22. Grafik Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikultura TA 2013 Per UK/UPT... 76 Gambar 23. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA.2012 dan 2013 Per jenis Belanja... 78 Gambar 24. Grafik Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 Per UK/UPT... 78 Gambar 25. Grafik Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan Umum TA. 2013... 82 Gambar 26. Grafik Perbandingan Realisasi PNBP TA. 2012 dan 2013... 83 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 6

DAFTAR LAMPIRAN HALAMAN Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura... 96 Lampiran 2. Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura TA. 2013... 97 Lampiran 3. Rencana Stratejik Tahun 2010 s/d 2014... 98 Lampiran 4. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013... 102 Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan 2013... 110 Lampiran 6. Penetapan Kinerja Tahun 2013... 111 Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tingkat Eselon II Badan Litbang Pertanian... 113 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7

IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Puslitbang Hortikultura telah menetapkan Rencana Strategis 2010 2014. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, dan Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 2014. Renstra Puslitbang Hortikultura merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura selama lima tahun ke depan (2010-2014). LAKIP ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsinya sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab. LAKIP disusun secara konsisten, komprehensif, realistis dan mempunyai hubungan yang logis dengan bahan dasarnya adalah Renstra, DIPA, RKA-KL, RKT, dan PK. Puslitbang Hortikultura memiliki visi : Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal. Untuk mencapai visi tersebut Puslitbang Hortikultura memiliki misi sebagai berikut : Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura; Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya lembaga litbang hortikultura berkelas dunia, Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 8

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian menetapkan program utama pada periode 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Program utama Badan Litbang Pertanian ini dijabarkan dalam 12 kegiatan, salah satunya adalah kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura. Untuk mendukung kegiatan tersebut, pada tahun anggaran 2013 Puslitbang Hortikultura menetapkan 7 (tujuh) tujuan, 9 (sembilan) sasaran dan 8 (delapan) sasaran strategis yang selanjutnya diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Komoditas utama hortikultura terdiri dari mangga, durian jeruk, kentang, bawang merah, anggrek, dan krisan. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2013 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan. Puslitbang Hortikultura berupaya agar hasil teknologi penelitian memiliki daya saing yang tinggi. Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : 100 persen; (2) berhasil : 80 < 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 <80 persen; dan kurang berhasil : < 60 persen. Realisasi capaian kinerja Puslitbang Hortikultura sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rerata sebesar 123,06% (sangat berhasil). Sasaran stratetgis 1: Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, yaitu dihasilkannya VUB hortikultura, dengan indikator jumlah VUB hortikultura. Pada tahun 2013 target VUB yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura adalah 31, tetapi capaian realisasi belum mencapai target, yaitu 27 VUB (87,10%) dengan kategori berhasil. Hal ini dikarenakan VUB tanaman sayuran, tanaman buah tropika serta tanaman jeruk dan buah subtropika capaian realisasi tidak mencapai target, tetapi VUB tanaman hias capaian realisasinya melebihi target, yaitu 108,69% (sangat berhasil). Masing-masing VUB yang tidak mencapai target adalah sebagai berikut: capaian realisasi VUB tanaman Balitbu Tropika serta tanaman Jeruk dan Buah Subtropika masing-masing 80% (berhasil), sedangkan capaian realisasi VUB tanaman sayuran mencapai 50% (kurang berhasil). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 9

Sasaran strategis 2 : Tersedianya benih sumber, yaitu dihasilkannya benih sumber sayuran, benih sumber buah tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias bermutu tinggi, dan benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE, dengan indikator jumlah benih sumber pada tahun 2013 telah mencapai realisasi rerata melebihi target, yaitu 145,71% (sangat berhasil). Namun untuk kegiatan penyediaan benih sumber bawang merah dan sayuran potensial serta jeruk batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE capaian realisasi masih di bawah target, yaitu berturut-turut 76% (cukup berhasil) dan 10% (kurang berhasil). Sasaran strategis 3 : Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, dengan indikator kinerja jumlah teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi melebihi dari target 108,69% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan jumlah teknologi yang dihasilkan tanaman sayuran dan tanaman jeruk dan buah subtropika capaian realisasinya melebihi target, yaitu berturut-turut 125% dan 150% (sangat berhasil), sedangkan teknologi dari tanaman hias mencapai sesuai target 100% (sangat berhasil). Namun teknologi yang dihasilkan tanaman buah tropika belum mencapai target, yaitu 85% (cukup berhasil). Sasaran strategis 4 : Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura, yaitu terkelolanya sejumlah aksesi Sumberdaya Genetik Hortikultura dengan indikator jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi pada tahun 2013 secara umum telah melebihi target dengan capaian realisasi 102,24% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dari tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika dari target yang telah ditetapkan yaitu masing-masing mencapai 100%, 100,70%, 105,50% dan 118% (sangat berhasil). Sasaran strategis 5 : Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura, yaitu meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura dengan indikator kinerja yaitu jumlah diseminasi inovasi hortikultura melalui penyelenggaraan seminar, open house/field day, pameran, gelar teknologi, transfer paket teknologi, materi web, tercetaknya: jurnal hortikultura, Majalah Iptek Hortikultura, Buku Profil Buah Nusantara, dan leaflet/booklet. Pada tahun Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 10

2013 rerata realisasi capaian kinerja telah melebihi target, yaitu 126,71% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan realisasi capaian penyelenggaraan diseminasi pada umumnya target (100-500%). Sasaran strategis 6 : Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu dihasilkannya rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, dengan indikator kinerja jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura realisasi yang dicapai pada tahun 2013 telah melebihi target, yaitu 200% (sangat berhasil). Sasaran strategis 7 : Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu meningkatnya jumlah jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional, dengan indikator kinerja Jumlah Kerjasama Penelitian pada tahun 2013 telah mencapai realisasi melebihi target 113,04% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan jumlah kerjasama Balitsa melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 500% (sangat berhasil), sedangkan realisasi capaian Balitbu Tropika, Balithi dan Balitjestro sesuai target 100% (sangat berhasil), namun realisasi capaian kerjasama Puslitbang Hortikultura belum mencapai target yaitu 85,71% (berhasil). Sasaran strategis 8 : Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura, dengan indikator kinerja Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura. Pada tahun 2013 capaian realisasi dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura tidak memenuhi target, yaitu 96,30% (berhasil). Hal ini dikarenakan program dukungan dan pengembangan kawasan lokasi tanaman buah subtropika tidak mencapai target, yaitu 87,5% (berhasil). Namun capaian realisasi dukungan pemanfaatan teknologi yang diselenggarakan Puslitbang Hortikultura, Balitsa, Balithi dan Balitjestro telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu masing-masing 100% (sangat berhasil). Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Per 31 Desember 2013, anggaran Puslitbang Hortikultura telah direalisasikan sebesar Rp. 95.522.187.348 (93,41%). Rata-rata realisasi anggaran masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil di atas 93%, kecuali Puslitbang Hortikultura karena terputusnya kontrak pembangunan gedung Puslitbang Hortikultura dan akan dilanjutkan pada tahun 2014. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 11

adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura 83,90%, Balitsa 94,04%, Balitbu Tropika 98,68%, Balithi 98,76%, dan Balitjestro 96,22%. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2013 sebesar Rp. 500.845.000,-, dengan rincian untuk masingmasing UK/UPT tahun 2013 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Rp 0,-, Balitsa Rp.151.000.000,-, Balitbu Tropika Rp 153.485.000,-, Balithi Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Rp 103.895.000,-. Realisasi PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 1.393.396.440,- (278,21%), dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Rp. 13.133.000,-, Balitsa Rp. 528.584.305,-, Balitbu Tropika Rp. 420.849.798,-, Balithi Rp. 281.346.837,- dan Balitjestro Rp. 149.482.500,-. Jika dikelompokkan menurut jenis penerimaan, tercatat realisasi Rp.1.163.160.893,- (232,24% dari target Rp.500.845.000,-) terdiri dari penerimaan umum sebesar Rp 350.817.980,- (423,46%) dari target Rp. 82.845.000,-) dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 1.042.578.460,- (249,42% dari target Rp.418.000.000,-). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 12

BAB I PENDAHULUAN Peranan litbang hortikultura terhadap peningkatan kualitas produk hortikutura yaitu berupaya untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan pada tahun 2013, yaitu : (1) Perakitan varietas unggul yang diminati konsumen, (2) konservasi dan karakterisasi sumberdaya genetik, (3) penyediaan benih sumber hortikultura, serta (4) perakitan teknologi produksi hortikultura ramah lingkungan. Untuk dapat mencapai target tersebut di atas, maka peran kebun, UPBS, Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting yang diperlukan. Dengan adanya perubahan lingkungan strategis, maka diperlukan peningkatan peran serta masyarakat yang lebih luas untuk membangun sub sektor hortikultura. Pemerintah sebagai fasilitator, dinamisator, dan regulator tentu dituntut untuk melakukan restrukturisasi kelembagaannya dengan prinsip good govermance dengan tiga karakter utama, yaitu kredibilitas, akuntabilitas dan transparansi. Transparansi hanya dapat dicapai dengan melibatkan publik sebagai pengawas atas keberhasilan pelaksanaan program dan target yang telah ditetapkan. Dalam rangka tersebut, maka Puslitbang Hortkultura telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2013 sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai dengan tugas dan fungsinya. LAKIP Puslitbang Hortikultura disusun untuk dapat menggambarkan tingkat keberhasilannya selama tahun 2013, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Beberapa hasil kegiatan utama Puslitbang Hortkultura pada tahun 2013 yang telah dicapai, yaitu 1) dihasilkannya 27 VUB hortikultura; 2) tersedianya 1.963 plasma nutfah hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi; 3) Tersedianya benih sumber hortikultura yang terdiri dari:121.235 G0 kentang, 26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial, 12.300 batang buah tropika, 14.085 planlet anggrek dan tanaman hias lainnya, 492.253 stek krisan, 7.233 BF dan BPMT jeruk serta benih sumber buah subtropika, 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas hasil SE; 4) Tersedianya 26 teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan. Selain itu, telah diselenggarakan kegiatan diseminasi, dihasilkannya 6 (enam) rekomendasi kebijakan, koordinasi dan pengawalan program dukungan pengembangan kawasan hortikultura pada 29 lokasi, serta telah melaksanakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 13

26 kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri, baik institusi pemerintah maupun swasta. Sesuai peran strategisnya di dalam pembangunan subsektor hortikultura yang modern, tangguh dan berkelanjutan, diharapkan agar mampu menghasilkan teknologi yang bermanfaat dan berdaya saing bagi para stakeholder. Kerjasama antar pengguna, penghasil teknologi dan stakeholder lainnya sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura pada masa mendatang. Di dalam pelaksanaan tupoksinya akan tetap berpegang pada prinsip akuntabilitas dan kredibilitas lembaga untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi program, output, serta peningkatan kualitas SDM. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permen/OT.140/10/2110, tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas Puslitbang Hortikultura adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan hortikultura serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. Susunan organisasi lingkup Puslitbang Hortikultura seperti yang disajikan pada Lampiran 1. Sumberdaya (Manusia, Sarana-prasarana, dan Anggaran) Dengan semakin besarnya Puslitbang Hortikultura, maka diperlukan dukungan sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang sesuai akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan panjang. Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui APBN, maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri. Saat ini, Puslitbang Hortikultura dan Balai-balainya didukung oleh 613 orang pegawai dengan komposisi yang dapat di lihat pada Lampiran 2, Sesuai program Kementerian Pertanian, maka sebagai institusi penelitian dan pengembangan, dengan tugas pokok dan fungsi utama untuk melakukan penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura, maka peran pejabat fungsional, khususnya peneliti, sangat diperlukan untuk melaksanakan program tersebut. Para peneliti tergabung dalam tiga kelompok bidang disiplin ilmu, yaitu Kelompok Peneliti (Kelti) Pemuliaan dan Sumberdaya Genetik, Fisiologi dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 14

Agroekonomi, serta Hama dan Penyakit. Keragaman jabatan fungsional menurut strata pendidikan yang tersedia saat ini disajikan pada Lampiran 2. Sesuai dengan Rencana peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura pada masa yang akan datang, tentu dibutuhkan adanya dukungan tenaga peneliti dalam jumlah yang ideal, komposisi keberadaan tenaga peneliti yang tersedia, secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 2 Berdasarkan sebaran jenjang fungsional peneliti di masing-masing Balai Penelitian, jenjang fungsional peneliti menunjukkan komposisi yang beragam. Pada saat ini komposisi ideal ditemukan di Balitsa, Balithi, dan Balitjestro, sedangkan di Balitbu belum mencapai ideal mengingat belum tersedianya pejabat peneliti yang mempunyai jenjang Peneliti Utama. Secara keseluruhan komposisi peneliti menurut jabatan yang mendekati kondisi ideal sebagaimana ditunjukkan oleh rasio yang ada saat ini, dapat dilihat pada Lampiran 2. Peneliti sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan tidak dapat berlangsung optimal jika tidak didukung oleh keberadaan tenaga fungsional non-peneliti dan staf penunjang lainnya. Secara keseluruhan jumlah tenaga teknisi litkayasa yang ada di lingkup Puslitbang Hortikultura sudah memadai hal ini disebabkan karena adanya tunjangan kinerja yang menyebabkan teknisi yang semula memilih fungsional umum mengajukan fungsional litkayasa untuk meningkatkan grade. Berdasarkan kajian critical mass, perbandingan ideal antara peneliti dengan teknisi litkayasa adalah 1:3. Saat ini komposisi perbandingan peneliti dan teknisis litkayasa pada masing-masing Balai Penelitian adalah sebagai berikut: Balitsa (1 : 2), Balitbu (1 : 4), Balithi (1 : 2), dan Balitjestro (1: 2). Keragaman teknisi litkayasa menurut jenjang fungsional lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013 ditampilkan pada Lampiran 2. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa empat Balai Penelitian lingkup Puslitbang Hortikultura sudah dalam kondisi ideal. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga fungsional agar lebih profesional, beberapa peneliti dan staf lainnya telah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan jangka panjang (tugas belajar) dan pelatihan jangka pendek (pelatihan fungsional/teknis dan non teknis), secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2 Dukungan sarana dan prasarana dalam kegiatan penelitian dan pengembangan sangat diperlukan. Sarana dan prasarana dalam lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 15

Litbang dititikberatkan pada pembenahan kebun percobaan dan penyempurnaan laboratorium penelitian. Saat ini Puslitbang Hortikultura dan Balai-balainya membina dan membawahi 16 kebun percobaan yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dengan luas total 361,81 ha, sedangkan laboratorium berjumlah 21 unit, yang sebagian di antaranya telah mendapatkan akreditasi dari Penguji SNI 17025-2005. Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan di kebun percobaan dengan beragam tipe agroekosistem dan jenis tanah. Luas dan Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2013 ditampilkan pada Lampiran 3. Tidak seluruh luasan kebun percobaan digunakan untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan. Dari total luas lahan kebun percobaan, seluas 14,14% digunakan untuk kegiatan penelitian, 27% untuk penanaman koleksi plasma nutfah, 11,95% sebagai lahan produksi (termasuk untuk kerjasama), dan 10,56% untuk bangunan emplasemen kantor. Pemetaan lahan kebun sesuai peruntukannya tahun 2013 ditampilkan pada Lampiran 3. Penggunaan laboratorium sebagai sarana penelitian sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Sebagai lembaga penelitian berkelas dunia sudah sewajarnya jika semua laboratorium dapat terakreditasi dari lembaga akreditasi yang bertaraf internasional Lampiran 3,. Saat ini sebagian laboratorium di lingkungan Puslitbang Hortikultura telah mendapatkan status akreditasi, sedangkan yang belum diakreditasi masih dalam proses ke arah akreditasi. Proses akreditasi untuk laboratorium memerlukan waktu yang cukup lama. Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 16

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Renstra Puslitbang Hortikultura merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura selama lima tahun ke depan (2010-2014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Dokumen Renstra ini merupakan acuan dan arahan bagi UPT lingkup Puslitbang Hortikultura dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan hortikultura periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub-sektor terkait. Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 menyebabkan Puslitbang Hortikultura merestrukturisasi kegiatan berupa RPTP/RDHP/RKTM dalam kerangka Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-based Budgeting). Untuk itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014. 2.1. Visi Visi Puslitbang Hortikultura adalah menjadi lembaga penelitian dan pengembangan hortikultura berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura untuk mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya Lokal. 2.2. Misi Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mempunyai misi sebagai berikut : Menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovatif hortikultura berbasis sumber daya lokal mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, Menghasilkan opsi rumusan kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura; Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 17

Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian hortikultura dan pemanfaatannya secara efisien, efektif dan akuntabel untuk terwujudnya lembaga litbang hortikultura berkelas dunia, Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional melalui pola kemitraan menuju kemandirian IPTEK hortikultura. 2.3. Tujuan Menghasilkan varietas unggul baru (VUB), benih sumber bermutu tinggi, dan teknologi inovatif mendukung terwujudnya industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, Mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya genetik hortikultura, Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian unggulan melalui jaringan penelitian dan pengkajian (litkaji) dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan swasta, Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan agribisnis hortikultura, Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, Meningkatkan publisitas kelembagaan dan pelayanan informasi IPTEK hortikultura berkelas dunia. Membangun jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional. 2.4. Sasaran Sasaran dari kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya Sumberdaya Genetik, yaitu terkelolanya sejumlah aksesi sumberdaya genetik hortikultura, 2. Tersedianya inovasi hortikultura, yaitu dihasilkannya Varietas Unggul Baru komoditas hortikultura, 3. Tersedianya benih sumber, yaitu dihasilkannya benih sumber sayuran, benih sumber buah tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias bermutu tinggi, dan benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil SE, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 18

4. Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, 5. Terselenggaranya diseminasi, yaitu meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui publikasi tingkat nasional dan internasional, 6. Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu dihasilkannya rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, 7. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi sumberdaya peneliitian hortikultura 8. Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional 9. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura. 2.5. Sasaran Strategis Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan inovasi hortikultura serta mewujudkan industri hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal, maka sasaran strategis Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya Varietas Unggul Baru hortikultura, 2. Tersedianya benih sumber hortikultura, 3. Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, 4. Tersedianya sumberdaya genetik hortikultura, 5. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura, 6. Tersedianya rumusan kebijakan penelitian dan pengembangan hortikultura, 7. Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, 8. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura. 2.6. Target Utama Puslitbang Hortikultura Dalam 5 tahun ke depan (2010-2014), Puslitbang Hortikultura mempunyai beberapa target utama di berbagai bidang yaitu : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 19

1. Kentang toleran suhu tinggi dan bawang merah produksi tinggi 2. Buah tropika berbiji kecil (small seeds) buah sub tropika berbiji sedikit (seedless) manggis, durian dan jeruk 3. Tanaman Hias varietas novelty dan toleran hama penyakit utama (krisan, anggrek), 4. Benih sumber berkualitas, harga murah, tahan penyakit, dan beradaptasi dengan perubahan iklim (bawang merah, kentang, durian, manggis, jeruk, krisan dan anggrek). 2.7. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam mengimplementasikan kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut : 1. Mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan 2. Mendorong peningkatan diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor 3. Mendukung perlindungan Petani dan Usaha Pertanian 4. Meningkatkan kapasitas institusi 2.8. Strategi Litbang Hortikultura Strategi yang ditentukan dalam rangka pencapaian keluaran (output) dari kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura dalam kurun waktu 2010-2014, ialah : 1. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya genetik hortikultura, 2. Prioritasi penyediaan VUB komoditas hortikultura yang berdaya saing berbasis sumber daya lokal, 3. Prioritasi penyediaan benih sumber bermutu tinggi varietas unggul hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pengguna, 4. Penyediaan teknologi produksi dan perbenihan yang fokus komoditas dan bidang masalah, efisien serta ramah lingkungan, 5. Pengembangan inovasi hortikultura melalui pemanfaatan media komunikasi, jaringan litkaji dan kerjasama kemitraan dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan swasta dalam rangka mendukung pengembangan kawasan agribinis hortikultura, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 20

6. Analisis dan sintesis kebijakan berorientasi pada percepatan pembangunan industri hortikultura berdaya saing yang berbasis sumberdaya lokal, 7. Optimalisasi peningkatan kapasitas dan pembinaan kompetensi sumberdaya lingkup Puslitbang hortikultura, 8. Pembinaan kinerja institusi lingkup Puslitbang Hortikultura, 9. Peningkatan kapasitas teknologi informasi untuk memperluas jaringan komunikasi IPTEK, 10. Perluasan kemitraan dengan komunitas IPTEK hortikultura di tingkat nasional dan internasional. 2.9. Kegiatan dan Strategi Pendanaan Berdasarkan orientasi output dan outcome yang ingin dicapai 2010-2014, kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura di masing-masing UPT diarahkan pada dua kategori, sebagai berikut : a. Kategori I: Scientific Recognition, yaitu kegiatan penelitian upstream untuk menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan pendukung yang mempunyai muatan ilmiah, fenomenal, dan futuristik untuk mendukung peningkatan produksi komoditas prioritas. b. Kategori II: Impact Recognition, yaitu kegiatan litbang yang lebih bersifat penelitian adaptif untuk mendukung pencapaian program utama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Upaya peningkatan pendanaan di luar APBN akan dilakukan melalui peningkatan kerja sama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian baik dalam maupun luar negeri. Khusus kerjasama dalam negeri akan ditingkatkan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta dengan mengacu pada PP 35/2008 (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010). 2.10. Keterkaitan Kegiatan dengan Program Badan Litbang Pertanian Restrukturisasi program dan kegiatan merupakan upaya pemerintah untuk optimasi penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 25 tahun 2004 mengenai Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Hasil dari restrukturisasi program dan kegiatan tersebut Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 21

diimplementasikan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga (K/L) 2010-2014 (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010). Berdasarkan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan (Bappenas, 2009), setiap eselon 1 dari Kementerian/ Lembaga Negara hanya melaksanakan satu program yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian/Lembaga untuk periode 2010-2014. Selanjutnya, program yang dilaksanakan oleh eselon 1 pada Kementerian/Lembaga dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan untuk dilaksanakan oleh eselon-eselon 2 di bawahnya. Dengan demikian, program yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian diuraikan lebih lanjut dalam kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh setiap eselon 2 di bawahnya. Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, maka Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Hortikultura, mempunyai tugas sebagai pelaksana Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian. 2.11. Komoditas Hortikultura Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menetapkan dua kategori komoditas dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura berdasarkan Renstra Badan Litbang Pertanian dalam 2010-2014, yaitu : (1) Komoditas Utama, dan (2) Komoditas Potensial. Komoditas Utama merupakan komoditas prioritas penelitian dan pengembangan yang mencakup manggis, durian, jeruk, kentang, bawang merah, anggrek, dan krisan. Komoditas potensial adalah komoditas selain komoditas utama yang memiliki potensi dan peluang tinggi untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan ekspor yang mencakup: (a) sayuran (cabai, tomat, mentimun, dan sayuran daun), (b) buah tropika (pisang, mangga, alpokat, melon, dan nenas), (c) buah subtropika (lengkeng, anggur, dan strowberi), dan (d) tanaman hias (lili, mawar, anyelir, gladiol, Araceae, dan Zingiberaceae). Beberapa komoditas potensial diharapkan akan menjadi komoditas trendsetter untuk masa mendatang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 22

2.12. Subkegiatan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menghasilkan indikator kinerja atau output yang terukur dengan satuan yang spesifik untuk kurun waktu 2010-2014. Output yang dihasilkan akan merupakan bagian integratif pada outcome dari program di tingkat Badan Litbang Pertanian. Penganggaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura untuk kurun waktu 2010-2014 diusulkan berdasarkan output yang direncanakan (performance based budgeting). Kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura lebih lanjut diuraikan ke dalam subkegiatan-subkegiatan pada lingkup Puslitbang Hortikultura, yang dilaksanakan di satker Puslitbang Hortikultura, dan yang dilaksanakan di masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Balai Penelitian Tanaman Hias, dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 23

2.13. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Tabel 1. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2010-2014 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja 1. Tersedianya Varietas Unggul Baru hortikultura 2. Tersedianya benih sumber hortikultura 3. Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi hortikultura Ramah lingkungan 4. Tersedianya Sumber daya genetik hortikultura 5. Terselenggaranya diseminasi inovasi Hortikultura 6. Tersedianya Rumusan Kebijakan penelitian dan pengembangan hortikultura 7. Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura 8. Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura Jumlah VUB Hortikultura - Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial - Jumlah Benih Sumber Buah Tropika - Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias - Jumlah Benih Sumber Jeruk dan Buah Subtropika Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi Jumlah benih sumber : Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura Jumlah Kerjasama Penelitian Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura Indikator kinerja merupakan bagian yang selaras dengan sasaran yang akan dicapai dengan target per tahun selama TA 2010 2014 seperti disajikan pada Tabel 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 24

Tabel 2. Sasaran, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Target TA 2010 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan TARGET 2010 2011 2012 2013 2014 1 Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura Jumlah VUB Hortikultura VUB 18 19 25 16 13 2 Tersedianya Benih Sumber Hortikultura 3 Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan 4 Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura 5 Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Hortikultura 6 Tersedianya Rumusan Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7 Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura 8 Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Hortikultura Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial - Jumlah Benih Sumber Buah Tropika - Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias - Jumlah Benih Sumber Jeruk dan Buah Sub Tropika - Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura Jumlah Kerjasama Penelitian Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura Go Kentang 20.000 22.000 24.000 26.000 28.000 Kg Bawang merah & sayuran potensial 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 batang 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 planlet 1.800 2.400 3.100 3.700 4.000 stek 150.000 200.000 250.000 250.000 250.000 batang 2.335 3.035 4.000 5.200 6.700 planlet 100.000 500.000 500.000 500.000 500.000 teknologi 12 13 12 14 12 aksesi 1.435 1.560 1.560 1.560 1.560 seminar 7 8 8 8 open house 1 1 1 1 pameran 20 24 24 24 jurnal 4 4 4 4 rekomendasi 1 1 1 1 kerjasama 10 15 15 15 lokasi 19 20 20 20 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 25

Indikator kinerja beserta targetnya tersebut akan dijadikan sebagai indikator utama pencapaian sasaran kegiatan pada masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura. Keterkaitan antara tujuan, sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran yang tertuang dalam Renstra Puslitbang Hortikultura tahun 2010-2014 disusun dalam Form Rencana Stratejik (RS) disajikan pada Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013 telah disusun dan ditandatangani pada tahun 2012 (Lampiran 3). Selanjutnya pada Januari 2013 ditetapkan Penetapan Kinerja (PK) tanpa ada perubahan dari RKT yang telah disusun (Lampiran 4). PK merupakan kontrak kinerja antara Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan di Puslitbang Hortikultura beserta Balai- Balai Penelitiannya dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan. Sebagai evaluasi terhadap pencapaian kinerja yang telah ditetapkan, dilaksanakan pengukuran capaian kinerja dengan membandingkan antara capaian yang diperoleh dengan target yang ditetapkan mengikuti format yang telah ditetapkan (Lampiran 5). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 26

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : 100 persen; (2) berhasil : 80 < 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 <80 persen; dan kurang berhasil : < 60 persen. Realisasi kinerja yang dicapai Puslitbang Hortikultura sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 123,06% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. 3.2 HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Berdasarkan RPJM 2010 2014, Puslitbang Hortikultura mempunyai 9 (sembilan) sasaran dan 8 (delapan) sasaran strategis dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Target dan capaian untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 27

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2013 Program/ Kegiatan Prioritas Program (Badan Litbang Pertanian): Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing Kegiatan (Puslitbang Hortikultura): Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura Sasaran Strategis 1. Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura 2. Tersedianya Benih Sumber Hortikultura 3. Tersedianya Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan 4. Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura 5. Terselenggaran ya Diseminasi Inovasi Hortikultura Indikator Satuan Target Capaian Persen Jumlah VUB Hortikultura VUB 31 27 87,10 Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang, Bawang Merah dan Sayuran Potensial Bawang merah dan sayuran potensial Jumlah benih sumber buah tropika Jumlah benih sumber tanaman hias Jumlah Benih Sumber Jeruk dan Buah Subtropika Benih Batang Bawah dan Batang Atas Hasil Perbanyakan SE Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura G0 kentang 101.000 121,235 98,01 kg 35.000 26.596,93 batang 12.000 12.300 102,5 Planlet anggrek dan tanaman hias lain 3.700 14.085 360,68 Stek krisan 300.000 492,253 164,08 BF & BPMT 5.200 7.233 139 jeruk, benih sumber buah subtropika planlet 300.000 30.000 10 teknologi 24 26 108,69 aksesi 1.920 1.963 102,24 Seminar 5 13 260 Open 4 4 100 house/field day Pameran 31 42 135,48 Jurnal 6* 4 100 Leaflet/bookl 12.000 12.000 100 et (eks) Materi web 12 12 100 Gelar teknologi Majalah Iptek 1 2 200 400 400 100 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 28

6. Tersedianya Jumlah Rekomendasi Rumusan Kebijakan litbang Hortikultura Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 7. Terwujudnya Kerjasama Bidang Hortikultura 8. Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Hortikultura Hortikultura (eks) Buku Profil 300 300 100 Buah Nusantara (eks) Promosi TV 4 6 150 (kali) Diseminasi teknologi ke BPTP (paket) 1 1 100 rekomendasi 3 6 200 Jumlah Kerjasama Penelitian kerjasama 23 26 113,04 Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura lokasi 27 26 96,30 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 29

3.3 PENJELASAN MEMADAI ATAS PENCAPAIAN KINERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2013 Puslitbang Hortikultura dapat dijelaskan sebagai berikut : Sasaran Strategis 1 : Tersedianya Varietas Unggul Baru Hortikultura yaitu dihasilkannya Varietas Unggul Baru (VUB) komoditas hortikultura Untuk mencapai sasaran strategis pertama tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah VUB Hortikultura. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah VUB Hortikultura 31 27 87,10 Terdiri dari: - VUB sayuran 4 2 50 - VUB buah tropika 2 2 CVUB 80 - VUB tanaman hias 23 25 108,69 - VUB jeruk dan buah subtropika 2 2 VUB 80 Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis pertama dengan indikator jumlah VUB hortikultura pada tahun 2013 telah dihasilkan 27 VUB hortikultura dari target 31 VUB dengan capaian realisasi tidak memenuhi target, yaitu 87,10% (berhasil). Tidak tercapainya target VUB Hortikultura disebabkan oleh : A) Realisasi VUB tanaman sayuran mencapai 50% (kurang berhasil). Hanya diperoleh 2 VUB sayuran dari 4 VUB sayuran yang ditargetkan, hal ini disebabkan karena tiga genotipe/klon yaitu CIP-394614.117, CIP 391846.5 & CIP-397073.7 statusnya telah diuji keunggulannya di dataran medium pada musim hujan, namun pengujian musim kemarau mengalami kegagalan karena kekeringan dan pola musim yang mengalami perubahan sehingga endemik penyakit bakteri yang tidak dapat diatasi; B) Capaian VUB realisasi buah tropika mencapai 80% Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 30

(berhasil) hal ini disebabkan karena dari 2 (dua) VUB buah tropika yang ditargetkan diperoleh 2 calon varietas unggul baru (CVUB) yang saat ini dalam proses pendaftaran menjadi VUB yaitu durian Kalumpang Sijunjung dan mangga Agri Gardina 45. Naskah pendaftaran durian telah dievaluasi namun ada perbaikan yaitu varietas pembanding harus memakai varietas yang telah dilepas yang berasal dari Sumatera Barat dengan alasan karena durian bersifat spesifik lokasi. Durian ini dieksplorasi mulai tahun 2011, kemudian terus dievaluasi sampai tahun 2013 dalam proses pendaftaran VUB. Pada tahun 2013 juga telah diperoleh 1 CVUB mangga yang diusulkan dengan nama Agri Gardina 45. Saat ini CVUB tersebut masih dalam proses pendaftaran dan pelepasan varietas. Keunggulan dari varietas ini adalah rasa manis, warna kulit buah merah kekuningan, tajuk tanaman rendah yaitu ± 3 m, tanaman genjah (umur 3 tahun berbuah), umur panen genjah (90-100 hari setalah bunga mekar) dan produksi tinggi (25-30 kg/pohon/tahun) (Gambar 1). Pada aksesi durian diketahui mempunyai keunggulan porsi buah yang dapat dimakan > 30%, rasa manis, pulen, serat rendah dan berwarna kuning (Gambar 2). Gambar 1. Keragaan buah mangga Agri Gardina 45 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 31

Dairi.SU.002A.2013 Bjnra-001 Bjnra-012 BK.Sgu.005-2013 BK.Sgu.004-2013 BK.Sgu.006-2013 Lb-Trk 02 Lb-Trk 04 Lb-Trk 06 Gambar 2. Aksesi durian dengan porsi edible >30% Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 32

C) Capaian realisasi VUB tanaman jeruk dan buah subtropika berdasarkan indikator jumlah VUB yang ditargetkan pada tahun 2013 menghasilkan 2 (dua) VUB, belum tercapai sepenuhnya dengan realisasi capaian sebesar 80% (berhasil). VUB tersebut yaitu jeruk keprok SoE dan jeruk Pamelo dengan sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik. Hasil evaluasi sampai akhir tahun 2013 menyimpulkan bahwa meskipun kedua VUB telah memiliki karakter unggul sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik (Gambar 3), tetapi karakter yang dimiliki oleh kedua VUB tersebut belum stabil, sehingga masih diperlukan evaluasi lanjutan. Sebagai tindak lanjut dari permasalahan ini, pada tanggal 16-17 Desember 2013 di Bogor. Puslitbang Hortikultura telah menyelenggarakan diskusi mengenai Refocusing Kegiatan Penelitian Perakitan Varietas Jeruk, hasil diskusi menyarankan tindak lanjut dan langkah efektif agar capaian target dapat segera terealisasi, yaitu: dalam program pemuliaan seedless perlu difokuskan pada upaya memastikan mekanisme seedlesness pada kasus pemuliaan jeruk, dengan tujuan agar segera mendapatkan solid mutant yang stabil. Seedlesness disebabkan oleh beberapa faktor reproductive cycle yang kegagalannya mengakibatkan seedlessness : 1) parthenocarpi alami; male/female sterility; 2) self-incompatibility; 3) anther dari bunga yang sarna tidak dapat menyerbuki kepala putik, sedangkan dari pohon yang lain dapat menyerbuki putik; 4) aborsi embryosach; 5) induced mutation yang mengakibatkan pollen tidak viable; 6) aplikasi zpt; auksin GA3; 7) poliploidi; triploid; endosperm, embryo rescue tanaman seedless, fusi/persilangan diploid dan tetraploid. Sebagai contoh diilustrasikan kasus di Mesir, dimana mutasi diinduksi dengan oryzalin 30-50 um 2-3 hari repeat 5 kali pada tunas muda (embryogenic). Dengan asumsi meristem terdiri dari sekitar 200 sel, (100 urn), maka diharapkan mampu menghasilkan 200 tanaman, one cell one plant. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 33

Gambar 3. Penampilan CVUB buah Keprok SoE dan Pamelo Seedless Adapun 27 VUB yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : VUB Sayuran 1) TSS 1-S4/Brebes 1. Keunggulan: hasil umbi 20-21 t/ha, toleran terhadap penyakit alternaria porii, susut bobot umbi 18-19%, daya simpan umbi 4-6 bulan pada suhu 27 C, kebutuhan benih per hektar 2 kg dengan daya berkecambah benih 80%. Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes (pada ketinggian 4-600 m dpl. Dapat ditanam di luar musim (Mei- Agustus) (Gambar 4). 2) TSS-KL 80 S3/Brebes 2. Keunggulan: hasil umbi 14-23 t/ha, toleran terhadap curah hujan tinggi, beradaptasi luas (18 m 1200 m dpl.) daya simpan umbi 4 bulan pada suhu 27 C, kebutuhan benih per hektar 1-2 kg. Wilayah adaptasi Tegal dan Brebes (pada ketinggian 4-600 m dpl. Dapat ditanam di luar musim (Mei-Agustus) (Gambar 5). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 34

Gambar 4. TSS 1-S4/Brebes 1 Gambar 5. TSS-KL 80 S3/Brebes 2 VUB Tanaman Hias Tanaman hias menghasilkan sebanyak 25 (dua puluh lima) VUB (Gambar 6) terdiri dari : 3 (tiga) VUB anggrek Phalaenopsis tipe standar, 2 (dua) VUB anggrek Phalaenopsis tipe multiflora, 1 (satu) VUB anggrek Dendrobium, 2 (dua) varietas krisan pot, 5 (lima) varietas krisan tipe spray, 7 (tujuh) varietas krisan mutan, dan 5 (lima) varietas Anyelir Keunggulan dari 25 (dua puluh lima) tanaman hias tersebut adalah sebagai berikut : 1. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Larasati. Bentuk bunga bulat; arah menghadap bunga segala arah; corak bunga bergaris dan berbintik; warna tugu Purple (Violet groups 76B Royal Hort. Colour Chart), splas violet (Violet groups 87D Royal Hort. Colour Chart); jumlah bunga mekar 14 18kuntum; lama kesegaranbunga3 4 bulan. Tipe multiflora bunga besar dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah 2. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Pratiwi. Bentuk bunga bulat; arah menghadap bunga dua arah; corak bunga bergaris dan berbintik; warna tugu Purple violet (Violet groups 81B Royal Hort. Colour Chart) warna garis dan bintik pada sepal lateral dan petal tajam, tipe standard dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah. 3. Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Respati. Bentuk bunga bulat; arah menghadap bunga segala arah; corak bunga bergaris dan berbintik; Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 35

warna tugu Purple (Violet groups 76B Royal Hort. Colour Chart), splas violet (Violet groups 87D Royal Hort. Colour Chart); jumlahbungamekar 14 18kuntum; lama kesegaran bunga3 4 bulan. Tipe multiflora bunga besar dan jumlah kuntum bunga banyak. Susunan bunga berderet rata dan rapih jika diletakan di atas meja akan sangat indah 4. Anggrek Phal. Multiflora varietas Atminda, lama kesegaran bunga 3-4 bulan; hasil bunga 2-3 spike / tanaman / tahun; Jumlah kuntum bunga 7 12 / tangkai; beradaptasi baik di dataran ketinggian 1.000 m dpl 5. Anggrek Phal. Multiflora varietas Abbrittyas, lama kesegaran bunga 3-4 bulan; hasil bunga 2-3 spike / tanaman / tahun; Jumlah kuntum bunga 18-20/tangkai; beradaptasi baik di dataran ketinggian 600 1.400 m dpl. 6. Anggrek Dendrobium varietas Syifa. Bentuk bunga bintang; arah menghadap bunga dua arah; warna tugu Hijau kekuningan (Yellow green group 145D); jumlah bunga mekar 6-9 kuntum; lama kesegaran bunga 1,5-2 bulan. Ukuran bunga dan warna bunga; Adaptif di dataran rendah sampai dataran tinggi. 7. Krisan pot varietas Aiko. Tinggi tanaman 24,5 27,5 cm; Tipe bunga spray; Bentuk bunga ganda; Jumlah bunga 7-23 kuntum per tangkai; Warna bunga pita Greyed orange group 175 B; warna bunga tabung Yellow green group 153 C. Respon time 50-60 hari setelah periode hari panjang; dapat dibudidayakan tanpa menggunakan alat, bentuk bunga ganda dengan warna kuntum bunga merah, jumlah kuntum bunga yang banyak; beradaptasi baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. 8. Krisan pot varietas Avanthe. Tinggi tanaman 17,8-26 cm; Tipe bunga pot; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 4-5 kuntum; Warna bunga ungu respon time 56-65 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700 1.200 m dpl. 9. Krisan tipe spray varietas Solinda Pelangi. Tinggi tanaman 130,0-134,5 cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8-12 kuntum; Warna bunga putih. lama kesegaran bunga 14-17 hari; respon time 55-65 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700 1.200 m dpl Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 36

10. Krisan tipe spray varietas Arosuka Pelangi. Tinggi tanaman 121,5-128,5 cm; Tipe bunga spray; Jumlah bunga 14-17 kuntum; Warna bunga kuning lama kesegaran bunga 14-17 hari; respon time 56-61 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700 1.200 m dpl 11. Krisan tipe spray varietas Sabiya. Tinggi tanaman 130,0-134,5 cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8-12 kuntum; Warna bunga kuning lama kesegaran bunga 14-17 hari; respon time 55-65 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700 1.200 m dpl 12. Krisan tipe spray varietas Awanis. Tinggi tanaman 100,0 107,0 cm; Tipe bunga spray; Bentuk ganda; Jumlah bunga 8-10 kuntum; Warna bunga putih; warna bunga tabung Yellow Green Group RHS Colour Chart 154 A. Lama kesegaran bunga 18-21 hari; respon time 57-64 hari setelah periode hari panjang; beradaptasi baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. 13. Krisan tipe spray varietas Erika, Tinggi tanaman 113,5 126,5 cm; Tipe bunga standar; Bentuk dekoratif; Jumlah bulama kesegaran bunga 16-20 hari; respon time 49-55 hari setelah periode hari panjang; bentuk bunga dekoratif standar dengan warna kuntum bunga ungu muda, ukuran bunga yang relative besar dan agak tahan terhadap penyakit karat; beradaptasi baik pada ketinggian 700-1200 m dpl nga 1 kuntum; Warna bunga Red Purple Group RHS Color Chrat 75 D. 14. Krisan Mutan varietas Jayani. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna bunga putih. Respon time 9-10 minggu setelah periode hari panjang; Batang besar dan kekar untuk menunjang ukuran bunga yang besar. Ketahanan segar dalam vas yang relatif lama. 15. Krisan Mutan varietas Pinka Pinky. Tinggi tanaman 100-110 cm; tipe bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna bunga pink. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang; Bunga berukuran besar yang ditopang oleh batang yang tebal; Ketahanan segar bunga potong relatif lama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 37

16. Krisan Mutan varietas Dwimahyani. Tinggi tanaman 100-110 cm; tipebunga spray; Bentuk bunga tunggal; Jumlah bunga 9-15 kuntum per tangkai; Warna bunga pita pink dan oranye; warna bunga tabung hijau. Respon time 8-8,5 minggu setelah periode hari panjang; Tangkai bunga terminal yang pendek sehingga kuntum bunga menandan membentuk kubah yang kompak. 17. Krisan Mutan varietas Hartuti. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipebunga spray; Bentuk bunga tunggal; Jumlah bunga 16-22 kuntum per tangkai; Warna bunga pita pink; warna bunga tabung hijau. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang; Pertumbuhan sangat cepat, batangnya sangat kuat dengan daun yang agak tebal untuk menunjang diameter bunga yang besar. 18. Krisan Mutan varietas Suciyono. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna bunga pita putih. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang; Batang kuat untuk mendukung ukuran bunga dan cakram bunga yang besar. Kuntum bunga padat dan masif sehingga bunga pita tidak mudah gugur. Ketahanan segar dalam vas yang lebih lama. 19. Krisan Mutan varietas Pinkana. Tinggi tanaman 110-120 cm; tipe bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah bunga 15-22 kuntum per tangkai; Warna bunga pita violet kemerahan; warna bunga tabung hijau. Respon time 9-10 minggu setelah periode hari panjang; Batangnya sangat kuat dengan daun yang agak tebal untuk menunjang jumlah kuntum bunga yang banyak. 20. Krisan Mutan varietas Marina. Tinggi tanaman 90-110 cm; tipe bunga standar; Bentuk bunga dekoratif; Jumlah bunga 1 kuntum; Warna bunga putih. Respon time 8-9 minggu setelah periode hari panjang; Kuntum bunga padat dan masif yang ditopang oleh batang yang kuat dan memiliki ketahanan segar yang lebih lama. 21. Anyelir varietas Laras. Tinggi tanaman 37-40 cm; Tipe bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 10-11 helai; Warna bunga merah lama kesegaran bunga 10-12 hari; umur tanaman 30-36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700-1500 m dpl Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 38

22. Anyelir varietas Aruna. Tinggi tanaman 36-51 cm; Tipe bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 15-23 helai; Warna bunga merah tua lama kesegaran bunga 9-12 hari; umur tanaman 30-36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 1.500 m dpl 23. Anyelir varietas Belani. Tinggi tanaman 35-47 cm; Tipe bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 10-14 helai; Warna bunga ungu merah lama kesegaran bunga 10-11 hari; umur tanaman 30-36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 1.500 m dpl 24. Anyelir varietas Bintari. Tinggi tanaman 41-44 cm; Tipe bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 13-19 helai; Warna bunga merah lama kesegaran bunga 10-11 hari; umur tanaman 30-36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 1.500 m dpl 25. Anyelir varietas Laksmi, Tinggi tanaman 31-35 cm; Tipe bunga spray; Bentuk bunga semi ganda; Jumlah petal 13-15 helai; Warna bunga merah ungu lama kesegaran bunga 10-12 hari; umur tanaman 30-36 hari; beradaptasi baik pada ketinggian 700 1.500 m dpl. Standar Var. Ayu Larasati Standar Var. Ayu Pratiwi Standar Var. Ayu Respati Anggrek Phal. Multiflora Var. Atmindra Anggrek Phal. Multiflora Var. Abrittyas Anggrek Dendrobium Var. Syifa Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 39

Krisan Pot Var. Aiko Krisan Pot Var. Avanthe Krisan tipe Spray Var. Solinda Pelangi Krisan tipe Spray Var.Arosuka Pelangi Krisan tipe Spray Var.Sabiya Krisan tipe Spray Var.Awanis Krisan tipe Spray Var.Erika Krisan Mutan Var. Jayani Krisan Mutan Var. Dwimahyani Krisan Mutan Var. Pinka Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 40

Krisan Mutan Var. Pinkana Krisan Mutan Var. Marina Aruna Belani Bintari Laras Laksmi Gambar 6. 25 VUB Tanaman Hias Sasaran Strategis 2 : Tersedianya benih sumber hortikultura, yaitu dihasilkannya benih sumber (G0) kentang, bawang merah dan sayuran potensial, benih sumber buah tropika dan subtropika, benih sumber tanaman hias, dan benih jeruk batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 41

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu jumlah benih sumber. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja digambarkan sebagai berikut : Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang Jumlah Benih Sumber Bawang Merah dan Sayuran Potensial (kg) Jumlah Benih Sumber Buah Tropika, Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias, Jumlah benih sumber jeruk dan buah subtropika Jumlah benih batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE 101.000 G0 kentang 35.000 kg 26.596,93 121.235 98,01 12.000 batang 12.300 102,5 3.700 planlet 300.000 stek 5.200 BF & BPMT jeruk 14.085 492.253 380,68 164,08 7.233 139 300.000 planlet 30.000 10 Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 2 dengan indikator jumlah benih sumber hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 mencapai realisasi rata-rata 145,71% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian target realisasi benih sumber ini dikarenakan telah dikuasainya teknik produksi benih sumber yang mengacu pada DOKSISTU SMM UPBS yang dikelompokkan menjadi 4 jenis dokumen (panduan mutu, prosedur kerja, instruksi kerja dan formulir/catatan). Dokumen tersebuat telah mendapat sertifikasi dari Lembaga Sertifikat Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (LSSMBTPH) yang dikeluarkan oleh PT. Mutu Agung Lestari (Mall) serta meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kondisi lingkungan yang mendukung produksi benih. Secara bertahap UPBS-Puslitbang Hortikultura juga telah mampu melayani permintaan konsumen dengan mendistribusikan benih sumber hortikultura secara tepat jenis, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat tempat serta berupaya melakukan transparansi keuangan sehingga memenuhi prinsip accountable. Keberhasilan pencapaian target Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 42

didukung juga oleh koordinasi dengan pihak-pihak terkait misalnya BPSB yang telah memberi kemudahan dalam proses pelabelan benih dan untuk memenuhi kebutuhan industri florikultura yang sangat tinggi. Benih sumber yang dihasilkan hampir semua melebihi dari target 100%, bahkan ada yang melebihi jauh dari target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan sampai 380,68%, yaitu pada penyediaan benih sumber tanaman hias menghasilkan 14.085 dari target 3.700 planlet. Realisasi capaian benih sumber tanaman hias stek krisan 492.253 stek, 164,08% (sangat berhasil), melebihi target yang ditetapkan 300.000 stek. Untuk realisasi capaian benih sumber jeruk dan buah subtropika 7.233 BF & BPMT jeruk mencapai 139% (sangat berhasil) melebihi target yaitu 5.200 BF & BPMT. Realisasi capaian benih sumber buah tropika juga melebihi target 12.300 batang, 102,5% (sangat berhasil), dari target 12.000 batang. Namun realisasi capaian benih sumber tanaman sayuran berdasarkan indikator keberhasilan mencapai 98,01% (berhasil), terdiri dari 121.235 kg benih sumber G0 kentang dari target 101.000 kg G0 kentang dan realisasi capaian benih sumber bawang merah dan sayuran potensial 26.596,93 kg dari target 35.000 kg. Target produksi benih sumber tidak tercapai dikarenakan jumlah benih inti/ benih sumber sebagai bahan perbanyakan benih terbatas. Jumlah benih sumber/benih inti yang tersedia hanya cukup untuk memproduksi benih di lingkup Puslitbang Hortikultura sehingga terjadi kekurangan benih sumber/benih inti untuk mendukung produksi benih melalui kemitraan. Oleh karena diharapkan teknologi produksi/perbanyakan benih inti bermutu yang dapat memproduksi dalam jumlah banyak dan cepat, salah satunya dengan teknologi somatik embriogenesis. Keterbatasan dalam memprediksi musim yang berkepanjangan juga menjadi kendala sehingga ada beberapa varietas yang tidak tumbuh optimal. Hal ini juga disebabkan mekanisme kemitraan yang kurang efektif sehingga perlu tinjauan ulang, perbaikan dan penyempurnaan mekanisme kemitraan. Selanjutnya, untuk kegiatan penyediaan benih batang bawah dan batang atas jeruk hasil perbanyakan SE hanya mencapai 10% (kurang berhasil). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 43

Penyebab kurang berhasilnya produksi benih batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE karena mengalami hyperhydricity sehingga terjadi kematian embrio masal pada proses maturasi yang dilakukan di media cair. Benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2013 tersebut adalah: 1) 121.235 G0 kentang; 2) 26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial; 3) 12.300 batang benih sumber dari 2 varietas manggis Ratu Tembilahan dan Ratu Kamang (1.500 batang), 2 varietas mangga (5.000 batang), 14 varietas durian (3.200 batang), 3 varietas alpukat (600 batang), dan 1 varietas sirsak ratu (2.000 batang); 4) 14.085 planlet anggrek dan tanaman hias lain; 5) 492.253 stek krisan; 6) 7.233 benih sumber jeruk dan buah subtropika dengan rincian kelas benih Blok Fondasi sebanyak 501 pohon dan kelas benih Blok Penggandaan Mata Tempel sebanyak 6.732 pohon dan telah didistribusikan kepada pemesan instansi pemerintah maupun swasta; dan 7) 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas jeruk hasil perbanyakan SE. Gambar 7. Produksi benih sumber buah tropika Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 44

Gambar 8. Produksi BF dan BPMT Jeruk di KP. Punten 2013 Gambar 9. Proses pengepakan BF dan BPMT untuk didistribusikan Sasaran Strategis 3 : Tersedianya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan, yaitu dihasilkannya teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 45

Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan 24 26 108,69 Terdiri dari : - Teknologi sayuran 4 5 125 - Teknologi buah tropika 5 4 85 - Teknologi tanaman hias 11 11 100 - Teknologi jeruk dan buah subtropika 4 6 150 Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 3 dengan indikator kinerja Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan yang telah ditargetkan pada tahun 2013 capaian realisasi telah melebihi target sebesar 108,69% (sangat berhasil). Namun untuk teknolgi buah tropika capaian realisasi teknologi belum mencapai target, yaitu 85% (berhasil) hal ini disebabkan karena: Teknologi Pemupukan Kalsium dan Boron Untuk Meningkatkan Produksi dan Kualitas Buah Manggis belum memperoleh hasil secara maksimal melalui kegiatan peningkatan produktivitas dan kualitas buah manggis di lokasi pengembangan kawasan manggis. Target peningkatan produksi sebesar 25% belum tercapai karena panen raya di lokasi penelitian belum terjadi. Perkiraan panen raya terjadi pada akhir Pebruari 2014. Adapun teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut. 1) Biopestisida Untuk Mengendalikan OPT Tanah pada Komoditas Kentang 2) Teknologi Pengendalian Penyakit Virus Kuning pada Cabai Merah. 3) Teknologi Budidaya Bawang Merah Menggunakan TSS (True Shallot Seed) di Dataran Tinggi 4) Teknik Produksi Benih TSS Yang Efisien Dari Segi Kualitas dan Kuantitas di Dataran Tinggi 5) Teknik Produksi Umbi Mini Asal Benih TSS di Dataran Rendah 6) Teknologi untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Produksi Mangga Sebesar 15% Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 46

7) Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Busuk Batang Buah Naga dengan Fungisida 8) Teknologi Perbanyakan Durian dan Manggis Secara Massal melalui Teknik Embriogenesis Somatik 9) Teknologi Budidaya Pisang dengan Memanfaatkan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman 10) Teknologi Optimasi Kultur Meristem untuk Perbanyakan Masalah pada Anggrek Phalaenopsis 11) Teknologi perbanyakan anggrek Vanda secara in vitro 12) Teknologi budidaya Krisan Hemat Sumber Daya 13) Teknologi budidaya Leather Leaf 14) Teknologi responvarietas krisan terhadap pemberian pupuk P 15) Teknologi Perbanyakan Masal Gerbera 16) Teknologi pengendalian bakteri busuk lunak pada Anggrek Phalaenopsis 17) Teknologi pengendalian CyMV pada anggrek Dendrobium 18) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Cendawan Antagonis pada Tanaman Krisan 19) Teknologi pengendalian hama pengorok daun dengan insektisida nabati pada tanaman krisan 20) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Inducer untuk Ketahanan Tanaman Krisan 21) Teknologi Meningkatkan Rasa Manis Buah Jeruk Keprok 22) Teknologi Menguningkan Kulit Buah Jeruk Keprok 23) Teknologi Memuluskan Kulit Buah Jeruk Keprok dari Serangan Penyebab Burik Kusam 24) Teknologi Pemacuan Pembungaan dan Pembuahan Lengkeng 25) Teknologi Produksi Benih Stroberi Melalui Kultur Meristem 26) Teknologi Protein Rekombinan untuk Memproduksi Protein Bakteri Penyebab Penyakit Huanglongbing (HLB=CVPD), Sebagai Materi Imunogen Dalam Pembuatan Antiserum Poliklonal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 47

Biopestisida Pengendalian virus kuning Umbi asal TSS Perendaman BAP 37,5 ppm Medium tanam TSS Gambar 10. Lima teknologi inovativ tanaman sayuran A B C D Gambar 11. Gejala penyakit, A) Busuk Batang Kuning, B) Bintik Batang, C) Bercak Batang, dan D) Busuk Batang tanaman buah naga 600 400 200 0 Gambar 12. Keragaan buah pisang pada berbagai dosis pupuk Kalium Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 48

A B Gambar 13. Dua materi uji perakitan paket teknologi budidaya pisang di lokasi KP. Aripan a b Gambar 14. Perbaikan Teknologi Perbenihan Jeruk dan Buah Subtropika untuk menghasilkan Benih Bebas Penyakit a. Hasil pengendalian burik kusam; b. Tanaman stroberi pada perlakuan minus one; c. Bunga lengkeng mekar setelah perlakuan menggunakan KCLO3 dan KMNO4 c Gambar 15. Aklimatiasi tanaman stroberi a. Tanaman stroberi varietas Berastagi didalam sungkupan plastik 8 minggu setelah tanam b. Tanaman stroberi varietas Dorit tanam di lapang umur 12 minggu setelah tanam c. Stroberi varietas Rosalinda yang akan ditanam di Bedugul, Bali d. Lokasi d. Lokasi pertanaman di Bedugul, Bali di dalam screen house Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 49

Sasaran strategis 4 : Tersedianya Sumberdaya Genetik Hortikultura, yaitu terkelolanya sejumlah aksesi sumberdaya genetik hortikultura Untuk mencapai sasaran strategis ke empat, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura Yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi. Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang Terkonservasi dan Terkarakterisasi 1.920 aksesi 1.963 aksesi 102,24 Terdiri dari : - SDG sayuran 200 200 100 - SDG buah tropika 1.400 1.410 100,70 - SDG tanaman hias 200 211 105,50 - SDG jeruk dan buah subtropika 120 142 118 Berdasarkan indikator kinerja sasaran strategis 4 dengan indikator Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi capaian realisasi telah melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu 102,24% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan capaian realisasi sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dari tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika melebihi dari target yang telah ditetapkan berturut-turut 100,70; 105,50 dan 118%, sedangkan capaian realisasi sumberdaya genetik hortikultura tanaman sayuran sesuai dengan target 100%. Sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 sejumlah 1.963 aksesi yang dihasilkan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 50

1. Melalui kegiatan eksplorasi plasma nutfah tanaman sayuran (Gambar 16) telah didapat 19 komoditas dengan total 50 nomor aksesi sayuran meliputi bawang merah 2 aksesi, bayam cabut 2 aksesi, cabai rawit 8 aksesi, kacang panjang 5 aksesi, caisim 2 aksesi, kecipir 1 aksesi, koro 1 aksesi, terung 7 aksesi, mentimun 1 aksesi, tomat 6 aksesi, paria 1 aksesi, wortel 1 aksesi, bawang daun 4 aksesi, gambas 2 aksesi, labu siam 1 aksesi, kacang tunggak 1 aksesi, kacang merah 1 aksesi, cabai gendot 1 aksesi, katuk 1 aksesi dan okra 3 aksesi. Disamping hasil eksplorasi tersebut telah dilakukan karakterisasi koleksi plasma nutfah sayuran meliputi 3 komoditas dengan total 94 nomor aksesi sayuran yaitu rawit 42 aksesi, kecipir 12 aksesi dan terung 40 aksesi. Pada tahun 2013 juga telah dilakukan rejuvinasi 8 komoditas dengan total 56 nomor aksesi sayuran meliputi bawang merah 12 aksesi, cabai rawit 10 aksesi, kacang panjang 5 aksesi, koro 2 aksesi, terung 10 aksesi, tomat 5 aksesi, kentang 10 aksesi dan gambas 2 aksesi. Cabai rawit Terung Kecipir Cabai gendot Gambar 16. Plasma Nutfah Tanaman Sayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 51

2. Pengelolaan plasma nutfah tanaman buah tropika (Gambar 17) telah terkonservasi dan terkaraterisasi sebanyak 1.410 aksesi termasuk dalam kategori sangat berhasil (100,7%) dari target 1.400 aksesi. Sumberdaya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi berjumlah 1.410 aksesi tersebut terdiri dari 39 komoditas (salak 426 aksesi, nenas 291 aksesi, mangga 259 aksesi, pisang 131 aksesi, durian 71 aksesi, rambutan dan manggis masing-masing 47 aksesi, belimbing 22 aksesi, jambu biji 20 aksesi, alpukat 18 aksesi, sawo 13 aksesi, semangka 9 aksesi, jambu air 8 aksesi, melon 6 aksesi, genitu 5 aksesi, kesemek dan pepaya masing-masing 4 aksesi, biwa 3 aksesi, jambu bol 3 aksesi, mundu, duwet dan namnam masing-masing 2 aksesi, alkesa, abiu, bencoi, bisbul, blighia sapadi, dewandaru, harendong leuweung, karamunting, karendang, markisa, marang, matoa, malaka, sawo kecik masing-masing 1 aksesi) yang dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan plasma nutfah tanaman buah tropika. Aksesi lain yang telah dilengkapi datanya adalah mangga, nenas, salak dan durian. Meskipun demikian masih terdapat kendala dalam pengelolaannya karena beberapa aksesi belum berbuah/belum masuk fase generatif, ada yang tidak berbuah, buah hilang atau dicuri, dan beberapa aksesi hanya melengkapi karakter yang sudah ada sehingga data yang diperoleh belum maksimal. Kendala lainnya adalah perubahan iklim, menyebabkan beberapa komoditas sampai bulan Desember 2013 buahnya belum panen/panen dengan buah yang sangat sedikit. Fenomena ini terjadi KP. Subang, dimana beberapa komoditas belum panen (durian, rambutan dan buah lainnya). Demikian juga di KP. Cukurgondang, tidak semua aksesi mangga berbuah dan beberapa aksesi buahnya sangat sedikit. Jambu air Jambu bol Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 52

Nenas Alpukat Karamunting Nena Alkesa Nagasari Duwet hitam Bisbol Gambar 17. Aneka plasma nutfah buah tropika Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 53

3. Pengelolaan plasma nutfah tanaman hias berjumlah 211 aksesi dengan capaian realisasi 105,50% (sangat berhasil), hal ini melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu 200 aksesi. Tanaman hias juga mempunyai tambahan 220 aksesi plasma nutfah, yaitu aksesi koleksi, data karakterisasi dan aksesi terkonservasi Plasma Nutfah (PN) 119 Anggrek (Phalaenopsis, Dendrobium, Vanda, Paphiopedilum, Cymbidium, and Oncidium); 42 varietas Balithi (Spathoglottis, mawar, krisan, anyelir,lili); 14 tanaman hias subtropis (mawar, krisan dan gerbera); 39 tanaman hias tropis (heliconia, aglaonema, anthurium, melati); 6 tanaman hias lain (puring dan amarilis);dan tersedianya 1 paket dokumen data base plasma nutfah anggrek dan tanaman hias lain dalam bentuk katalog, leaflet, CD dan lain-lain. 4. Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi pada tanaman jeruk dan buah subtropika telah mencapai 142 aksesi (118%), terdiri dari 112 aksesi plasma nutfah jeruk (Pamelo, Manis, Keprok, Siam, Batang bawah dan batang atas Biofarmaka) dan terkarakterisasi sebanyak 20 aksesi jeruk (Keprok, Manis, Siam dan Biofarmaka) dan 10 asesi buah subtropika. Sumberdaya Genetik Hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi ini melebihi target yang ditetapkan, yaitu 120 aksesi. Gambar 18. Keragaan hasil explorasi jeruk 2013 Gambar 18. Keragaan Hasil Explorasi jeruk 2013 Gambar 19. Keragaan hasil evaluasi PN Jeruk JRM2012 Gambar 19. Keragaan Hasil Evaluasi PN Jeruk JRM 2012 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 54

Sasaran 5 : Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura, yaitu meningkatnya penyebaran hasil-hasil penelitian unggulan hortikultura melalui seminar, open house/wisata petik jeruk, pameran, publikasi cetak dan elektronik ditingkat nasional maupun internasional. Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura yang terdiri dari seminar, open house, pameran, gelar teknologi, publikasi cetak dan elektronik. Berdasarkan indikator kinerja sasaran 5 indikator kinerja yaitu Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura pada tahun 2013 secara umum telah mencapai realisasi lebih dari target, yaitu 126,71% (sangat berhasil). Hal ini didukung dari pelaksanaan kegiatan diseminasi dimana realisasi capaiannya melebihi target yaitu penyelenggaraan seminar 260%, pameran 135,48%, gelar teknologi 200% dan promosi inovasi melalui meteri web 150%. Sedangkan kegiatan diseminasi dimana capaian realisasinya sesuai dengan taget adalah tercetaknya: Jurnal Hortikultura, leaflet/booklet, Majalah Iptek Hortikultura, Buku Profil Buah Nusantara, dan terlaksananya transfer 1 paket teknologi ke BPTP masing-masing 100%. Namun capain realisasi penyelenggaraan open house/field day tidak mencapai target 75%. Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura 5 kali Seminar 13 260 4 kali Open house/field day 4 100 31 kali Pameran 42 135,48 6 Jurnal* 4 100 12.000 eks leaflet/booklet 12.000 100 12 buah materi web 12 100 1 kali Gelar teknologi 2 200 400 eks Majalah Iptek 400 100 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 55

Indikator Kinerja Target Realisasi % Hortikultura 300 eks Buku Profil Buah Nusantara 300 100 4 kali Promosi TV (kali) 6 150 1 paket diseminasi teknologi ke BPTP 1 100 Terdiri dari : - Puslitbanghorti 15 pameran 19 126,67 2 seminar 2 100 4 Jurnal 4 100 400 eks Majalah Iptek 400 100 4 kali Promosi TV 6 150 - Balitsa 1 kali Open house/launching 1 100 1 kali Seminar 5 500 5 kali Pameran 10 200 2 Jurnal 0 - Balitbu Tropika 10.000 expl. leaflet/booklet 11.000 110 1 ekspose 1 100 1 kali Gelar teknologi 2 200 Transfer 10 paket teknologi ke BPTP 1 100 - Balithi 1 Seminar 1 open house 1 1 100 100 6 pameran 8 114,28 7 kerjasama 7 100 - Balitjestro 2 Seminar 5 250 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 56

Indikator Kinerja Target Realisasi % 3 pameran 5 167 1 kali Open house (wisata petik jeruk) 1 100 1) Puslitbang Hortikultura Kegiatan diseminasi yang diselenggarakan oleh Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 telah mencapai realisasi rata-rata melebihi target, yaitu 115,33% (sangat berhasil). Hal ini didukung oleh karena pelaksanaan masing-masing kegiatan diseminasi Puslitbang Hortikukltura mencapai realisasi 100. 2) Tanaman Sayuran Kegiatan diseminasi inovasi teknologi tanaman sayuran bertujuan untuk memperkenalkan teknologi yang telah dihasilkan oleh Balitsa. Pada tahun 2013 ini kegiatan diseminasi Balitsa telah mencapai realisasi melebihi target, yaitu sebesar 190% (sangat berhasil). Diseminasi inovasi teknologi tanaman sayuran yang telah dilakukan adalah terselenggaranya launching VUB 1 kali, seminar 5 kali dan berpartisipasi dalam ekspose/pameran 10 kali, sedangkan sasaran jurnal tidak tercapai karena terdapat ketentuan UPT tidak boleh menerbitkan jurnal. Namun demikian, peneliti Balitsa telah berkontribusi menerbitkan KTI sebanyak 18 KTI yang terbit pada Jurnal Hortikultura Puslitbang Hortikultura dan 2 KTI pada Jurnal Internasional. 3) Tanaman Buah Tropika Terselenggaranya diseminasi inovasi buah tropika termasuk dalam kategori sangat berhasil (127,5%). Sasaran tersebut telah dicapai dengan tercetaknya 11.000 eks leaflet/booklet yang terdiri dari 17 judul, terselenggaranya Ekspose Buah Nusantara II, dengan tema Diversitas Plasmanutfah dan Hasil Pemuliaan Tanaman Buah Tropika, telah diselenggarakan 2 gelar teknologi dengan 2 kegiatan yaitu Teknologi Tepat Guna yang dilaksanakan pada tanggal 26-30 September 2013 dan Hari Pangan Sedunia XXXIII, dengan tema Optimalisasi Sumberdaya Lokal Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 5 November 2013, di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 57

Padang. Telah dilaksanakan transfer 17 paket teknologi ke ke seluruh BPTP di Indonesia. Teknologi tersebut adalah: 1) Budidaya pepaya, 2) Budidaya Salak, 3) Budidaya Rambutan, 4). Budidaya Sirsak, 5). Budidaya Manggis, 6). Budidaya Semangka, 7). Durian, 8). Budidaya Melon, 9). Budidaya Sawo, 10). Budidaya Pisang, 11). Budidaya Duku, 12). Budidaya Nenas, 13). Budidaya Naga, 14). Budidaya Markisa, 15). Budidaya Jambu Biji dan 16). Budidaya Mangga. 4) Tanaman Hias Kegiatan diseminasi Balithi telah mencapai realisasi 103,57% masuk dalam kategori sangat berhasil. Sasaran tersebut telah dicapai dengan menyelenggarakan seminar nasional tanaman hias serta open house Varietas & Teknologi Tanaman Hias; partisipasi dalam acara festival hortikultura Jawa Tengah Soropadan Agro Expo, Peringatan 1 Abad Kabupaten Solok (Sumatera Barat), pameran Expo Bunga dan Buah Nusantara di IPB Bogor, PF2N 2013 di DIY, ekspose PTT leather leaf di Getasan Kabupaten Semarang, ekspose PTT Anggrek di Karang Anyar Jawa Tengah, pameran hasil teknologi Balithi, pada acara open house, dan bursa florikultura Badan Litbang Pertanian di Senayan dan TMII. 5) Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Diseminasi Inovasi tanaman jeruk dan buah subtropika Hortikultura pada tahun anggran 2013 mencapai realisasi rata-rata 172,33% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian target ini disebabkan karena berperan aktif dalam mengikuti 5 kegiatan seminar dan 5 kali pameran yang diselenggarakan oleh Pemda maupun Kementan serta penyelenggaraan open house yang dikemas dalam kegiatan wisata petik jeruk untuk umum yang dilaksanakan di visitor plot Balitjestro. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 58

Sasaran Strategis 6 : Tersedianya rumusan kebijakan penelitian dan pengembangan hortikultura, yaitu dihasilkannya rekomendasi kebijakan litbang hortikultura Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang hortikultura. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura 3 rekomendasi 6 200 Berdasarkan indikator kinerja sasaran 6 dengan indikator kinerja Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi 200% (sangat berhasil). Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura yang telah dihasilkan berupa Kebijakan: 1. Kebijakan pengaturan impor produk hortikultura agar disesuaikan dengan aturan yang telah disepakati World Trade Organization (WTO) seperti tidak lagi menggunakan pengaturan quota tetapi tarif 2. Dukungan kebijakan penetapan pintu masuk impor produk hortikultura, tetapi perlu dilakukan penguatan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) 3. Penghapusan bawang merah dan bawang bombay sebagai komoditas yang perlu mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk melakukan impor 4. Penetapan harga referensi bawang merah dan cabai sebagai dasar impor produk tersebut sebaiknya adalah Break Event Point (BEP) berdasar analisis usahatani setiap musim ditambah 40 persen 5. Perlu dilakukan peninjauan kembali atas sistem penilaian Karya Tulis Ilmiah agar mendorong terciptanya hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 59

6. Balai komoditas bekerjasama dengan industri perbenihan dalam negeri untuk menghasilkan varietas unggul dan sesuai dengan permintaan konsumen Sasaran Strategis 7 : Terwujudnya kerjasama bidang hortikultura, yaitu Meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Kerjasama Penelitian. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Kerjasama Penelitian 23 kerjasama 26 113,04 Terdiri dari : - Puslitbang Hortikultura 7 6 85,71 - Balitsa 1 5 500 - Balitbu Tropika 7 7 100 - Balithi 7 7 100 - Balitjestro 1 1 100 Berdasarkan indikator kinerja sasaran 7 dengan indikator kinerja Jumlah Kerjasama Penelitian yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi 113. 04% (sangat berhasil). Hal ini dikarenakan realisasi capaian kerjasama yang dilakukan oleh unit kerja Puslitbang Hortikultura dan keempat Balitnya mencapai 100%. Unit kerja yang melakukan kerja sama dimana realisasinya melebihi target 100% adalah Balitsa (500%). Sementara itu, Puslitbang Hortikultura realisasinya masih di bawah target (85,71%). Pada tahun 2013 Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan 6 kerja sama dari 7 kerja sama yang ditargetkan dengan realisasi mencapai 85,71% (berhasil), yaitu, 1) Integrated Crop Production of Banana in Indonesia and Australia, mitra ACIAR-Bioversity Internasional; 2) Conservation and Sustainable Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 60

Use of Cultivated and Wild Tropical Fruit Diversity: Promoting Sustainable Livelihoods, Food Security and Ecosystem Services, mitra UNEP- GEF-Bioversity International, jangka waktu Desember 2008 Desember 2013; 3) Development of locally appropriate GAP programs and agricultural produce safety information system in Indonesia, mitra AFACI (Asian Food and Agriculure Coopertation Initiative), jangka waktu 3 tahun (September 2012 - September 2015); 4) Kerja sama Penelitian, Pengembangan Varietas dan Promosi Hortikultura dengan PT. Mekar Unggul Sari; 5) Kerja sama Penelitian dan Pengembangan Sentra Unggulan Hortikultura dengan PT. Polowijo Gosari; dan 6) Kerja Sama Penelitian, Pengembangan dan Promosi Teknologi Tanaman Hortikultura dengan PT. Merek Indah Lestari. Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah melaksanakan 5 kerja sama dari 1 target kerjasama dengan realisasi capaian sebesar 500% (sangat berhasil). Kerja sama tersebut, yaitu: 1) Asian Vegetable Reasearch Development Center (AVRDC) Taiwan dengan judul Mobilizing Vegetable Genetic Resources and Technologies To Enhance Householde Nutrition, Income and Livelihoods In Indonesia; 2) The Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dengan judul Suistainable Productivity in Allium and Solanaceous Vegetable Crop in Indonesia and Subtropical Australia; 3) Applied Plant Research (APR)-the Netherlands dengan judul Permanent Vegetable Production System yang dilaksanakan di Cirebon; 4) Applied Plant Research (APR)-the Netherlands dengan judul Increase In Potato Production In West Java yang dilaksanakan di Pangalengan dan Garut; dan 5) JIRCAS dengan judul Data Collection of Farmers Practices Recording of Major Field Work dan Events Correspondence with JIRCAS Researchers and Others. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah mengadakan kerja sama penelitian sesuai dengan yang ditargetkan, yaitu 7 kerja sama, dengan realisasi capaian 100% (sangat berhasil). Kerja sama tersebut adalah (4 kerja sama dalam negeri dan 3 kerja sama luar negeri): 1) kerjasama penelitian, pengembangan varietas dan promosi tanaman buah tropika. Kerjasama ini dilaksanakan dengan PT. Rama Baja Batam; 2) kerjasama pengembangan varietas hortikultura, dengan Direktorat pemukiman, lingkungan, dan agribisnis bedah pengusahaan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam; 3) pengadaan benih dan pengawalan teknologi budidaya tanaman buah untuk penanganan lahan kritis sumber daya air berbasis masyarakat, dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 61

Pemerintah Daerah Kabupaten Solok; 4) kegiatan penelitian, pengembangan varietas dan promosi tanaman buah tropika, dengan PT. Mekar Unggul Sari; 5) kerjasama dengan ACIAR dengan judul Integrated crop production of banana in Indonesia and Australia ; 6) kerjasama dengan ACIAR dengan judul Management of fruit quality and pest infestation on mango and mangosteen to meet technical market access requirement ; dan 7) kerjasama dengan ACIAR dengan judul Musa Collection Mission Riagle Exploration. Balai Penelitian Tanaman Hias telah melaksanakan 7 kerja sama dari 7 target sehingga realisasi pencapaian target sebesar 100% (sangat berhasil). Kerjasama tersebut antara lain adalah: 1) kerjasama pemuliaan partisipatif dan pengembangan lili dengan PT Agronas Farm; 2) produksi dan pengembangan benih sumber krisan dengan BPTP DIY dan CV. Panah Mas Farm; 3) pengembangan green city dan Hutan Kota dengan Pemkab Wonosobo; 4) pengembangan inovasi varietas ungguldan perbenihan tanaman hias krisan di Sukabumi; 5) perbanyakan anggrek komersil dengan CV. Centra Anggrek; 6) pengembangan inovasi budidaya leather leaf di Getasan Kabupaten Semarang; dan 7) pengembangan agribisnis anggrek berbasis SCM di kawasan Matesih Karang Anyar. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika tahun 2013 telah melaksanakan 1 kerja sama dari 1 kerja sama yang ditargetkan, hal ini telah melebihi target dengan realisasi capaian sebesar 100% (sangat berhasil). Kerja sama tersebut adalah Pengembangan Kawasan Agribisnis Jeruk RGL di wilayah Kabupaten Lebong Propinsi Bengkulu melalui dukungan inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan dari Balitjestro. Sasaran 8 : Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura. Berdasarkan indikator kinerja sasaran 8 dengan indikator kinerja Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura yang telah ditargetkan pada tahun 2013 telah mencapai realisasi 96,30% (berhasil). Hal ini disebabkan realisasi yang dicapai Balit lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 62

Puslitbang Hortikultura telah mencapai target 100%, yaitu Balitsa, Balithi dan Balitjestro. Sementara itu, Balitbu realisasinya sebesar 87,50% (berhasil). Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura 27 lokasi 26 96,3 Terdiri dari : - Puslitbanghorti 4 4 100 - Balitsa 3 3 100 - Balitbu Tropika 8 7 87,5 - Balithi 7 7 100 - Balitjestro 5 5 100 Puslitbang Hortikultura Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura, antara lain koordinasi dukungan pengembangan kawasan di beberapa lokasi, yaitu di Cirebon untuk komoditas mangga, Ciamis untuk komoditas cabai, perbenihan jeruk di NTT, dan pengembangan krisan di Tabanan, Bali. Kegiatan dalam rangka koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman hortikultura dapat dilihat sebagai berikut. 1. Pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman sayuran telah dilakukan pada 3 lokasi kawalan agribisnis tanaman sayuran dan Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan realisasi sebesar 100% (sangat berhasil) dari target yang ditetapkan sebanyak 3 lokasi, yaitu: 1) Terlaksananya kegiatan pemberian dukungan inovasi pengembangan cabai merah di kawasan hortikultura Ciamis; 2) Terlaksananya kegiatan konfirmasi tentang keberadaan program pengembangan kawasan agribisnis sayuran di Kabupaten Garut dan Brebes; 3) Dukungan program Kawasan Rumah Pangan Lestari dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 63

terbangunnya percontohan rumah pangan lestari di tiga lokasi yaitu Lembang, Bandung dan Cibubur. 2. Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman buah subtropika telah dilakukan pengawalan pada 7 lokasi (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT) dengan realisasi sebesar 87,5% (berhasil), dari target sebanyak 8 lokasi, 1 lokasi yaitu Papua ditiadakan. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah untuk subsidi bahan bakar, sehingga terjadi pemotongan biaya anggaran di pertengahan tahun 2013. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sbb : 1) Diseminasi teknologi perbenihan dan budidaya pepaya, pisang dan sirsak; 2) Kunjungan Ibu Negara di KRPL Cibubur, Jakarta; 3) Penampilan model kawasan rumah pangan lestari mencakup penananam tanaman pangan, sayuran, buahbuahan, rempah dan obat serta ternak ikan; 4) Diseminasi budidaya tanaman buah untuk KRPL; 5) Sosialisasi pengembangan tanaman hortikultura (buah-buahan) untuk KRPL kepada Kelompok Tani Ambun Pagi, Aripan, Solok- Sumatera Barat; 6) Dukungan logistik benih (sirsak, pepaya, pisang) untuk pengembangan KRPL di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan NTT.). 3. Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman hias dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura di 7 lokasi dengan realisasi sebesar 100% (sangat berhasil) dari target sebanyak 7 lokasi, yaitu di Soropadan (Jawa Tengah), Karang Anyar (Jawa Tengah), Solok (Sumatera Barat), Sukabumi (Jawa Barat), Nusa Dua (Bali), Banjir Kanal Timur (DKI Jakarta), dan Tabanan (Bali). 4. Program dukungan dan pengembangan kawasan tanaman jeruk dan buah subtropika di 5 lokasi dengan realisasi sebesar 100% (sangat berhasil) dari terget sebanyak 5 lokasi. Kawalan dan dukungan tersebut antara lain adalah jeruk melalui demo, temu lapang, dan penyediaan nara sumber serta sosialisasi inovasi teknologi pengelolaan kebun jeruk sehat langsung di lahan petani di kawasan agribisnis jeruk yaitu Jatim, Sumbar, Bengkulu, NTT dan Kaltim memberikan hasil yang cukup signifikan terhadap perbaikan pengelolaan kebun jeruk milik petani dan sekaligus meningkatkan minat petani untuk menerapkan inovasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 64

teknologi jeruk sesuai rekomendasi. Lokasi yang mendapat kawalan menunjukkan keragaan kebun jeruk yang bersih dan lebih sehat dan kemauan petani untuk menerapkan beberapa komponen inovasi teknologi seperti pemangkasan, sanitasi kebun dan penyaputan batang. Outcome Berdasarkan capaian kinerja kegiatan yang telah dihasilkan, ada beberapa capaian yang dapat diperkirakankan sebagai outcome, antara lain adalah VUB, distribusi benih sumber, teknologi, dan diseminasi. a. VUB Varietas Unggul Baru (VUB) hortikultura yang dapat diperkirakan sebagai outcome antara lain: adalah adopsi (Lisensi) Cabai merah var. Kencana dan kangkung var. Sutera telah mendapat perjanjian Lisensi dari swasta dengan PT. Agrindo Hartha Mekar berdasarkan penandatangan MoU pada tanggal 25 Mei 2012. Balitsa juga telah melaksanakan kerjasama lisensi berupa kerjasama perbanyakan benih hibrida komoditas mentimun Litsa Hijau pada bulan Nopember 2013 antara Balitsa dengan CV. Citra Semayang Indonesia. Cabai keriting varietas Kencana juga telah diadopsi oleh kelompok tani di Ciamis Jawa Barat. Cabai merah varietas Tanjung-2 yang disebarkan Balitsa telah diadopsi di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Ciamis, Garut, Kuningan, Cirebon, Tasikmalaya) dan Jawa Timur (Blitar). Tahun 2012, varietas cabai merah Tanjung-2 dari Balitsa telah diadopsi petani di 10 Kecamatan di Kabupaten Ciamis. Diperkirakan total luas tanam Tanjung-2 adalah 140 ha. Dampak langsung dari adopsi varietas cabai Tanjung-2 di Ciamis saja, pada tahun 2012, adalah terjadi peningkatan profit petani adopter sebesar 7,4 Milyar rupiah dan terjadi peningkatan Rate of Invesment (ROI) sebesar 131%. Dampak tak langsung dari adopsi Tanjung-2 adalah berkurangnya hari kerja bagi tenaga kerja petani senilai 1,5 Milyar, diperolehnya profit bagi produsen benih sebesar 205 juta rupiah, dan tersedianya 1.272 ton cabai merah berkualitas untuk bahan baku sambal tradisional bagi konsumen rumah tangga/warung. Tingkat pengembalian biaya penelitian dan diseminasi varietas Tanjung-2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 65

adalah ROI sebesar 2.558%. Artinya setiap 100 rupiah yang dialokasikan untuk biaya penelitian dan biaya diseminasi varietas Tanjung-2 akan memberikan peningkatan profit sebesar 2.558 rupiah bagi petani adopternya. b. Distribusi Benih Sumber Ketersediaan benih sumber yang dihasilkan diupayakan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen melalui Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) sehingga dapat mendistribusikan benih sumber hortikultura secara tepat jenis, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat tempat. Pada tahun 2013 UPBS lingkup Puslitbang Hortikulltura telah menyebarkan dan mendistribusikan benihnya kepada pengguna diantaranya Direktorat Perbenihan dan Sarana Prasarana Hortikultura, Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura, Dinas Pertanian, perusahaan swasta, petani, masyarakat umum, pengunjung pameran, beberapa wilayah Indonesia, dll. Benih sumber hortikultura yang didistribusikan oleh UPBS masing-masing komoditas adalah sebagai berikut: A. Benih sumber tanaman sayuran Beberapa output benih sumber tanaman sayuran apabila dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara lain distribusi benih dan kerjasama lisensi. Benih sumber sayuran generatif telah terdistribusi ke 27 BPTP dan 21 Dinas Pertanian di seluruh Indonesia, bawang merah telah terdistribusi ke 8 BPTP dan 7 Dinas Pertanian, sedangkan kentang telah terdistribusi ke 4 BPTP dan 4 Dinas Pertanian dengan perician sebagai berikut : Stok benih bawang merah yang tersedia telah terdistribusi 5958,5 kg benih sumber bawang merah meliputi Sembrani (931,2kg), Katumi (923,2 kg), Maja (585,2 kg), Bima (1752,7 kg), Kuning (246,6 kg), Pikatan (329,9 kg), Trisula (503,2 kg), Pancasona (209,8 kg), Mentes (355,7 kg), Kramat-1 (103,4 kg) dan Kramat-2 (17,6 kg). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 66

Sayuran lainnya terdistribusi 304.024 g meliputi cabai var. Lembang-1 (511 g), cabai var. Tanjung-2 (760 g), cabai var. Kencana (20.511 g), tomat var. Mutiara (37 g), tomat var. Opal (1392 g), tomat var. Ratna (12 g), tomat var Mirah (34 g) tomat var. Zamrut (48 g), tomat var. Intan (3 g), tomat var. Berlian (740 g), tomat var. CLN 6046 (20 g), bayam var. Kakap Hijau (5 g), bayam var. Giti Merah (1070 g), bayam var. Giti Hijau (1775 g), mentimun var. Saturnus (50 g), mentimun var. Mars (19240 g), mentimun var. Pluto (125 g), mentimun var Hibrida-1 (250 g), mentimun var. Hibrida 7 (100 g), kacang panjang var. KP-1 (109650 g), kacang panjang Pras-1 (1900 g), kacang panjang Pras-2 (4245 g), kacang panjang Pras-3 (6900 g), caisim LV-145 (16050 g), buncis rambat var. Horti-1 (29300 g), buncis rambat Horti-2 (1350 g), buncis rambat Horti-3 (250 g), kangkung var. Sutera (81275 g), dan buncis tegak var. Balitsa-1 (6000 g). Dari stok benih kentang yang tersedia telah terdisribusi 28.232 ubi Go meliputi Granola (9016), Atlantik Malang (1795), Manohara (1805), Merbabu-17 (4250), Margahayu (1645), Pink 06 (1225), GM-05 (1185),Cipanas (2763), Kikondo (100), GM-08 (2390), Tenggo (2051), Andina (1175), Kastanum (1077), Vernei (700) dan Repita (2055) Serta 26400 planlet meliputi Granola (14348), Atlantik M (7680), Margahayu (820), Merbabu-17 (2550), Cipanas (820), Tenggo (1890), Kikondo (770), Cingkariang (360) dan Repita (4130). Balitsa juga telah melakukan kerjasama lisensi telah dilaksanakan pada bulan Nopember 2013 antara Balitsa dengan CV. Citra Semayang Indonesia berupa kerjasama perbanyakan benih hibrida komoditas mentimun Litsa Hijau B. Benih Sumber Tanaman Buah Tropika Beberapa output benih sumber tanaman buah tropika apabila dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara lain adalah : Terdistribusinya benih sumber buah tropika sejumlah 8.206 batang ke berbagai wilayah pengembangan dan terealisasinya distribusi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 67

benih buah tropika dalam rangka mendukung kegiatan KRPL di berbagai lokasi. Menyebarkan leaflet sebanyak 9.850 eksemplar (exp), dengan rincian 1.200 exp pada Tour de Singkarak, 1.050 exp pada kegiatan pertiga bumi di Lubuk Minturun, 1.150 exp pada pameran gelar teknologi tepat guna (TTG) di Padang, 1.000 exp pada pameran flora dan flori nasional di Yokyakarta, 950 exp pada kegiatan HPS di Padang, 4.500 exp pada kegiatan ekspose buah nusantara II di Kp.Sumani. 5 keping DVD teknologi yang berisi 7 judul teknologi ke BPSP Propinsi Kalimantan Barat. C. Benih Sumber Tanaman Hias Komoditas krisan in-vivo dan in-vitro yang didistribusikan tahun 2013 sebanyak 387.200 stek berakar dan 877 botol planlet. Bibit krisan dalam bentuk stek berakar terdiri atas 25 varietas yaitu Cut Nyak Dien, Sakuntala, Puspita Nusantara, Puspita Asri, Puspita Pelangi, Padma Buana, Swarna Kencana, Tirta Ayuni, Mustika Kaniya, Dewi Ratih, Pasopati, Dwina Pelangi, Dwina Kencana, Pramuditha, Wastu Kaniya, Asmarandana, Paras Ratu, Permana, Raspati, Sasikirana, Kusuma Patria, Kusuma Sakti, Kusuma Swasti, Cintamani dan Ratna Hapsari. Bibit krisan yana terdistribusi dalam bentuk planlet terdiri atas 19 varietas yaitu Cut Nyak dien, Sakuntala, Puspita Nusantara, Puspita Pelangi, Swarna Kencana, Tirta Ayuni, Pasopati, Pramuditha, Wastu Kaniya, Asmarandana, Raspati, Tiara Salila, Sasikirana, Kusuma patria, Kusuma sakti, Kusuma swasti, Cintamani, Ratna hapsari dan Salzieta. Pada tahun 2013 menunjukkan bahwa varietas krisan yang dipesan terbanyak oleh konsumen dalam bentuk stek berakar adalah Puspita Nusantara disusul oleh Sakuntala dan Puspita Pelangi. Ketiga varietas tersebut memiliki warna berturut-turut kuning, kuning dan putih. Varietas krisan yang dipesan terbanyak oleh konsumen dalam bentuk planlet adalah Ratnahapsari, disusul oleh Sasikirana dan Kusuma Swasti. Ketiga varietas tersebut memiliki warna berturut-turut merah, putih dan ungu. Dengan demikian, secara umum konsumen lebih menyukai varietas yang berwarna kuning dan putih, baik bibit dalam bentuk stek berakar maupun dalam bentuk planlet. Benih krisan in vivo didistribusikan kepada petani melalui Direktorat Perbenihan Florikultura Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 68

(39,68%), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (13,68%), Instansi Pemerintah 39,81% (Balai Pengembangan Benih Hortilutura dan Aneka Tanaman/BPBHAT, Dinas-dinas Pertanian di daerah) melalui kegiatankegiatan penelitian dan diseminasi dalam mendukung agribisnis krisan nasional. Disamping itu benih krisan yang diproduksi terdistribusi juga langsung kepada petani dan swasta melalui pemesanan langsung ke UPBS tanaman hias sebanyak 6,83%. UPBS tanaman hias disamping memproduksi benih krisan juga memproduksi benih tanaman anggrek dan tanaman hias lainnya. Anggrek dendrobium terdistribusi 620 tanaman sebagai tanaman dewasa dan 285 dalam bentuk planlet di botol. Sisa dari benih anggrek berupa tanaman (remaja dan dewasa) dan planlet dalam botolan, yang depelihara sebagai stok benih dan sumber eksplan untuk produksi benih anggrek. Sementara Spathoglottis terdistribusi 1.381 tanaman, Mawar Potong 833 tanaman, Mawar Mini 307 tanaman, Gladiol 2.535 subang, Anthurium 185 tanaman, Sedap malam 18,5 kg umbi, Anyelir 3 dalam bentuk planlet di botol, sementara untuk Lili terdistribusi 705 tanaman dan 44 dalam bentuk planlet di botol. D. Benih Sumber Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Sampai dengan tahun 2013, varietas jeruk yang dilepas tahun-tahun sebelumnya telah disebarluaskan dan didistribusikan kepada pemesan diantaranya, Dinas Pertanian, Direktorat Perbenihan, swasta serta gapoktan di sentra-sentra jeruk Indonesia yang sebelumnya kelembagaan perbenihan baik pemerintah maupun swasta diberbagai propinsi sentra pengembangan jeruk, dari 19 propinsi di tahun 2012 menjadi 23 propinsi di tahun 2013. Produksi benih sumber kelas benih BF dan BPMT pada tahun 2013 sebanyak 7.233 pohon dan telah terdistribusi sebanyak 8.645 pohon. Distribusi lebih banyak dari produksi dikarenakan memenuhi pemesanan pada akhir tahun 2012. Berdasarkan analisis secara ekonomi antara usahatani mengadopsi benih jeruk bebas penyakit dan non adopsi benih jeruk bebas penyakit pada tiga lokasi yaitu Kabupaten Banyuwangi-Jawa Timur, Kota Batu- Jawa Timur dan Kabupaten Sambas-Kalimantan Barat semuanya memenuhi kriteria layak untuk diusahakan, karena semua nilai NPV > 0 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 69

(bernilai positif), B/C rasio bernilai > 1 dan nilai IRR > dari tingkat suku bunga Bank Indonesia yang berlaku saat ini (7,5%). Namun demikian, dapat dicermati bahwa usahatani jeruk yang menggunakan benih berlabel bebas penyakit memberikan nilai keuntungan berdasarkan NPV, B/C rasio dan IRR tersebut lebih tinggi dari pada usahatani yang tidak menggunakan benih berlabel bebas penyakit. Dengan demikian, meskipun biaya investasi yang dikeluarkan oleh petani untuk benih bebas penyakit nilainya lebih besar, namun dapat terbayar oleh tingkat keuntungannya yang lebih tinggi pula. Selain itu, umur tanaman yang menggunakan benih berlabel bebas penyakit dengan pemeliharaan optimal bisa berlanjut sampai 10 tahun dan bahkan lebih. Sedangkan yang tidak menggunakan benih berlabel bebas penyakit umumnya setelah 4 atau 5 kali panen saja, tanaman akan rusak. Jadi pada tahun ke-5 akan mengalami puncak produksinya, kemudian setelahnya akan mengalami penurunan produksi dan akhirnya tanaman menjadi rusak atau mati. Sedangkan tanaman yang menggunakan benih jeruk berlabel diharapkan akan terus linier dan berkelanjutan. Sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi, saat ini sudah merupakan penanaman generasi ketiga setelah tanaman pada periode sebelumnya hancur. Demikian juga dengan yang terjadi di Kabupaten Sambas, saat ini sudah merupakan penanaman generasi kelima setelah tanaman pada periode-periode sebelumnya hancur. Untuk nilai NPV dan IRR usahatani jeruk adopter di Batu menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada usahatani adopter di kedua lokasi lainnya karena varietas jeruk yang ditanam di Batu adalah jenis keprok, yang mana harga jualnya di tingkat petani memang lebih tinggi dari pada harga jeruk siam yang ditanam di Kabupaten Banyuwangi dan Sambas. Harga jual jeruk keprok di tingkat petani berkisar antara Rp 8.000 10.000/Kg, sedangkan harga jual jeruk Siam di tingkat petani berkisar antara Rp 4.000 7.000/Kg. Sehingga penerimaan petani nilainya lebih tinggi. Namun jika dilihat berdasarkan nilai B/C rasionya, maka tingkat B/C rasio pada usahatani jeruk adopter di Kabupaten Sambas nilainya lebih tinggi dari pada usahatani jeruk adopter di kedua lokasi lainnya. Hal ini dikarenakan biaya pemeliharaan tanaman di Kabupaten Sambas yang lebih rendah dari pada biaya di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 70

kedua lokasi lainnya. Dengan demikian menyebabkan nilai pembagi penerimaan petani menjadi lebih kecil dan menghasilkan nilai rasio yang lebih besar. Berdasarkan informasi ini, potensi ekonomi jeruk Siam Pontianak di Kabupaten Sambas masih cukup tinggi. Bila kenyataannya di lapang terjadi penurunan luasan lahan jeruk di wilayah tersebut akibat semakin banyak tanaman yang rusak maka perlu digali sumber akar permasalahannya dan dicari solusinya. c. Teknologi Dengan teknologi yang dihasilkan, Puslitbang Hortikultura telah melakukan dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di beberapa wilayah Indonesia yang dilaksanakan oleh Balit lingkup Puslitbang Hortikultura. Balitsa telah mengadakan dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di tiga lokasi, yaitu Ciamis, Garut dan Brebes, serta dukungan program Kawasan Rumah Pangan Lestari di Lembang, Bandung dan Cibubur. Teknologi yang dihasilkan Balitsa apabila dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome, diantaranya adalah Teknologi produksi cabai merah dengan menggunakan netting house, spesifikasi Balitsa dapat direkomendasikan untuk penelitian pengkajian di BPTP karena dapat meningkatkan hasil cabai merah sampai 238%. Rakitan teknologi pengendalian OPT pada budidaya kentang toleran suhu panas akan menggiring petani untuk menurunkan ketinggian bertanam kentang menjadi di dataran medium sehingga dapat mengurangi risiko banjir dan longsor. Balitbu melaksanakan koordinasi dan pendampingan teknologi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT. Output teknologi dari Balitbu Tropika jika dikembangkan lebih lanjut dapat berpotensi menjadi outcome antara lain: 1) Teknologi meningkatkan ukuran /berat mangga gedong gincu melalui pengairan dan pemupukan; 2) Teknologi memperpanjang masa simpan mangga Gedong gincu dan Arumanis menggunakan suhu rendah dalam simpanan; 3) Teknologi pengendalian stem end root yang menyerang mangga di simpanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 71

Balithi melakukan dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di di Soropadan (Jawa Tengah), Karang Anyar (Jawa Tengah), Solok (Sumatera Barat), Sukabumi (Jawa Barat), Nusa Dua (Bali), Banjir Kanal Timur (DKI Jakarta), dan Tabanan (Bali). Balitjestro telah mengadakan dukungan teknologi pengelolaan kebun jeruk sehat di kawasan agribisnis jeruk Kawalan dan dukungan tersebut antara lain adalah jeruk melalui demo, temu lapang, dan penyediaan nara sumber serta sosialisasi inovasi teknologi pengelolaan kebun jeruk sehat langsung di lahan petani di kawasan agribisnis jeruk yaitu Jatim, Sumbar, Bengkulu, NTT dan Kaltim memberikan hasil yang cukup signifikan terhadap perbaikan pengelolaan kebun jeruk milik petani dan sekaligus meningkatkan minat petani untuk menerapkan inovasi teknologi jeruk sesuai rekomendasi. Lokasi yang mendapat kawalan menunjukkan keragaan kebun jeruk yang bersih dan lebih sehat dan kemauan petani untuk menerapkan beberapa komponen inovasi teknologi seperti pemangkasan, sanitasi kebun dan penyaputan batang. d. Diseminasi Dalam rangka mengkomunikasikan teknologi hasil penelitian agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat pengguna, pada tahun 2013 Puslitbang Hortikultura mengadakan kegiatan Diseminasi Inovasi Teknologi Unggulan Hortikultura. Melalui kegiatan ini diharapkan adanya akselerasi transfer inovasi teknologi kepada pelaku agribisnis dan masyarakat untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura; terciptanya pertukaran informasi antara peneliti, pengambil kebijakan, petani, masyarakat, pengusaha, dan pelaku agribisnis di bidang hortikultura; menggali umpan balik dan masukan dari pengguna teknologi dan pelaku agribisnis untuk penajaman program litbang hortikultura. Dengan diselenggarakannya diseminasi inovasi teknologi unggulan hortikultra selama tahun 2013 maka, varietas unggul baru, teknologi unggulan, dan produk yang dihasilkan oleh Balit lingkup Puslitbang Hortikuktura dapat dikenal lebih dekat oleh peneliti, pengambil kebijakan, petani, masyarakat, pengusaha, dan pelaku Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 72

agribisnis di bidang hortikultura. Hal ini ditandai dengan: 1) semakin responsnya pengunjung mengunjungi stand Puslitbang Hortikultura untuk mencari informasi tentang hortikultura; 2) Apresiasi positif pengunjung untuk setiap produk yang ditampilkan pada saat pameran; 3) ketertarikan swasta akan VUB/teknologi/produk yang ditampilkan sehingga terjalin kerjasama; 4) jumlah pengunjung yang mengunjungi web semakin tahun semakin bertambah; 5) semakin meningkatnya kunjungan wisata ilmiah dan magang ke Balit lingkup Puslitbang Hortikultura; 6) Publikasi ilmiah yang dipakai oleh pengguna sebagai bahan literature. e. Kerjasama Sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan diseminasi inovasi hortikutura adalah ketertarikan swasta akan VUB/teknologi/produk yang ditampilkan sehingga terjalin kerjasama. Adapun mitra yang telah menjalin kerja sama dengan Balitsa adalah kerjasama luar negeri dengan Applied Plant Research (APR) Wageningen UR The Netherlands, Asian Vegetable Reasearch Development Center (AVRDC) Taiwan, ACIAR dan JIRCAS. Balitbu melaksanakan kerjasama dengan PT. Rama Baja Batam, Direktorat Pemukiman, Lingkungan, Dan Agribisnis Bedah Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Pemerintah Daerah Kabupaten Solok, PT. Mekar Unggul Sari dan ACIAR. Balai Penelitian Tanaman Hias telah melaksanakan kerja sama dengan: PT Agronas Farm, BPTP DIY dan CV. Panah Mas Farm, Pemkab Wonosobo, CV. Centra Anggrek, pengembangan inovasi varietas ungguldan perbenihan tanaman hias krisan di Sukabumi, pengembangan inovasi budidaya leatherleaf di Getasan Kabupaten Semarang, dan pengembangan agribisnis anggrek berbasis SCM di kawasan Matesih Karang Anyar. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika tahun 2013 telah melaksanakan kerja sama kegiatan Pengembangan Kawasan Agribisnis Jeruk RGL di wilayah Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu melalui dukungan inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan dari Balitjestro Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 73

Tabel 4. Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2012 dan 2013 2012 2013 Indikator Kinerja Satuan Target % Target Realisasi % Realisasi Jumlah VUB Hortikultura VUB 25 34 136 31 27 87,10 Jumlah Benih Sumber Hortikultura - Jumlah Benih Sumber (G0) Kentang Go kentang 45.000 53.895 119,77 101.000 121,235 98,01 - Jumlah Benih Sumber Bawang Merah dan Sayuran Potensial kg bawang merah dan sayuran potensial 30.000 32.571 108,57 35.000 26.596,93 - Jumlah benih sumber buah tropika batang 33.000 35.800 108,48 12.000 12.300 102,5 - Jumlah Benih Sumber Tanaman Hias planlet 3.100 37.470 1.208,71 3.700 14.085 360,68 setek 250.000 505.048 202,02 300.000 492.253 164,08 - Jumlah benih sumber jeruk dan buah subtropika BF & BPMT, benih sumber buah subtropika 4.000 6.851 171 5.200 7.233 139 - Jumlah benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE planlet 500.000 335.000 67 300.000 30.000 10 Jumlah Teknologi Budidaya teknologi 14 14 100 24 26 108,69 Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan Jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi aksesi 1.625 1750 107,69 1.920 1.963 102,24 Jumlah Diseminasi Inovasi seminar 13 18 138,46 5 13 260 Hortikultura open house 1 1 100 4 3 75 pameran 22 52 236,36 31 42 135,48 Jurnal 4 4 100 6* 4 100 exp 6000 6000 100 12.000 12.000 100 leaflet/booklet artikel publikasi 25 25 100 - - ilmiah artikel publikasi populer 10 10 100 - - Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 74

buah materi web 12 12 100 12 12 100 gelar teknologi 1 1 100 1 2 200 paket fasilitas 2 3 150 - - pengajuan usulan paten fasilitasi 3 1 33,3 - - pengajuan pelepasan varietas buku panduan 1 1 100 - - teknis promosi TV 4 6 150 buku Profil Buah 300 300 100 Nusantara majalah iptek hortikultura 1 1 100 400 400 100 Jumlah Rekomendasi Kebijakan rekomendasi 1 1 100 3 6 200,00 litbang Hortikultura Jumlah Kerjasama Penelitian kerjasama 21 26 123,81 23 26 113,04 Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura lokasi 24 20 120,83 27 26 96,30 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 75

3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN Dalam era Anggaran Berbasis Kinerja, maka prinsip prinsip akuntabilitas kinerja dalam pemanfaatan penggunaan anggaran perlu dirumuskan secara konkrit dan terukur. Indikator keberhasilan penelitian tidak hanya mampu meningkatkan produksi dan kualitas tetapi akuntabilitas penggunaan anggarannya harus dapat dianggap sebagai investasi. Dengan pendekatan tersebut maka pada tahun 2013 telah dirancang RKA-KL yang kemudian menjadi bahan penyusunan DIPA. Sumber anggaran yang digunakan selama ini berasal dari dana APBN, serta kegiatan kerjasama luar negeri dan dana dari APBNP. 3.4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2013 Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura mempunyai pagu awal sebesar Rp. 101.946.516.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2013 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 26.438.486.000,- (26%), Balitsa Lembang Rp. 22.680.981.000,- (22%), Balitbu Tropika Solok Rp. 20.091.655.000,- (20%), Balithi Segunung Rp. 18.570.576.000,- (18%) dan Balitjestro Tlekung Rp. 14.165.018.000,- (14%). Namun demikian dengan adanya kebijakan pemeritah tentang penghematan pada bulan Agustus 2013, DIPA Lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami penghematan sebesar 10% sehingga menjadi sebesar Rp.71.493.786.000,- dengan rincian Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp.11.645.454.000,-, Balitsa Lembang Rp. 19.407.962.000,- Balitbu Tropika Solok Rp. 15.520.285.000,-, Balithi Segunung Rp. 14.728.533.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 10.191.552.000,- Sampai dengan tanggal 28 Desember 2013 DIPA Puslitbang Hortikultura kembali mengalami perubahan karena adanya tambahan dana dari Hibah, dan adanya revisi pagu minus belanja pegawai pada UPT Balitbu, Balithi dan Balitjestro, sehingga anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2013 menjadi Rp. 102.259.605.00, dengan rincian masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta menjadi Rp 26.930.841.000,- (26%) karena ada tambahan dana hibah Rp. 1.875.550.000,-, Balitsa Lembang menjadi Rp. 23.280.056.000,- (22%) karena ada tambahan dana hibah Rp. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 76

1.577.577.000,- dan Balitbu Tropika Solok Rp. 20.114.437.000,- (20%), karena ada tambahan hibah Rp. 430.200.000,-. Persentase DIPA UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura sebelum revisi dan sesudah revisi pada tahun 2013 dapat di lihat pada grafik di bawah ini. DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 Balitjestro 14.165.018.000 14% Puslitbanghorti 26.438.486.000 26% Balithi 18.570.376.000 18% Balitbu 20.091.655.000 20% Balitsa 22.680.981.000 22% a DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 (Revisi Penghematan) Balitjestro 13.553.911.000 14% Puslitbanghorti 25.297.878.000 26% Balithi 17.769.213.000 18% Balitbu 19.224.861.000 20% Balitsa 21.702.479.000 22% b Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 77

DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 (Revisi Hibah dan Pagu Minus) Balitjestro 13.779.499.000 13% Balithi 18.154.772.000 18% Puslitbanghorti 26.930.841.000 26% c Balitbu 20.114.437.000 20% Balitsa 23.280.056.000 23% Gambar 20. Persentase Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA 2013 masing-masing UK/UPT. a) sebelum revisi, b) setelah revisi c). Revisi Hibah dan Pagu Minus Memperhatikan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan Puslitbang Hortikultura menempati penyediaan pagu tertinggi, yaitu sebesar 26%, ini disebabkan adanya belanja modal pembangunan gedung kantor Puslitbang Hortikultura, kemudian diikuti Balitsa sebesar 22%, Balitbu Tropika 20%, 18% dan Balitjestro sebesar 13%. Perubahan anggaran DIPA terdapat pada Satuan Kerja Lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu Balitsa dan Balitbu Tropika, Balithi Tanaman Hias dan Balitjestro Tlekung mengalami perubahan akibat dari adanya dan hibah dan revisi pagu minus pada belanja pegawai Hal ini karena Puslitbang Hortikultura menerima dana hibah langsung dari negara lain dan badan internasional. Keseluruhan penambahan dana hibah dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 78

Tabel 5. Rekapitulasi Penambahan dana hibah lingkup Puslitbang No UK/UPT 1. Puslitbang Hortikultura Terdiri dari : Hortikultura Pagu Hibah (Rp.) RINCIAN Realisasi (Rp.) Sisa (Rp.) Bioversity 1.485.058.000 958.021.400 586.734.642 ACIAR 242.702..000 182.972.650 41.368.600 AFACI 147.790.000 147.790.000 0 Total Pagu 3.863.327.000 Balitsa 1.577.577.000 981.249.710 596.637.290 2. Balitbu Tropika ACIAR 430.200.000 347.380.600 82.819.400 TOTAL 3.863.327.000 2.617.414.360 1.307.559.932 3.863.327.000 Anggaran belanja dalam rangka operasional kegiatan Puslitbang Hortikuktura dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Puslitbang Hortikultura dialokasikan untuk belanja pegawai, modal dan barang. DIPA PUSLITBANG HORTIKULTURA TAHUN 2013 Perjenis Belanja B.Modal 21.160.302.000 B. Pegawai 39.785.027.000 B.Barang 41.314.276.000 B.Pegawai B.Barang B.Modal Gambar 21. Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura TA.2013 Per Belanja Memperhatikan komposisi penyediaan Belanja memperlihatkan Belanja pegawai menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 79

Puslitbang Hortikultura, lebih membutuhkan Belanja pegawai. Belanja Modal dibutuhkan untuk melengkapi peralatan dan bahan laboratorium dan KP serta penelitian dan diseminasi dan atau bangunan yang kurang. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2013 secara keseluruhan telah mencapai Rp. 95.522.187,348- (93,41%). Persentase realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 84,90%, Balitsa Lembang 94,04%, Balitbu Tropika Solok 98,68%, Balithi Segunung 98,76%, dan Balitjestro Tlekung 96,22%. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 80

Tabel 6. Capaian kegiatan utama dan realisasi keuangan pencapaian sasaran 2013 lingkup Puslitbang Hortikultura dalam NAMA KEGIATAN/OUTPUT Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura Jumlah VUB Hortikultura KINERJA OUTPUT ANGGARAN PAGU REALISASI TARGET SATUAN REALIS (Rp) (Rp) (%) ASI % 102.259.605.000 95.522.187.348 93,41 31 vub 27 87,10 Jumlah Benih Sumber Hortikultura 101.000 G0 kentang 121,235 35.000kg bwng merah dan 26.596,9 sayuran potensial 3 98,01 12.000 batang 12.300 102,5 Jumlah Teknologi Budidaya Produksi Hortikultura Ramah Lingkungan Jumlah Sumberdaya Genetik Hortikultura yang Terkonsentrasi dan Terkarakterisasi 3.700 planlet 14.085 380,68 300,000 stek tan.hias, 492,253 164,08 5.200 batang Bawah dan 7.233 139 Batang Atas Jeruk 300.000 hasil SE 30.000 10 planlet 24 teknologi 26 108,69 1.920 aksesi 1.963 102,24 Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura 5 4 31 seminar open House/field day pameran 13 260 4 100 42 135,45 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 81

Jumlah Rekomendasi Kebijakan litbang Hortikultura Jumlah Kerjasama Penelitian Jumlah Koordinasi dan Pengawalan Program Dukungan dan Pengembangan Kawasan Hortikultura 1 6* 12.000 12 1 400 300 4 1 ekspose jurnal leaflet/booklet(eks materi Web gelar Teknologi majalah Iptek Hort (expl) expl.buku Profil Buah Nusantara promosi TV (kali) paket Diseminasi Teknologi ke BPTP 1 100 4 100 12.000 100 12 100 2 200 400 100 300 100 6 150 1 100 3 rekomendasi 6 200 23 kerjasama 26 113,04 27 lokasi 26 96,30 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 82

PERSENTASE PELAKSANAAN DIPA S/D DESEMBER 2013 120.00 100.00 83.90 94.04 98.68 98.76 96.22 93.41 P e r s e n 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 Puslitbang HortiBalitsa Balitbu Balithi BalitjestroLingkup Puslit UPT/UK Gambar 22. Grafik Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikultura TA 2013 Per UK/UPT Rata-rata realisasi anggaran per UK/UPT maupun per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil yang baik, yaitu di atas 90%, kecuali Puslitbang Hortikultura realisasi sampai 31 Desember 2014 sebesar 83,90% hal ini disebabkan putusnya kontrak pembangunan gedung Puslitbang Hortikultura dan akan dilanjutkan pada tahun 2014. Akuntabilitas keuangan tidak terlepas dari berhasilnya pencapaian sasaran yang dicapai oleh Puslitbang Hortikultura dengan penjabaran pencapaian kegiatan utama dan output yang dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura pada Tabel 7. Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2012 dengan Realisasi Anggaran tahun tahun 2013 Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2012 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp.74.505.355.000,-. Alokasi anggaran per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai Rp.35.851.173.000,-, belanja barang Rp. 33.895.185.000,-, dan belanja modal Rp. 4.758.997.000,-. Sedangkan alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2012 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 13.220.536.000,-, Balitsa Lembang Rp. 20.007.773.000,-, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 83

Balitbu Tropika Solok Rp 16.356.961.000,-, Balithi Segunung Rp 14.728.553.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 10.191.552.000,-. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 secara keseluruhan mencapai 95,71% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi keuangan dari masing-masing jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : belanja pegawai 96,36%, belanja barang 94,94%, dan belanja modal 96,28%. Sedangkan realisasi keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 93,02%, Balitsa Lembang 95,78%, Balitbu Tropika Solok 96,81%, Balithi Segunung 96,05%, dan Balitjestro Tlekung 94,40%. Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura semula sebesar Rp.101.946.516.000,-. Kemudian pada tanggal 26 September 2013 mengalami revisi penghematan 10% yang mengakibatkan Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami penurunan sehingga menjadi Rp. 97.548.342.000,-, Pagu Lingkup Puslitbang Hortikultura pada tanggal 23 Desember 2013 kembali mengalami revisi DIPA karena adanya tambahan dana dari hibah dan revisi pagu minus pada belanja pegawai sehingga mengalami kenaikan sebesar Rp 4.711.263.000,- (4,82%) dan mengakibatkan pagu DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura menjadi Rp. 102.259.605.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2012 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp.25.297.878.000,-, menjadi Rp 26.930.841.000,- Balitsa Lembang Rp. 21.702.479.000,- menjadi Rp. 23.280.056.000,- Balitbu Tropika Solok Rp. 19.224.861.000,-,menjadi Rp. 20.114.437.000,- Balithi Segunung Rp. 17.769.213.000,- menjadi Rp. 18.154.772.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp. 13.553.911.000,- menjadi Rp.13.779.499.000,- Dibandingkan anggaran tahun 2012 DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 37,25%. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2013 secara keseluruhan mencapai 93,41% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut: Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 83,90%, Balitsa Lembang 94,04%, Balitbu Tropika Solok 98,86, Balithi Segunung 98,76%, dan Balitjestro Tlekung 96,22%. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 84

Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 dan 2013 Per UK/UPT 100 95 90 85 80 96.36 97.60 94.94 96.28 92.26 87.79 B.Pegawai B.Barang B.Modal Jenis Belanja 2012 2013 Gambar 23. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA.2012 dan 2013 Per jenis Belanja Perbandingan Persentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA 2012 dan 2013 Per UK/UPT 100 95.73 93.02 95 90 83.90 85 80 75 98.23 95.8098.76 94.04 98.68 94.30 96.22 2012 2013 UK/UPT Gambar 24. Grafik Perbandingan Presentase Realisasi Anggaran Puslitbang Hortikuktura TA.2012 dan 2013 Per UK/UPT Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 85

Tabel 7. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2012 dan 2013 menurut jenis belanja Tahun 2012 Tahun 2013 No Jenis Pengeluaran Pagu Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.) (%) Pagu Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.) (%) 1 Belanja Pegawai 35.902.852.000 34.597.563.649 96,36 39.785.027.000 38.830.969.291 97,60 2 Belanja Barang 33.895.185.000 32.179.331.663 94,94 41.314.276.000 38.114.594.338 92,26 3 Belanja Modal 4.707.318.000 4.532.365.525 96,28 21.160.302.000 18.576.623.719 87,79 Jumlah Seluruhnya 74.505.355.000 71.323.765.637 95,71 102.259.605.000 95.522.187.348 93,41 Tabel 8. Perbandingan Pagu dan realisasi anggaran masing masing UPT lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun Anggaran 2012 dan 2013 Tahun 2012 Tahun 2013 No Uraian Pagu Anggaran Realisasi Keuangan Sisa Anggaran Pagu Anggaran Realisasi Keuangan (Rp.) ( Rp. ) % ( Rp ) (Rp.) ( Rp. ) % Sisa Anggaran ( Rp ) 1 Puslitbang Hortikultura 13.220.536.000 12.297.851.157 93.02 922.684.843 26.930.841.000 22.594.019.514 83,90 4.336.821.486 2 Balai PenelitianTanaman Sayuran 3 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika 4 Balai PenelitianTanaman Hias 5 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika 20.007.773.000 19.163.510.683 95,78 844.262.317 23.280.056.000 21.892.535.905 94,04 1.387.520.095 16.356.961.000 16.080.849.873 98,31 276.111.127 20.114.437.000 19.848.128.102 98,68 266.308.898 14.728.533.000 14.146.560.000 96,05 581.973.000 18.154.772.000 17.929.522.402 98,76 225.249.598 10.191.552.000 9.620.489.124 94.40 571.062.876 13.779.499.000 13.257.981.425 96,22 521.517.575 Jumlah Seluruhnya 74.505.355.000 71.309.260.837 95,71 3.196.094.1630 102.259.605.000 95.522.187.348 93,41 6.737.417.652 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 86

3.4.2. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sesuai mandat, Puslitbang Hortikuktura selain mendapatkan dana dari APBN, juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis penerimaan umum dan fungsional. Sumber penerimaan umum tahun 2013 yang menonjol terdiri dari : sewa rumah dinas, penjualan aset yang dihapuskan, penerimaan kembali belanja pusat tahunan yang lalu, pelunasan ganti rugi khususnya dari pengembalian tunjangan fungsional penelitian, penerimaan denda penyelesaian pekerjaan dan penerimaan pendapatan anggaran lain-lain. Sumber penerimaan fungsional tahun 2013 mengalami peningkatan disebababkan karena meningkatnya penjualan hasil pertanian dan perkebunan, meningkatnya pendapatan jasa, jasa pelatihan/informasi/laboratorium. Penerimaan umum adalah penerimaan yang bukan berasal dari pelaksanaan tugas pokok instansi, sedangkan penerimaan fungsional merupakan penerimaan yang berasal dari pelaksanaan tugas pokok instansi. Saat ini pagu anggaran sumber dana dari PNBP dapat digunakan apabila satuan kerja telah menerima PNBP dan tealh disetorkan ke kas negara, PNBP ini dapat digunakan kembali dengan besaran sesuai dengan persetujuan penggunaan dari Menteri Keuangan sebesar 94,02%. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2013 sebesar Rp.500.845.000,-, dengan rincian untuk masingmasing UK/UPT tahun 2012 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 0,-, Balitsa Lembang Rp 151.000.000,-, Balitbu Tropika Solok Rp 153.485.000,-, Balithi Segunung Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp 103.895.000,- Realisasi PNBP sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 1.393.396.440,- (278,21%) dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp. 13.133.000,-, Balitsa Lembang Rp. 528.584.305,-, Balitbu Tropika Solok Rp. 420.849.798,-, Balithi Segunung Rp. 281.346.837 dan Balitjestro Tlekung Rp. 149.482.500,-. Jika dikelompokkan menurut jenis penerimaan, tercatat realisasi Rp. 1.393.396.440,- (278,21% dari target Rp. 500.845.000,-) terdiri dari penerimaan umum sebesar Rp 350.817.980 (423,46) dari target Rp. 82.845.000,- dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 1.042.578.460,- (249,42% dari target Rp. 418.000.000,-). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 87

Lebih jelasnya, realisasi PNBP TA 2013 dari penerimaan umum dan fungsional dapat dilihat pada tabel 9 berikut : Tabel 9. Rekapitulasi PNBP Tahun 2013 Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Tahun 2013 No Jenis Pengeluaran Pagu Realisasi % Target Rp. Rp 1 Puslitbang Hortikultura - Penerimaan umum - 38.701.798 - - Penerimaan Fungsional - 0 - Jumlah : 1-38.701.798-2 Balai PenelitianTanaman Sayuran - Penerimaan umum 23.000.000 203.872.245 886,40 - Penerimaan Fungsional 128.000.000 324.712.060 253,68 Jumlah : 2 151.000.000 528.584.305 350,05 3 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika - Penerimaan umum 58.345.000 61.797.798 105,92 - Penerimaan Fungsional 95.140.000 359.052.000 377,39 Jumlah : 3 153.485.000 420.849.798 274,20 4 Balai PenelitianTanaman Hias - Penerimaan umum 1.500.000 72.014.937 4801.00 - Penerimaan Fungsional 90.965.000 209.331.900 230.12 Jumlah : 4 92.465.000 281.346.837 304,27 5 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika - Penerimaan umum - - - - Penerimaan Fungsional 103.535.000 149.482.500 143,88 Jumlah : 5 103.895.000 149.482.500 143.88 Jumlah Penerimaan Umum ( 1 s/d 5 ) 82.845.000 376.386.778 454,33 Jumlah Penerimaan fungsional ( 1 s/d 249,42 5 ) 418.000.000 1.042.578.460 Jumlah Seluruhnya 500.485.000 1.418.965.238 283,52 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 88

Realisasi PNBP s/d 31 Desember 2013 Lingkup Puslitbang Hortikultura 1,500,000,000 1,000,000,000 500,000,000 0 Penerimaan Umum Penerimaan Fungsional 1,042,578,460 418,000,000 500,845,000 350,817,980 82,845,000 Jenis Penerimaan Total 1,393,396,440 Target Realisasi Gambar 25. Grafik Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan Umum TA 2013 Tabel di atas memperlihatkan bahwa tahun 2013 penerimaan sektor fungsional lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh : 1. Meningkatnya pengendalian internal atas intensifikasi penyetoran penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura; 2. Naiknya batasan tertinggi ijin penggunaan kembali PNBP fungsional menjadi 94,02%. Perbandingan Penerimaan PNBP 2012 dengan Penerimaan PNBP tahun 2013 Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2012 sebesar Rp. 500.845.000,- dengan rincian untuk masingmasing UK/UPT tahun 2012 sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta Rp 0,-, Balitsa Lembang Rp 151.000.000,-, Balitbu Tropika Solok Rp 153.485.000,-, Balithi Segunung Rp 92.465.000,- dan Balitjestro Tlekung Rp 103.893.000,-. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Lingkup Puslitbang Hortikultura TA tahun 2012 sebesar 1.163.160.893,- (232,243%) dari target Rp 500.845.000,-, dan TA 2013 sebesar Rp. 1.418.965.238,- (283,52%) dari target Rp. 500.845.000,-. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 89

Capaian kinerja realisasi penerimaan umum setiap tahun rata-rata mengalami peningkatan baik dari sisi nominal maupun persentase, tahun 2012 sebesar Rp.191.607.193,- (187,20%) dari target Rp. 102.355.000,- dan pada tahun 2013 sebesar Rp.376.386.778,- (454,33%) dari target Rp. 82.845.000,- Capaian kinerja realisasi penerimaan umum dari setiap tahun dari sisi nominal maupun prosentase semakin meningkat, tahun 2012 sebesar Rp.191.607.193 - (187,20%) dari target sebesar Rp.102.355.000,- dan tahun 2013 sebesar Rp. 376.386.778,- (454.33%) dari target sebesar Rp. 82.845.000,- Realisasi penerimaan fungsional PNBP tahun 2012 lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp. 971.553.700- (243,81%) dari target sebesar Rp.398.490.000,- dan pada tahun 2013 terealisasi sebesar Rp. 1.042.578.460,- (249,42%) dari target sebesar Rp. 418.000.000,- Perbandingan Pendapatan Negara Bukan Pajak lingkup ( PNBP) Puslitbang Hortikultura pada TA 2012 dan 2013 tercantum dalam gambar 28. dibawah ini. 1,500,000 1,000,000 Perbandingan Realisasi PNBP Tahun 2012-2013 (Rp.000) 971,554 1,042,578 1,163,161 1,393,396 2012 2013 500,000 191,607 350,818 0 Penerimaan Umum Penerimaan Fungsional Jenis Penerimaan Total Gambar 26. Grafik Perbandingan Realisasi PNBP TA.2012 dan 2013 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 90

No Tabel 10. Rekapitulasi PNBP Tahun Jenis Pengeluaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 2012 2013 Lingkup Pusat Tahun 2012 Tahun 2013 Pagu Realisasi Persen Pagu Realisasi Persen Target Rp. Rp Target Rp. Rp 1 Puslitbang Hortikultura - Penerimaan umum - 27.262.800-13.133.000 0,00 - Penerimaan Fungsional - - - - Jumlah : 1-27.262.800-13.133.000 0,00 Balai PenelitianTanaman 2 Sayuran - Penerimaan umum 12.000.000 41.884.577 349.04 23.000.000 203.872.245 886,40 - Penerimaan Fungsional 139.000.000 363.897.800 261.80 128.000.000 324.712.060 253,68 Jumlah : 2 151.000.000 405.782.377 268.80 151.000.000 528.584.305 350.06 3 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika - Penerimaan umum 58.345.000 53.051.662 90,93 58.345.000 61.797.798 105,92 - Penerimaan Fungsional 95.140.000 245.646.500 258,19 95.140.000 359.052.000 377,39 Jumlah : 3 153.485.000 298.698.162 194,61 153.485.000 420.849.798 274,20 Balai PenelitianTanaman 4 Hias - Penerimaan umum 31.650.000 50.713.154 160,23 1.500.000 72.014.937 4801,00 - Penerimaan Fungsional 60.815.000 74.555.000 122,59 90.965.000 209.331.900 230,12 Jumlah : 4 92.465.000 125.268.154 135,48 92.465.000 281.346.837 304,27 5 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika - Penerimaan umum 360.000 18.695.000 5,193 0 0 0 - Penerimaan Fungsional 103.535.000 287.454.400 277,64 103.895.000 149.482.500 143,88 Jumlah : 5 103.895.000 306.149.400 294,67 103.895.000 149.482.500 143,88 Jumlah Penerimaan Umum (1 s/d 5) 102.355.000 191.607.193 187,20 82.845.000 376.386.778 454,33 Jumlah Penerimaan fungsional 1 s/d 5) 398.490.000 971.553.700 243,81 418.000.000 1.042.578.460 249,42 Jumlah Seluruhnya 500.845.000 1.163.160.893 232,24 500.845.000 1.418.965.238 283,52 Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 91

BAB IV PENUTUP Capaian sasaran Puslitbang Hortikultura tahun 2013 diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2013 sebagian besar telah tercapai dengan rata-rata capaian realisasi 121,70%, dengan kriteria capaian dari kurang berhasil (10%) sampai pada capaian sangat berhasil (360,68%). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti, litkayasa dan tenaga adminstrasi yang memadai. SUCCESS STORIES Dinamisasi perubahan lingkungan strategis yang relatif cepat di sektor pertanian, terutama produk hotikultura, merupakan hal penting yang harus direspon oleh Puslitbang Hortikultura, terutama dalam menentukan prioritas kegiatan penelitian dan pengembangan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan daya saing komoditas hortikultura dan untuk membantu pelaku agribisnis sektor hortikultura dalam menghadapi pasar global. Puslitbang Hortikultura pada tahun 2013 telah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan daya saing komoditas hortikultura melalui 24 RPTP dan 11 RDHP. Beberapa hasil kegiatan Puslitbang Hortikultura yang merupakan success story antara lain adalah : 1) Dihasilkannya 27 VUB yang diminati konsumen dari target 31 VUB, terdiri dari: 1) TSS 1-S4/Brebes 1, 2) TSS-KL 80 S3/Brebes 2, 3) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Larasati, 4) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Pratiwi, 5) Anggrek Phal. Standar varietas Ayu Respati, 6) Anggrek Phal. Multiflora varietas Atminda, 7) Anggrek Phal. Multiflora varietas Abbrittyas, 8) Anggrek Dendrobium varietas Syifa, 9) Krisan pot varietas Aiko, 10) Krisan pot varietas Avanthe, 11) Krisan tipe spray varietas Solinda Pelangi, 12) Krisan tipe spray varietas Arosuka Pelangi, 13) Krisan tipe spray varietas Sabiya, 14) Krisan tipe spray varietas Awanis, 15) Krisan tipe spray varietas Erika, 16) Krisan Mutan varietas Jayani, 17) Krisan Mutan varietas Pinka Pinky, 18) Krisan Mutan varietas Dwimahyani, 19) Krisan Mutan varietas Hartuti, 20) Krisan Mutan varietas Suciyono, 21) Krisan Mutan varietas Pinkana, 22) Krisan Mutan varietas Marina, 23) Anyelir varietas Laras, 24) Anyelir varietas Aruna, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 92

25) Anyelir varietas Belani, 26) Anyelir varietas Bintari, 27) Anyelir varietas Laksmi 2) Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan 1.963 aksesi sumber genetik (SDG) hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi yang berasal dari : 200 aksesi SDG sayuran, 1.410 aksesi SDG tanaman buah tropika, 211 aksesi SDG tanaman hias, dan 142 aksesi SDg tanaman jeruk dan buah subtropika. 3) Dihasilkannya benih sumber hortikultura: 121.235 G0 kentang; 26.596,93 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial; 12.300 batang benih sumber buah tropika, 14.085 planlet anggrek dan tanaman hias lain, 492.253 stek krisan 7.233 benih sumber jeruk BF dan BPMT dan 30.000 planlet benih batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE. 4) Dihasilkannya 26 teknologi budidaya produksi hortikultura ramah lingkungan dimana jumlah teknologi tersebut telah sesuai dengan yang ditargetkan, yaitu 1) Biopestisida Untuk Mengendalikan OPT Tanah Pada Komoditas Kentang, 2) Teknologi Pengendalian Penyakit Virus Kuning Pada Cabai Merah,3) Teknologi Budidaya Bawang Merah Menggunakan TSS (True Shallot Seed) di dataran tinggi, 4) Teknik Produksi Benih TSS Yang Efisien Dari Segi Kualitas dan Kuantitas Di Dataran Tinggi. 5) Teknik Produksi Umbi Mini Asal Benih TSS Di Dataran Rendah, 6) Teknologi Untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Produksi Mangga Sebesar 15%, 7) Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Busuk Batang Buah Naga Dengan Fungisida, 8) Teknologi Perbanyakan Durian dan Manggis Secara Massal Melalui Teknik Embriogenesis Somatik, 9) Teknologi Budidaya Pisang Dengan Memanfaatkan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman, 10) Teknologi Optimasi Kultur Meristem Untuk Perbanyakan Masalah Pada Anggrek Phalaenopsis, 11) Teknologi perbanyakan anggrek Vanda secara in vitro, 12) Teknologi Budidaya Krisan Hemat Sumber Daya, 13) Teknologi Budi Daya Leather Leaf, 14) Teknologi responvarietas krisan terhadap pemberian pupuk P, 15) Teknologi Perbanyakan Masal Gerbera, 16) Teknologi pengendalian bakteri busuk lunak pada anggrek Phalaenopsis, 17) Teknologi pengendalian CyMV pada anggrek Dendrobium, 18) Teknologi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 93

Pengendalian Penyakit Karat Putih Dengan Cendawan Antagonis Pada Tanaman Krisan, 19) Teknologi pengendalian hama pengorok daun dengan insektisida nabati pada tanaman krisan, 20) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih Dengan Inducer Untuk Ketahanan Tanaman Krisan, 21) Teknologi Meningkatkan Rasa Manis Buah Jeruk Keprok, 22) Teknologi Menguningkan Kulit Buah Jeruk Keprok, 23) Teknologi Memuluskan Kulit Buah Jeruk Keprok Dari Serangan Organisme Pengganggu Tanaman ( OPT) Penyebab Burik Kusam, 24) Teknologi Pemacuan Pembungaan dan Pembuahan Lengkeng, 25) Teknologi Produksi Benih Stroberi Melalui Kultur Meristem, 26) Teknologi Protein Rekombinan Untuk Memproduksi Protein Bakteri Penyebab Penyakit Huanglongbing (HLB=CVPD), Sebagai Materi Imunogen Dalam Pembuatan Antiserum Poliklonal. 5) Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura dengan realisasi capaian rata-rata melebihi target, yaitu 126,70% melalui terselenggaranya seminar, pameran, ekspose, gelar teknologi, open house/wisata petik jeruk, tercetaknya jurnal, leaflet/booklet, Majalah Iptek Hortikultura serta Buku Profil Buah Nusantara, up load materi web, dan terlaksananya transfer paket teknologi ke BPTP. 6) Tersedianya 6 rekomendasi kebijakan litbang hortikultura dari 3 rekomendasi yang telah ditargetkan. 7) Terwujudnya 26 kerja sama bidang hortikultura dari 23 kerja sama yang ditargetkan, yaitu 6 kerja sama dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura; 5 kerja sama dilakukan oleh Balitsa; 7 kerja sama dilaksanakan oleh Balitbu Tropika; 7 kerja sama dilakukan oleh Balithi; dan 1 kerjasama oleh Balitjestro. 8) Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu dengan terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di 26 lokasi dari target di 27 lokasi. 9) Selain keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Puslitbang Hortikultura juga telah menerima beberapa penghargaan atas prestasi yang diraih sebagai berikut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 94

Balitsa : 1) The Best Service Excellent of The Year dari Kementerian Koperasi dan UKM RI Kerjasama dengan TRE UNO (lamp 2) UPBS-Balitsa memperoleh sertifikat SMM SNI ISO/IEC 9001:2008 dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (LSSM-BPTPH) Nomor 19. 3) Lima Laboratorium Penguji Balitsa terakreditasi berdasarkan standar mutu SNI ISO/IEC 17025 : 2008 dengan terbitnya sertifikat akreditasi dengan nomor LP-798-IDN dari Komite Akreditasi Nasional (Lampiran 19) 4) Balitsa Peringkat ke-19 pemeringkatan pengelolaan informasi inovasi teknologi pertanian melalui situs web lingkup Badan Litbang Pertanian Tahun 2013. 5) Balitsa Pemenang Lomba Tertib Arsip Lingkup Sekretariat Jenderal UPT Daerah dan Unit Kerja Pusat Lingkup Kementerian Pertanian dengan surat keputusan Menteri Pertanian 5970/kpst/OT.140/11/2012. Balitbu Tropika 1) Dapat mempertahankan sertifikat ISO 9001-2008 2) Penambahan ruang lingkup ISO 9001-2008 pada Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) pada tanggal 26 Agustus 2013 3) SPI dengan predikat sangat handal 4) SDM berprestasi sebagai juara 1 kategori peneliti/penyuluh/perekayasa lomba inovasi teknologi pertanian 2013 pada kegiatan international conference on bioversity, climate change and food security 5) Juara 1 pada kegiatan diklat jabatan fungsional lanjutan LIPI (gelombang XI) Balithi 1) VUB tanaman hias yang telah didaftar dapat segera dimanfaatkan pengguna untuk mendukung pengembangan industri florikultura nasional. Koleksi plasma nutfah dapat digunakan oleh peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 95

pemulia sebagai tetua persilangan, dan publikasi hasil-hasil penelitian dapat diadopsi oleh seluruh stakeholder. Inovasi teknologi budidaya juga tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan daya saing produk florikultura nasional. Benih sumber VUB dapat dipesan ke UPBS dan dikembangkan menjadi benih sebar seluruh sentra produksi di dalam negeri. Balitjestro 1) Produksi dan pendistribusian benih sumber bebas penyakit kepada stakeholder dan bertambahnya kelembagaan perbenihan menjadi 23 provinsi yang pada tada tahun 2012 sebanyak 19 provinsi 2) Kerjasama yang terjalin pada tahun 2013, kepercayaan BUMN PTPN XII, VIII dan IX, pemerintah daerah dan swasta, cukup besar dalam mengembangkan jeruk dengan menggunakan benih jeruk bebas penyakit. 3) Pengawalan teknologi di PTPN dipercayakan pada peneliti dan teknisi Balitjestro 4) Menjadi salah satu kandidat dari 3 Instansi dibawah Kementerian Pertanian untuk mendapat penghargaan Citra Layanan Primayang telah diuji lapang oleh tim penilai dari Kementerian PAN 5) Mendapat sertifikat Wilayah Bebas dari Korupsi dari Kementerian Pertanian tahun 2013. 6) Sertifikat Menteri Pertanian Republik Indonesia tentang Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2013 untuk Balitsa, Balitbu, Balithi dan Balitjestro Bila dibandingkan dengan hasil kinerja penelitian dan pengembangan hortikultura pada tahun 2012, terdapat beberapa kemajuan, hal ini dikarenakan adanya peningkatan dalam jumlah anggaran, perbaikan fasilitas baik untuk laboratorium maupun kebun percobaan. Beberapa hasil kinerja penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura pada tahun 2012, sebagai berikut : 1) Dihasilkannya 27 VUB yang diminati konsumen yang terdiri dari 3 (tiga) VUB Kentang (Varietas Amabile, Varietas Maglia, Varietas dan Medians); 2 (dua) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 96

VUB sayuran lainnya, yaitu Mentimun Hibrida Litsa Hijau dan Jamur Kuping Nawangsari; 22 VUB tanaman hias terdiri dari : 2 VUB anggrek Phalaenopsis tipe standar,2 VUB Phalaenopsis tipe multiflora, 2 VUB anggrek Phalaenopsis tahan penyakit busuk daun, 1 VUB anggrek Dendrobium mutan, 6 varietas Krisan tipe standar, 2 varietas Krisan pot, 7 varietas Krisan mutan, dan 2 varietas Gladiol. 2) Pada pengelolaan plasma nutfah sampai tahun 2012 SDG Puslitbang Hortikultura telah terkonservasi dan terkarakterisasi sebanyak 1.750 tanaman hortikultura yang berasal dari: terkarakterisasi 170 aksesi SDG sayuran, plasma nutfah tanaman buah tropika telah terkonservasi dan terkarakterisasi sebanyak 1.276 aksesi, plasma nutfah tanaman hias yang terkarakterisasi dan terkonservasi 187 aksesi, dan tanaman jeruk dan buah subtropika telah mencapai 117 aksesi SDG yang terkonservasi dan terkarakterisasi. 3) Benih sumber yang dihasilkan pada tahun 2012 terdiri dari : 53.895 G0 kentang; 32.571 kg benih sumber bawang merah dan sayuran potensial; 35.800 batang benih sumber buah tropika yang terdiri dari 1.400 batang benih sumber dari 9 varietas unggul durian, 1.000 batang benih sumber dari 2 varietas unggul manggis, 400 batang benih sumber dari 3 varietas alpukat, 11.000 batang benih sumber dari 2 varietas mangga, 1.000 batang benih sumber dari 1 varietas sirsak ratu, 21. 000 batang bibit pisang hasil perbanyakan secara kultur jaringan yang bebas penyakit dan berlabel; 37.470 planlet anggrek dan tanaman hias lain; 505.048 stek krisan; 6.851 benih sumber jeruk dan buah subtropika dengan rincian: kelas benih Blok Fondasi (BF) sebanyak 318 pohon dan kelas benih Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) sebanyak 6.533 pohon; dan 335.000 planlet benih batang bawah dan batang atas hasil perbanyakan SE. 4) Dihasilkannya teknologi Sistem dan Usaha Agribisnis Tanaman Hortikultura Ramah Lingkungan dari target 14 teknologi tercapai 14 Teknologi yaitu: 1) Teknologi Pengendalian OPT Pada Budidaya Kentang Toleran Suhu Panas; 2) Teknik Penyimpanan untuk Mencegah Peningkatan Kadar Gula; 3) Teknologi Produksi Cabai Merah dengan Menggunakan Netting House; 4) Teknologi Meningkatkan Ukuran/Berat Mangga Gedong Gincu Melalui Pengairan dan Pemupukan; 5) Teknologi Memperpanjang Masa Simpan Mangga Gedong Gincu dan Arumanis Menggunakan Suhu Rendah di Tempat Penyimpanan; 6) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 97

Teknologi Pengendalian Stem End Rot yang Menyerang Mangga di Tempat Penyimpanan; 7) Tersedianya Komponen Teknologi Budidaya Pisang dengan Memanfaatkan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman; 8) Tersedianya Komponen Teknologi Budidaya Pisang Dengan Pemberian Kapur Untuk Meningkatkan Produktivitas > 20 t/ha di Lokasi Pengembangan Kawasan Pisang; 9) Teknologi Produksi Tanaman Hias; 10) Teknologi Perbenihan Tanaman Hias; 11) Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Tanaman Hias; 12) Perbaikan Teknologi Mikropropagasi Stroberi untuk Penyediaan Bibit Bebas Penyakit; 13) Perbaikan Teknologi Mikropropagasi Stroberi untuk Penyediaan Bibit Bebas Penyakit; dan 14) Teknologi Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Ekstrim Terhadap Resiko Kegagalan Panen pada Tanaman Jeruk Melalui Manipulasi Sistem Budidaya. 5) Diseminasi Inovasi Hortikultura pada tahun 2012 secara umum telah mencapai realisasi lebih dari target, yaitu 113,56%. Hal ini didukung dari pelaksanaan kegiatan seminar, pameran, open house, gelar teknologi, fasilitasi pengajuan usulan paten, pengajuan pelepasan varietas, tercetaknya: 4 nomor Jurnal hortikultura, leaflet/booklet, artikel publikasi ilmiah, dan 1 nomor majalah iptek hortikultur. 6) Tersedianya rumusan kebijakan, yaitu dihasilkannya 1 (satu) rekomendasi kebijakan litbang hortikultura 7) Terwujudnya 26 kerjasama bidang hortikultura, yaitu meningkatnya jaringan kerjasama IPTEK hortikultura nasional dan internasional 8) Meningkatnya pemanfaatan teknologi hortikultura, yaitu terselenggaranya koordinasi dan pengawalan program dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura pada 29 lokasi. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH Sampai dengan bulan Desember 2013, secara keseluruhan semua kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana. Namun ada beberapa masalah yang dihadapi mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak mencapai target. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 98

Permasalahan : Proses penyediaan bahan terlambat yang mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai target Rendahnya realisasi anggaran belanja barang. Pola musim yang mengalami perubahan sehingga endemik penyakit bakteri yang tidak dapat diatasi dan keterbatasan dalam memprediksi musim Lambatnya pelaksanaan kegiatan penelitian, sehingga baru dimulai pada bulan Mei 2013 Kurangnya peralatan laboratorium seperti alat-alat pendukung dan bahan kegiatan penelitian serta masih terdapatnya alat-alat laboratorium pengadaan sebelum tahun 1990 sehingga kurang layak pakai. Penetapan target Renstra yang cukup tinggi Rendahnya realisasi anggaran disebabkan oleh (1) Pagu dana belanja pegawai yang diberikan terlalu tinggi (2) Kurang tersedianya waktu penyelesaian SP2HL untuk hibah luar negeri karena tidak sinkronnya waktu penganggaran antar negara Regenerasi pegawai adminitrasi pengelola DIPA tidak sesuai harapan sehingga menghambat proses penyerapan anggaran. Terjadi kesenjangan kemampuan antara PNS senior dengan PNS junior. Kekuatan internal SDM, sarana, dan prasarana yang memadai Kebijakan internal yang mendukung Pemecahan Masalah Memperkuat sumber daya anggaran dan sarana prasarana untuk produksi benih bawang merah pada tahun 2014 sehingga target Renstra dapat tercapai dan untuk mempercepat proses penyerapan anggaran perlu dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas PNS pengelola DIPA melalui pelatihan dan membangun budaya kerja tim bukan budaya kerja individu, serta melakukan rotasi antar bagian secara berkala. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM dalam bidang penelitian maupun litkayasa dan tenaga administrasi melalui training jangka pendek maupun jangka panjang, melaksanakan penelitian secara tepat waktu, biaya dan tenaga serta percepatan dalam pencairan dana.melakukan koordinasi internal antara peneliti dan pengelola anggaran agar terjadi sinkronisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 99

antara pengelola anggaran sebagai unit pelayanan dan peneliti sehingga masing-masing dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih lancar Menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Indikator kinerja dimaksud hendaknya (a) spesifik dan jelas, (b) dapat diukur secara obyektif, (c) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (d) tidak bias Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pengadaan alat laboratorium Meningkatkan pemahaman terhadap Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah bagi setiap pelaksana kegiatan penelitian dan unsur manajemen. Mengusulkan fasilitas pendukung produksi SE (bahan, screenhouse dan bioreaktor) guna meningkatkan capaian produk benih SE Meningkatkan monitoring dan evaluasi pada semua kegiatan baik pelaksanaan penelitian maupun kegiatan pendukung lainnya, sehingga diperoleh informasi tentang keberhasilan dan atau kekurangan-kekurangan kegiatan tersebut. Melakukan pertemuan periodik antara penjab penelitian dengan anggota timnya, untuk membahas kendala yang dihadapi tiap periode waktu. Melakukan rapat periodik tiap bulan untuk membahas capaian kinerja dan membahas kendala yang terjadi. IMPLIKASI DAN TINDAK LANJUT Berdasarkan capaian indikator kinerja yang dihasilkan pada tahun 2013, terlihat bahwa capaian keberhasilan benih sumber khusunya benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE hanya mencapai 10% (kurang berhasil), sehingga pada tahun 2014, Puslitbang Hortikultura akan melakukan review Renstra 2010-2014 dengan meninjau ulang target jumlah benih sumber batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE 2014. Selain itu Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura perlu menempuh langkah-langkah terobosan melalui reorganisasi dan restrukturisasi program, optimasi pemanfaatan, dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki. Laporan akuntabilitas kenerja instansi pemerintah tahun 2013 ini merupakan salah satu bukti partisipasi aktif dari Puslitbang Hortikultura dalam Pembangunan Pertanian Nasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 100

institusi. Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh Puslitbang Hortikultura direncanakan dan dilaksanakan serta dievaluasi sesuai dengan Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2010-2014. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 101

L A M P I R A N Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 102

Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 103