ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) PADANGSARI, BANYUMANIK, SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran Gratis (Bebas Bea) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Klaten

Analisis Kualitas Pelayanan di Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Semarang Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PERIJINAN PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KABUPATEN GROBOGAN. Oleh :

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SEMARANG Oleh : Nora Sembadra Mahardhika, Endang Larasati

BAB I PENDAHULUAN. Catatan sipil merupakan suatu catatan yang menyangkut kedudukan hukum

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes RI, 2009). kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DI PUSKESMAS NGALIYAN KOTA SEMARANG Oleh: Dhiarbima Adi Yuwono, Hardi Warsono.

ARTIKEL ABSTRACT. Key words : Quality Service, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, Importance Performance Analysis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI DI KOTA SEMARANG (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 5 SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

Analisis Kualitas Pelayanan Askes di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus

BAB I PENDAHULUAN. atas kesehatan karena dilindungi oleh konstitusi seperti tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang Oleh : Lita Listyoningrum, Ida Hayu Dwimawanti, Hesti Lestari*)

Analisis Kualitas Pelayanan Unit Rawat Jalan Puskesmas Bonang Kec. Bonang Kab. Demak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Analisis Dimensi Kualitas Pelayanan. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang. Oleh : Giovani Anggasta, Herbasuki Nurcahyanto, Susi Sulandari*)

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI LUAR NIKAH PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

1 BAB I PENDAHULUAN. berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Menurut

KUALITAS PELAYANAN KEIMIGRASIAN DI KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA (KJRI) KOTA KINABALU MALAYSIA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kata Kunci : Analisis Kualitas, Kualitas Pelayanan, Pelayanan Perizinan IMB

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

PELAKSANAAN FUNGSI PUSKESMAS (PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KECAMATAN LONG KALI KABUPATEN PASER

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BALAI PENGOBATAN (BP) UMUM PUSKESMAS DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2009

PERAN PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN ADMINISTRASI

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni

Analisis Kualitas Pelayanan E-Procurement pada Pengadaan Barang dan Jasa di Kota Semarang

KUALITAS PELAYANAN YANG DITERIMA PASIEN BPJS DAN NON BPJS DI POLIKLINIK RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN 2017

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG. Oleh : Septiana, Nina Widowati

STUDI TENTANG KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA KLINIK HYPERKES

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan. layanan kesehatan adalah hak setiap warga negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SANGURARA KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan mahal. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG. Oleh: Ahmad Kevin Maulana, Endang Larasati

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (Studi kasus pembuatan e-ktp di Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro)

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI. Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II KAJIAN TEORI. transformasi sumber-sumber ekonomi dari bentuk yang satu menjadi

REFORMASI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KOTA SEMARANG DALAM MENCAPAI PELAYANAN PRIMA

KUALITAS PELAYANAN PENERBITAN SERTIFIKAT HAK MILIK TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN TALAUD. Oleh. Fenly Marthin Papia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

Kata kunci : Pelayanan Publik, Kualitas Pelayanan Publik, Ijin Mendirikan Bangunan, Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam prakteknya rumah sakit digunakan sebagai tempat untuk

ARTIKEL KUALITAS PELAYANAN PENGURUSAN PASPOR PADA KANTOR IMIGRASI KELAS I SEMARANG

ANALISIS SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PASANG BARU (STUDI KASUS DI PT. PLN (PERSERO) RAYON SEMARANG TENGAH)

PELAYANAN PUBLIK DALAM MENCIPTAKAN PELAYANAN PRIMA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan masyarakat dan pelayanan administrasi. Kedua hal tersebut. beriringan dalam mewujudkan kinerja pelayanan yang baik (good

PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN METODE SERVQUAL (STUDI KASUS: PUSKESMAS NGAGEL REJO SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG (Analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat)

Kualitas Pelayanan Rujukan Pasien Pada PUSKESMAS Rowotengah Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. samping itu penyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit juga banyak

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN PASPOR DI KANTOR IMIGRASI KELAS I SEMARANG. Oleh: Denny. Departemen Administrasi Publik

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM OPERASIONALISASI PROGRAM MOBIL SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP

KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS 01 WELERI KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL. Universitas Diponegoro

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

Kata kunci : Kualitas, Pelayanan, Sertifikat Tanah

STUDI TENTANG PELAYANAN PENCARI KERJA DI DINAS TENAGA KERJA KOTA SAMARINDA

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) SEMPAJA DI KOTA SAMARINDA. Isnawati 1

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS KAMPUNG BAQA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) LARANGAN KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

mendapatkan pelayanan berlaku universal terhadap siapa saja yang berkepentingan atas hak

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS LEMPAKE KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. secara umum rata rata penilaian kinerja RSUD Kota Surakarta adalah

STUDI TENTANG KUALITAS PELAYANAN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BONTANG. Endang Situmorang

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri masalah kemiskinan selalu menjadi penghambat kemajuan tiap - tiap

Informan Penelitian : Petugas-petugas SAMSAT Corner. A. Bagaimana kualitas pelayanan di SAMSAT Corner apabila dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

Formulir pertanyaan untuk menilai kualitas jasa berdasar persepsi manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini setiap rumah sakit berlomba lomba mengunggulkan kualitas jasa

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA Oleh : Fania Anindita, Ida Hayu Dwimawanti Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman : http//www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id ABSTRAK Sejak tahun 2008 Pemerintah Kota Surakarta mengadakan program jaminan kesehatan yang berlabel Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kualitas pelayanan publik di Unit Pelaksanaan Teknis Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta dan Dimensi penghambat pelayanan di Unit Pelaksanaan Teknis Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta. Penelitian ini menggunakan teori Lima Dimensi Kualitas Pelayanan yaitu Tangible, Reliability, Responsiviness, Assurance, Emphaty. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga komponen yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, Kualitas pelayanan yang diberikan oleh UPT PKMS kepada peserta PKMS belum maksimal, dilihat dari lima dimensi kualitas pelayanan tangible (berwujud), reliability (kehandalan), responsiviness (ketanggapan), assurance (jaminan) dan emphaty (empati) masih terdapat dua dimensi yang menghambat kualitas pelayanan yaitu dimensi tangible yang menyangkup fenomena kenyamanan ruang tunggu dan dimensi assurance yang mencakup fenomena jaminan tepat waktu. Dimensi yang menghambat kualitas pelayanan yaitu Dimensi Tangible mencakup fenomena kenyamanan ruang tunggu, dilihat dari kualitas ruang tunggu yang ada hanya terdapat kursi dilorong jalan selain itu tidak adanya pengadaan meja dan tidak adanya pendingin ruangan membuat kualitas pelayanan yang diberikan belum maksimal. Dimensi Assurance mencakup fenomena jaminan ketepatan waktu, jaminan tepat waktu yang diberikan oleh UPT PKMS kepada masyarakat juga belum maksimal, dilihat dari proses pelayanan kartu yang semestinya lima sampai tujuh hari kerja, namun pada kenyataanya proses pelayanan kartu melebihi dari waktu yang ditentukan. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan Publik, Pelayanan Publik, Manajemen Pelayanan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki 260 juta jiwa pada tahun 2013. Dalam Pembukaan UUD 1945 Tujuan Negara Indonesia adalah Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakanlah program pembangunan nasional secara menyeluruh. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sehingga dapat terwujud masyarakat yang sehat dan sejahtera. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta dan yang utama adalah Pemerintah. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkan derajat kesahatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan penyakit (Preventif), penyembuhan penyakit (Kuratif), dan pemeliharaan kesehatan (Rehabilitas), ini dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satu bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh Pemerintah pusat di bidang kesehatan kepada masyarakat umum yaitu tersedianya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dengan program Askeskin (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin). Walaupun program tersebut sampai ke daerah, tetapi ternyata tidak semua masyarakat miskin di Surakarta mendapatkan jaminan Askeskin. Salah satunya karena keterbatasan kuota dari pemerintah pusat, sementara jumlah masyarakat miskin di Kota Surakarta yang butuh di cover program jaminan kesehatan gratis/murah masih banyak. Sejak tahun 2008 Pemerintah Kota Surakarta mengadakan program jaminan kesehatan yang berlabel Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS). Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis kualitas pelayanan di Unit Pelaksanaan Teknis Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta di Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai objek penelitian, karena PKMS ini merupakan satu satunya program jaminan kesehatan

daerah yang ada di Kota Surakarta yang khusus diperuntukkan untuk masyarakat miskin yang terdaftar di Surat Keputusan Walikota Surakarta sesuai dengan persyaratan yang ada tanpa dipungut biaya apapun. UPT PKMS mempunyai peran yang sangat vital dalam meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat Kota Surakarta serta memegang kendali sekaligus pengawas dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan dirumah sakit mitra. Dengan adanya PKMS masyarakat merasa aman karena telah memiliki jaminan kesehatan PKMS untuk menjamin biaya pelayanan kesehatan mereka, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk biaya pengobatan mereka. Selain itu, pembiayaan klaim pasien dianggarkan dalam RAPBD Kota Surakarta. Oleh karena itu, aparatur pelayanan dituntut untuk memberikan layanan kepada masyarakat dengan sepenuh hati. Layanan seperti ini tercermin dari keunggulan aparatur untuk melayani. Keunggulan yang dimaksud yaitu menjadikan kepuasan masyarakat sebagai tujuan utamanya. Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Unit Pelaksanaan Teknis Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta kepada masyarakat masih ditemui beberapa hambatan : 1. Dimensi Tangible (Berwujud) Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tidak semua masyarakat dapat mendapatkan pelayanan secara bersamaan dalam waktu yang sama. Oleh sebab itu, dibutuhkan ruang tunggu untuk menunggu giliran mendapatkan pelayanan sesuai dengan antrian. Ruang tunggu yang disediakan oleh UPT PKMS terhadap masyarakat cukup terbatas, dilihat dari posisi ruang tunggu yang hanya disediakan dilorong jalan. Tidak tersedia meja untuk tulis menulis, tidak tersedianya pendingin ruangan seperti Fan maupun AC, serta terbatasnya kursi yang ada membuat masyarakat harus menunggu panggilan dengan berdiri apabila pada saat terjadi lonjakan antrian. Dengan adanya permasalahan tersebut membuat masyarakat merasa kurang nyaman terhadap kualitas ruang tunggu yang diberikan. 2. Dimensi Assurance (Jaminan) Minimnya sumber daya manusia dalam hal verifikasi lapangan dan pelayanan kartu di UPT PKMS membuat jaminan ketepatan waktu yang diberikan belum maksimal. Dari data yang ada dapat diketahu bahwa minimnya SDM yang ada seperti tim survey dan tim cetak kartu mengakibatkan prosesnya berjalan lamban. Di UPT PKMS hanya terdapat 3 orang pegawai yang mempunyai tugas untuk

menyurvei keadaan atau kondisi masyarakat yang memperpanjang kartu PKMS dan 1 orang untuk pelayanan pencetakan kartu, dari sekian ribu orang yang memperpanjang kartu PKMS hanya ada 3 orang pegawai yang harus melihat langsung keadaan masyarakatnya dengan membawa hasil lapangan yang menyatakan bahwa kondisi keluarga tersebut miskin, dinilai dengan indikator kemiskinan yang ada. Ini yang menyebabkan ketepatan waktu pelayanan menjadi lamban dan sering dikeluhkan oleh pasien atau pengguna layanan, mereka tidak tau harus menunggu berapa lama untuk mendapatkan kartu PKMS Gold yang baru atau yang diperpanjang, dalam prosedurnya waktu perpanjangan Kartu PKMS Gold maksimal tujuh hari, namun pada kenyataannya itu hanya teori saja. Banyak peserta PKMS Gold yang lebih dari 7 hari mengambil kartunya namun pada saat ia sampai ditempat (UPT PKMS), kartu yang diperpanjang itu belum juga tercetak sehingga pasien harus kembali lagi esok harinya, ini membuat pasien kecewa terhadap pelayanan yang diberikan oleh UPT PKMS. B. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan Dan Menganalisis Kualitas Pelayanan Yang Diberikan Oleh Unit Pelaksanaan Teknis Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta Kepada Peserta PKMS. 2. Mengidentifikasi Dimensi Yang Menghambat Kualitas Pelayanan Unit Pelaksanaan Teknis Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta Kepada Peserta PKMS Atau Masyarakat Terkait Pelayanan Dibidang Kesehatan. C. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka penelitian ini mencakup Administrasi Publik, Manajemen, Pelayanan, Kualitas Pelayanan. Nicholas Henry (Pasolong, 2011:8) mendefinisikan, Administrasi Publik adalah suatu kombinasi yang kompleks antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosi pemahaman terhadap pemerintah dalam hubugannya dengan masyarakat yang diperintah, dan juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan sosial. Administrasi publik berusaha melembagakan praktik-praktik manajemen agar sesuai dengan nilai efektivitas, efisiensi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara lebih baik. Stoner dan Wankel (Pasolong, 2011:83) mengatakan bahwa Manajemen secara harfiah adalah proses perncanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota oganisasi dan

penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Gronroos dalam Ratminto dan Atik (2010:2), Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi layanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen pelanggan. Menurut Zeithaml dkk yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2012:174), kualitas pelayanan dapat diukur dari 5 dimensi yaitu : 1. Tangibel (Berwujud) fenomenanya meliputi penampilan petugas, kenyamanan tempat, kemudahan proses pelayanan, dan kedisiplinan petugas. 2. Reliability (Kehandalan) fenomenanya meliputi kecermatan petugas, standar pelayanan yang jelas, kemampuan dan keahlian petugas dalam melayani. 3. Responsiviness (Respon/Ketanggapan) fenomenanya meliputi petugas melakukan pelayanan dengan cepat, tepat dan cermat, serta merespon semua keluhan pelanggan. 4. Assurance (Jaminan) fenomenanya meliputi petugas memberikan jaminan tepat waktu, kepastian biaya dan legalitas dalam pelayanan. 5. Emphaty (Empati) fenomenanya meliputi petugas mendahulukan kepentingan pelanggan, melayani dengan ramah, sopan dan tidak diskriminatif (membeda-bedakan). D. Fenomena Penelitian Dalam penelitian ini yang dikaji oleh peneliti untuk menganalisis kualitas pelayanan pada UPT PKMS menggunakan : 1. Kualitas pelayanan UPT PKMS dilihat dengan menggunakan 5 dimensi yaitu : 1. Tangibel (Berwujud) yaitu penyediaan fasilitas fisik dan kelengkapan serta penampilan pribadi. Wujudnya berupa segala fasilitas yang secara nyata dapat terlihat. Fenomena yang akan dikaji oleh peneliti meliputi penampilan petugas, kenyamanan tempat, kemudahan proses pelayanan, dan kedisiplinan petugas di UPT PKMS. 2. Reliability (Kehandalan) yaitu kemampuan untuk memproduksi jasa

sesuai yang diinginkan secara tepat dan konsisten. Kehandalan dapat diartikan mengerjakan dengan benar sampai kurun waktu tertentu. Fenomena yang akan dikaji oleh peneliti meliputi kecermatan petugas, standar pelayanan yang jelas, kemampuan dan keahlian petugas dalam melayani masyarakat. 3. Responsiviness (Respon/Ketanggapan) yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan memberikan pelayanan yang tepat. Sikap tanggap pegawai dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan dan dapat menyelesaikan dengan cepat. Kecepatan pelayanan yang diberikan merupakan sikap tanggap dari petugas dalam pemberian pelayanan yang dibutuhkan. Sikap tanggap ini merupakan suatu akibat akal dan pikiran yang ditunjukkan pada pelanggan. Fenomena yang akan dikaji oleh peneliti meliputi petugas melakukan pelayanan dengan cepat, tepat dan cermat, serta merespon semua keluhan pelanggan. 4. Assurance (Jaminan) yaitu pengetahuan dan kemampuannya untuk meyakinkan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa jaminan merupakan upaya perlindungan yang disajikan untuk masyarakat terhadap resiko yang apabila resiko itu terjadi akan dapat mengakibatkan gangguan dalam struktur kehidupan yang normal. Fenomena yang akan dikaji oleh peneliti meliputi petugas UPT PKMS memberikan jaminan tepat waktu, kepastian biaya dan legalitas dalam pelayanan. 5. Emphaty (Empati) yaitu tingkat perhatian dan atensi individual yang diberikan kepada pelanggan yang artinya perhatian yang dilaksanakan secara pribadi atau individu terhadap pelanggan dengan menempatkan dirinya pada situasi pelanggan. Fenomena yang akan dikaji oleh peneliti meliputi petugas mendahulukan kepentingan pelanggan, melayani dengan ramah, sopan dan tidak diskriminatif (membeda-bedakan). 2. Menganalisis Dimensi Penghambat Kualitas Pelayanan di UPT PKMS E. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Penggunaan desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan di UPT PKMS. Dalam penelitian kualitatif ini penulis menggunakan teknik purposive dengan mencari informasi kepada Kepala UPT PKMS dan Kepala Sub. Bag. TU UPT PKMS, serta juga menggunakan teknik

insidental untuk mencari informasi dari masyarakat. Cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti meliputi Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, display data, dan pengambilan keputusan. PEMBAHASAN 1. Kualitas Pelayanan di UPT PKMS 1. Tangible (Berwujud) a) Penampilan petugas UPT PKMS sudah rapi dan sopan, sudah menggunakan seragam yang ditentukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. b) Kualitas pelayanan ruang tunggu yang diberikan belum maksimal. Dilihat dari tidak tersedianya pendingin ruangan AC/Fan, tidak tersedianya meja untuk tulis menulis, serta terbatasnya tempat duduk untuk menunggu pelayanan, membuat peserta merasa kurang nyaman atas pelayanan yang diberikan. c) Kemudahan yang diterima peserta atau masyarakat baik sebelum proses pelayanan hingga proses setelah pelayanan sangat mudah dan tidak berbelit belit. Terbukti dari keselarasan observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan hasil wawancara kepada informan. d) Kedisiplinan petugas sudah cukup disiplin terlihat dari waktu pelayanan yang sudah ditentukan, bahwa pelayanan dimulai pada pukul 08.00 15.00 WIB diluar jam tersebut para petugas sudah tidak dapat melayani. 2. Reliability (Kehandalan) a) Kecermatan petugas PKMS dalam memberikan pelayanan kepada peserta sangat cermat dilihat dari proses penerimaan berkas hingga pencetakan kartu sudah jarang terjadi kekeliruan. b) Prosedur pelayanan di UPT PKMS sudah jelas, terlihat dari prosedur yang ada sudah disampaikan petugas PKMS melalui informasi-informasi seperti banner dan brosur yang ada di Puskesmas, Kelurahan, Kecamatan maupun di depan loket pelayanan. c) Dalam memberikan pelayanan, kemampuan dan keahlian petugas UPT PKMS dapat dikatakan baik. Petugas UPT PKMS mampu menggunakan alat pendukung pelayanan dengan ahli untuk menunjang kualitas pelayanan secara efektif dan efisien.

3. Responsiviness (Ketanggapan) a) Petugas telah melayani masyarakat dengan cepat, tepat, dan cermat atas segala permasalahan yang dihadapi oleh peserta sehingga peserta pun juga menjadi jelas dan mengerti. b) Respon petugas UPT PKMS kepada peserta atau masyarakat sangat baik. Tercermin dalam setiap pelayanan yang diberikan pihak UPT PKMS selalu memberikan solusi atas keluhan yang disampaikan oleh peserta. 4. Assurance (Jaminan) a) Jaminan ketepat waktu yang diberikan oleh UPT PKMS belum maksimal, dilihat dari banyaknya peserta yang mengeluhkan tentang pelayanan yang lama dalam hal pencetakan kartu PKMS. b) UPT PKMS telah memberikan jaminan kepastian biaya terhadap peserta PKMS. Peserta PKMS Silver mendapatkan jaminan biaya pengobatan sebesar Rp. 5.000.000, peserta PKMS GOLD mendapatkan jaminan biaya yang tidak terbatas atau tidaka ada batas maksimalnya, dan bagi Kader Posyandu mendapatkan jaminan biaya pengobatan maksimal Rp. 7.500.000, sehingga dengan adanya kepastian biaya yang diberikan membuat peserta merasa aman karena sudah mempunyai jaminan pelayanan kesehatan yang jelas. c) Dengan adanya keamanan yang diberikan oleh UPT PKMS membuat masyarakat merasa puas dengan pelayanan keamanan yang diberikan, karena jaminan keamanan yang diberikan tidak terbatas pada sisi administrasi saja namun benar benar mengamankan bagaimana kualitas makanan yang beredar di Kota Surakarta dengan tujuan agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit penyakit yang mudah menular serta dengan adanya kunjungan industri rumah tangga ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat Kota Surakarta. 5. Emphaty (Empati) a) Sikap ramah dan sopan petugas di UPT PKMS tidak hanya diberlakukan pada pasien saja, namun juga kepada seluruh tamu yang berkunjung ke UPT PKMS. sikap ramah dan sopan yang diberikan kepada pasien memberikan kesan yang baik, pasien merasa diperhatikan dan dihargai oleh petugas. b) Keadilan dalam memberikan pelayanan di UPT PKMS mendapat respon positif dari pasien. Dengan demikian, hal itu menjadi salah satu indikasi bahwa kualitas pelayanan

mengenai keadilan pelayanan dapat dikatakan baik. 2. Dimensi Penghambat Kualitas Pelayanan di UPT PKMS 1. Dimensi Tangible Kualitas pelayanan yang mencakup dimensi tangible menunjukan bahwa kualitas pelayanan ruang tunggu yang diberikan belum maksimal. Dilihat dari tidak tersedianya pendingin ruangan AC maupun Fan, tidak tersedianya meja untuk tulis menulis, serta terbatasnya tempat duduk untuk menunggu pelayanan, membuat peserta merasa kurang nyaman atas pelayanan yang diberikan. 2. Dimensi Assurance Kualitas pelayanan yang mencakup dimensi assurance menunjukan bahwa jaminan ketepatan waktu yang diberikan oleh UPT PKMS belum berkualitas, dari data yang ada menunjukan bahwa kepesertaan PKMS Silver pada tahun 2014 sebanyak 225.659 peserta dan kepesertaan PKMS Gold sebanyak 21.605. Dari banyaknya kepesertaan PKMS Silver dan Gold, hanya ada Tiga Pegawai yang memiliki tugas untuk memverifikasi hasil di lapangan apakah sesuai dengan berkas yang diajukan oleh pemohon. Selain itu minimnya petugas pelayanan kartu juga menghambat proses pelayanan. Rata rata jumlah pemohon pelayanan setiap harinya ada 100 Peserta. Oleh sebab itu, minimnya petugas home visit dan petugas pelayanan kartu, membuat pelayanan yang diberikan belum berkualitas. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh UPT PKMS kepada peserta PKMS belum maksimal, dilihat dari lima dimensi kualitas pelayanan tangible (berwujud), reliability (kehandalan), responsiviness (ketanggapan), assurance (jaminan) dan emphaty (empati) masih terdapat dua dimensi yang menghambat kualitas pelayanan yaitu dimensi tangible yang menyangkup fenomena kenyamanan ruang tunggu dan dimensi assurance yang mencakup fenomena jaminan tepat waktu. 2. Dimensi yang menghambat kualitas pelayanan yaitu dimensi tangible (berwujud) dan dimensi assurance (jaminan). Dimensi Tangible mencakup fenomena kenyamanan ruang tunggu dan Dimensi Assurance mencakup fenomena jaminan ketepatan waktu. Ruang tunggu pelayanan yang diberikan oleh UPT PKMS belum berkualitas seperti pada umumnya, dilihat dari kualitas ruang tunggu yang ada hanya terdapat kursi dilorong jalan

selain itu tidak adanya pengadaan meja dan tidak adanya pendingin ruangan membuat kualitas pelayanan yang diberikan belum maksimal. Serta jaminan tepat waktu yang diberikan oleh UPT PKMS kepada masyarakat juga belum maksimal, dilihat dari proses pelayanan kartu yang semestinya lima sampai tujuh hari kerja, namun pada kenyataanya proses pelayanan kartu melebihi dari waktu yang ditentukan. B.Saran 1. UPT PKMS sebaiknya menambahkan sarana dan prasarana seperti meja, kursi, serta pendirngin ruangan (Fan/AC) di ruang tunggu untuk peserta yang sedang menunggu antrian. 2. UPT PKMS perlu menambah jumlah sumber daya manusia melalui recruitment yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau kabupaten atau kota atau dengan menambah jumlah tenaga honorer agar mampu memberikan pelayanan prima dalam proses pelayanan seperti petugas Home Visit dan petugas pelayanan kartu PKMS DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan (Edisi 3). Jakarta: PT Binarupa Aksara Hardiansyah, M.Si.2011 Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media Larasati, Endang. 2009. Pelayanan Publik dalam Dimensi Hukum dan Administrasi Publik. Semarang: Universitas Diponegoro Lukman, Sampara. 2001. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA- LAN Press Moenir,H.A.S. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Remaja Rosdakarya : Bandung. Muninjaya,A.A Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Kedokteran EGC Pasolong, Harbani. 2011. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta Ratminto, dkk. 2010. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: PT Pustaka Belajar Sugiyono, Ag. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sumber Non Buku : Ayun, Karyono, Kunsianah. 2003. Analisa Faktor-faktor yang Berhubungan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Balai Laboratorium Kesehatan Semarang diakses pada 7 Desember 2014 pukul 20.04

Beatriz Cuadrado-Ballesteros, Isabel- María García-Sánchez, José-Manuel Prado-Lorenzo. 2012. Effects of different modes of local public services delivery on quality of lifein Spain. Journal of Cleaner Production 37 (2012) 68e81 Chong Un Pyon, Min Jung Lee, Sang Chan Park. 2009. Decision support system for service quality management using customerknowledge in public service organization. Dwimawanti, Ida Hayu. Januari 2004. Kualitas Pelayanan Publik. Dialogue JIAKP, Vol.1, No.1 Subchat Untachaia. 2012. Modeling Service Quality in Hospital as a Second Order Factor, Thailand. Victor Lorin, Iuliana Raluca Gheorghea, Petrescub. 2013. The Assessment of Perceived Service Quality of Public Health Care Services in Romania Using the SERVQUAL Scale