PROGRAM UNGGULAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2011
DASAR HUKUM BKIPM 1. Perpres Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Pasal 345 huruf j : Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; 2. Permen KP Nomor Per 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 3. Permen KP Nomor Per 25/MEN/2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, Dan Keamanan Hasil Perikanan. AMANAT PEMBENTUKAN Melaksanakan : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan 2. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan 3. Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas UU Nomor31 tahun 2004 tentang Perikanan 4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2002 tentang Karantina Ikan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan 6. Peraturan Menteri Kelautan dan erikananp Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dankeamanan Hasil Perikanan TUGAS DAN FUNGSI 1. Melaksanakan Pencegahan Masuk Dan Tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina, 2. Melaksanakan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
BAGAN ORGANISASI BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
BAGAN ORGANISASI BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KEPALA BADAN Prof.Dr.Ir.Mohamad Syamsul Maarif, M.Eng.Dipl.Ing, DEA. NIP. 19580904 198203 1 004 SEKRETARIS BADAN KEPALA PUSAT KARANTINA IKAN KEPALA PUSAT SERTIFIKASI MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Dr. Ir. Nazory Djazuli, M.Sc KEPALA PUSAT MANAJEMEN MUTU Dra. Budi Susilowati, M.Si NIP. 19580505 198503 2 002 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UNIT PELAKSAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BKIPM
RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN KARANTINA IKAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN 2010-2014 VISI MEWUJUDKAN PRODUK PERIKANAN YANG SEHAT Grand MISI MENGENDALIKAN KESEHATAN IKAN, MUTU DAN Grand PENGEMBAN GAN DAN PEMBINAAN PEMBINAAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN PENGEMBAN GAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KEMANAN PENGUATAN KELEMBAGA AN DAN SUMBER REVOLUSI BKIPM PERUBAHAN MENDASAR SISTIM LAYANAN DARI SERTIFIKASI END PRODUCT MENJADI IN PROCCESS/IN- LINE INSPECTION DENGAN KONSEP PENGEMBANGAN SISTEM, SESUAI STANDAR NASIONAL MAUPUN
PROGRAM DAN SASARAN PEMBANGUNAN BKIPM : :
KEGIATAN UNGGULAN : 1. PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN SISTEM PERKARANTINAAN IKAN MELALUI : Penerapan Inline Inspection Dalam Rangka Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Karantina Serta Sertifikasi Kesehatan Ikan Terhadap Hasil Perikanan Yang Dilalulintaskan (Dari 6 Hari Menjadi 1 Hari) 2. PENGEMBANGAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEMANAN HASIL PERIKANAN, MELALUI : Pengembangan Sistem Sertifikasi HACCP, Pengembangan Sistem Sertifikasi HC Berbasis IPI (In Proces Inspection) (Dari 14 Hari Menjadi 1 Hari) 3. PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SESUAI KETENTUAN STANDAR, MELALUI : Peningkatan Kompetensi Personil Dalam Penerapan Sistem Manajemen Dan Sistem Jaminan Mutu Penerapan Sistem Manajemen Mutu Di Lingkup Otoritas Kompeten Pusat Dan Daerah Pengembangan Sistem Traceabilty Pengembangan Jejaring Labatorium
TARGET DAN SASARAN Dan Sasaran Pogram Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan. Sasaran Program Indikator Kinerja Program Tahun 2011 Meningkatnya lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistem perkarantinaan ikan serta sistem jaminan mutu dan kemanan hasil perikanan Persentase media pembawa hama dan penyakit ikan impor, ekspor dan antar area yang bebas Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) serta Hama dan Penyakit Ikan (HPI) yang dipersyaratkan Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per- negara mitra 92 % 10 Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu ( sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor 1.095 Sertifikat
TARGET DAN SASARAN KEGIATAN UNGGULAN No Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan 2011 2012 2013 20124 1 PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN SISTEM PERKARANTINAAN IKAN Meningkatnya implementasi kebijakan operasional perkarantinaan ikan Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium karantina ikan yang terakreditasi 72 SOP 80 SOP 88 SOP 98 SOP 2 IKIS, 5 2 IKIS, 5 2 IKIS, 2 IKIS, 5 Lab Lab 5 Lab Lab ALASAN : Internal 1. Kejelasan dan kepastian tindakan karantina ikan dalam pelayanan sertifikasi kesehatan ikan 2. Transparansi pelayanan sertifikasi kesehatan ikan (pelayanan prima) 3. Menjamin hasil pengujian yang berstandar nasional maupun internasional Eksternal 1. Penerapan persyaratan perdagangan global (SPS-WTO, OIE / Standard Aquatic animal Health Code) 2. Tuntutan pasar internasional terhadap hasil perikanan yang berkualitas / sehat/ bebas dari penyakit ikan dan zoonosis).
TARGET DAN SASARAN KEGIATAN UNGGULAN (lanjutan) N o Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan 2011 2012 2013 20124 2 PENGEMBANGAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEMANAN HASIL PERIKANAN Meningkatnya jaminan mutu dan keamanan hasil Jumlah Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan hasil perikanan yang bersertifikat HACCP 510 UPI, 1095 sertifkat 515 UPI, 1105 sertifkat 520 UPI, 1115 sertifkat 525 UPI, 1125 sertifkat perikanan Jumlah lokasi yang 20 Lokasi 20 Lokasi 20 20 Lokasi termonitor residu Lokasi dan bahan berbahaya serta laboratorium dan jenis uji yang terakreditasi ALASAN : HACCP merupakan sistem manajemen penjaminan produk perikanan yang aman untuk dikonsumsi manusia. INTERNAL : 1. Produk yang dihasilkan terjamin mutu dan keamanannya 2. Indonesia mempunyai data potensi sumber kontaminan berbahaya sehingga diharapkan mutu dan keamanannya termonitor dan terkendali. EKSTERNAL : 1. Produk perikanan indonesia diterima di pasar internasional 2. Menjamin produk indonesia menggunakan bahan baku dari sumber yang tidak tercemar dan citra produk perikanan indonesia dimata negara buyer positif baik)
TARGET DAN SASARAN KEGIATAN UNGGULAN (lanjutan) No Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan 2011 2012 2013 2014 3 PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KEMANAN HASIL SESUAI KETENTUAN STANDAR Meningkatnya jumlah unit kerja yang menerapkan Sistem Manajemen Karantina Ikan, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jumlah pusat dan lokal otoritas kompeten (unit kerja) yang menerapkan sistem manajemen mutu Jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu 4 Unit kerja 14 Unit kerja 24 Unit kerja 33 Unit kerja 34 Lab 44 Lab 54 Lab 64 Lab ALASAN : Merupakan instrumen untuk menjalankan suatu sistem pelayanan yang terintergrasi. INTERNAL : Terbentuk tata kerja pelayanan yang konsisten dengan perbaikan yang berkelanjutan (continual improvement) melalui prinsip PDCA dalam pengembangan dan penerapan panduan sistem manajemen mutu EKSTERNAL : Mendapat pengakuan dari pihak yang berkepentingan dengan pelayanan yang menjadi tugas BKIPM khususnya dalam hal pengendalian HPIK, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM Indikator Keberhasilan Alasan Meningkatnya Persentase media pembawa hama dan penyakit ikan impor, ekspor dan antar area yang bebas penyakit ikan karantina dan Hama Penyakit Ikan yang dipersyaratkan Menurunnya jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra Meningkatnya jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor Merupakan indikator meningkatnya jaminan kesehatan ikan dalam rangka perlindungan kelestarian sumber daya perikanan dan peningkatan daya saing produk perikanan Merupakan indikator meningkatnya kepercayaan internasional terhadap penyelenggaraan sistem jaminan mutu produk hasil perikanan Merupakan indikator meningkatnya penerapan sistem jaminan mutu di Unit Pengolahan Ikan (UPI) sesuai standar internasional
PERMASALAHAN PELAKSANAAN TUGAS FUNGSI DAN SOLUSI Permasalahan Solusi Kompetensi dan penyebaran SDM teknis/ fungsional/ nonteknis belum sesuai dengan beban kerja yang ada di unit pelaksana teknis Sarana dan prasarana laboratorium belum memadai Terdapatnya tempat-tempat pemasukan/ pengeluaran yang belum terawasi secara optimal Dukungan sektor lain belum terkoordinasi secara baik Peningkatan kemampuan SDM BKIPM secara menyeluruh baik di pusat maupun di UPT Melengkapi sarana dan prasarana penyelenggaraan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan secara bertahap dan terus menerus Monitoring lalulintas produk hasil perikanan di pintu2 pemasukan yang belum terawasi secara optimal Meningkatkan kerjasama dalam rangka jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan
PROGRAM UNGGULAN BKIPM YANG MENDUKUNG PROGRAM INDUSTRIALISASI PERIKANAN 1. Standarisasi karantina ikan diarahkan guna memberikan jaminan kesehatan ikan yang dilalulintaskan, yang pada akhirnya akan berdampak pada kelestarian sumberdaya hayati perikanan, sehingga ketersediaan sumber bahan baku industri perikanan terjamin. 2. Penjaminan mutu dan keamanan hasil perikanan sebagai persyaratan utama dalam peningkatan daya saing, menjadikan produk perikanan indonesia diterima di seluruh pasar internasional, sehingga industri perikanan dapat berkembang secara berkelanjutan
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM TA. 2011 REALISASI DAN TARGET PENYERAPAN TA 2011 (Dalam Juta) 250,000 200,000 98,48% 211,832 99,10 213,155 150,000 5 100,000 50,000-67,05 73.55% 158,203 144,228 Bel 126,687 139,045 139,045 Bel 91,834 81,217 49,656 52,261 56,783 73,557 58,107 40,568 12,562 13,355 14,499 16,004 16,004 Pegawai Barang
CAPAIAN KINERJA UTAMA BKIPM SAMPAI DENGAN BULAN OKTOBER 2011 No Indikator Kinerja Utama 2011 Capaia n Keterangan Hambatan Solusi 1 Persentase media pembawa hama dan penyakit ikan impor, ekspor dan antar area yang bebas penyakit ikan karantina dan Hama Penyakit Ikan yang dipersyaratkan 92 % (Th. 2010 90%) 96,98% Jumlah HC Karantina Ikan yang diterbitkan dibagi jumlah permohonan Karantina Ikan - - 2 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra 10 (Th 2010 10) 4 Penolakan : Korea=1, China=1, Rusia=4, Uni Eropa=1 Korea dan Uni Eropa karena logam berat CO, Rusia karena Salmonell a, Cristal violet, China Dilakukan monitoring logam berat, melakukan sosialisasi bahaya : CO, sanitasi, hygene, cristal violet 3 Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu ( sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor 1,095 Sertifikat (Th. 2010 621 settifikat) 878 Sertifika t Yang telah diterbitk an BKIPM Jumlah penerbitan sertifikat HACCP Jumlah inspektur mutu masih terbatas Pada saat ini inspeksi UPI tidak sesuai ruang lingkup/ program inspeksi Menambah inspektur mutu dengan melatih ka. UPT secara bertahap.
PROGRAM MAUPUN KEGIATAN UNGGULAN 2011 MASIH RELEVAN DENGAN PEMBANGUNAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEMANAN HASIL PERIKANAN PADA TAHUN 2012 1. Pembangunan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan dilakukan secara sinergis bertahap dan berkesinambungan sesuai rencana strategis 2011 2014 2. BKIPM merupakan lembaga eselon i baru kkp sehingga untuk pembangunan periode 2011 2014 masih dalam tarap pengembangan dalam rangka penguatan sistem perkarantinaan mutu dan keramanan hasil perikanan
ANALISIS SWOT DALAM RANGKA PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI BKIPM KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS) 1. Dukungan peraturan perundangan yang kuat terhadap lembaga karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan; 2. Lingkup kerja karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan bersifat nasional karena terdapat di seluruh provinsi di Indonesia; 3. Tersedia teknologi pemeriksaan HPI/HPIK serta pengujian mutu, yang berlaku secara internasional. 4. BKIPM sebagai bagian dari unsur CIQS yang memiliki kewenangan kerja di wilayah pabean (tempat pemasukan/pengeluaran) 5. Pembinaan dan pengembangan SDM yang masih terbatas ; 6. Pemantauan wilayah terkait status kesehatan ikan (HPIK), Mutu dan Keamanan hasil perikanan belum memadai 7. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama 8. Belum optimalnya sarana dan prasarana laboratorium 9. Anggaran pembangunan BKIPM belum memadai PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT) 1. Keanggotaan Indonesia dalam organisasi internasional SPS, Codex dan OIE di bidang kelautan dan perikanan serta kelestarian lingkungan hidup; 2. BKIPM telah memiliki dan melaksanakan perjanjian kerjasama dalam hal implentasi ketentuan sistim jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dengan negara mitra (MRA) 3. Permintaan pasar internasional terhadap produk perikanan tinggi 1. Ketentuan /persyaratan di negara tujuan untuk ekspor yang semakin ketat 2. Adanya kebijakan otonomi daerah yang kurang sinergis. 3. Indonesia merupakan negara kepulauan sebagai natural barrier penyebaran hama dan penyakit ikan
STRATEGI BKIPM. 1. Konsolidasi dan sinergi internal maupun eksternal 2. Penerapan standar mutu dan kesehatan ikan dan produk perikanan secara konsisten 3. Capacity Building (SDM, Keuangan, Sarana dan Prasarana)
URGENSI INDUSTRIALISASI SEBAGAI LOKOMOTIF PENGEMBANGAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Industrialisasi sesuatu program yang harus didukung dan diimplementasikan, melalui industrialisasi diharapkan akan menghela program peningkatan capaian produksi 2. Program budidaya tetap menjadi program unggulan dalam rangka peningkatan produksi budidaya yang diharapkan dapat menjadi penghela bagi unit unit budidaya skala kecil-menengah. Program ini cukup berhasil dengan pola plasma inti. 3. Program peningkatan produksi juga dapat didukung dengan program peningkatan hasil tangkapan. Industrialisasi program perikanan tangkap diarahkan pada pengembangan jenis jenis armada tangkap berskala besar. Hal ini dimaksudkan agar armada berskala besar dapat menjangkau dan memanfaatkan potensi potensi perikanan di ZEEI dan laut lepas. Sementara armada armada kecil yang masih ada dapat memanfaatkan potensi perikanan pantai yang berada 12 mil 4. Industrialisasi perikanan budidaya dan perikanan tangkap diharapkan dapat memacu ketersediaan stok bahan baku untuk mengembangkan industrialisasi pengolahan hasil perikanan. 5. Pengembangan industrialisasi pengolahan diharapkan dapat menghela unit usaha mikro kecil menengah dalam hal penyediaan proses rantai produksi untuk industri skala besar. 6. Bidang pengolahan mengupayakan bagaimana industri besar dapat mendukung, menerima produk produk hasil unit pengolah ikan skala kecil / rumah tangga. 7. Nilai tambah hasil perikanan meningkat dan terdistribusi dengan proporsional di berbagai lapisan mulai dari tingkat nelayan/pembudidaya, pengumpul, suplier hingga ekspotir.
8. Peran serta karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan dalam rangka menjamin ketersediaan berkelanjutan dari sumberdaya perikanan dan daya saing produk perikanan di pasar internasional
PANDANGAN BKIPM MENGENAI PROGRAM MINAPOLITAN 1. Program Minapolitan merupakan program percepatan produktifitas yang perlu didukung oleh semua sub sektor seperti Perikanan Tangkap, dan Perikanan Budidaya serta Pengolahan produk dalam hal diversifikasi produk. Program Percepatan peningkatan produksi tersebut juga diperlukan peningkatan akses pasar dan penjaminan bebas hama penyakit ikan dan mutu keamanan hasil perikanan. Untuk lebih mempercepat pencapaian target sasaran minapolitan diperlukan dukungan dalam bentuk sinkronisasi program/kebijakan dari kementerian kementerian terkait, seperti : peningkatan infrastruktur, penyediaan akses jalan, sumber energi dan air. Program tersebut juga harus bersinergi antar eselon I dan daerah dalam bentuk dukungan kebijakan yang dituangkan dalam program. 2. Dalam program minapolitan ditargetkan penigkatan produksi 353%, namun hal ini perlu dikaji kembali mengingat kesiapan infrastruktur dan dukungan dari faktor eksternal dan internal. 3. Pengembangan minapolitan harus dilaksanakan dengan pendekatan sistem yang berbasis peningkatan nilai tambah
PROGRAM UNGGULAN YANG NOT AS USUAL LINGKUP BKIPM 1. Pelayanan Sertifikat Kesehatan di bidang Karantina Ikan berbasis In Line Inspection (dari 6 hari menjadi 1 hari), meskipun demikian jaminan terhadap kesehatan ikan tetap dapat terpenuhi. 2. Pelayanan Sertifikat Kesehatan di bidang Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan berbasis In Process Inspection (dari 14 hari menjadi 1 hari), meskipun demikian jaminan terhadap keamanan pangan tetap dapat terpenuhi. 3. Pelayanan Sertifikat Kesehatan di Bidang Karantina Ikan menggunakan sistem informasi (SISTER KAROLINE) - Proses pelayanan sertifikasi menjadi lebih cepat. - Penyampaian pelaporan rencana pengiriman hasil perikanan dapat dilakukan secara on line - Data lalulintas hasil perikanan dari seluruh UPT BKIPM dapat terekam secara baik dan dapat dimonitor setiap saat (real time) - Sistem penunjang keputusan BKIPM dapat dilakukan secara cepat dan tepat
KESIAPAN DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR DAN SDM UNTUK MENJALANKAN PERAN UTAMA BADAN INI YAITU MENJADI FILTER PRODUK KELUAR SEHINGGA SESUAI STANDARD YANG DIMINTA BUYER DAN MENJADI FILTER PRODUK DARI LUAR MASUK AGAR SESUAI DENGAN STANDARD Laboratorium : 1. HPIK sejumlah 46 (11 telah terakreditasi) 2. Mutu sejumlah 31 (26 telah terakreditasi) SDM : Total 1800 pegawai dengan rincian 1. PHPI : 545, 2. Inspektur mutu 175 Sistem Informasi 1. Adanya koneksi melalui jaringan antara Pusat dengan UPT dalam mendukung pelaksanaan operasional 2. Sejumlah 5 titik pelayanan UPT telah online
STANDARD NASIONAL YG TELAH DIRUMUSKAN DALAM MENDUKUNG PELAYANAN EKSPOR, IMPOR DAN KONSUMSI DOMESTIK 1. SNI yang telah diterbitkan sebanyak 518, terdiri dari SNI produk perikanan 341, SNI Perikanan Tangkap 47 dan SNI Perikanan Budidaya 130. 2. SNI produk perikanan telah diterapkan untuk produk yang diekspor dan diimpor, namun pasar domestik sebagian besar penerapannya masih bersifat pembinaan (voluntary). 3. Standarisasi sarana dan prasarana (metode, laboratorium dan instalasi) dalam rangka sertifikasi kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan.