2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.

BAB l PENDAHULUAN. mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB 1 PENDAHULUAN. Siti Alfiyah, 2014 Hubungan Daya Ingat Dan Penguasaan Unregelmäβige Verben Bentuk Präteritum

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara

SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan

MATA PELAJARAN : BAHASA JERMAN JENJANG PENDIDIKAN : SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

KARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I)

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

SILABUS DAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa, pemelajar harus dapat menguasai tata

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

SILABUS DAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari sebuah bahasa, termasuk bahasa Jerman, pembelajar

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dapat berupa percakapan (lisan) dan tulisan. Apabila pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. (percakapan) untuk mengungkapkan suatu informasi dari pembicara, sebab kata

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang yang mempelajari suatu bahasa secara tidak langsung dia juga

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen,

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa asing. Penguasaan bahasa asing sangat diperlukan guna. suatu situs lembaga kursus Goethe-zentrumsby.org/home.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil

BAB I PENDAHULUAN. Membaca dalam pembelajaran bahasa termasuk ke dalam keterampilan

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari. pengaruh bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum.

MEDIA VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENGAJARAN STRUKTUR BAHASA JERMAN DALAM-KONTEKS KOMUNIKATIF Oleh : Tia Meutiawati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP MASAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendidikan bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Permainan komputer saat ini telah membudaya dan menjadi ciri khusus

BAB I PENDAHULUAN. memengaruhi, yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeiten), keterampilan

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu: keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Perhatikan kalimat di bawah ini!

BAB I PENDAHULUAN. Jika menggunakan Possessivartikel, kalimat tersebut menjadi: (2) Rina ist seine Schwester.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada era globalisasi membawa perubahan yang sangat radikal. Perubahan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 23 Penyelam dengan Sirip Hiu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dan berperan sebagai salah satu kunci keberhasilan segala kegiatan pendidikan. Melalui pembelajaran bahasa seseorang dapat belajar berkomunikasi dengan mitra belajar ataupun dengan lawan bicara demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dewasa ini penggunaan bahasa asing sudah sangat meluas. Masyarakat yang ingin menjalin hubungan internasional, jaringan komunikasi dan kerja sama antarbangsa dalam bidang ilmu pengetahuan dan riset harus menguasai bahasa asing. Di dalam proses pembelajaran bahasa Jerman dilatih empat keterampilan berbahasa yang saling berkaitan satu sama lain. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan membaca (Lesen), keterampilan mendengar (Hören), keterampilan menulis (Schreiben), keterampilan berbicara (Sprechen). Keterampilan membaca dan mendengar merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif atau non-produktif. Dalam hal ini pembelajar harus memahami apa yang dibaca dan didengar berdasarkan konteks tertentu. Keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif atau produktif, yang menuntut agar pembelajar dapat memproduksi teks lisan dan tulis. Landasan untuk menguasai keempat keterampilan berbahasa tersebut adalah penguasaan kosa kata (Wortschatz), tata bahasa (Grammatik) dan pengetahuan tentang topik atau tema teks. Salah satu bagian Grammatik yang harus dipelajari dan dikuasai oleh pembelajar bahasa Jerman adalah verba tidak beraturan (unregelmäβige Verben). Pembelajar bahasa Jerman harus menguasai verba tidak beraturan (unregelmäβige Verben) dalam kala Perfekt. Namun, pembelajar bahasa Jerman dan penulis sering mengalami kesulitan dalam menentukan verba bantu untuk verba utama dalam bentuk Partizip Perfekt. Penggunaan bentuk Partizip Perfekt dan verba bantu yang tidak tepat dapat menimbulkan kesan bahwa pembicara tidak belajar bahasa Jerman dengan baik 1

2 sehingga tidak dapat menggunakannya dengan baik. Sebagai contoh dapat ditemukan pada kalimat berikut: (1) *Ich habe ins Kino gegehen. saya mempunyai ke dalam bioskop pergi. Saya telah pergi ke bioskop. Kalimat (1) di atas tidak berterima karena terdapat dua kesalahan. Kesalahan pertama ialah pada verba infinit gegehen. Partizip II verba gehen adalah gegangen. Kesalahan kedua terletak pada verba bantu kalimat Perfekt, yaitu habe. Verba bantu yang benar untuk verba Partizip II gegangen adalah sein, dalam kalimat tersebut dikonjugasi menjadi bin. Jadi, kalimat yang benar adalah: (2) Ich bin ins Kino gegangen. saya adalah ke dalam bioskop pergi. Saya telah pergi ke bioskop. Penggunaan verba bantu yang tidak tepat dapat menimbulkan salah pengertian, contohnya dapat dilihat pada kalimat berikut: (3) *Ich habe mit dem Auto gefahren. saya mempunyai dengan itu mobil bepergian. Saya telah pergi dengan mobil itu. Verba bantu pada kalimat (3) tidak berterima karena verba utama fahren yang berkorelasi dengan frasa preposisi mit dem Auto merupakan verba intransitif (tidak memiliki Akkusativergänzung) yang menunjukkan perubahan keadaan subjek. Oleh karena itu, verba utama harus memiliki verba bantu sein yang dikonjugasi untuk subjek ich. Jika verba bantunya haben maka verba fahren yang digunakan adalah bentuk transitif (memiliki Akkusativergänzung) yang berarti mengendarai. Jika kalimat (3) diperbaiki maka ada dua kemungkinan. (4) Ich bin mit dem Auto gefahren. saya adalah dengan itu mobil mengendarai. Saya telah pergi dengan mobil.

3 (5) Ich habe das Auto (selbst) gefahren. saya mempunyai itu mobil (sendiri) mengendarai. Saya telah mengendarai mobil itu sendiri. Contoh verba transitif lainnya adalah lesen (seperti dalam frasa verba das Buch lesen ), trinken (seperti dalam frasa verba das Bier trinken ). Sedangkan contoh verba intrasitif lainnya adalah aufstehen. Kalimat Perfekt dengan verba tersebut misalnya sebagai berikut: (6) Mein Vater hat das Buch gelesen. saya ayah mempunyai itu buku membaca. Ayah saya telah membaca buku itu. Verba pada contoh (6) merupakan verba transitif. Verba utama pada contoh (6) ini adalah lesen. Verba utama lesen harus berkorelasi dengan verba bantu haben dalam kala Perfekt. Bentuk Partizip Perfekt dari verba lesen adalah gelesen. Berikut ini contoh kalimat dengan verba trinken yang harus berkorelasi dengan Akkusativergänzung sebagai pelengkap. (7) Klaus hat Bier getrunken. Klaus mempunyai bier minum. Klaus telah meminum bir. Verba pada contoh (7) merupakan verba transitif. Verba utama pada contoh (7) ini adalah trinken yang harus berkorelasi dengan verba bantu haben dalam kala Perfekt. Bentuk Partizip Perfekt dari verba trinken adalah getrunken. Selanjutnya dapat dilihat contoh verba intransitif aufstehen dalam kalimat (8) berikut ini. (8) Ich bin um 6 Uhr morgens aufgestanden. saya adalah pada 6 pukul pagi bangun. Saya sudah bangun pada pukul 6 pagi. Pada contoh (8) terdapat verba intransitif yang berperan sebagai verba utama aufstehen.verba ini harus berkorelasi dengan verba bantu sein yang menunjukkan perubahan keadaan subjek yang berarti sudah bangun pagi. Bentuk Partizip Perfekt dari verba aufstehen adalah aufgestanden.

4 (9) Ich bin mit meiner Schwester ins Kino gegangen. saya adalah dengan saya saudara perempuan ke bioskop pergi. saya dengan saudara perempuan saya telah pergi ke bioskop. Verba pada contoh (9) merupakan verba intransitif karena verba gehen yang berkorelasi dengan verba bantu sein menunjukkan perubahan posisi telah pergi ke bioskop. Bentuk Partizip Perfekt dari verba gehen adalah gegangen. (10)Ich bin gestern etwa um 22 Uhr eingeschlafen. saya adalah kemarin sekitar pada 22 pukul tidur. Saya kemarin tertidur sekitar pukul 22. Di dalam contoh (10) terdapat verba intransitif einschlafen yang berperan sebagai verba utama. Verba einschlafen harus berkorelasi dengan verba bantu sein karena makna verba tersebut menunjukkan perubahan posisi yaitu proses yang tertidur. Bentuk Partizip Perfekt dari verba einschlafen adalah eingeschlafen. Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa verba transitif harus berkorelasi dengan verba bantu haben jika digunakan dalam kala Perfekt, sedangkan verba intransitif yang menunjukkan perubahan posisi dan perubahan keadaan memerlukan verba bantu sein. Oleh karena iu, mahasiswa dan penulis sendiri sering mengalami kesulitan untuk menentukan apakah satu verba utama memerlukan verba bantu haben atau verba bantu sein dalam kala Perfekt. Berdasarkan kesulitan ini penulis tertarik untuk meneliti mengenai verba tidak beraturan yang digunakan untuk kala Perfekt dalam buku pelajaran bahasa Jerman. Buku pelajaran bahasa Jerman yang digunakan di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman UPI adalah buku studio d B1 karangan Hermann Funk et all., tahun 2007 dari Cornelsen Verlag. Oleh sebab itu, penulis akan meneliti verba tidak beraturan dalam buku tersebut. Hasil penelitian ini akan dipaparkan dalam skripsi dengan judul ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, penulis mengidentifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Verba yang tidak beraturan apa saja yang terdapat dalam buku studio d B1? 2. Bagaimana perubahan bentuk verba tidak beraturan dalam kala lampau Perfekt (Partizip II) tersebut? 3. Verba bantu apa yang paling produktif berkorelasi dengan verba bentuk Partizip II? 4. Apakah pembelajar telah menguasai perubahan bentuk verba, baik perubahan untuk kala lampau Perfekt masing-masing persona yang menjadi subjek? 5. Apakah terdapat aturan baku yang dapat dipelajari untuk menguasai perubahan bentuk verba tidak beraturan dalam kala Perfekt? 6. Faktor apa yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menentukan verba bantu (Hilfsverb) dan perubahan verba utama dalam kala Perfekt? C. Batasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada analisis verba tidak beraturan kala lampau Perfekt dalam teks di buku studio d B1. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Verba yang tidak beraturan apa saja yang muncul dalam kala lampau Perfekt di dalam buku studio d B1? 2. Verba bantu apa saja yang berkorelasi dengan verba tidak beraturan dalam kala Perfekt? 3. Bagaimana perubahan bentuk verba tidak beraturan dalam kala lampau Perfekt (Partizip II) yang terdapat dalam buku studio d B1?

6 E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Mendeskripsikan verba tidak beraturan yang muncul dalam kala lampau Perfekt di dalam buku studio d B1. 2. Mendeskripsikan verba bantu yang berkorelasi dengan verba tidak beraturan dalam kala Perfekt? 3. Mendeskripsikan perubahan bentuk verba tidak beraturan dalam kala lampau Perfekt yang terdapat dalam buku studio d B1. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis, guru maupun mahasiswa bahasa Jerman. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Penulis dapat menguasai verba tidak beraturan dalam kala lampau Perfekt dan memperdalam pengetahuan tentang verba pada umumnya dan khususnya verba tidak beraturan. 2. Bagi Mahasiswa Diharapkan, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan untuk pembelajar bahasa Jerman yang ingin memperdalam pengetahuannya tentang pola-pola perubahan bentuk verba tidak beraturan dalam kala lampau Perfekt.