II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL.

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

Penentuan Kesadahan Dalam Air

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

V. DEAERASI. Gambar 10. Kelarutan oksigen didalam air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

LOGO Analisis Kation

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER

VI. PENGOLAHAN KIMIA AIR KETEL UAP

Pengolahan Air di PLTU (2)

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

PENGENDALIAN KOROSI PADA KETEL UAP

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PEMELIHARAAN AIR KETEL BANTU DI KAPAL. Paulus Suhardi Waluyo Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

Stasiun Penjernihan Air (Water Treatment)

12a GANGGUAN AIR PENGISI BOILER

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

I. PENDAHULUAN. terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh

Asam + Oksida Basa Garam + air

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102)

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

CARBON STEEL CORROSION IN THE ATMOSPHERE, COOLING WATER SYSTEMS, AND HOT WATER Gatot Subiyanto and Agustinus Ngatin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Kelompok I. Anggota: Dian Agustin ( ) Diantini ( ) Ika Nurul Sannah ( ) M Weddy Saputra ( )

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. karena itu sangat di butuhkan pasokan energi listrik yang selalu dapat diandalkan.

Pemisahan dengan Pengendapan

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

Sulfur dan Asam Sulfat

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Handout. Bahan Ajar Korosi

BAB I PENDAHULUAN. Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api. merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi.

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA

TEKNIK PENGOLAHAN AIR

KIMIA ELEKTROLISIS

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

Variasi Teknologi Pengurangan Kesadahan Dalam Pengolahan Air Minum

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

Transkripsi:

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR Air baku yang digunakan umumnya mengandung bermacam-macam senyawa pengotor seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, dan gas-gas. Penggunaan air tersebut secara langsung sebagai pendingin maupun umpan ketel uap akan menimbulkan beberapa masalah. Masalah yang mungkin terjadi pada pemakaian air pendingin meliputi pengerakan, korosi, dan fouling. Adapun [ermasalahan akibat air umpan ketel dapat berupa kerak, korosi, dan carryover. Faktor penyebab pengerakan dalam air pendingin adalah alkalinitas methyl orange tinggi (ppm sebagai CaCO3), kandungan kalsium tinggi (ppm sebagai CaCO3) ph tinggi, dan padatan terlarut tinggi. Faktor penyebab korosi dalam sistem pendingin adalah oksigen terlarut, suhu air, khlorid dan sulfat, kandungan karbon dioksid, padatan terlarut total, ph, keberadaan asam mineral seperti SO2, pengerakan atau endapan lain pada permukaan, dan kelebihan/kekurangan penghambat korosi. Adapun peristiwa munculnya fouling disebabkan oleh mengendapnya partikel tersuspensi seperti debu dan pengotor dalam air pendingin dalam daerah kecepatan rendah atau ketika pabrik berhenti. Permasalahan yang diakibatkan oleh air umpan ketel yang kurang memenuhi syarat jauh lebih serius dibandingkan dengan permasalahan yang diakibatkan oleh air pendingn yang kotor. Oleh karena itu, permasalahan air umpan ketel akan dibahas lebih rinci. 2.1. Pembentukan kerak pada ketel Pembentukan kerak dalam ketel terutama disebabkan oleh adanya padatan terlarut, seperti garam-garam kalsium, magnesium, dan besi. Semua bahan yang mengendap/menempel pada dinding perpindahan kalor bersifat isolator dan

mengurangi perpindahan kalor melintasi suatu permukaan. Endapan tersebut juga dapat menyebabkan suhu logam meningkat sampai overheating, metal softening, blistering dan terjadinya kegagalan. Disamping itu, pembentukan kerak sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi ketel, semakin tinggi tekanan ketel uap semakin besar kemungkinan terbentuknya kerak. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya beban termal ketel uap dengan semakin besarnya tekanan. Oleh karena itu, kualitas air umpan ketel yang dipersyaratkan agar pembentukan kerak minimal berbeda untuk tekanan ketel uap yang lain, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Kandungan maksimum pengotor dalam air umpan ketel untuk berbagai tekanan. NO Tekanan Ketel Padatan Terlarut Total Alkalinitas Silika (Psig) (ppm)) (ppm) (ppm) 01 0-300 3500 700 125 02 301-450 3000 600 90 03 451-600 2500 500 50 04 601-750 2000 400 35 05 751-900 1500 300 20 06 901-100 1250 250 8 07 1001-1500 1000 200 2.5 08 1501-2000 750 150 1.0 09 2000 ke atas 500 100 0.5 Ketel uap bertekanan rendah biasanya menggunakan air yang masih mengandung senyawa pengotor yang cukup tinggi, sehingga permasalahan kerak di dalam ketel uap merupakan komponen kesadahan dan silika. Komponen-komponen tersebut dalam keadaan larut akan terurai di dalam ketel akibat panas, menghasilkan

bahan yang tidak larut dan mengendap di permukaan pipa air umpan dan sekelilingnya sebagai kerak. Adapun komponen utama penyusun kerak ketel uap tekanan tinggi adalah oksida besi. Besarnya potensi pembentukan kerak pada ketel tekanan menengah dan tinggi mengharuskan pemakaian air umpan berupa air demineralized. Namun demikian, terbentuknya kerak tidak dapat dihindari akibat adanya produk korosi yang terkandung di dalam air tersebut, yang terbawa dari pipa air umpan dan kondensat. 2.2. Pengkaratan dalam ketel Pengkaratan pada sistem ketel uap terutama disebabkan oleh beberapa hal, seperti : oksigen terlarut, chloride stress corrosion, caustic stress corrosion, acid attack, ammonia corrosion, chelant corrosion, dan electrolytic corrosion. Sebagaimana proses pembentukan kerak pada ketel uap, pengkaratan pada ketel uap juga dipengaruhi oleh tekanan ketel uap. 2.2.1. Permasalahan Korosi pada ketel uap bertekanan rendah. Faktor yang paling dominan mempengaruhi korosi pada ketel uap bertekanan rendah adalah gas terlarut dan ph. Permasalahan korosi ketel bertekanan rendah dapat terjadi pada pipa air umpan, di dalam ketel uap, dan pada pipa kondensat. Reaksi korosi umumnya terjadi secara elektrokimia. Jika ph air umpan netral atau basa, tetapi mengandung oksigen terlarut, maka akan terjadi reaksi oksidasi terhadap besi. Penyebab korosi di dalam ketel uap bertekanan rendah adalah oksigen terlarut, produk korosi, konsentrasi alkali yang tinggi dan sebagainya. Bila protective film iron oxide di dalam ketel uap rusak karena kualitas air ketel yang jelek, thermal stress dan sebagainya, maka local cell akan terbentuk diantara permukaan baja, air dan permukaan protective film dan besi terlarut dari baja. Bila terdapat anion korosif

seperti ion klorid (CF) dan sulfat (SO4 1- ) di dalam air ketel uap maka korosi karena oksigen terlarut akan bertambah cepat. Bila produk korosi seperti oksida besi dan oksida tembaga dari pipa air umpan/kondensat masuk ke dalam ketel uap, maka pada daerah sirkulasi air yang rendah dan bagian bawah drum, produk korosi akan mengendap dan menbentuk kerak pada seksi beban termal tinggi. Produk korosi ini merupakan basil korosi yang terbentuk karena adanya oksigen terlarut. Pada keadaan suhu tinggi, bikarbonat dan karbonat sebagai komponen alkalinitas di dalam air umpan akan terurai menjadi karbon dioksid. Karbondioksida ini terbawa bersama kukus dan masuk ke sepanjang pipa kondensat menjadi asam karbonat pada saat kukus terkondensasi. 2.2.2. Permasalahan korosi pada ketel uap bertekanan menengah/tinggi Sesuai persyaratan air umpan yang hams air demineralized, maka permasalahan korosi hanya sedikit, yaitu pada suhu tinggi dan operasi deaerator dan pengolahan air tidak tepat. Bila gas-gas seperti oksigen dan ammonia terkandung di dalam kukus maka gas tersebut akan bertambah pekat dekat daerah lubang udara dan mengkorosikan tembaga. Oleh karena itu diperlukan perhatian yang seksama untuk mencegah penambahan ammonia dan hidrazine untuk pengendalian ph dan penghilangan oksigen. Pada ketel uap bertekanan tinggi akan terjadi sedikit korosi oleh oksigen karena air umpannya menggunakan deareated demineralized water. Akan tetapi diperlukan perhatian yang seksama untuk mencegah korosi yang disebabkan oleh impurites seperti produk korosi dan alkali karena adanya beban termal yang tinggi pada pipa penguapan.

Jika terjadi suatu daerah yang terpanasi lanjut maka air ketel akan bertambah pekat di daerah ini, oleh karenanya substansi dengan kelarutan rendah akan mengendap, sedangkan substansi dengan kelarutan yang tinggi seperti sodium hidroksida membentuk film yang pekat sehingga dapat mengoksidasi besi. Kalium hidroksid dan kalium fosfat juga dapat menyebabkan korosi alkali. Untuk mencegah korosi alkali dilakukan dengan cara mengendalikan ion fosfat dan ph. Bila produk korosi dari pipa air umpan dan kondensat atau ada kebocoran air laut terbawa ke dalam air ketel uap, maka korosi alkali akan terjadi dengan mengendap pada pipa penguapan dan akan terbentuk korosi oksigen; sedangkan hidrogen klorida yang dihasilkan oleh hidrolisis magnesium klorid di dalam air laut akan mengkorosikan Baja. Ada beberapa substansi (garam-garam terlarut) di dalam air ketel yang akan mengendap pada permukaan pemanasan ketika beban naik dan terlarut lagi ketika beban turun. Peristiwa ini, dimana konsentrasi garam-garam tertentu di dalam air ketel akan menurun ketika beban tinggi dan kembali ke konsentrasi asal pada beban rendah disebut hide-out, contohnya sodium sulfat dan sodium fosfat. Kelarutan sodium fosfat yang digunakan sebagai boiler compound akan turun secara tajam pada suhu diatas 300 sampai 350 C. 2.3. Permasalahan Carryover Penyebab peristiwa carryover adalah sebagai berikut. 1) Faktor kualitas air : padatan terlarut dan tersuspensi yang tinggi. 2) Faktor pengendalian operasi : level terlalu tinggi, kenaikan beban terlalu cepat 3) Faktor struktur mekanis : kondisi pemisah kukus yang tidak memadai.