yang sistematis untuk mendukung pengambilan keputusan kepala sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. BAB IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.

bagian ini akan disajikan secara ringkas mengenai; (a) Kesimpulan hasil penelitian, (b) Rekomendasi hasil penelitian. Pokok-pokok kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), cet. 1, hlm Rohiat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

penelitian, teknik pengumpulan data, pelaksanaan penelitian, teknik

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

DAFTAR ISI ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

pengembangan model keterpaduan (Integrated Model). Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan. Perkembangan dunia pendidikan yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan saling mengisi. Peran kepala sekolah adalah sangat penting dalam melakukan. penting guna meningkatkan kualitas pengajaran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (1) Kesimpulan, (2) Saran, dan (3) Rekomendasi.

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis

Manajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

Manajemen Mutu Pendidikan

menempatkan kewenangan yang bertumpu kepada sekolah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

SEJARAH MBS DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

BAB V FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

Manajemen Keperawatan (Teori Kepemimpinan, gaya kepemimpinan & Konsep Berubah. Background

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai

I. PENDAHULUAN akan dilaksanakan melalui beberapa misi. Yang berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. berimplikasi pada kewenangan pemerintah daerah untuk mengelola dan

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI MTs. DARUL FALAH PONOROGO

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya. manusianya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola

Manajemen Berbasis Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di

agenda permasalahan yang dipaparkan pada bagian sebelumnya.

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

Diterbitkan di Manajemen Pembangunan No. 58/II/Tahun XVI, 2007

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang. dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama Unit Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

INOVASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Suatu Perspektif Manajemen Kepala Sekolah)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat madani ( civil society), pendidikan kewarganegaraan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di sekolah sehingga apa yang menjadi kelebihan sekolah dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

HAKIKAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) 1 (School Based Management/SBM)

KONSEP DASAR KURIKULUM 2004

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut. sebelumnya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE MULTILEVEL PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 12 Kebakkramat)

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis refleksi terhadap pengembangan darf/pola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Transkripsi:

BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Secara umum kepala SLTP telah melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan sesuai dengan teori yang ada. Proses pengambilan keputusan telah dilaksanakan secara efektif. Efektivitas itu ditunjukan dengan Proses pengambilan keputusan dilakukan secara sistematis melalui tahap-tahap identifikasi masalah dan mendefinisikan masalah, menentukan aiternatif, merencanakan implementasi keputusan, dan mengevaluasi keputusan. Keputusan juga berlandaskan visi dan misi yang jelas dan mengarah pada tujuan lembaga yang jelas pula. Pihak-pihak yang kepala sekolah libatkan sesuai dengan ramburambu teoritis. Efektif dalam melibatkan orang-orang dalam menciptakan dukungan yang kondusif serta penciptian iklim sekolah yang harmonis. Tingkat keterlibatan orang-orang tebatas pada tingkat memilih aiternatif dan memutuskan aiternatif terbaik agar dapat menerima keputusan. Pengembangan partisipasi dalam melibatkan orang-orang dengan memanfaatkan daya inovasinya melalui langkah penggalian aiternatif terbaik untuk menciptakan keputusan yang berkualitas belum dikembangkan secara efektif. Keputusan yang diambil juga didukung dengan informasi yang relevan dengan pemecahan masalah. Hanya saja, penyediaan informasi yang sistematis untuk mendukung pengambilan keputusan kepala sekolah belum mendukung secara efektif. Informasi masih banyak dikelola oleh 150

151 kepala sekolah pada saat perlu mengambil keputusan. Dokumen ataupun perangkat administratif yang mendukung efektivitas pengambilan keputusan belum dikelola dengan baik di samping sekolah belum memiliki rencana khusus tentang bagaimana mengembangkan sistem infomasi manajemen. Model sistem pengambilan keputusan digunakan model yang variatif dan situasional. Kepala sekolah menggunakan model pengalaman, model negosiasi, model organisasi, dan model rasional. Semua model itu ditandai dengan kuatnya perilaku kepala sekolah yang berokratis dalam pendekatan organisasi. Kesimpulan tentang efektivitas pengambilan keputusan oleh kepala sekolah secara khusus dapat dilihat dalam uraian di bawah ini. 1. Langkah-langkah pengambilan Keputusan oleh Kepala SLTP Terdapat kesamaan langkah-langkah pengambilan keputusan oleh kepala sekolah yang mengawali langkah pengambilan keputusan dengan mengidentifikasi masalah sesuai dengan langkah-langkah teoritis. Akurasi langkah-langkahnya dipertajam intuisi yang diperoleh melalui pengalaman profesi. Kekuatan dalam langkah-langkah pengambilan keputusan di antaranya, keputusan berdasar pada visi dan misi serta tujuan organisasi yang jelas serta keputusan strategis diambil dengan melalui pengambilan keputusan bersama.

152 2. Pihak-pihak yang Kepala Sekolah Libatkan dalam Pengambilan Keputusan di SLTP Terdapat beberapa kekuatan yang tampak di sini seperti tujuan melibatkan orang-orang dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan serta yang berpotensi untuk menunjang pencapaian tujuan telah kepala sekolah libatkan dalam pengambilan keputusan. Kepala sekolah telah melibatkan pihak-pihak yang seharusnya dilibatkan. Kelemahan proses interaksi itu pengambilan keputusan kepala sekolah dalam kekakuan otoritas serta bemuansa iklim birokrasi belum mengembangkan peningkatan kualitas keputusan melalui pelibatan orangorang, keterlibatan yang berkembang atas dasar sikap demokratis, baru dapat menciptakan dampak pada penerimaan keputusan. Kepala sekolah tunduk pada keputusan bersama. Perilaku yang efektif ditunjukan dengan perilaku kepala sekolah yang partisifatif. 3. Pengelolaan Informasi Pendukung Pengambilan Keputusan Oleh Kepala SLTP Menyangkut pengelolaan sistem informasi pendukung, data dari lapangan menunjukkan bahwa perilaku kepala sekolah yang kurang begitu kuat memperhatikan pengembangan sistem informasi. Lemah dalam pemrograman, sistem pengelola, pemberdayaan sumber daya sarana merupakan beberapa gejala yang tampak menjadi gambaran bidang ini.

153 Menyoroti masalah yang berkenaan dengan pengembangan sistem informasi di sekolah dapat mendatangkan ancaman yang kuat yaitu rendahnya kualitas keputusan akibat input informasi yang memiliki relevansi yang rendah dengan pemecahan masalah yang berkaitan dengan daya respon sekolah dalam menyikapi kebutuhan siswa pada masa depan sehingga dapat menghambat efektivitas daya inovasi sekolah. Dengan demikian, informasi sebagai bagian dari input pada pengambilan keputusan di SLTP belum dikelola secara efektif. 4. Model Sistem Pengambilan Keputusan yang Efektif Model sistem pengambilan keputusan yang diimplementasikan kepala sekolah adalah model yang variatif dan situasional. Di antaranya menggunakan model pengalaman, model negosiasi, model organisasi, dan model rasional. Secara umum pendekatan yang digunakan adalah pendekatan organisasi dengan ditandai iklim birokrasi yang masih kuat. B. Implikasi Terdapat gambaran yang kuat bahwa ada standar prilaku kepala sekolah dalam langkah-langkah pengambilan keputusan, dalam melibatkan orang-orang untuk mengambil keputusan dan terdapat perilaku yang relatif sama dalam memperlakukan informasi serta mengelola informasi. Prilaku itu menandai profesi kepala sekolah. Sehingga apabila terdapat usaha untuk meningkatkan kemampuan profesi kepala sekolah, maka identifikasi kebutuhan pengembangan dalam pengambilan

154 keputusan setidaknya hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk dapat dipertimbangkan. Dalam bagian awal tesis ini juga disinggung bahwa peneliti tertarik pada masalah sistem pengambilan keputusan oleh kepala sekolah berkenaan dengan adanya usaha pemerintah untuk melakukan pembaruan pengelolaan sekolah dengan menggunakan pendekatan manajemen berbasis sekolah (MBS). Dihubungkan dengan itu, dari gambaran di lapangan diperoleh data bahwa terdapat beberapa kekuatan kepala sekolah sebagai sumber daya manajemen untuk menunjang keberhasilan implementasi MBS, numun di sisi lain terdapat pula kelemahan yang jumlahnya relatif sama. Dengan demikian peluang untuk dapat berhasil menerapkan MBS atau gagal sama besarnya. Peluang untuk berhasil mengimplementasikan MBS ada karena kepala sekolah telah memiliki keterampilan dasar untuk memahami kondisi sekolahnya dengan baik, visi dan misi telah disusun melalui kesepakatan bersama, langkah-langkah pengambilan keputusan relevan dengan teori yang dirumuskan para ahli di bidangnya. Tujuan melibatkan orang-orang tepat, melibatkan orang-orang dengan tepat. Kesadaran akan pentingnya informasi telah tumbuh sehingga kepala sekolah berusaha menghimpun informasi dari berbagai sumber untuk bahan pengambilan keputusan.

155 Hanya saja, kemampuan kepala sekolah dalam menggali inovasi melalui keterlibatan orang-orang perlu lebih ditingkatkan. Orientasi pelibatan orang-orang dari mementingkan keputusan yang dapat diterima bersama perlu digeser ke arah peningkatan kualitas keputusan melalui kerja sama dalam menjaring banyak altematif sehingga aiternatif terpilih itu menjadi yang terbaik menurut keputusan banyak orang. Gambaran kelemahan kepala sekolah sangat kuat dari lapangan adalah : (1) Sistem pengelolan administrasi dengan mengabaikan pengadaan dokumen perencanaan atau program yang diperoleh melalui keputusan bersama. (2) Orientasi melibatkan orang-orang dalam pengambilan keputusan masih pada mencari dukungan supaya orang setuju dan dapat menerima keputusan serta dapat berpartisipasi untuk mengimplementasikan keputusan. (3) Pengelolaan manajemen sistem infomasi belum terprogram untuk menjang efektivitas pengambilan keputusan. (4) Pengetahuan dan keterampilan manajemen untuk mengelola pengambilan keputusan dalam berbagai model dalam dinamika kelompok Kepala sekolah perlu meningkatkan kemampuan profesionalnya dengan sekurang-kurangnya mengurangi kelemahan dalam emapat hal di atas. Jika kemampuan-kemampuan itu tidak secara sadar dikembangkan,

156 maka implementasi MBS yang menjanjikan banyak harapan dalam melakukan pembaruan hanya akan menjadi slogan. MBS tidak akan berhasil apabila prasyarat itu tidak mendapat perhatian untuk ditingkatkan sebab daya dukung pembaharuan dari orang yang paling berperan di sekolah memiliki perilaku organisasi yang tidak berbeda dengan masa sebelumnya yang kental dengan pendekatan organisasi bemapaskan birokrasi yang sentralistik. Pengembangan kemampuan profesional kepala sekolah menjadi sangat penting untuk dikembangkan dalam implementasi MBS. Tanpa menyentuh sendi peningkatan bidang ini, maka MBS akan tetap mengalami nasib yang sama dengan berbagai pembaruan pendidikan seperti yang terdahulu. Paradigma yang diadopsi dan berkembang top down dan sentralistik pula. C. Saran Kepala sekolah sebagai pemeran utama di sekolah dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan perlu meningkatkan kemampuannya dalam pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu, perlu dipikirkan lebih lanjut kriteria yang diungkapkan Larry (1997) tentang tiga keterampilan esensial kepala sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan dalam pengambilan keputusan perlu ditingkatkan : (1) Kepala sekolah harus dapat membantu mengembangkan sekolah dengan jelas dan melibatkan unsur yang terkait dalam mengembangkan visi pendidikan, dalam hal ini kepala sekolah selalu bersikap antusias membicarakan visi dan inti nilai yang

157 diyakini sehingga dapat dipahami oleh pihak yang terkait (stackholders). (2) Kepala sekolah harus mengembangkan proses dan struktur dukungan melalui pengambilan keputusan bersama. (3) Kepala sekolah harus mengembangkan secara sungguh-sungguh tim yang mendukung. (1997: 2) Berkenaan dengan kesimpulan di atas, perlu dikembangkan kebijakan agar kepala sekolah dapat mengembangkan kempuannya secara mandiri, baik itu melalui kesertaan dalam mengikuti pendidikan, melakukan kolaborasi dengan para kepala sekolah, maupun memanfaatkan buku, dan sumber informasi agar kepala sekolah dapat memenuhi kebutuhan informasi yang relevan dan bermakna dalam memenuhi prasarat sukses implementasi MBS. Agar program itu tidak hanya sebatas konsep yang tidak dapat direalisasikan, serta terhindar dari kegagalan yang menyebabkan banyak pihak akan menyalahkan program lalu mencari konsep lain yang baru untuk mendapatkan kegagalan berikutnya.