BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

BAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

MONITORING HEMODINAMIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta Unit Gamping. Data dikumpulkan pada bulan

Abdominal Compartment Syndrome

Abdominal Compartment Syndrome

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

Pathway. Paksaan : Jatuh, benda tumpul, kompresi, dll. Benda tajam : Pisau, peluru, ledakan, dll

ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

VENTRICULO PERITONEAL SHUNTING (VPS) : PERBANDINGAN ANTARA VPS TERPANDU LAPAROSKOPI & VPS DENGAN TEKNIK BEDAH TERBUKA KONVENSIONAL

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif (Japardi, 2004). Secara global insiden cedera kepala meningkat dengan

Advanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang

Kurnia Eka Wijayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB I PENDAHULUAN. bentuk nodul-nodul yang abnormal. (Sulaiman, 2007) Penyakit hati kronik dan sirosis menyebabkan kematian 4% sampai 5% dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

BAB I PENDAHULUAN. khususnya trias kematian (hipotermia, asidosis dan koagulopati) yang kini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

ASIDOSIS RESPIRATORIK

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan dalam masyarakat, terutama pada wanita dan usia lanjut. Walaupun penyakit ini

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak

2. PERFUSI PARU - PARU

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH

BAB III PEMERIKSAAN RESPIRASI

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya penurunan absorbsi cairan. Efusi dapat ditimbulkan oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

BAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

GANGGUAN MIKSI DAN DEFEKASI PADA USIA LANJUT. Dr. Hj. Durrotul Djannah, Sp.S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah

BAB V HASIL PENELITIAN

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

POSISI KEPALA DALAM STABILITASI TEKANAN INTRAKRANIAL Oleh : Moh. Bahrudin, dipublish oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB)

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MACAM-MACAM SUARA NAFAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit membran hialin (PMH) atau dikenal juga dengan hyaline

Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PERAWAT KLINIK I KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI SETUJUI KEMAMPUAN KLINIS N O ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Glomerulonefritis akut masih menjadi penyebab. morbiditas ginjal pada anak terutama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ginjal dengan cepat sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

BAB I PENDAHULUAN. jaringan lunak yang menyebabkan jaringan kolagen pada fasia, ligamen sekitar

Transkripsi:

4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Intra Abdomen Rongga abdomen dapat dianggap sebagai kotak tertutup dengan dinding yang keras (iga, tulang belakang, dan pelvis) serta dinding yang fleksibel (dinding abdomen dan diafragma). Elastisitas dari dinding dan karakter dari isinya menentukan tekanan di dalam abdomen pada saat tertentu. Karena abdomen dan isinya dapat dianggap tidak terlalu menekan dan karakternya berupa cairan, maka sesuai dengan hukum Pascal, IAP yang diukur pada satu tempat dapat diasumsikan mewakili IAP dari keseluruhan abdomen. Oleh karenanya, IAP didefinisikan sebagai tekanan yang tetap, yang berada di dalam cavum abdomen. IAP akan meningkat saat inspirasi (kontraksi diafragma) dan menurun saat ekspirasi (relaksasi diafragma). IAP juga secara langsung dipengaruhi oleh volume organ padat atau dari organ berongga (yang dapat saja kosong atau dipenuhi dengan udara, cairan, atau material feses), adanya asites, darah, atau SOL (misalnya tumor atau uterus yang mengalami kehamilan), dan adanya kondisi yang membatasi gerak ekspansi dinding perut (seperti parut luka bakar atau edema ruang ketiga). (Malbrain, 2006). Pengaruh tekanan intra abdomen pada berbagai sistem organ : Sistem Kardiovaskuler ; menurunkan cardiac output karena berkurangnya venous return. Parameter kardiovaskuler lain seperti tekanan darah,

5 frekuensi nadi, CVP dan PCWP tidak banyak berpengaruh oleh kenaikan tekanan intra abdomen. Sistem pernafasan ; kenaikan yang jelas end respiratory pressure untuk mempertahankan fixed tidal volume, penurunan PO 2, peninggian PCO 2, peninggian tekanan pleura, karena itu CVP dan PCWP terkesan normal dan meninggi. Fungsi ginjal ; penurunan fungsi ginjal karena perfusi ke ginjal berkurang, filtrasi glomerulus menurun. Adanya pengaruh tekanan mekanik langsung pada parenkim ginjal. Aliran darah dinding abdomen ; aliran darah menurun ke dinding abdomen menimbulkan hipoksia jaringan, mudah terjadi infeksi dan dehisensi fascia. Aliran darah splanknik ; aliran darah splanknik yang menurun mengakibatkan iskemik usus, merangsang metabolisme anaerob, asidosis mukosa, pembentukan oxygen free radicals. Setelah dekompresi dapat menimbulkan ischemia reperfusion injury dan translokasi kuman. Pengaruh pada Intracranial Pressure (ICP) ; menjadi isu penelitian para ahli saat ini, karena fakta menunjukkan bahwa peninggian IAP menyebabkan kenaikan jelas ICP dan menurunkan Cerebral Perfusion Pressure (CPP). Mekanisme kejadian fenomena ini belum diketahui jelas, tetapi Bloomfield et al (1996) yang berdasarkan pada percobaan binatang,

6 menyatakan bahwa peninggian CVP oleh karena peninggian IAP dapat menghambat drenase vena serebral, memperbesar ukuran Intracranial vascular bed sehingga meningkatkan ICP. Faktor lain yang berpengaruh buruk dari IAH ialah pengurangan CO dan peningkatan ICP, menyebabkan penurunan CPP efektif CO dan peningkatan ICP, menyebabkan penuruan CPP efektif, yang berpotensial untuk mempercepat kerusakan neuronal. (John S,1999; Bumaschny E,2000; Alvarez F,2005). 2.2. Hipertensi Intra Abdomen (Intra Abdominal Hipertension atau IAH) Tekanan intra abdomen pasti yang menyatakan hipertensi intra abdomen telah lama menjadi subjek yang diperdebatkan. Pengertian awal di dalam literatur bedah sering dituliskan bahwa IAP adalah 15-18 mmhg. Bursch et al. mendefinisikan sistem pengklasifikasian awal dari untuk IAH/ACS sebagai petunjuk terapi : Grade I 7.5 mmhg; Grade II 11-18 mmhg; Grade III 18-25 mmhg; dan Grade IV >25 mmhg. Disarankan bahwa pasien grade III dan semua pasien grade IV harus dilakukan dekompresi abdomen.(burch, 1996) Literatur belakangan ini menyatakan bahwa IAH bervariasi antara 12 sampai 25 mmhg, berdasarkan penghilangan efek dari renal, kardial, dan fungsi gastrointestinal dimana level IAP sebesar 10-15 mmhg. Ketidakterlibatan dari tekanan dari disfungsi organ tertentu menjadi kelihatan dalam mayoritas pasien

7 tepat untuk menegakkan IAH. Ketika IAP berfluktuasi pada pasien yang secara bekesinambungan berubah fisiologinya, mayoritas dari peneletian saat ini telah menggunakan nilai IAP maksimal untuk menegakkan IAH daripada potensial rerata dan median yang lebih relevan. Di sini diketahui bahwa IAH berdasarkan peningkatan patologis yang berulang pada IAP 12 mmhg. Semakin berat tingkatan dari IAH, semakin pentinglah kebutuhan untuk dekompresi dari abdomen (secara pengobatan atau bedah) dengan resolusi dari tekanan yang merusak. Berdasarkan pengertian saat ini dari IAH/ACS, diperlukan untuk menjenjangkan pasien dengan peningkatan IAP dan petunjuk pengobatan klinis. (Burch, 1996). Tekanan Intra Abdomen dibagi atas: 1. Grade I : IAP 12 15 mmhg 2. Grade II : IAP 16 20 mmhg 3. Grade III : IAP 21 25 mmhg 4. Grade IV : IAP > 25 mmhg Tekanan Intra Abdomen juga dapat dibagi berdasarkan durasi lama terjadinya gejala, ke dalam empat grup, yakni: 1. Hiperakut. Berlangsung beberapa detik atau menit, yang terjadi akibat tertawa, batuk, bersin, defekasi atau aktivitas fisik. 2. Akut. Berlangsung beberapa jam dan sering terjadi pada pasien-pasien bedah sebagai hasil dari trauma atau perdarahan intra abdomen.

8 3. Subakut. Terjadi beberapa hari dan merupakan hal yang sering dijumpai pada pasien medis. 4. Kronik. Terjadi beberapa bulan (misalnya kehamilan) atau tahun (misalnya obesitas yang morbid, tumor intra abdomen, dialisis peritoneal, asites kronik atau sirosis). (Malbrain, 2006). 2.3. Tekanan Perfusi Abdomen (Abdomen Perfusion Pressure) Tekanan Perfusi Abdomen (APP) dihitung dengan cara mengurangi MAP dengan IAP. Tekanan ini diajukan sebagai prediktor yang lebih akurat dari perfusi viseral dan tujuan penting resusitasi (resuscitation endpoint). Target APP sekurangnya 60 mmhg telah menunjukkan berhubungan dengan kemampuan bertahan dari hipertensi intra abdomen (IAH) dan ACS. (Malbrain, 2006). 2.4. Abdominal Compartment Syndrome ACS didefinisikan jika terdapat peningkatan IAP > 20 mmhg (dengan atau tanpa APP < 60 mmhg) yang berhubungan dengan disfungsi organ atau gagal organ. Triad ACS terdiri dari: 1. Kondisi patologis yang disebabkan peningkatan akut IAP di atas 20 sampai 25 mmhg. 2. Mempengaruhi fungsi organ atau dapat menyebabkan komplikasi luka yang serius

9 3. Dekompresi abdomen memberikan efek yang bermanfaat.(malbrain, 2006). Jika dijumpai ACS tindakan yang harus dilakukan adalah melakukan dekompresi sesegera mungkin, agar terhindar terjadinya gangguan fungsi berbagai organ yang dapat menyebabkan kematian. Dekompresi dilakukan pada tekanan diatas 25 cm H 2 O. (Burch, 1996). Dilakukan dekompresi bila dijumpai tekanan intra abdomen 20,4 27,6 cm H 2 O (15-20 mmhg) untuk mengurangi resiko disfungsi ginjal. (Sugrue, 1996). 2.5. Definisi Pasien Anak Definisi pasien anak yang dibuat oleh San Mateo County bagi umur di bawah 15 tahun. Klasifikasi berikut bagi pasien anak adalah sebagai berikut: 1. Neonatus : bayi baru lahir sampai 28 hari 2. Infant : neonatal 12 bulan 3. Bayi lanjut : 1 3 tahun 4. Prasekolah : 3 5 tahun 5. Usia sekolah : 6 10 tahun 6. Remaja : 11 14 tahun (San Mateo, 2007)

10 2.6. Pengukuran Tekanan Intra Abdomen Studi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa penilaian klinis dan pemeriksaan klinis adalah tidak akurat dalam memprediksi IAP pasien. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengukur IAP, yakni dengan cara langsung (misalnya punksi abdomen saat dialisis peritoneal atau laparoskopi) dan secara tidak langsung (misalnya pengukuran tekanan intrabuli, tekanan gaster, colon, atau tekanan uterus). Dari beberapa metode ini, teknik pengukuran tekanan intrabuli telah diterima secara luas di seluruh dunia oleh karena lebih sederhana dan biaya lebih minimal. Dalam usaha untuk melakukan standardisasi dari pengukuran IAP, makan hasil pengukuran IAP dinyatakan dalam mmhg dan diukur saat ekspirasi akhir pada posisi supine setelah menjamin absennya kontraksi otot abdomen. Nilai normal IAP adalah 5-7 mmhg. (Malbrain, 2006). Teknik pengukuran intravesika merupakan cara tidak langsung yang cukup tepat untuk mengukur tekanan intra abdomen. Perubahan tekanan intra peritoneal direfleksikan pada tekanan intravesika. Validasi metode ini menunjukkan bahwa tekanan intra vesika identik dengan tekanan intraperitoneal. (Iberti, 1997).