BAB IV EVALUASI. 4.1 Umum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gardu induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini data yang diambil dari pengukuran

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

STUDI PENGARUH KANDUNGAN AIR TANAH TERHADAP TAHANAN JENIS TANAH LEMPUNG (CLAY)

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

Politeknik Negeri Sriwijaya

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

BAB II TEORI UMUM PEMBUMIAN GRID PADA DUA LAPIS TANAH. Sistem pembumian peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

BAB I PENDAHULUAN. Pada gardu induk harus memiliki sistem pembumian yang handal yang

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

Politeknik Negeri Sriwijaya

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

ANALISA PENTANAHAN PERALATAN PADA TRANSFORMATOR DAYA 10 MVA DI GARDU INDUK TALANG RATU PT. PLN (PERSERO) PALEMBANG

DAFTAR ISI SISTEM PENTANAHAN (PEMBUMIAN) TITIK NETRAL 3

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

SIMULASI PENENTUAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN MENARA TRANSMISI 150 KV TERHADAP BACKFLASHOVER AKIBAT SAMBARAN PETIR LANGSUNG

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

JURNAL TEKNOLOGI ACADEMIA ISTA ISSN : Vol. 12 No. 1 Agustus 2007

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini

SISTEM PENTANAHAN GRID PADA GARDU INDUK PLTU TELUK SIRIH. Oleh: ABSTRAK ABSTRACT

SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 30 MVA PADA GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG PALEMBANG

BAB II LANDASAN TEORI PENTANAHAN

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

III. METODE PENELITIAN

PENGAMANAN TERHADAP TEGANGAN SENTUH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PEMBUMIAN NETRAL ( TN ) DAN SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN ( TT ) DI AREA TANGERANG.

BAB IV PERHITUNGAN SUSUT BEBAN. Data teknis dari transformator pada gardu induk tangerang yang ada pada

SIMULASI SAMBARAN PETIR LANGSUNG PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV TERHADAP KAWAT FASA DENGAN VARIASI TAHANAN PENTANAHAN

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

BAB II DASAR TEORI. adanya pengukuran, maka dapat diketahui seberapa besar nilai tahanan pembumian di

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

BAB V Pengambilan Data

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

PERHITUNGAN INDEKS POLARISASI PADA TRANSFORMATOR 18 MVA DI GARDU INDUK KERAMASAN PT.PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SEKTOR KERAMASAN

EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV NGAWI

Politeknik Negeri Sriwijaya

SISTEM PENTANAHAN SWITCHYARD DENGAN KISI-KISI (GRID) PADA GARDU INDUK 150 KV BANTUL

SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU INDUK

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

Transkripsi:

BAB IV EVALUASI 4.1 Umum Resistansi pentanahan dari suatu sistem pentanahan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengatasi gangguan baik hubung singkat ataupun kegagalan isolasi. Karena nilai resistansi pentanahan ini merupakan tolak ukur baik atau setidaknya suatu sistem pentanahan yang terpasang. Bila resistansi pentanahan terlalu tinggi, maka akan menimbulkan perbedaan potensial antara bagian peralatan dan bumi saat terjadi gangguan. Oleh karena itu resistansi pentanahan diusahakan serendah mungkin agar arus gangguan yang terjadi dapat langsung disalurkan ketanah dengan aman sehingga dapat melindungi peralatan, operator dan mahkluk lain yang ada disekitar daerah terjadi gangguan. Pada bab-bab sebelumnya telah dibahas prosedur dan rumus-rumus pendekatan yang dipakai untuk menghitung nilai resistansi pentanahan dari elektroda batang yang ditanam tegak lurus diatas permukaan tanah serta nilai resistansi pentanahan yang diizinkan dari suatu sistem pentanahan. Kemudian metode-metode atau rumus-rumus pendekatan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya tersebut akan dipakai untuk menghitung nilai tahanan pentanahan pada gardu induk boom baru sehingga nilai tahanan pentanahan mencapai nilai yang memenuhi standar yaitu kurang dari atau maksimal 5 Ohm. Dalam mengevaluasi pentanahan pada transformator 25 MVA 30/6KV di Plate Rolling Plant menggunakan tiga metode, yaitu metode perhitungan, metode pengukuran dan metode perhitungan menggunakan MATLAB 4.2 Hasil Pengukuran Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa nilai tahanan pentanahan pada trafo 25 MVA 30/6 Kv di Plate Rolling Plant adalah

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran NO Waktu Pengukuran Hasil 1 Hari Pertama Pengukuran 2.5 2 Hari kedua pengukuran 2,5 3 Hari ketiga pengukuran 2,5 Maka didapatkan hasil rata-rata pengukuran adalah 2,5 Ohm 4.3 Hasil Perhitungan Sistem pentanahan yang digunakan trafo 25 MVA 30/6Kv adalah sistem pentanahan multiple ground rod, dan sedangkan tahanan jenis yang digunakan adalah tahanan jenis rawa sehingga untuk penentuan tahanan jenis dapat menggunakan data pada table 2.3. Untuk perhitungan nilai tahanan pentanahan satu pasak ground rod dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.7 sebagai berikut : R = x [ln (2L/a)-1]/(2 3.14xL) R = 30 x [ln (2.4/0,095)-1]/(2.3.14.4) R = 4,09 Ohm Besar tahanan pentanahan satu pasak ground rod di trafo 25 MVA 30/6Kv pada Plate Rolling Plant adalah sebesar 4,09 ohm. Untuk perhitungan nilai tahanan pentanahan dua pasak ground rod yang diparallel (multiple Ground Rod) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.8 sebagai berikut : A = (axs) A = 1,25 R = x [ln (2L/A]/ (2 3.14xL) R = 30 x [ln (2.4/1,25]/(2.3,14.4) R = 2,213 Ohm Besar tahanan pentanahan dua pasak ground rod (multiple ground rod) di trafo 25 MVA 30/6Kv pada Plate Rolling Plant adalah sebesar 2,213 ohm.

4.4 Perhituungan Menggunakan Program MATLAB R2007a % program menghitung tahanan pentanahan multiple ground rod % Skripsi Reza Fajarsyah Universitas Mercubuana % Data tahanan jenis tanah dari PUIL disp ('...'); disp ('menghitung tahanan pentanahan one ground rod'); disp ('...'); disp ('Spesifikasi tahanan jenis tanah(sesuai dengan standar PUIL)'); disp ('1. Tanah Rawa = 30 ohm meter'); disp ('2. Tanah liat = 100 ohm meter'); disp ('3. Pasir Basah = 200 ohm meter'); disp ('4. Kerikil basah = 500 ohm meter'); disp ('5. pasir dan kerikil kering = 1000 ohm meter'); disp ('6. tanah berbatu = 3000 ohm meter'); disp ('7. Lainnya(Nilai Tahanan jenis diinput manual)'); % Input Manual hasi tahanan jenis tanah X = input ('Apa spesifikasi tahanan jenis tanah = '); if X==1 p=30

elseif X==2 p=100 elseif X==3 p=200 elseif X==4 p=500 elseif X==5 p=1000 elseif X==6 p=3000 elseif X==7 p = input ('besar tahanan jenis tanah (dalam satuan ohm meter) = '); else disp ('------------------Wrong Input-------------------') return; end; disp ('dalam satuan ohm meter'); L = input ('panjang elektroda (dalam satuan m) = '); disp ('dalam satuan m'); a = input ('jari-jari penampang (dalam satuan m) = ');

disp ('dalam satuan m') d = input ('jarak rata-rata antar elektroda (dalam satuan m)= '); disp ('dalam satuan m'); disp ('---------------------------------------------') disp ('---------------------------------------------') %rumus menghitung pentanahan one ground rod disp ('Tahanan pentanahan satu pasak one ground rod =') R = (p/(2*pi*l))*((log((2*l)/a))-1) disp ('dalam satuan ohm') disp ('---------------------------------------------') disp ('---------------------------------------------') A = sqrt(a*d); disp ('Tahanan pentanahan dua pasak parallel ground rod =') %rumus menghitung pentanahan multiple ground rod RT = (p/(2*pi*l))*((log((2*l)/a))) disp ('dalam satuan ohm') if RT<=5 disp ('...') disp ('Pentanahan yang digunakan layak dan sudah sesuai dengan PUIL') disp ('...')

else disp ('...') disp ('Pentanahan yang digunakan tidak layak dan tidak sesuai dengan PUIL') disp ('...') end; PROGRAM KETIKA DI RUN... menghitung tahanan pentanahan one ground rod... Spesifikasi tahanan jenis tanah(sesuai dengan standar PUIL) 1. Tanah Rawa = 30 ohm meter 2. Tanah liat = 100 ohm meter 3. Pasir Basah = 200 ohm meter 4. Kerikil basah = 500 ohm meter 5. pasir dan kerikil kering = 1000 ohm meter 6. tanah berbatu = 3000 ohm meter 7. Lainnya(Nilai Tahanan jenis diinput manual) Apa spesifikasi tahanan jenis tanah = 1

p = 30 dalam satuan ohm meter panjang elektroda (dalam satuan m) = 4 dalam satuan m jari-jari penampang (dalam satuan m) = 0.095 dalam satuan m jarak rata-rata antar elektroda (dalam satuan m)= 16.5 dalam satuan m --------------------------------------------- --------------------------------------------- Tahanan pentanahan satu pasak one ground rod = R = 4.0982 dalam satuan ohm

--------------------------------------------- --------------------------------------------- Tahanan pentanahan dua pasak parallel ground rod = RT = 2.2139 dalam satuan ohm... Pentanahan yang digunakan layak dan sudah sesuai dengan PUIL... >> 4. Evaluasi Berikut data perbandingan antara hasil pengukuran, hasil perhitungan dan hasil dari program MATLAB. Tabel 4.2 Hasil Perbandingan NO Metode Hasil 1 Hasil Pengukuran 2.5 2 Hasil perhitungan manual 2,213 3 Hasil program MATLAB 2,213

Berdasarkan hasil dari pengukuran (2.5 Ohm) maka didapatkan bahwa terdapat perbedaan dengan hasil perhitungan (2,213 Ohm) dan hasil dari program MATLAB (2,213 Ohm), yaitu sebesar 0,287. Perbedaan hasil pengukuran dan hasil perhitungan ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya: 1. Terjadi korosi ( berkarat) pada batang elektroda. 2. Perbedaan keadaan tanah pada waktu dilakukannya pengukuran tahanan pentanahan atas berubahnya cuaca. 3. Kurang teliti terhadap pembacaan alat ukur. 4. Adanya perbedaan dalam menentukan tahanan jenis () tanah. Sedangkan berdasarkan hasil dari perhitungan dan hasil dari program MATLAB menunjukkan hasil yang sama, Maka ini menunjukkan bahwa program MATLAB dapat bekerja dengan baik dan tidak terdapat kesalahan dalam pembuatannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari pengukuran, perhitungan dan hasil dari program MATLAB menunjukkan bahwa nilai tahanan pentanahan pada trafo 25 MVA 30/6KV di Plate Rolling Plant dibawah 5 ohm, sedangkan menurut standar puil yang ada di buku standar pentanahan yang baik adalah 5, jadi tahanan pentanahan yang ada di Trafo 25 MVA 30/6KV Plate Rolling Plant memenuhi standar dan layak di gunakan.