Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

ANALISA PERBANDINGAN TAHANAN PEMBUMIAN PERALATAN ELEKTRODA PASAK PADA GEDUNG LABORATORIUM TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

PERANCANGAN GROUNDING UNTUK LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI DI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

PERUBAHAN KONFIGURASI ELEKTRODE PENTANAHAN BATANG TUNGGAL UNTUK MEREDUKSI TAHANAN PENTANAHAN

Penentuan Kedalaman Elektroda pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering Untuk Memperoleh Nilai Tahanan Pentanahan yang Baik

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN PADA GEDUNG LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

ANALISIS PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP BESARNYA NILAI TAHANAN PENTANAHAN

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

Oleh : Rezal Palipi

PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT

ANALISA PENTANAHAN PERALATAN PADA TRANSFORMATOR DAYA 10 MVA DI GARDU INDUK TALANG RATU PT. PLN (PERSERO) PALEMBANG

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV (APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i2 ( )

STUDI PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) TALANG JIMAR PT.PERTAMINA EP PRABUMULIH FIELD LAPORAN AKHIR

SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 30 MVA PADA GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG PALEMBANG

PERHITUNGAN TAHANAN PENTANAHAN GARDU 2 DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA LAPORAN AKHIR

Pemanfaatan Bentonite sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

STUDI PENGARUH KANDUNGAN AIR TANAH TERHADAP TAHANAN JENIS TANAH LEMPUNG (CLAY)

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID PADA TOWER TRANSMISI 150 KV

KONDUKTOR ALUMUNIUM PADA SISTEM GROUNDING. Galuh Renggani Wilis Dosen Prodi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal

Nilai Riil dan Imajiner Impedansi Pentanahan dengan Modifikasi Batang Elektroda Diinjeksi Arus Berfrekuensi 50 Hz-2 MHz

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TAHANAN TANAH (EARTH METER) DIGITAL

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA

RANCANG BANGUN MODEL PENGUJIAN TEGANGAN LANGKAH PADA TITIK PENTANAHAN METODE ROD DAN METODE MESH

BAB IV EVALUASI. 4.1 Umum

BAB III METODE PENGUKURAN PENTANAHAN Blok Diagram Perancangan Pengukuran Pentanahan. Dibuat Berpetak

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

Evaluasi Tahanan Pentanahan Kawat Netral Pada Jaringan Tegangan Menengah Daerah Perbukitan dan Pantai di Area Pelayanan Jaringan Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

COMPARATIVE ANALYSIS OF GROUNDING RESISTANCE VALUE IN SOIL AND SEPTICTANK. Abdul Syakur, Juningtyastuti, Arif Dermawan *)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PEMANFAATAN ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK PERBAIKAN RESISTANSI PEMBUMIAN JENIS ELEKTRODA BATANG. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGARUH POROSITAS TANAH SISTEM PENTANAHAN PADA KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 kv

STUDI PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) 500 KV PEDAN- UNGARAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila terjadi kesalahan di sistem tenaga

STUDI PENGARUH JENIS TANAH DAN KEDALAMAN PEMBUMIAN DRIVEN ROD TERHADAP RESISTANSI JENIS TANAH

BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI

PERBANDINGAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA AREA REKLAMASI PANTAI (CITRALAND)

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

ANALISA PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA PENTANAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

RANCANG BANGUN SISTEM GROUNDING UNTUK PENGEMBANGAN LABORATORIUM FISIKA UNNES SEMARANG

STUDI SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU DISTRIBUSI DI PENYULANG WALET PT. PLN (PERSERO) RAYON KENTEN

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. adanya pengukuran, maka dapat diketahui seberapa besar nilai tahanan pembumian di

PETUNJUK PRAKTIS PERANCANGAN PENTANAHAN SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

Studi Pengaruh Jenis Tanah dan Kedalaman Pembumian Driven Rod terhadap Resistansi Jenis Tanah

PENGUJIAN DAN ANALISA TAHANAN ELEKTRODA PENTANAHAN PADA GEDUNG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN JALAN DEMANG LEBAR DAUN PALEMBANG LAPORAN AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia

PENGGUNAAN KONDUKTOR TEMBAGA DAN ALUMINIUM UNTUK SISTEM PENTANAHAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN GYPSUM DALAM MEREDUKSI NILAI RESISTANSI PENTANAHAN DI TANAH LADANG

ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

BAB II TEORI UMUM PEMBUMIAN GRID PADA DUA LAPIS TANAH. Sistem pembumian peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK BATANG PENTANAHAN SISTEM ARANG-GARAM (SIGARANG) SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Politeknik Negeri Sriwijaya

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

STUDI PERANCANGAN SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK 150/20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI

SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN RUANG STUDIO TEKNIK ARSITEKTUR GEDUNG B FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA JALAN PB. SUDIRMAN DENPASAR

SISTEM PENTANAHAN SWITCHYARD DENGAN KISI-KISI (GRID) PADA GARDU INDUK 150 KV BANTUL

PERANCANGAN ALAT UKUR IMPEDANSI PEMBUMIAN. Riana Defi M.P ABSTRAK

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

by: Moh. Samsul Hadi

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

ANALISA PERBEDAAN TAHANAN TANAH DI MUSIM HUJAN DAN KEMARAU PADA PENTANAHAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH DI DAERAH BUKITTINGGI

Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE- DIPOLE UNTUK MENDETEKSI MINERAL MANGAN (PHYSICAL MODELING)

63 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017

Transkripsi:

107 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017 Analisa Perbandingan Konfigurasi Vertikal Dengan Bujur Sangkar Elektroda Pentanahan Menggunakan Matlab Ilyas*, Yessi Marniati Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang E-mail: ilyasyusuf147141@gmail.com ABSTRACT In a grounding system that play a pivotal role in the system of protection of electrical equipment. Grounding system is always used as a discharge path to ground fault current. The smaller a resistance value of the earth, the better the system pentanahannya. In certain circumstances, the grounding resistance value is always influenced by the depth of planting and the electrode spacing. In this study using multiple configurations and configuration Longitude Cage Vertical grounding electrodes. The method used in this measurement, using three points by injecting a constant DC current between the electrodes and electrode test currents pose a potential difference between the electrodes and electrode voltage test, so the grounding resistance value is obtained. From the results of the vertical configuration with the configuration Longitude Cage can show a chart comparison between measurement and calculation of the studied field configuration turns arranged vertically to the ground to get the grounding resistance value is smaller, is caused by the depth of 1.80 m 0.37Ω measurement results and calculation results 0.4307Ω. Keywords: electrode rod, earth resistance, ground resistance ABSTRAK Dalam suatu sistem pentanahan yang memegang peranan sangat penting pada sistem proteksi peralatan listrik. Sistem pentanahan selalu digunakan sebagai jalur pelepasan arus gangguan ke tanah. Semakin kecil suatu nilai tahanan pentanahan tersebut, maka semakin baik sistem pentanahannya. Pada kondisi tertentu, nilai tahanan pentanahan selalu dipengaruhi oleh kedalaman penanaman dan jarak elektroda. Pada penelitian ini menggunakan beberapa konfigurasi Vertikal dan konfigurasi ujur Sangkar elektroda pentanahan. Metode yang digunakan dalam pengukuran ini, menggunakan metode tiga titik dengan menginjeksikan arus DC konstan diantara elektroda uji dan elektroda arus yang menimbulkan beda potensial diantara elektroda uji dan elektroda tegangan, sehingga didapatkan nilai tahanan pentanahan. Dari hasil antara konfigurasi Vertikal dengan konfigurasi Bujur Sangkar dapat memperlihatkan suatu grafik perbandingan antara pengukuran dan perhitungan yang diteliti dilapangan ternyata konfigurasi yang disusun secara bujur sangkar ketanah mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang lebih kecil, ini diakibatkan karena pada kedalaman 1.80 m hasil pengukurannya 0.4307Ω dan hasil perhitungannya 0.37Ω. Kata kunci: elektroda batang, tahanan pentanahan, tahanan jenis tanah 1. PENDAHULUAN Sistem pentanahan memiliki salah satu peranan yang sangat penting dalam sistem proteksi. Sistem pentanahan digunakan sebagai jalur pelepasan arus gangguan ke tanah. Menurut fungsinya pentanahan dibedakan menjadi 2, yaitu pembumian titik netral sistem tenaga dan pentanahan peralatan. Pentanahan netral sistem tenaga berfungsi sebagai pengaman sistem atau jaringan, sedangkan pada pentanahan peralatan berfungsi sebagai pengaman terhadap tegangan sentuh. Pentanahan mula-mula dilakukan dengan menanamkan batang-batang elektroda pentanahan tegak lurus terhadap permukaan tanah. Kemudian bantang elektroda pentanahan itu di tanam kedalam tanah dengan kedalaman yang telah di tentukan. Hal ini dilakukan untuk mencapai nilai tahanan pentanahan yang diinginkan yaitu tidak lebih dari 5 ohm. Dan untuk membuat sistem pentanahan yang baik harus menambahkan batang elektroda pentanahan lebih dari satu dengan mengkonfigurasikan beberapa elektroda pentanahan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil. Sistem pentanahan yang baik adalah sistem pentanahan yang memiliki nilai tahanan pentanahan yang kecil. Pada kondisi tanah tertentu, nilai tahanan pentanahan dipengaruhi oleh kedalaman penanaman dan jarak penanaman antar elektroda. Untuk mengetahui pengaruh kedalaman penanaman antara elektroda terhadap nilai tahanan pentanahan dengan menggunakan elektroda batang, maka perlu dilakukan percobaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penanaman elektroda batang, dan Digital Object Identifier 10.21063/JTE.2017.3133614. Copyright 2017 ITP Press.

ANALISA PERBANDINGAN KONFIGURASI VERTIKAL DENGAN BUJUR SANGKAR 108 mengetahui nilai tahanan pentanahan jika elektroda batang di tanamkan secara vertical dan bujur sangkar. Selain itu, dapat mengetahui pengaruh kedalam penanaman batang elektroda terhadap nilai tahanan pentanahan dengan konfigurasi vertical dan bujur sangkar. 2. SISTEM PENTANAHAN Salah satu faktor dalam setiap usaha pengaman atau perlindungan rangkaian listrik, baik keamanan bagi manusia adalah dengan cara menghubungkan bagian dari peralatan tersebut dengan sistem pentanahan. Pentanahan adalah penghubung suatu titik rangkaian listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dan rangkaian listrik dengan bumi menurut cara tertentu. Untuk menghitung tahanan pentanahan satu batang elektroda, rumus yang digunakan adalah [6]: 4L R ln -1 2 L a (1) dimana: R = resistansi pentanahan satu batang elektroda (ohm) a = jari-jari elektroda batang (m) L = Panjang pasak (m) Ρ = Tahanan jenis tanah (Ωm) Bentuk fisik elektroda batang seperti ditunjukkan pada gambar 1. Untuk menghitung tahanan pentanahan dimana elektroda pentanahannya dipasang paralel digunakan rumus sebagai berikut. 1) Dua batang elektroda dipasang paralel [5] tahanahan 2 pasak paralel X = L ( In 48 L ) a 1 d = 1+2 2 (2) (3) dengan d adalah jarak antara batang elektroda yang dipasang paralel. 2) Tiga batang elektoda dipasang paralel tahanahan 3 pasak paralel = 1+2x 2 (4) 3) Batang paralel jamak yang tersusun dalam segi empat kosong atau segi empat terisi. apabila jumlah pasak n, maka: tahanahan n pasak paralel = 1+kx n (5) Sehingga: rt = (1+kx)r n (6) Didalam k adalah konstanta yang tergantung dari jumlah batang yang diparalelkan dapat dilihat pada tabel 1 [5,6]. Untuk konfigurasi yang ditancapkan yang disusun secara vertikal ke tanah dengan rumus dibawah ini. Rt = ρ 4L {ln 4πL { s4 512L 4 a) b) Gambar 1 Elektroda batang, a) tunggal; b) dalam grup Tabel 1 Harga k terhadap jumlah batang elektroda Jumlah pasak sepanjang sisi segi empat Jumlah pasak seluruhnya + 4L a s6 + 4096L 6 s 2 + s Harga k Segi empat terisi 2 4 2.7071 3 8 4.2538 4 12 5.3939 5 16 6.0072 6 20 6.4633 7 24 6.8363 8 28 7.1479 9 32 7.4195 10 36 7.6551 s2 +} 2L 16L 2 s8 65536L 8 } (7) 3. METODOLOGI Percobaan pada penelitian ini dilaksanakan di laboratorium bengkel teknik elektro bidang studi teknik listrik Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Sumatera selatan. Tanah tempat dilakukan percobaan ini adalah tanah liat dan tanah ladang yang memiliki nilai tahanan 1.00Ω-m. Pemilihan tempat ini dilakukan dikarenakan dekatnya tempat percobaan dengan tempat kuliah mahasiswa sehingga dalam pengambilan data mudah karena tempat yang dekat. Selain itu alasan dipilih tempat

109 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017 a) b) Gambar 2 Konfigurasi pengukuran pentanahan, a) vertikal yang ditancapkan ke tanah; b) bujur sangkar yang ditancapkan ke tanah Mulai Input Parameter L, rho, a, s, D Konfigurasi Penanaman Elektroda yang Bervariasi Pengukuran Tahanan Pentanahan Apakah Tahanan Tidak Pentanahan Didapat? Ya Nilai Tahanan Pentanahan Selesai Gambar 3 Diagram alir penelitian ini adalah karena kondisi tanah di politeknik sendiri hanya memiliki satu lapisan sehingga tahanan pentanahan dapat ditentukan dengan mudah. Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan disekitar gedung labotorium Teknik Elektro Politeknik Negeri sriwijaya Palembang adalah Digital Earth Tester. Pada alat ukur tersebut terdapat 3 kabel, yang berwarna hijau untuk elektroda yang akan diukur, sedangkan kuning dan merah untuk elektroda bantu. Terminal alat ukur terdiri dari 3 buah, 1 dihubungkan dengan elektroda yang akan diukur dan 2 dihubungkan ke elektroda bantu. Dalam pengukuran tahanan pentanahan ini dapat menggunakan beberapa konfigurasi antara lain; konfigurasi Vertikal, yang ditancapkan ke tanah dan konfigurasi yang disusun secara Vertikal maupun Horizontal [7] seperti terlihat pada gambar 2. Diagram alir penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahanan Pentanahan pada peralatan maupun gedung nilai tahanannya harus diusahakan sekecil mungkin untuk menyikapi berbagai gangguan. Dengan nilai tahanan yang kecil, maka bila terjadi arus gangguan seperti hubung singkat akan dapat dialirkan ke tanah. 4.1 Hasil Perhitungan Konfigurasi Elektroda Pentanahan yang Ditancapkan ke Tanah Secara Vertikal Adapun data yang di dapat dari hasil penelitian elektroda pentanahan untuk konfigurasi elektroda pentanahan yang ditancapkan ketanah secara vertical dapat diselesaikan dengan persamaan (7). Konfigurasi elektroda pentanahan yang ditancapkan ke tanah secara vertikal dengan menggunakan Program Matlab, sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.

ANALISA PERBANDINGAN KONFIGURASI VERTIKAL DENGAN BUJUR SANGKAR 110 Gambar 4 Grafik perbandingan konfigurasi vertikal ditancapkkan ke tanah Gambar 5 Grafik perbandingan konfigurasi bujur sangkarditancapkkan ke tanah Tabel 2 Konfigurasi elektroda pentanahan yang ditancapkan ke tanah secara vertikal Tabel 3 Konfigurasi elektroda pentanahan yang ditancapkan ke tanah secara bujur sangkar Pada gambar 4 grafik perbandingan antara pengukuran dan perhitungan terlihat sedikit sekali perbedaannya terlihat pada kedalaman 1.20 m tahanan pentanahan pada perhitungannya 0.4981Ω sedangkan pada kedalaman 1.20 m tahanan pentanahan pada pengukuran 0.58Ω dengan deviasi 14.12%. 4.2 Hasil Perhitungan Konfigurasi Elektroda Pentanahan yang Ditancapkan ke Tanah Secara Bujursangkar Adapun data yang didapat dari hasil penelitian elektroda pentanahan untuk konfigurasi elektroda pentanahan yang ditancapkan ketanah secara bujursangkar dapat diselesaikan dengan persamaan (7). Hitungan konfigurasi elektroda pentanahan yang ditancapkan ke tanah secara Vertikal menggunakan Program Matlab, sehingga dilihat pada tabel 3. 4.3 Analisa Grafik Perbandingan Konfigurasi Elektroda Pentanahan yang Ditancapkan ke Tanah Secara Vertikal dan Bujursangkar Pada grafik terlihat penyimpangan yang sangat kecil sekali nilai tahanan pada pengukuran 0.56 Ω dan nilai tahanan pada perhitungan 0.4746 Ω dengan kedalaman 1.20 m. Perubahan perhitungan dari 0.56 Ω pada kedalaman 1.20 m. Sampai mencapai 0.37 Ω pada kedalaman 1.80 m. Deviasi yang terjadi antara pengukuran dan perhitungan antara 18.17% sampai 2.18% Adapun data yang didapat dari hasil penelitian elektroda pentanahan untuk Konfigurasi elektroda pentanahan yang ditancapkan ketanah secara bujur sangkar dapat diselesaikan dengan persamaan (4). Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dari beberapa konfigurasi ternyata konfigurasi pentanahan yang disusun secara vertikal mendapatkan nilai yang mendekati nilai tahanan yang diizinkan, dimana terlihat jelas perbedaannya pada grafik perbandingan pengukuran dan perhitungan. Sehingga menunjukkan hasil yang tahanan pentanahannya semakin dalam penanaman elektrodanya semakin kecil. 5. KESIMPULAN Dalam suatu sistem pentanahan penanaman elektroda pentanahan diharuskan dalam, karena jika ditanam semakin dalam maka tahanan pentanahan semakin kecil. Untuk konfigurasi elektroda pentanahan yang diteliti ternyata konfigurasi yang disusun secara bujur sangkar ke tanah yang memiliki tahanan pentanahan yang lebih kecil, terlihat pada kedalaman 1.80m nilai pentanahannya sebesar 0.4307 Ω (untuk perhitungan) dan 0.37 Ω (untuk pengukuran) dengan deviasi antara pengukuran dan perhitungannya 2.18%. Pada penelitian ini pengaruh kedalaman dan jarak penanaman elektroda serta tahanan jenis tanah paling menentukan sekali nilai tahanan pentanahannya.

111 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017 6. DAFTAR PUSTAKA [1].Away,Gunaidi Abdi,2006. Matlab Programming, Infomatika.Bandung. [2].Cooper David William, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga. [3].G.Vijayaraghavan, Mark brown, Malcolm Barnes,2004. Practical Grounding, Bonding, shielding and surge protection, Tokyo. [4].Harten, P.Van,1985. Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid 3.Bandung :Binacipta. [5].Hutauruk,T.S,1991.Pengetanahan Netral Sistem Tenaga Dan Pengetanahan Peralatan. Erlangga : Jakarta. [6].Pabla.A.S, Hadi. Abdul, 1991. Sistem Distribusi Daya Listrik. Erlangga : Jakarta. [7].Sumardjati,Prih,dkk,2008. TeknikPemanfaatan Tenaga Listrik. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan : Jakarta. [8].Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.