BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan naturalistik yang

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. negara yang baik dan bertanggung jawab (Gunawan, 2013: 48). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUHAN. detail yang berbeda. Nilai berasal dari bahasa latin, dari kata value

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhlak adalah tugas dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

SKRIPSI RITA SRI WAHYUTI NIM: A

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm Fathul Mu in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SILABUS. Sumber Belajar 1. Mampu dan memahami. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Guna mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Kajian ilmu sosial pada saat ini menjadi permasalahan yang potensial bagi pengembangan karakter ilmu dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya permasalahan sosial yang komplek dan sulit yang memerlukan pemecahan dalam kehidupan sehari-hari. Relasi antara kompleksitas kehidupan manusia dan nilai-nilai yang dimiliki dideskripsikan sebagai manusia yang membangun hubungan harmonis dengan lingkungan masyarakat dan budaya. Dalam konteks sosialnya, disiplin ilmu sosial lebih banyak mengkaji perilaku manusia dalam beragam bentuknya. Disiplin ilmu ini dapat berupa sejumlah cabang disiplin ilmu seperti psikologis, geografi, ekonomi, politik, sosiologi, dan antropologi (Depdiknas, 2006;575). Lalu bagaimana dengan posisi ilmu pendidikan? Ilmu pendidikan sebagai disiplin ilmu yang mengambil keunggulan (pre-execelence) dari enam ilmu sosial tadi ada yang menganggap bagian dari disiplin lmu sosial, ada pula yang memisahkannya. Akan tetapi karena sifat keilmuannya yang lebih lunak (soft science) apabila dibandingkan dengan sifat ilmu pengetahuan alam nilai-nilai yang terdapat dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih dinamis dan mengandung unsur probabilitas yang relative banyak. 1

Penyadaran nilai melalui pembelajaran IPS sering dihadapkan pada persoalan dinamika dan probabilitas nilai yang berubah-ubah sebagai akibat mundurnya akses informasi. Hubungan nilai dengan pendidikan sangat erat. Nilai dilibatkan dalam setiap tindakan pendidikan baik dalam memilih maupun dalam memutuskan setiap persoalan untuk kebutuhan belajar dan melalui persepsi guru/dosen mereka dapat mengevaluasi siswa / mahasiswanya. Demikian pula sebaliknya, siswa / mahasiswa dapat mengukur kadar nilai yang disajikan oleh guru/dosen dalam proses pembelajaran. Masyarakat juga dapat merujuk sejumlah nilai seperti benarsalah, baik-buruk, indah-tidak, ketika mereka mempertimbangkan kelayakan pendidikan yang dialami anaknya. Lembaga pendidikan khususnya pendidikan dasar seperti SD/MI mempunyai tugas mempersiapkan terbentuknya individu yang cerdas dan berakhlak mulia. Terpenuhinya kedua kriteria ini memiliki semangat kebersamaan, menghindari konflik sosial, mengembangkan potensi diri serta memanfaatkannya guna mencapai kebahagiaan lahir batin dan keselamatan umat manusia pada umumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa peran pendidikan sangat menentukan kehidupan mereka. Tanpa melalui pendidikan nilai sangat sulit untuk diperoleh. Oleh karena itu fungsi pendidikan adalah untuk menanamkan nilai yang baik kepada peserta didik (bukan hanya men- 2

transfer pengetahuan) sebagaimana yang lazim didengar selama ini. Sebab pengetahuan tanpa memahami nilai cenderung akan melahirkan konflik baik antar kelompok agama, budaya, wilayah maupun antar institusi. Akhir-akhir ini persoalan yang muncul dalam dunia pendidikan sangat terkait dengan aspek sosial, budaya, dan agama. Hal ini disebabkan lemahnya peran pendidikan yang menanamkan nilai kebaikan bersama. Peristiwa seperti konflik antar ras, suku, agama, golongan, dan kekuasaan yang timbul diberbagai daerah merupakan bukti bahwa pemahaman terhadap nilai kebersamaan masih sangat lemah. Konflik merupakan cermin kehidupan manusia yang tidak konsisten dalam memperjuangkan kebenaran, kebaikan, keadilan, serta sebagai cermin dari ketidak mampuan manusia dalam membangun hubungan yang harmonis dengan sesama, alam lingkungan, dan utamanya Tuhan. Posisi seperti ini pada akhirnya dapat membuat bangsa Indonesia terpecah belah dan tidak merasa bahwa dirinya berbuat sesuatu yang salah meskipun dia berada di posisi yang keliru. Karena pentingnya pendidikan sebagai instrument penanaman nilai-nilai moral siswa untuk mengembangkan masyarakat, bangsa dan Negara, maka pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Masyarakat dan Negara akan sulit eksis apabila pendidikan melemah dan tidak memperoleh dukungan dari warga negara. OLeh kare- 3

na itu khususnya pendidikan di SD/MI mesti dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara alamiah dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab, dan dapat menghasilkan lulusan yang mampu memahami masyarakatnya dengan semua potensi yang dapat mendukung tercapainya kesuksesan pada diri siswa dalam kehidupan di masyarakat. Pendidikan dan pembelajaran IPS di SD/MI diharapkan dapat membentuk sikap, nilai dan respon siswa terhadap realitas keagamaan, karena proses pendidikan dan pembelajaran merupakan wahana bagi kehidupan masyarakat dalam mentransformasikan nilai (transfer of values) dan mengalihkan pengetahuan (transfer of knowledge), sehingga pendidikan dan pembelajaran bukan hanya transformasi pembelajaran saja akan tetapi yang utama adalah transformasi nilai yang menyangkut kehidupan beragama, bermasyarakat seperti kejujuran, toleransi, persamaan, kebebasan dan menghargai orang lain. Karena itu pendidikan sebagai instrument sosial kemasyarakatan harus dapat menciptakan system pembelajaran yang menghargai keanekaragaman agama, budaya, gender, suku, bahasa, dan pendapat. SD/MI sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mengajarkan nilai dan pengetahuan memiliki fungsi sosial dan berperan menentukan kehidupan yang damai, harmonis bagi masyarakat umumnya. 4

Peran untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pentingnya nilai-nilai kebebasan, persaman, toleransi, kesetiakawanan, keadilan, kejujuran, serta kesabaran baik dalam lingkup lembaga pendidikan, masyarakat, maupun negara. Adapun berbagai bentuk kelemahan sistem pendidikan di atas khususnya yang berkaitan pembinaan akhlak, etika, moral, dan perilaku sosial anak, masih banyak dijumpai dalam dunia pendidikan kita di tanah air khususnya di jenjang pendidikan sekolah dasar seperti : a) siswa belum menunjukkan sikap positif terhadap perbedaan yang ada, b) belum adanya pembinaan khusus yang mengkaji nilai-nilai moral dari berbagai aspek kehidupan, c) belum dikedepankannya nilainilai kebebasan, persaman, keadilan dan toleransi sebagai nilai moral yang bersifat universal yang mestinya menjadi barometer kehidupan bersama baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Seperti di Sekolah Dasar Negeri Sidomukti 3 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, masalah yang masih saja timbul adalah : a) belum terwujudnya arah pembelajaran IPS yang optimal, b) masih rancunya standart penilaian yang diberlakukan meskipun dari dinas pendidikan Kabupaten Semarang telah mengeluarkan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dalam mewujudkan dinamika pendidikan yang potensial bagi peserta didik khususnya mata pelajaran IPS. 5

SD Sidomukti 03 terletak di daerah pengunungan Ungaran dengan nuansa kehidupan yang agamis khususnya Islam. Kondisi seperti ini tentu mempengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara keseluruhan khususnya pada mata pelajaran IPS, karena IPS mempelajari berbagai macam kehidupan termasuk salah satu diantaranya budaya dan agama. Bagi masyarakat Islam yang masih memegang kuat budaya-budaya serta ajaran keislaman memang sangat peka apabila guru melakukan pembelajaran tentang keagamaan dan nilainilai kehidupan pada mata pelajaran IPS. Hal ini dikarenakan mereka sangat patuh apa ajaran yang disampaiakan oleh para alim ulama atau para kiyai tentang ajaran-ajaran Islam. Pengetahuan yang siswa peroleh di sekolah sudah tentu akan disampaikan kepada para ustad pada saat mereka mengaji di sore atau di malam hari. Apabila terdapat kekeliruan menurut para ustad tidak menutup kemungkinan para pengajar di sekolah akan memperoleh teguran atau bahkan demo dari masyarakat daerah setempat. Dan akibatnya apabila hal tersebut terjadi tidak menutup kemungkinan proses pembelajaran di sekolah akan berjalan kurang baik atau tidak sesuai dengan harapan dan tujuan. Apabila menurut masyarakat terjadi penyimpangan dalam KBM utamanya yang berkaitan dengan pembelajaran moral tidak menutup kemungkinan sekolah akan dijauhi oleh masyarakat. 6

Kenyataan yang sering terjadi siswa yang pulang dari sekolah tentu cerita kepada orangtuanya tentang pelajaran yang telah diberikan guru. Dalam cerita tersebut bisa terjadi kesalah pahaman dalam memaknai pelajaran, sehingga apabila orangtua siswa berpendapat adanya penyimpangan kebiasaan di Sidomukti selang beberapa hari kemudian orangtua datang dan meminta klarifikasi ke sekolah. Di samping itu siswa lebih patuh kepada para ustad ketimbang kepada guru yang setiap kali melaksanakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Hal seperti ini telah diketahui juga oleh pamong desa dan saran dari mereka agar guru tidak henti-hentinya menanamkan nilai-nilai moral utamanya kepada generasi muda termasuk anak-anak sekolah dasar. Penanaman nilai moral bukan saja pada pendidikan IPS akan tetapi juga pendidikan agama dan PKn. Namun dari dua mata pelajaran itu masih dirasa kurang karena perilaku siswa belum mencerminkan berhasil atau tidaknya pendidikan moral. Hal ini tercermin antara lain dari perilaku siswa yang masih suka corat-coret di tembok sekolah, seringnya siswa masih berantem dengan siswa lain Dari latar belakang di atas persoalan penelitian yang diangkat adalah peningkatan nilai moralitas siswa melalui pembelajaran IPS kelas V di SD Negeri Sidomukti 03 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. 7

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah melalui pembelajaran IPS dapat meningkatkan nilai moralitas siswa kelas V tahun 2010/2011 di SD Negeri Sidomukti 03 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang? 2. Apakah dengan melalui aktivitas individual, kelompok dan klasikal setelah pembelajaran IPS nilai moralitas siswa kelas V tahun 2010/2011 SD Sidomukti 03 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang akan meningkat? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Peningkatan nilai moralitas siswa kelas V SD Negeri Sidomukti 03 setelah mereka memperoleh pembelajaran IPS. 2. Peningkatan nilai moralitas siswa kelas V SD Sidomukti 03 melalui aktivitas individual, kelompok, dan kelasikal setelah mereka memperoleh pembelajaran IPS. 1.4 Manfaat Penelitian Signifikasi penelitian ini dapat ditinjau dari dua hal yaitu teoritis dan praktis 1. Teoritis yaitu sebagai bahan pengembangan dan pengkajian ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS dan penga- 8

ruhnya terhadap kualitas moralitas siswa di sekolah. 2. Praktis yaitu : a. Sebagai masukan pihak Dinas Pendidikan dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan peningkatan kualitas dan budaya moral sekolah. b. Sebagai kontribusi bagi para pendidik dalam memahami tugas dan peranannya sebagai manajer yang harus bertanggung jawab dalam kegiatan pembinaan mental siswa. 1.5 Sistimatika Penulisan Sistimatika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut : Bab I : Berisi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistimatika pemulisan. Bab II : Berisi tentang landasan teori tentang pembelajaran IPS di SD/MI, pendidikan nilai moralitas, batasan nilai moralitas, konsep moralitas, dan kerangka pikir Bab III : Metodologi penelitian yang terdiri dari desain penelitian, subyek penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data, keabsahan data, Bab IV : Membahas tentang hasil penelitian yang Berisi masalah gambaran umum obyek penelitian, pengumpulan data, dan tek- 9

Bab V nik analisis data : Berisi tentang simpulan dan saran 10