II. TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey merupakan sentra produksi strawberry di Indonesia tepatnya di

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Identitas manusia jejak langkah hidup manusia selalu membutuhkan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. pesantren. Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab

BAB 1 PENDAHULUAN. anak pun dijelaskan bahwa diantaranya yakni mendapatkan hak pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pembelajaran di Pesantren,

BAB IV ANALISIS TERHADAP MANAJEMEN PERENCANAAN PONDOK PESANTREN NURUL HUDA KAJEN MARGOYOSO PATI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS SANTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pentingnya pendidikan moral dan sosial. Dhofier (1990) menyatakan moral dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam di Indonesia, tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesantren adalah tempat para santri (Dhofier, 2011). Pesantren sendiri berasal dari

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Mu thi eds. Pendidikan Islam, Demokratisasi, dan Masyarakat Modern, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm

BAB I PENDAHULUAN. didik ke arah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab. Untuk. hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

BAB I PENDAHULUAN. emosional. Salah satu tahap yang akan dihadapi individu jika sudah melewati. masa anak-anak akhir yaitu masa remaja.

PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan

BAB VI P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara demokrasi adalah negara yang kekuatan sejatinya bukan berada

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. mobilisasi tidak mutlak, mobilisasi lebih dalam hal kampanye dan ideologi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. istilah yang dieja-indonesiakan dari kata "Ahl al-sunnah wa al Jama'ah". Ia. a. Ahl (Ahlun), berarti "golongan" atau "pengikut".

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu untuk dapat bersaing di zaman yang semakin maju. Pendidikan juga

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Pengertian Judul. Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. terlarang serta tingginya budaya kekerasan merupakan contoh permasalahaan

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat tradisional yang mendalami ilmu agama Islam dan. mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian.

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren yang dikenal berbasis Entrepreneur. Hal ini bisa dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Daftar Pustaka. A. Buku Al-Syaibani, O. (1979). Falsafah Pendidikan. Terj. Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang. Sebagai bukti shahihnya, berbagai kasus kejahatahan sosialtindakan

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang. kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaqnya. Apabila. akhlaqnya buruk, rusaklah lahir dan batinnya.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga Pendidikan Islam yang pertama di Indonesia dan

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. cukup dinamis. Pendidikan yang berkembang dengan pesat secara otomatis akan

BAB I PENDAHULUAN. Keteladanan (Modelling) dalam pendidikan merupakan metode. paling efektif diantara metode-metode yang ada dalam membentuk perilaku

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah adalah suatu bentuk lingkungan masyarakat yang memiliki tatanilai

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY

Oleh : Anggono Ariebowo, Bambang Suprijadi, Bambang Adji Murtomo

BAB I PENDAHULUAN. Hambatan Pendidikan Pesantren di Masa Depan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 25.

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN TA MIRUL ISLAM. (Telaah Historis dari Tahun 2003 s/d 2012) NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB V PENUTUP. santri putra Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan. 1. Konsep Diri Santri Putra Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa. 1. Bentuk partisipasi anggota dan kader organisasi Gerakan Pemuda Ansor

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. di pesantren. Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB V PENUTUP. ustadz dalam mata pelajaran fiqih pada Pondok Pesantren Al-Ikhlas Negara Desa. 1. Peran ustadz sebelum kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Penelitian yang berkaitan dengan masalah penyesuaian diri sudah

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

LRC. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang dikatakan selalu berbenturan dengan aspek sosial budaya

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kegiatan Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Penyelenggara keitan itu sendiri bisa merupakan badan, instansi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga, dll. Biasanya kegiatan dilaksanakan dengan berbagai alasan tertentu, mulai dari peringatan ulang tahun sebuah organisasi, kampanye sebuah partai politik, atau bahkan sosialisasi sebuah kebijakan pemerintah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan. 2. Konsep Pondok Pesantren Pondok pesantren adalah gabungan antara kalimat pondok dan pesantren. Istilah pondok berasal dari kata Funduk, dari bahasa Arab yang berarti rumah penginapan atau hotel, akan tetapi di dalam ke-pesantren-an Indonesia, khususnya pulau Jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang di petak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri. Sedangkan istilah pesantren secara etimologis berarti pe-santrian yang berarti tempat santri, Pondok pesantren adalah suatu lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta

8 mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Pondok pesantren di asuh oleh kiai yang merupakan figur sentral dalam kalangan warga pesantren bahkan sampai kepada warga masyarakat di dearah tersebut. Menurut terbentuknya pesantren adalah sekumpulan komunitas independen yang pada awalnya mengisolasi diri di sebuah tempat yang jauh dari pusat perkotaan. Terbukti sampai saat ini banyak pondok pesantren tua yang tempatnya jauh di pedesaan. Sedangkan menurut Nurcholis Majid, pesantren adalah institusi pendidikan Agama Islam yang bercorak tradisional, unik dan indogenus. Artinya bahwa dilihat dari segi historis tidak hanya identik dengan makna keislaman saja, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia. Masih menurut Nurcholis Majid bahwa pondok pesantren adalah Lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan Nasional. Sekarang ini banyak pondok pesantren yang mengembangkan pendidikannya di bidang lain, tidak murni pada ajaran Islam saja, melainkan mengembangkan ajaran Islam sesuai dengan perjalanan kehidupan manusia. Artinya bahwa kegiatan yang dilakukan di dalam pondok pesantren saja, tetapi juga dilakukan kegiatan di luar pondok. Misi pendidikan pondok pesantren terus mengalami perubahan sesuai arus kemajuan jaman. Pondok pesantren sebagai lembaga tradisional Islam bertujuan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Dengan adanya pendidikan moral agama diharapkan dapat dijadikan sebagai perisai dalam

9 rangka menangkal dan membentengi diri dari pengaruh negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus globalisasi. 2. Konsep Kehidupan Masyarakat Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Maksudnya adalah bahwa tidak ada masyarkat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Marion Levy mengemukakan empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarkat yaitu : 1. Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu 2. Rekrutmen seluruh atau sebagian anggotamelalui reproduksi 3. Kesatuan pada suatu sistem tindakan utama bersama 4. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada Suatu kelompok hanya dapat dinamakan masyarakat bila kelompok tersebut memenuhi keempat kriteria tersebutatau bila kelompok tersebut dapat bertahan stabil untuk beberapa generasiwalaupun sama sekali tidak ada orang atau kelompok lain di luar kelompok tersebut. Masyarakat ialah suatu sistem sosial yang swasembada (self-subsistent), melebihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadapgenerasi berikutnya. (Talcott Parsons : 1968). Jadi dalam hal ini masyakat juga dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi. Masyarakat pada umumnya memiliki rasa sosial yang tinggi terhadap kehidupan sehari-hari dalam lingkungan hidupnya tersebut. Dalam penelitian ini yang dimaksudkan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang

10 hidup bersama dalam suatu wilayah, mereka memiliki kaitan terhadap kehidupan sosial, ekonomi dimana masyarkat tersebut ada didalam lingkungan pondok pesantren yang memiliki peran terhadap perkembangan kehidupan mereka. Secara sosiologis, masyarakat atau society dapat diartikan sebagai kumpulan atau kelompok individu-individu yang memiliki beberapa persamaan atau kepentingan dan tujuan. Sementara dalam proses menjadinya bentuk masyarakat merupakan hasil dari interaksi yang dilakukan oleh individu-individu sebagai anggotanya. Dalam interaksi tersebut akan terbentuk suatu sistem sosial yang berdasarkan pada norma-norma yang disepakati oleh para anggota masyarakat yang bersangkutan. Perilaku sosial tersebut dilakukan secara berpola oleh seluruh individu sehingga melahirkan suatu kebudayaan yang menjadi pedoman bagi masyarakat pendukungnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada bebrapa faktor yang menentukan bentuk suatu masyarakat, diantaranya adalah faktor alam atau geografis (determinisme ekologi), kebudayaan, dan atau keyakinan (agama) yang dianut oleh masyarakat. B. Kerangka pikir Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang memiliki sistem pengajaran agama terhadap para santri-santrinya dan bahkan juga terhadap masyarakat yang ada di wilayah atau desa yang menjadi tempat ponok pesantren itu. Pesantren secara jelas terlihat sebagai lembaga pendidikan agama islam, mengajarkan juga tata cara berperilaku dan sopan santun dalam hiudup seharihari. Masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dapat merasakan yang didapat dengan adanya pondok pesantren di desa mereka. Pada dasarnya

11 perkembangan masyarkat dalam kehidupan juga terpengaruh melalui cara-cara yang dilakukan oleh para santri maupun kyai. Dalam hal ini pondok pesantren berperan serta juga dalam pembangunan kehidupa spiritual masyarakat, dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang sering dilakukan. Bukan dalam hal itu saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari menyangkut kebutuhan hidup yang akan didapat, mulai dari segi sosial masyarakat sampai aspek yang merupakan sangat penting yaitu ekonomi. Secara garis besar peran pondok pesantren bukan hanya dalam urusan agama, tetapi terlepas dari itu juga berperan dalam sisi sosial dan ekonomi. Dengan adanay pondok pesantren masyarakat mulai terbina secara fisik maupun mental. Masyarakat yang kurang memiliki rasa bersosialisasi ataupun kurang sadar terhadap kehidupan agama sangat terbantu dengan adanya kegiatan keagamaan yang sering dilakukan oleh pondok pesantren. Kegiatan yang dilakukan sematamata semua untuk kelangsungan hidup masyarkat supaya lebih harmonis dan dinamis dalam kehidupannya. Dalam sisi kehidupan diluar keagamaan masyarakat terbantu denga peran pondok pesantren yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Sebagaimana sebelumnya masyarakat yang kurang aktif dalam bersosialisasi maupun dalam ekonomi belum mencukupi perlahan mulai bangkit dan maju untuk memperoleh suatu kehidupan yang mencukupi. Kehidupan sosial bermasyarakat sedikit demi sedikit mengalami perkembangan secara perlahan. Pada akhirnya masyarkat sendiri yang merasakan hasilnya dari adanya pondok pesantren di desa mereka. Sedangkan pondok pesantren menjadi sebuah lembaga

12 atau suatu wadah untuk mendapat suatu arahan dalam kehidupan dan perbaikan mental maupun moral. Peran yang diberikan pondok pesantren ini merupakan wujud dari suatu kewajiban yang dimiliki untuk tercapainya masyarakat yang harmonis dan beragama serta berkehidupan sosial, ekonomi yang baik dalam kaca mata kehidupan. C. Paradigma Peran Pondok Pesantren Sunan Jatiagung Kegiatan Pondok Pesantren - Kegiatan Harian - Kegiatan Mingguan - Kegiatan Tahunan Perkembangan Kehidupan Masyarakat Keterangan : Garis Usaha : Garis Pengaruh :

13 Referensi Nurcholis Madjid. Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta : Paramadina, Cet I, 1997) Talcott Parsons. 1990. Talcott Parsons dan Pemikirannya: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, Cet. 1. Patton. 1980. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993)