II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industry).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pembangunan di bidang industri, dalam

I. PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pembangunan di bidang industri, dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang dilengkapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

ll. TINJAUAN PUSTAKA cepat. Hal ini dikarenakan tahu merupakan makanan tradisional yang dikonsumsi

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

ANALISIS KANDUNGAN LIMBAH CAIR PABRIK TEMPE. Erry Wiryani Lab. Ekologi Dan Biosistematik Jur. Biologi F MIPA. UNDIP Semarang.

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. dari beberapa pustaka yaitu teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Landasan

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab V Hasil dan Pembahasan

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pesatnya perkembangan zaman membuat masyarakat terpacu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Diagram alir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Studi Literatur. Pembuatan Reaktor.

BAB I PENDAHULUAN. dimanasebelumnya Indonesia dikenal dengan negara agraris, kini Indonesia mulai

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

Transkripsi:

7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Industri Tempe Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:179) industri adalah kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industry). Menurut Kartasapoetra (1987:6), industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut Philip Kristanto (2002:166), pada dasarnya kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output). Dalam penelitian ini, industri yang dimaksud adalah industri tempe yaitu industri yang mengolah kedelai menjadi tempe. Menurut M. Gempur Adnan (2006:1), tempe merupakan makanan tradisional sebagian besar masyarakat di Indonesia, yang digemari hampir oleh semua lapisan masyarakat. Selain mengandung gizi yang baik, pembuatan tahu tempe juga relatif mudah. Untuk lebih jelasnya proses produksi tempe dapat dilihat pada bagan halaman 8 berikut ini :

8 Gambar I. Proses Produksi Tempe Kedelai Air Pembersihan Air cucian (kotoran) Panas Perebusan ½ matang Air Pencucian dan Air dan Pengupasan kulit kulit Perendaman Semalam Air Pencucian Air cucian (organik) Panas Perebusan (Sampai masak) Penirisan Air cucian (organik) 6-8 jam Ragi baru Pencampuran Limbah cair Plastik, Daun pisang Pembungkusan Fermentasi Tempe Keterangan : Bahan baku Limbah cair Limbah padat

9 Berdasarkan Gambar 1 pada halaman 8, dapat diketahui bahwa dalam melakukan proses produksi tempe dihasilkan bahan buangan atau yang disebut dengan limbah. Limbah yang dihasilkan antara lain berupa limbah cair yang dihasilkan dari air cucian bekas pembersihan kedelai, pencucian, penirisan, serta pencampuran ragi baru. Selain limbah cair, produksi tempe juga menghasilkan limbah padat yang berasal dari pengupasan kulit kedelai dan sisa-sisa pembungkusan tempe yang berupa plastik atau daun pisang. Menurut M. Gempur Adnan (2006:1), industri tahu tempe di Indonesia mempunyai ciri-ciri yang hampir sama di setiap daerah, yaitu berkembang dengan modal usaha kecil, teknik produksi sederhana, belum mengutamakan faktor kelestarian lingkungan, belum mampu mengolah limbah yang dihasilkan, keselamatan dan kesehatan kerja kurang mendapat perhatian serta masih minimnya kegiatan riset dan pengembangan usaha. Seperti pendapat yang dikemukakan di atas, industri tempe di Kelurahan Sawah Brebes Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung merupakan industri rumah tangga dengan jumlah pekerja kurang dari lima orang termasuk tenaga kerja keluarga yang tidak dibayar. Industri tempe di kelurahan tersebut belum mengolah limbah yang dihasilkan dan membuangnya langsung ke sungai, sehingga menyebabkan Sungai Way Awi yang mengalir di Kelurahan tersebut menjadi tercemar. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Mitra Lingkungan Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Bandar Lampung

10 Budiono dalam Harian Kompas (22 Juli 2008), 21 Sungai di Bandar Lampung hampir semuanya tercemar berat oleh limbah rumah tangga dan industri. Catatan BPLH Bandar Lampung menyebutkan, sungai yang tercemar tersebut adalah Sunga Way Awi, Way Penengahan, Way Simpur, Way Kuala, Way Galih, Way Kupang, Way Lunik, Way Kunyit, Way Kuripan, Way Kedamaian, Anak Way Kuala, Way Belau, Way Halim, Way Langkapura, Way Keteguhan, Way Sukabumi, Way Kedaton, Way Gading, Way Kandis, Way Limus, dan Way Batu Lengguh. 2. Dampak Industri Dampak industri ada yang bersifat tak langsung dan langsung. Menurut Wisnu Arya Wardhana (2004:20), dampak tak langsung industri pada umumnya berhubungan dengan masalah sosial masyarakat, atau lebih jelasnya diungkapkan sebagai dampak psikososioekonomi. Adapun dampak langsung (yang bersifat negatif) akibat kegiatan industri dan teknologi, dapat dilihat dari terjadinya masalah-masalah berikut ini: a) pencemaran udara, b) pencemaran air, c) pencemaran daratan. Pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran daratan dapat mengurangi daya dukung alam sehingga perlu dihindari sebagai bagian usaha untuk menjaga kelestarian maupun kesehatan lingkungan.

11 3. Kesehatan Lingkungan Menurut Retno Widyati dan Yuliarsih (2002:2), Kesehatan lingkungan adalah usaha-usaha pengendalian/pengawasan keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan atau yang dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Kesehatan lingkungan mencakup aspek yang sangat luas yang meliputi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Pentingnya lingkungan yang sehat akan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Menurut Retno Widyati dan Yuliarsih (2002:3), Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi: 1) penyediaan air minum 2) pengolahan air buangan dan pencemaran air 3) pengolahan sampah padat 4) pengendalian vektor (pemindah penyakit) 5) pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh kotoran manusia dan lain-lain 6) sanitasi (kebersihan) makanan/minuman 7) pengendalian pencemaran udara 8) pengendalian bising 9) kesehatan kerja dan pencegahan kecelakaan 10) perumahan dan pemukiman 11) pengawasan terhadap tempat-tempat rekreasi umum dan pariwisata Menurut Juli Soemirat Slamet (2000:19), di dalam lingkungan terdapat faktorfaktor yang dapat menguntungkan manusia (eugenik), ada pula yang merugikan manusia (disgenik). Usaha-usaha di bidang kesehatan lingkungan ditujukan untuk meningkatkan faktor eugenik dan mengurangi peran atau mengendalikan faktor disgenik. Berdasarkan pendapat di atas, kesehatan lingkungan merupakan usaha-usaha pengendalian/pengawasan terhadap ruang lingkup kesehatan lingkungan. Dalam

12 penelitian ini ruang lingkup kesehatan lingkungan dibatasi pada pengolahan air buangan dan pencemaran air. Untuk memberikan pengertian dan parameter, akan dijelaskan sebagai berikut: a. Pengolahan Air Buangan Menurut Juli Soemirat Slamet (2000:126) yang dimaksud dengan air buangan adalah semua air/zat cair yang tidak lagi dipergunakan, sekalipun kualitasnya mungkin baik. Air yang digunakan manusia untuk aktivitas sehari-hari akan dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor dan tercemar. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan dan keindahan, masalah pembuangan air limbah perlu mendapat perhatian, baik pembuangan air limbah di desa maupun di kota. Menurut Daryanto (1995:22), salah satu contoh tahap-tahap proses penanganan air buangan adalah sebagai berikut: a) Penanganan primer, yaitu membuang bahan-bahan padatan yang mengendap atau mengapung. b) Penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara biologis c) Pengendapan, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan padatan tersuspensi d) Absorpsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut e) Elektrodialis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut sampai pada konsentrasi air semula, sebelum digunakan f) Chlorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit b. Pencemaran Air Menurut Wisnu Arya Wardhana (2004:72) Air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral (unsur) lain yang terlarut di dalamnya. Hal ini tidak berarti bahwa semua air di

13 bumi ini telah tercemar. Air yang mengandung bakteri atau mikroorganisme tidak dapat langsung digunakan sebagai air minum tetapi harus direbus dulu agar bakteri dan mikroorganismenya mati. Pada batas-batas tertentu air minum justru diharapkan mengandung mineral agar air terasa segar. Air murni tanpa mineral justru tidak enak untuk diminum. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa air tercemar apabila air tersebut telah menyimpang dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air dan asal sumber airnya. Menurut Wisnu Arya Wardhana (2004:74), indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui: a. Adanya perubahan suhu air b. Adanya perubahan ph atau konsentrasi ion Hidrogen c. Adanya perubahan bau, warna, dan rasa air d. Adanya perubahan endapan, kolodial, dan bahan terlarut e. Adanya mikro organisme f. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Dalam menilai kualitas air, pemerintah melalui menteri kesehatan telah merumuskan standar kualitas air yang digunakan sebagai dasar rujukan. Pada awalnya standar kualitas air dari pemerintah tertuang dalam Permenkes No 01/BIRHUKMAS/1/1975 yang kemudian diperbaharui dengan Permenkes RI Nomor 416/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air.

14 Menurut peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Dalam penelitian ini yang menjadi titik perhatian adalah parameter ph, BOD, kekeruhan, total solid, warna, bau dan rasa. a. ph ph adalah konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam suatu cairan. Organisme dalam air sangat sensitif terhadap perubahan ion hidrogen. Pada proses penjerihan air, ph menjadi indikator untuk meningkatkan efisiensi proses penjernihan ( Totok Sutrisno, 1996:73). ph merupakan istilah yang digunakan untuk mengetahui intensitas asam atau basa suatu larutan. Menurut Wisnu Arya Wardhana (2004:74), air normal yang memenuhi syarat suatu kehidupan mempunyai ph berkisar 6,5-7,5, air dapat bersifat asam atau basa tergantung pada besar kecilnya ph. Air yang mempunyai ph lebih kecil daripada ph normal akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai ph lebih besar daripada ph normal akan bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah ph air yang pada akhirnya mengganggu kehidupan organisme. Sedangkan menurut Sharma dalam Suripin (2001:157), untuk sistem air bersih ph air normal 7-8,5. bila ph melebihi standar tersebut air akan bersifat asam dan basa. Untuk mengukur ph dapat digunakan kertas lakmus ataupun menggunakan ph meter. Hal ini sesuai dengan pendapat Totok Sutrisno (2002:74), pengukuran ph dapat menggunakan ph meter, kertas lakmus dan kalori meter.

15 b. BOD BOD (Biological Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik yang ada di dalam air lingkungan tersebut (Wisnu Arya Wardhana, 2004:93). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, melainkan hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimiawi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti bahanbahan organik yang ada membutuhkan oksigen tinggi (Setiay Pandia, dkk 1996:43). Konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengoksidasi air pada suhu 20 0 C selama 5 hari, dan nilai BOD yang menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi (disebut sebagai BOD 5 ) dapat diketahui dengan menghitung selisih konsentrasi oksigen terlarut sebelum dan setelah inkubasi (Setiay Pandia, dkk 1996:43). c. Total Suspended Solid Total Suspended Solid adalah jumlah zat padat yang tidak terlarut dalam air yang disebabkan oleh adanya unsur anorganik dalam air (Abdullah Muthalib, 1994:12). Apabila bahan buangan padat larut dalam air maka kepekatan air atau berat jenis cairan akan naik. Adakalanya bahan buangan padat dalam air akan disertai pula dengan perubahan warna air, akibatnya proses fotosintesis tanaman dalam air akan terganggu. Jumlah oksigen yang terlarut akan mengalami pengurangan. Hal ini

16 sudah barang tentu berakibat pula terhadap kehidupan organisme yang hidup di dalam air (Wisnu Arya Wardhana, 2004:79). Menurut Sharma dalam Suripin (2001:157), untuk sistem air bersih total suspended solid tidak melebihi dari 1500 mg/l dan lebih baik jika kurang dari 1500 mg/l. pengaruh negatif jika melebihi dari batas akan berpengaruh pada rasa, kesadahan dan korositas. Total Suspended Solid dapat diukur dengan metode pengeringan sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Totok Sutrisno (2002:77), dalam pengukuran total Suspended solid dengan cara pengeringan sampel. Sampel di tempatkan di atas mangkok kemudian dipanaskan pada suhu 103 0 C-105 0 C sampai air menguap seluruhnya. Adapun perbedaan berat mangkok sebelum dan sesudah menunjukkan konsentrasi solid di air. 4. Lingkungan Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Menurut Juli Soemirat Slamet (2000:18), bahwasannya lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit sudah sejak lama diperkirakan orang. Sebagai contoh, nama Malaria yang berarti udara jelek, diberikan pada penyakit yang mempunyai gejala-gejala demam, menggigil, berkeringat, demam lagi, menggigil lagi, dan seterusnya, serta didapatkan diantara masyarakat yang bertempat tinggal

17 di sekitar rawa-rawa. Udara di sekitar rawa-rawa memang tidak segar dan orang saat itu beranggapan udara itulah yang menyebabkan penyakit tersebut. Sekarang diketahui bahwa nyamuk-nyamuk yang bersarang di rawa-rawa itulah yang menyebabkan penyakit Malaria. Menurut Bintarto (1979:22), lingkungan hidup manusia dapat digolongkan dalam beberapa kelompok yaitu lingkungan fisikal (physical environment), lingkungan biologis (biological environment), dan lilngkungan sosial (social environment). Dalam penelitian ini lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisikal (physical environment) dan lingkungan sosial (social environment). a) Lingkungan Fisikal Menurut Bintarto (1979:22) lingkungan fisikal adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berbentuk mati seperti pegunungan, sungai, air, sinar matahari, kendaraan, rumah, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini lingkungan fisikal yang dimaksud adalah sungai, air limbah industri tempe, air limbah yang di alirkan ke sungai dan air sumur kepala keluarga yang berada di Kelurahan Sawah Brebes Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung. b) Lingkungan Sosial Menurut Bintarto (1979:22) lingkungan sosial mempunyai beberapa aspek seperti sikap kemasyarakatan, sikap kejiwaan, dan sikap kerohanian. Dalam penelitian ini lingkungan sosial yang dikaji adalah sikap kemasyarakatan, yang dalam hal ini adalah sikap masyarakat yaitu upaya yang dilakukan masyarakat di Kelurahan

18 Sawah Brebes Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung terhadap dampak keberadaan industri tempe yang berupa limbah dan sampah padat. B. Kerangka Pikir Industri adalah kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Dalam setiap proses produksinya setiap industri pasti menghasilkan limbah. Limbah dari proses produksi industri apabila tidak diolah dapat berdampak terhadap lingkungan, antara lain dapat menyebabkan a) pencemaran air, b) pencemaran udara, c) pencemaran daratan. Industri tempe di Kelurahan Sawah Brebes Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung menghasilkan limbah yang berupa Whey dan kulit ari. Limbah industri tempe ini tidak diolah dan langsung dibuang ke parit atau sungai. Sehingga penulis memiliki dugaan keberadaan industri tempe di Kelurahan Sawah Brebes berdampak terhadap kesehatan lingkungan di Kelurahan Sawah Brebes Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini: Gambar 2 Keberadaan industri tempe Kesehatan lingkungan: - Tempat pembuangan limbah industri tempe - Kondisi air limbah industri tempe - Dampak pembuangan air limbah industri tempe Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pikir