II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PENGELOLAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru memiliki kedudukan sebagai figur sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUPERVISI PENDIDIKAN PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN. Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam pendidikan, tentu adanya sebuah interaksi edukatif yakni

BAB I PENDAHULUAN. Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Supervisi Kepala Madrasah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

Transkripsi:

II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas mendidik secara profesional, karena keprofesionalan itu membuktikan kualitas dari guru itu sendiri. Guru yang berkualitas ditunjang dengan proses pelaksanaan pendidikan yang baik, akan memberikan kontribusi yang baik pula terhadap kualitas pendidikan, oleh karena itu diperlukan supervisi hal tersebut seperti diuraikan di bawah ini: Menurut Purwanto (2008: 76) supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Sedang menurut Wiyono ( 2005: 180) supervisi dengan mengkaitkan fungsi pimpinan umum yang mengkoordinasikan dan memimpin kegiatankegiatan sekolah yang berhubungan dengan kegiatan belajar Berdasarkan uraian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa supervisi adalah kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan dan dengan mengkaitkan fungsi pimpinan umum yang mengkoordinasikan dan memimpin kegiatankegiatan sekolah yang berhubungan dengan kegiatan belajar

9 B. Kompetensi Kepala Sekolah 1. Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah Pendidikan dan pelatihan adalah wujud dari peningkatan pengetahuan bagi kepala sekolah, sehingga kepala sekolah diharapkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan posisinya agar dapat memotivasi guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut Payong, (2011: 17). Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, akibat dari pendidikan maupun pelatihan, atau pengalaman belajar informal tertentu yang didapat, sehingga menyebabkan seseorang dapat melaksanakan tugas tertentu dengan hasil yang memuaskan. Menurut Mulyasa dalam Musfah (2011 : 27) kompetensi kepala sekolah merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi kepala sekolah, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas. Satori (2006:4), menyatakan bahwa Supervisi kepala sekolah kepada guru-guru diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru yang direfleksikan dalam kompetensi guru dalam: 1) merencanakan kegiatan belajar mengajar; 2) melaksanakan kegiatan belajar mengajar; 3) menilai proses dan hasil pembelajaran; 4) menggunakan hasil penilaian untuk peningkatan mutu layanan belajar; 5) memberikan umpan balik secara tepat, teratur, dan terus menerus kepada siswa; 6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar; 7) mengembangkan interaksi pembelajaran yang efektif dari segi; strategi, metode, dan teknik; 8) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan; 9) memanfaatkan dan mengembangkan alat bantu dan media pembelajaran; 10) memanfaatkan sumber-sumber belajar yang

10 tersedia; dan 11) melakukan penelitian praktis berupa penelitian tindakan kelas untuk perbaikan pembelajaran. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepala sekolah adalah kompetensi yang dimiliki kepala sekolah yang mencakup pengetahuan, keleluasan wawasan dan hubungan antar sesama dalam menjalankan tugas sebagai guru dalam mengelola sekolah dan melakukan pengawasan bagi kepala sekolah. 2. Jenis-jenis Kompetensi Kepala sekolah Supervisi Kepala Sekolah memiliki jenis-jenis kompetensi, menurut Sagala (2012: 126), untuk menjamin mutu pelayanan pendidikan dan mutu manajemen pendidikan, maka pengembangan standar kompetensi kepala sekolah meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Yaitu sebagai berikut: a. Kompetensi Kepribadian 1) Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin 2) Memiliki kenginan yang kuat dalam pengembangan kepala sekolah 3) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsingnya 4) Mampu mengedalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah 5) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan b. Kompetensi Manajerial 1) Kemampuan menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan 2) Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai kebutuhan 3) Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayangunaan sumber daya manusia secara optimal 4) Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayangunaan sumber daya manusia 5) Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayangunaan secara optimal 6) Mampu mengelola hubungan sekolah-masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaaan sekolah

11 7) Mampu mengelola kepesertadidikan, terutama dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan peserta didik, dan pengembangan peserta didik 8) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai arah dan tujuan pendidikan nasional. c. Kompetensi Supervisi Kegiatan dalam melakukan kompetensi supervisi kepala sekolah adalah membantu dan melayani guru melalui penciptaan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kualitas pengetahuan, ketrampilan, sikap, kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan, yaitu meliputi: 1) Merencanakan supervisi 2) Merumuskan tujuan supervisi 3) Merumuskan prosedur supervisi 4) Menyusun format observasi 5) Berunding dan bekerjasama dengan guru 6) Mengamati guru mengajar seperti membuat RPP dan evaluasi hasil pembelajaran 7) Menyimpulkan hasil supervisi 8) Mengkonfirmasikan supervisi untuk keperluan mengambil langkah tindak lanjut. d. Kompetensi Sosial 1) Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah 2) Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarkatan 3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok Menurut Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa kepala sekolah harus memiliki standar kompetensi yaitu : 1. Kompetensi Kepribadian Kepribadian merupakan suatu masalah yang abstrak, hanya dapat di lihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, dan cara berpakaian seseorang. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda 2. Kompetensi Manajerial Seorang kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada fungsifungsi manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan. 3. Kompetensi Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dan berani mengambil resiko dan mendapatkan keuntungan. Para ahli sepakat bahwa yang dimaksud dengan kewirausahaan menyangkut tiga prilaku yaitu : (a) kreatif, (b) komitmen (motivasi tinggi dan penuh tanggung jawab), (c) berani mengambil resiko dan kegagalan. 4. Kompetensi Supervisi Untuk mencapai hasil yang diinginkna atau yang akan direncanakan, kepala sekolah dalam mengelola kegiatan perlu melakukan pembinaan dan penilaian..

12 5. Kompetensi Sosial Pakar psikologi pendidikan menyebut kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, kompetensi profesional kepala sekolah yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah adalah kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial dan kewirausahaan. Kompetensi tersebut harus dimiliki oleh kepala sekolah karena sangat berpengeruh terhadap kinerja guru di sekolah. C. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah 1. Pengertian Kompetensi Supervisi kepala Sekolah Pengetahuan keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, oleh karena itu supervisi kepala sekolah harus dilaksanakan sesuai dengan program yang ditentukan sehingga dapat berjalan dengan baik. Menurut Purwanto dalam Somad (2014: 83) Kompetensi supervisi kepala sekolah adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainya dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Sedangkan menurut Depdiknas ( 2007: 228) kompetensi supervisi kepala sekolah setidaknya mencakup: (1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat (3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

13 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi supervisi kepala sekolah adalah kewenangan (kekuasaan) yang dimiliki oleh kepala sekolah untuk melaksanakan atau melakukan suatu hal dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah. Dalam penelitian ini peniliti menggunakan kompetensi supervisi kepala sekolah menurut Depdiknas (2007: 228) yang tercermin dari indikator; (1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat (3) menindak lanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 2. Teknik-Teknik Supervisi Kepala sekolah Banyak ahli pendidikan mengemukakan teknik supervisi untuk mencapai tujuan supervisi yang telah ditentukan, maka seorang supervisor dapat menggunakan berbagai macam teknik. Menurut Sahertian (2008: 81) Teknik supervisi dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu teknik yang bersifat individu meliputi kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, intervisitasi dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik yang bersifat kelompok, meliputi pertemuan orientasi pada guru-guru, panitia penyelenggara, rapat guru, studi kelompok, diskusi, tukar menukar pengalaman, loka karya (workshop), simposium, demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, buletin supervisi, mengikuti kursus, organisasi jabatan dan perjalanan sekolah untuk anggota staf. Menurut Purwanto (2003: 120-122) menyatakan bahwa Kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran di sekolah, dapat menggunakan beberapa teknik supervisi dalam mensupervisi guru di sekolah. Teknik utama yang

14 dapat digunakan para kepala sekolah dalam mensupervisi para guru, yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok. 3. Fungsi Supervisi Kepala Sekolah Menurut Sahertian (2008:56) fungsi utama supervisi adalah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar. Menurut Swearingen dalam Sahertian (2000: 76), mengemukakan bahwa fungsi supervisi, adalah sebagai berikut: a. Mengkoordinasi Usaha Sekolah b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah c. Memperluas pengalaman guru-guru d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus f. Menganalisis situasi belajar mengajar g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf h. Mengintegrasikan tujuan-tujuan pendidikan Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi supervise kepala sekolah adalah, mengendalikan hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dengan cara mengkoordinasikan, memberikan pengetahuan, menganalisis dan memberikan arahan, memberikan fasilitas sarana dan prasarana, sehingga guru dapat menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya. 4. Tujuan Supervisi Kepala Sekolah Menurut Arikunto ( 2010: 40) tujuan supervisi secara umum adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kerjanya,

15 terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran Secara khusus menurut Ametembun dalam Mulyasa (2011: 87), tujuan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut: a. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk mengetahui tujuan pendidikan. b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif. c. Membantu kepala sekolah dan guru-guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitas dan kesulitan-kesulitan belajar mengajar d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif. e. Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal. f. Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan program pendidikan. g. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-tuntutan yang tidak wajar dan kritik yang tidak sehat dari masyarakat. h. Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi aktivitasnya dalam mengembangkan kreativitas peserta didik. i. Mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan di antara guru. Berdasarkan uraian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan supervisi adalah memberikan arahan dan bimbingan terhadap kepala sekolah dan staf yang lainnya agar dapat mengetahui tujuan, cara kerja, meningkatkan motivasi, mengoptimalkan kinerja mempopulerkan program agar dapat menyelesaikan program sesuai dengan tujuan yang diharapkan. D. Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja Guru Aspek sumber daya manusia dalam hal ini guru dalam setiap lembaga pendidikan memegang peranan penting. Kelangsungan lembaga dalam lingkup pendidikan tergantung pada peranan mereka. Sekalipun lembaga

16 mempunyai sumber daya yang melimpah baik itu berupa teknologi, modal, ataupun bahan baku namun jika tidak didukung oleh sumber daya manusia maka tujuan lembaga tidak akan pernah tercapai. Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (20 10: 78), merupakan terjemahan bebas dari istilah performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja, yaitu dari sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Menurut Rivai (2005 : 29), bahwa kinerja pada hakikatnya merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. Sebagaimana pendapat Rusman (2012: 75), bahwa indikator kinerja guru dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Perencanaan guru dalam program kegiatan pembelajaran Tahap perencanaan guru dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang akan berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dalam hal ini dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikelas adalah inti penyelanggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolan kelas, penggunaan media dan sumber belajar. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru. 3. Evaluasi dalam kegiatan Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditunjukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi.

17 Berdasarkan pemaparan dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat dijelaskan bahwa kinerja guru adalah termasuk dalam suatu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai hasil yang baik atau yang diinginkan sesuai dengan aturan dan kriteria yang sudah ditentukan. Dalam memenuhi keprofesionalan guru hendaknya ada satu pedoman yang dapat dijadikan sebagai kriteria standar kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu deskripsi pekerjaan hendaknya diuraikan secara jelas sehingga setiap guru mengetahui tugas, tanggung jawab, dan standar prestasi yang harus dicapainya. Dilain pihak, pimpinanpun harus mengetahui apa yang dapat dijadikan kriteria dalam melakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja guru 2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Menurut Sahertian (2008: 272), mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru adalah dapat terbagi kedalam beberapa bagian seperti faktor kesehatan jasmani atau rohani, faktor ekonomi, dan faktor status sosial guru di masyarakat. Faktor yang mempengaruhi kenerja guru adalah suatu sebab yang mempengaruhi kinerja seorang guru dalam menjalankan tugasnya menjadi seorang guru. Sedang menurut Nawawi (2005: 122) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu: 1) Minat dan perhatian terhadap pekerjaan Jika seseorang memiliki minat dan perhatian yang sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka ia akan memiliki kinerja yang tinggi. 2) Upah atau gaji Upah atau gaji yang tinggi dipandang sebagai faktor yang dapat mempertinggi kinerja seseorang. Semakin rendah gaji, kinerja seseorang juga akan rendah dan sebaliknya semakin tinggi gaji maka kinerjanya akan tinggi pula.

18 3) Status sosial dari pekerjaan Status sosial dan posisi pekerjaan dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Semakin rendah status sosial dan posisi seseorang dalam pekerjaannya maka akan semakin rendah kinerjanya, dan sebaliknya semakin tinggi status sosial dan posisi seseorang dalam pekerjaannya maka akan semakin tinggi kinerjanya. Berdasarkan pemaparan dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kesehatan jasmani atau rohani, faktor ekonomi, dan faktor status sosial guru di masyarakat serta minat dan perhatian terhadap pekerjaan dan status sosial dari pekerjaan itu sendiri. E. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyono (2001:55) melakukan penelitian di SMU Negeri Demak dan menyimpulkan terdapat hubungan supervisi kunjungan kelas dan etos kerja guru dengan kualitas pengajaran. Semakin kegiatan supervisi dilaksanakan secara profesional oleh kepala sekolah, dan etos kerja yang baik akan meningkatkan kualitas pengajaran yang dilakukan oleh guru-guru. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peran supervisi yang dilaksanakan secara professional akan dapat meningkatkan kualitas pengajaran yang dilakukan oleh guru. 2. Penelitian yang dilakukan Puspowati (2003:76), menyimpulkan adanya hubungan antara kedemokratisan, disiplin kerja dan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi. Penelitian tersebut dilaksanakan pada SD Negeri di Kecamatan Semarang Selatan. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa supervisi kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah.

19 3. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo ( 2009:68), tentang pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru terhadap kinerja guru SD Negeri Kec. Kersana Kab. Brebes. Menyimpulkan hasil penelitian bahwa supervisi kepala sekolah yang dilakukan dengan baik maka kinerja akan meningkat demikian pula sebaliknya. Supervisi kepala sekolah tidak dilakukan dengan baik, mengakibatkan kinerja guru rendah. Kompetensi pedagogik guru dilakukan dengan baik maka kinerja guru akan meningkat demikian pula sebaliknya. Kompetensi pedagogik guru tidak dilakukan dengan baik, kinerja guru rendah. Supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik secara bersamasama dilakukan dengan baik maka kinerja guru akan baik demikian pula sebaliknya. Supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru tidak dilakukan dengan baik, kinerja guru akan buruk. Ketiga penelitian di atas setidaknya memberikan gambaran bahwa supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah secara rutin akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kinerja guru. Dalam konteks supervisi yang dilakukan kepala sekolah akan lebih mengena apabila dilakukan supervisi dengan teknik kunjungan kelas sehingga kepala sekolah memiliki gambaran nyata tentang kebutuhan guru. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka patut diduga bahwa ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di sekolah. Oleh karena itu, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai pengaruh

20 supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru sekolah dasar yang ada di wilayah Kecamatan Sukoharjo Rayon Timur tahun 2014/2015. F. Kerangka Pikir Hubungan Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Kepala sekolah merupakan komponen paling berpengaruh terhadap terciptanya kinerja guru yang berkualitas dalam mendidik. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas kinerja guru tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh kepala sekolah yang profesional. Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana terjadi interaksi antar guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pembelajaran. untuk menjamin mutu pelayanan pendidikan dan mutu manajemen pendidikan, maka pengembangan standar kompetensi supervisi kepala sekolah meliputi: Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, menindak lanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. maka kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut:

21 Supervisi kepala Sekolah 1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru 2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat 3. Menindak lanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam rangka peningkatan kinerja guru. Kinerja Guru 1. Perencanaan pembelajaran (membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 2. Pelaksanaan pembelajaran 3. Evaluasi pembelajaran Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian G. Hipotesis Menurut Arikunto (2010: 10), hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sehingga hipotesa penelitian ini adalah: Ada hubungan antara kompetensi supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Sukoharjo Rayon Timur Tahun Pelajaran 2014/2015