BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

2015 ANALISIS DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BRAND ATTRACTIVENESS DAN BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan komoditi yang dikembangkan dan diandalkan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. adalah permintaan jasa pariwisata yang dicerminkan dari intensitas kunjungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti BR Tarigan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Kota Padang sangat penting dikarenakan Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey merupakan salah satu kawasan wisata yang terdapat di kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. Total pengeluaran (ribuan orang) (ribuan orang) perjalanan (hari) (triliun Rp.)

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Oleh karena itu berbagai negara yang ada di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

DAMPAK KERUSUHAN MALUKU TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI STAKEHOLDER PENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA PANTAI NAMALATU KOTA AMBON TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak dari krisis yang berkepanjangan ini salah satunya adalah berdampak pada terhambatnya pembangunan ekonomi nasional yang dilakukan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Salah satu yang bisa dilakukan untuk kembali bangkit dari kondisi tersebut Indonesia harus mampu memanfaatkan dan mengembangkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu potensi yang dimiliki Indonesia adalah potensi di bidang pariwisata. Dalam hal ini, Indonesia memiliki potensi alam yang indah dengan budaya dan adat istiadat yang melekat erat sebagai jati diri bangsa dan dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia. Pemandangan alam yang indah dan sikap masyarakat yang ramah tamah menjadikan Indonesia sebagai salah satu tempat wisata yang mampu menarik wisatawan baik domestik maupun asing untuk berkunjung ke Indonesia. Dengan demikian, sektor pariwisata di negara Indonesia dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penerimaan devisa negara melalui kunjungan wisatawan terutama wisatawan asing. Hal ini senada yang dikemukakan oleh Nurmauli (2002:38) 1

2 Sesuai dengan UU No. 9/1990 tentang pariwisata, bahwa pemerintah sudah menyadari pentingnya pariwisata sebagai sektor yang dapat memperbaiki taraf hidup masyarakat indonesia secara umum dan taraf hidup masyarakat dilingkungan /tempat tempat tujuan wisata khususnya. Jadi dalam rangka pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat telah ditentukan bahwa pengembangan pariwisata seharusnya dilanjutkan dan ditingkatkan dengan memperluas dan memanfaatkan sumber serta potensi pariwisata nasional sehingga menjadi kegiatan ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan penerimaan devisa, memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha untuk merangsang pembangunan regional, memperkenalkan identitas dan kebudayaan nasional. Indonesia mempunyai beberapa keuntungan di bidang pariwisata selain dalam bentuk alam yang indah, budaya yang beranekaragam, keramahtamahan masyarakat dan biaya rendah/ murah. Disamping itu juga Indonesia terletak pada posisi strategis antara asia dan australia antara samudra Indonesia dan samudra pasifik. Hal tesebut merupakan modal dasar yang dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat pariwisata internasional. Prospek pariwisata Indonesia dinilai cerah bukan saja karena sisi pemasokan yaitu objek- objek wisata yang banyak dan potensinya besar, tetapi juga dari sisi permintaan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan kecenderungan pergeseran pola kehidupan perekonomian ke arah knowledge economy, yaitu suatu pola kegiatan ekonomi yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana 3/3 dari angkatan kerja bekerja di sektor jasa.

3 Indonesia sebagai suatu negara di daerah khatulistiwa memiliki beribu- ribu pulau dengan kekayaan alam dan keanekaragaman flora dan fauna, beragamnya jenis masakan, keramahan penduduk dengan berbagai adat dan budaya, mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan industri pariwisata. Saat ini pariwisata di Indonesia telah berkembang menjadi satu industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik serta memberikan pelayanan yang memuaskan kepada wisatawan. Pariwisata merupakan perangkat penting dalam pembangunan karena disamping dapat menciptakan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat, daerah dan negara juga dapat turut memperkenalkan seni budaya dan keindahan alam Indonesia kepada wisatawan yang mengunjunginnya. Menurut Salah Wahab seperti yang dikutip oleh Shahnaz Triangga Ayu (2006:6) diketahui bahwa pariwisata merupakan suatu sektor yang memiliki banyak kaitan dengan sektor- sektor lain. Dengan berkembangnya sektor pariwisata maka akan turut memacu perkembangan sektor lain. Selain itu sektor pariwisata pun mampu untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni budaya bangsa Indonesia dalam rangka melestarikan nilai- nilai budaya yang ada kepada wisatawan yang lebih lanjut diharapkan dapat meningkatkan penerimaan devisa negara meskipun hal tersebut akan mengalami tantangan persaingan dari negara lain. Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan otonomi daerah pada tahun 2000 yang mana setiap daerah otonom diwajibkan untuk mengatur dan mengelola sendiri potensi- potensi yang ada didaerahnya masing- masing tanpa campur tangan

4 pemerintah pusat. Meskipun dalam pelaksanaannya kebijakan otonomi daerah ini tidak secara serentak dapat menghasilkan perubahan yang menguntungkan karena banyak hal yang harus dipersiapkan dan dibenahi oleh masing- masing daerah dalam rangka menggali potensi- potensi yang dimiliki untuk dimanfaatkan guna pengembangan kegiatan pembangunan. Berikut ini disajikan pertumbuhan kunjungan wisatawan ke objek yang ada di Provinsi di Jawa Barat sejak Tahun 2002 sampai dengan 2010. Tahun Tabel 1.1 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2002-2010 Wisatawan Wisatawan Manca negara (Orang) Domestik (Orang) Jumlah Wisatawan (Orang) 2002 380.175 23.255.173 23.635.348 2003 198.474 23.090.172 23.288.646 2004 209.255 5.983.592 6.192.847 2005 207.935 16.890.316 17.098.251 2006 227.075 23.561.420 23.788.495 2007 222.122 23.440.125 23.291.098 2008 221.899 23.659.890 23.881.789 2009 224.769 25.790.651 26.015.420 2010 224.568 25.461.534 25.686.102 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan kunjungan wisatwan ke objek wisata di provinsi jawa barat setiap tahunnya selama periode tahun

5 2002-2007. Baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara jumlah kunjungannnya dari periode tahun 2002-2007 cenderung berfluktuasi pada tahun 2002 jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Jawa Barat sebanyak 23.635.348 orang, yaitu 380.175 orang dari wisatawan mancanegara dan 23.255.173 orang dari wisatawan mancanegara. Namun pada tahun 2003 jumlahnya menurun baik dari wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik yang masing- masing hanya berjumlah 198.474 orang dan 23.440.125 orang. Meskipun pada tahun 2004-2006 frekuensi kunjungan terus meningkat pada tahun 2006 frekuensi kunjungan sebesar 23.788.495 orang dan pada tahun 2007 kembali menurun sehingga frekuensi kunjungan wisatawan domestik 23.440.125 orang dan wisatawan mancanegara 222.122 orang dimana tahun sebelumnya jumlah wisatawan domestik 23.561.420 orang dan wisatawan mancanegara 227.075 orang. Dan pada rentang tahun 2008 2009 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat meningkat dari 23.881.789 pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 sebanyak 26.015.420. dan pada tahun 2010 kembali menurun sebanyak 329.318 orang. Kawasan Bandung Raya yang meliputi Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kota Cimahi memiliki potensi kepariwisataan. Menurut Aman Raksanegara selaku Kepala Bidang Objek Wisata Kota Bandung dijelaskan bahwa Kota Bandung sebagai kota wisata perkotaan (Urban Tourism), dan yang menjadi daya tarik wisata adalah fitur- fitur kota (City features) dengan beberapa elemen didalamnya diantaranya terdapat elemen primer dan elemen sekundernya. Elemen primer tersebut diantaranya adalah Lansekap, Galeri/museum,

6 Kegiatan budaya/bisnis/sport/perdagangan, Sejarah, Heritage, Popular personage, Kawasan binaan khusus. Sedangkan elemen sekundernya terdiri atas Sarana perbelanjaan, Pasar, Cenderamata, Bioskop, Hiburan, Rumah makan, Fungsi-fungsi perkotaan (Pemerintahan, Pendidikan, Kesehatan, Fabrikasi). Sedangkan untuk kawasan kabupaten bandung dan kabupaten bandung barat menurutnya pun memiliki karakteristik wisata yang berbeda dengan potensi wisata di kota bandung dimana di kawasan tersebut lebih menojolkan keindahan alam sebagai daya tarik wisata. Objek daya tarik wisata di kawasan Bandung Raya terdiri atas objek wisata alam, budaya dan objek wisata minat khusus. Dalam perkembangannya sektor wisata di kawasan bandung raya setiap tahunnya terus mengalami fluktuasi sampai pada tahun 2010, hal tersebut terlihat dari tingkat kunjungan wisatawan pada sejumlah objek daya tarik wisata di kawasan Bandung Raya yang terus mengalami pasang surut baik itu dari wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Berikut ini disajikan pertumbuhan tingkat kunjungan wisatawan pada objek daya tarik wisata se Bandung Raya

7 Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Objek Daya Tarik wisata Se Bandung Raya Objek Wisata Jumlah Pengunjung (orang) Laju Pertumbuhan 2009 2010 (%) Taman Lalulintas 208.890 228.030 9,16 Situ Ciburuy 17.915 4.356-311,3 Gunung Tangkuban Parahu 426.732 248.867-41,7 Bumi Perkemahan Cikole 6.049 25.498 321,5 Ciwangun Indah Camp 188.900 120.000-36,47 Wisata Kuda dan Liwet 15.459 17.600 13,8 Ciwalini 44.674 45.076 0,89 Situ Patengan 29.432 28.310-3,8 Kawah Putih 257.267 163.712-36,36 Cimanggu 147.496 116.324-21,13 Cibolang 65.162 47.816-26,61 Wana Wisata Ranca Upas 11.458 6.728-41,28 Curug Sindulang 12. 767 10.049-21,30 Menara Mesjid Agung 49.876 49.902 0,05 Kebun Binatang Bandung 792.527 769.524-2,90 Taman Wisata Maribaya 19.015 11.669-38,63 Musium KAA 181.408 162.616-10,4 Taman Wisata Karang Setra 126.269 112.901-10,6 Wisata Rohani DT 7.161 5.092-28,9 JUMLAH 2.608.457 2.173.260-16,68 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Rekapitulasi Tahunan per Objek Wisata

8 Berdasarkan pada tabel 1.2 dapat diketahui bahwa terjadi penurunan permintaan pada beberapa objek daya tarik wisata se Bandung Raya pada rentang tahun 2009-2010 hal tersebut terlihat pada jumlah kunjungan wisatawan pada beberapa objek daya tarik wisata se Bandung Raya yang mengalami penurunan jumlah kunjungan meskipun pada beberapa objek daya tarik wisata ada yang mengalami peningkatan jumlah kunjungan pada rentang tahun yang sama seperti objek daya tarik wisata Taman Lalulintas yang pada tahun 2009 jumlah pengunjungnya sebesar 208.890 orang meningkat sebanyak 9,16% pada tahun 2010, selain itu keadaan yang sama pada objek daya tarik wisata Bumi Perkemahan Cikole yang terletak di Kabupaten Bandung Barat yang mana mengalami peningkatan sebanyak 321,5% pada tahun 2010 sementara itu menara mesjid agung masih menjadi alternative wisata bagi para wisatawan hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah kunjungan sebanyak 0,05% yang pada tahun 2010 sebanyak 25.498 orang,. Dari beberapa objek daya tarik pariwisata se-bandung raya yang mengalami peningkatan ada beberapa daya tarik wisata yang mengalami penurunan diantaranya Kebun Binatang Bandung yang terus mengalami penurunan pengunjung selama tahun 2009-2010 yakni mengalami penurunan sebanyak 2,90% keadaan serupa ditunjukan pada objek wisata taman wisata karang setra yang pada tahun 2009 dengan jumlah pengunjung sebanyak 126.269 orang menurun pada tahun 2010 sebanyak 112.901 orang selain itu di wilayah bandung selatan objek wisata kawah putih pun mengalami penurunan sebanyak 36,36 % diikuti dengan wisata air panas cimanggu, wanawisata ranca upas dan air panas cibolang di Kabupaten Pangalengan yang masing- masing

9 mengalami penurunan sebesar 21,13%, 26,61%, 41,28%. Hal serupa masih terjadi pada beberapa objek wisata seperti objek wisata Taman Wisata Maribaya, Karang Setra, Ciwangun Indah Camp dan Wisata Rohani Daarut Tauhid yang terus menurun sampai pada tahun 2010. Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa selama rentang tahun 2009 sampai pada tahun 2010 jumlah kunjungan wisatawan pada objek daya tarik wisata se bandung raya mengalami penurunan sebanyak 16, 68 % yaitu dari 2.608.457 pada tahun 2009 menjadi 2.173.260 pada tahun 2010. Menurunnya jumlah kunjungan pada objek daya tarik wisata di kota bandung menurut Aman Reksanegara selaku Ketua Bidang Objek Wisata Kota Bandung menjelaskan bahwa penurunan permintaan terhadap objek daya tarik wisata di Bandung Raya diduga disebabkan karena beberapa hal salah satunya adalah ketidakseriusan dari pihak pengelola terhadap kondisi objek wisata sehingga pada akhirnya sarana dan prasarana yang terdapat di objek wisata menjadi terabaikan selain itu pelayanan yang diberikan pihak pengelola tidak bisa memberikan kepuasan bagi konsumen ketika berkunjung ke objek wisata. Terlepas dari alasan bermunculannya jenis objek- objek wisata lainnya seperti wisata kuliner maupun wisata belanja di sekitar kota bandung terutama yang lokasinya mudah dijangkau pun turut mempengaruhi pengunjung untuk memilih kawasan Bandung raya sebagai daerah tujuan wisata Untuk menentukan apakah calon wisatawan akan menjadikan obyek wisata sebagai tujuan wisata tidak hanya dipengaruhi oleh daya tarik obyek wisata itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor- faktor lain seperti halnya permintaan

10 terhadap suatu barang atau produk. Produk dalam industri pariwisata adalah keseluruhan pelayanan (service) yang diterima oleh wisatawan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi penurunan permintaan jasa pariwisata pada objek daya tarik wisata se Bandung Raya. Selengkapnya judul penelitian yang akan penulis angkat adalah: Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Pariwisata (survey pada objek daya tarik wisata se Bandung Raya) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi permintaan jasa pariwisata baik yang bersifat internal maupun eksternal. Namun karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, serta kemampuan penulis, maka penulis hanya membatasi pada beberapa faktor saja, yang dirumuskan melalui pertanyaanpertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh sarana dan prasarana wisata terhadap permintaan jasa pariwisata? 2. Bagaimana pengaruh pelayanan terhadap permintaan jasa pariwisata? 3. Bagaimana pengaruh sarana dan prasarana wisata, dan pelayanan secara bersama-sama terhadap permintaan jasa pariwisata?

11 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sebagaimana telah diuraikan dalam perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh sarana dan prasarana wisata terhadap permintaan jasa pariwisata 2. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap permintaan jasa pariwisata 3. Untuk memperoleh kejelasan mengenai pengaruh sarana dan prasarana wisata, dan pelayanan, secara bersama-sama terhadap permintaan jasa pariwisata. 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1.3.2.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu ekonomi khususnya ilmu mikro ekonomi dimana didalamnya terdapat kajian tentang konsep permintaan. 1.3.2.2 Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan bagi pengelola objek wisata khususnya pada objek daya tarik wisata se- Bandung Raya sehingga dapat memperbaiki kondisi objek wisata tersebut terutama dalam hal meningkatkan frekuensi kunjungan wisatawan di masa yang akan datang.

12 1.3.2.3 Kegunaan Umum Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang menjadikan karya ilmiah ini sebagai salah satu bahan referensi di masa yang akan datang.