STRUKTUR PASAR DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PURWOREJO

dokumen-dokumen yang mirip
SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran)

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah tangga petani di Kecamatan Bandungan sebagian besar bergantung

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

III. KERANGKA PEMIKIRAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA BOYA BALIASE KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Oleh : Mawardati *) ABSTRAK

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)

II. BAHAN DAN METODE

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2016,

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Analisis Pendapatan Usaha Tempe Kedelai Studi Kasus di Desa Turirejo Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

Gambar 1. Kurva Permintaan

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

III KERANGKA PEMIKIRAN

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

METODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah

IV METODE PENELITIAN. 8 [15 Januari 2010]

PENGARUH MODAL USAHA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI UD. SARI TANI TENGGEREJO KEDUNGPRING LAMONGAN

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan Bumbu Masak Gunung Salju Di Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie ABSTRACT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

ARGEN PURNAREZKA EA01

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MINIMARKET INDOMARET LEKSANA TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alasan peneliti memilih desa Sipiongot kecamatan Dolok Kabupaten

ANALISIS PENGARUH SERVICE EXCELLENT TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN PECEL LELE LELA CABANG MARGONDA DEPOK

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus Pada Seorang Perajin Tempe di Desa Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

IV. METODE PENELITIAN

Diana Nainggolan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya)

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

III. METODE PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

: Putri Noviawati NPM : Pembimbing : Rofi ah,se.,mm

ANALISIS PRODUKSI PETANI KARET DI DESA PENEROKAN KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANGHARI. oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TAHU DI GAMPONG PANTE GAJAH KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

commit to user METODE PENELITIAN

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT

BAB III METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian adalah di Kecamatan Tempursari Kabupaten

III KERANGKA PEMIKIRAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN KARTU PRABRAYAR SIMPATI. Amelia Anggraeni

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI KEDELAI DI KECAMATAN PALIYAN GUNUNGKIDUL

Transkripsi:

STRUKTUR PASAR DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PURWOREJO Siti Muslimatun, Dyah Panuntun Utami, dan Uswatun Hasanah Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui struktur pasar tempe, 2) menganalisis besarnya biaya, penerimaan, dan keuntungan, 3) mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi produksi tempe di kabupaten Purworejo. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan sampel sebanyak 47 produsen, menggunakan metode purposive sampling dan teknik sampling jenuh. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur pasar pada industri rumah tangga tempe di kabupaten Purworejo cenderung masuk dalam bentuk pasar persaingan sempurna. Rata-rata total biaya yang dikeluarkan oleh industri rumah tangga tempe selama bulan Maret 2016 sejumlah Rp 4.129.798,94; biaya variabel Rp 4.030.618,73 dan biaya tetap Rp 99.180,21. Rata-rata penerimaan yang diperoleh produsen yaitu sebesar Rp 4.273.754,25 dan keuntungan yang diterima produsen hanya sebesar Rp 143.955,31. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa 6 variabel yang secara individu berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil yaitu variabel kedelai (X 1 ), variabel ragi tempe (X 2 ), variabel daun pisang (X 3 ), variabel tali (X 4 ), variabel kertas (X 5 ), dan variabel air (X 7 ). Variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi tempe persegi empat kecil yaitu variabel kayu bakar (X 6 ), dan variabel tenaga kerja (X 8 ). Kata Kunci: Tempe, Struktur Pasar, Keuntungan, Faktor Produksi. PENDAHULUAN Industri tempe skala rumah tangga di kabupaten Purworejo dianggap sebagai usaha yang cukup potensial karena mudah diusahakan. Produsen tempe di kabupaten Purworejo untuk dapat memperoleh keuntungan akan menghadapi permasalahan selama proses produksi sampai pemasaran. Permasalahan yang sering dihadapi bagi produsen salah satunya adalah tingginya harga faktor Struktur Pasar... Siti Muslimatun 88

produksi bahan baku kedelai yang tidak stabil. Timbulnya permasalahan tersebut sangat mempengaruhi besarnya biaya produksi dan akhirnya juga mempengaruhi besarnya keuntungan yang diperoleh produsen tempe di kabupaten Purworejo. Keuntungan yang diperoleh produsen tempe juga dipengaruhi oleh kondisi struktur pasar yang terjadi pada industri tempe skala rumah tangga di kabupaten Purworejo. Persaingan produk tempe yang semakin kuat membuat produsen harus melakukan kegiatan menjual tempe kepada banyak konsumen sehingga dapat meraih keuntungan yang maksimal. Produsen harus memasarkan produknya tidak hanya di dalam pasar saja melainkan juga di luar pasar agar lebih banyak keuntungan yang diperoleh. METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode dasar adalah metode deskriptif analitis. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuisioner. Pemilihan lokasi penelitian secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa kecamatan Purworejo dan kecamatan Bruno merupakan dua kecamatan yang keberadaan industri tempe skala rumah tangga dengan jumlah tertinggi di kabupaten Purworejo. Pengambilan sampel sebanyak 47 produsen tempe dilakukan dengan metode sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian, hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang (Sugiono, 2009:85). 2. Analisis Data a. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum struktur pasar tempe yang terjadi di dalam pasar. Metode analisis deskriptif dengan tabulasi sederhana ditujukan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik dan aktivitas responden di dalam pasar pada industri tempe skala rumah tangga di kabupaten Purworejo. Struktur Pasar... Siti Muslimatun 89

b. Analisis Biaya Produksi 1) Biaya Produksi Total besarnya biaya produksi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: TC = TFC + TVC Keterangan: TC = Total Cost/ Biaya Total Produksi Tempe (Rupiah) TFC = Total Fixed Cost/ Total Biaya Tetap Produksi Tempe (Rupiah) TVC = Total Variable Cost/ Total Biaya Variabel (Rupiah) 2) Penerimaan Penerimaan dihitung dengan rumus berikut (Boediono, 2013:95): TR = P x Q Keterangan: TR = Total Revenue/ Penerimaan Total (Rupiah) P = Harga Tempe Per Bungkus (Rupiah) Q = Jumlah Tempe yang Diproduksi (Bungkus) 3) Keuntungan Keuntungan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: π = TR TC π = TR (FC + VC) TR = Q x P Q Keterangan: π = Keuntungan Industri Tempe Skala Rumah Tangga (Rp) TR = Total Revenue (Penerimaan Total) (Rp) TC = Total Cost (Biaya Total) (Rp) Q = Jumlah Produksi Tempe (Bungkus) P Q = Harga Tempe (Rp/Bungkus) FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) (Rp) VC = Variable Cost (Biaya Variabel) (Rp) c. Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas Analisis fungsi produksi digunakan untuk menguji hipotesis agar dapat diketahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi produksi tempe. Fungsi produksi menggunakan Cobb Douglas dapat dirumuskan sebagai berikut (Rahim, 2008:60). Struktur Pasar... Siti Muslimatun 90

LnY = Ln b 0 + b 1 LnX 1 + b 2 LnX 2 + b 3 LnX 3 + b 4 LnX 4 + b 5 LnX 5 + b 6 LnX 6 + b 7 LnX 7 + b 8 LnX 8 + u Keterangan: Y = Jumlah Produksi Tempe Persegi Empat Kecil (Bungkus) X 1 = Jumlah Kedelai (Kg) X 2 = Jumlah Ragi Tempe (gr) X 3 = Jumlah Daun Pisang (Ikat) X 4 = Jumlah Tali (Ikat) X 5 = Jumlah Kertas (Kg) X 6 = Jumlah Kayu Bakar (Ikat) X 7 = Jumlah Air (Liter) X 8 = Jumlah Tenaga Kerja (JOK) b 1... b 8 = Dugaan Parameter u = Gangguan Stokhastik atau Kesalahan (Disturbance Term) Selanjutnya akan diuji dengan metode statistika, sebagai berikut: 1) Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Jika nilai F hitung > F tabel menunjukkan bahwa variabel X (independen) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel Y (dependen). Jika nilai F hitun g F tabel, menunjukkan bahwa variabel X (independen) secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh terhadap variabel Y (dependen). 2) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel Jika nilai t hitung > t tabel, menunjukkan bahwa variabel X (independen) secara individu berpengaruh terhadap variabel Y (dependen). Jika nilai t hitung t tabel, menunjukkan bahwa variabel X (independen) secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel Y (dependen). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Identifikasi Struktur Pasar pada Industri Tempe Persegi Empat Kecil Struktur pasar, seperti yang telah dijabarkan oleh Pappas dan Mark (1995:109) merupakan bentuk serangkaian karakteristik industri yang secara langsung mempengaruhi keputusan harga/keluaran yang dibuat oleh Struktur Pasar... Siti Muslimatun 91

perusahaan. Struktur pasar pada industri tempe skala rumah tangga di kabupaten Purworejo cenderung masuk dalam bentuk pasar persaingan sempurna. Keadaan yang terjadi pada industri tempe skala rumah tangga di kabupaten Purworejo adalah banyaknya produsen yang menjual dan konsumen yang membeli tempe. Para produsen menjual tempe tersebut ke pasar tradisional dan warungwarung di sekitar rumah tinggalnya. Harga tempe yang terbentuk berasal dari interaksi antara penjual tempe yang satu dengan penjual tempe yang lain, sehingga terbentuk suatu kesepakatan harga yang berlaku di pasar. Karakteristik lain yang terjadi pada industri tempe skala rumah tangga di kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut. a. Produsen bebas membuka atau menutup usaha pembuatan tempe, b. Jumlah penjual dan pembeli tempe banyak, c. Tempe yang dijual cenderung sejenis atau hampir sama yaitu tempe persegi empat kecil, d. Harga khusus untuk pelanggan, e. Produsen mempertahankan kualitas tempe. 2. Analisis Usaha pada Industri Tempe Skala Rumah Tangga a. Biaya Produksi Sunyoto (2013:103) mengungkapkan bahwa biaya produksi dalam jangka pendek sangat ditentukan oleh input berbagai faktor produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Biaya produksi meliputi dua macam yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel (Variable Cost) merupakan biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh produsen dalam proses produksi tempe seperti biaya saprodi, biaya tenaga kerja dalam keluarga, biaya makan, dan biaya transportasi. Biaya tetap (Fixed Cost) merupakan biaya yang tidak berubah meskipun ada perubahan jumlah produksi meliputi biaya penyusutan alat produksi, biaya pajak bangunan, biaya listrik dan bunga modal sendiri. Bunga modal dihitung berdasarkan tingkat suku bunga simpanan pedesaan (simpedes) Bank Rakyat Indonesia (BRI) yaitu Struktur Pasar... Siti Muslimatun 92

No sebesar 0,75% per bulan. Rincian besarnya rata-rata biaya variabel dan biaya tetap pada industri tempe dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Rincian Besarnya Rata-Rata Biaya Variabel dan Biaya Tetap Pada Industri Tempe Skala Rumah Tangga Di Kabupaten Purworejo Selama Bulan Maret 2016 Jenis Biaya Biaya Variabel (Rp) Biaya Tetap (Rp) Total Biaya (Rp) Persentase (%) 1. Saprodi 3.215.658,62 3.215.658,62 77,90 2. Biaya Transport 167.085,11 167.085,11 4,05 3. Biaya Makan 349.212,77 349.212,77 8,46 4. Biaya Tenaga Kerja 296.928,19 296.928,19 7,19 5. Biaya Penyusutan 27.013,40 27.013,40 0,65 6. Biaya Pajak Bangunan 33.875,53 33.875,53 0,82 7. Biaya Listrik 38.291,28 38.291,28 0,93 Jumlah 4.028.884,69 99.180,21 4.128.064,90 100 Sumber: Analisis Data Primer, 2016 b. Biaya Total TC = TFC + TVC = Rp 99.180,21 + Rp 4.028.884,69 = Rp 4.128.064,90 Rata-rata biaya total yang dikeluarkan pada industri pembuatan tempe kedelai persegi empat kecil skala rumah tangga di kabupaten Purworejo sebesar Rp 4.128.064,90 selam bulan Maret 2016. c. Penerimaan TR = P x Q = Rp 346,86 x 12321,26 = Rp 4.273.752,25 Rata-rata penerimaan industri tempe skala rumah tangga di kabupaten Purworejo pada bulan Maret 2016 sebesar Rp 4.273.752,25. d. Keuntungan π π = TR TC = TR (FC + VC) = Rp 4.273.752,25 (Rp 99.180,21 + Rp 4.028.884,69) = Rp 145.689,35 Rata-rata keuntungan yang diterima produsen tempe pada bulan Maret 2016 sebesar Rp 145.689,35. Struktur Pasar... Siti Muslimatun 93

3. Analisis Faktor Produksi Tempe Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Faktor Produksi yang Mempengaruhi Produksi Tempe Persegi Empat Kecil Di Kabupaten Purworejo Koefisien No Variabel Std. Error t regresi hitung Sig. 1 Constant -0.934 1.606-0.581 0.564 2 LN_X 1 Jumlah Kedelai 0.233 0.111 2.100 0.042** 3 LN_X 2 Jumlah Ragi Tempe -0.106 0.055-1.909 0.064* 4 LN_X 3 Jumlah Daun Pisang 0.417 0.111 3.761 0.001*** 5 LN_X 4 Jumlah Tali 0.601 0.146 4.122 0.000*** 6 LN_X 5 Jumlah Kertas -0.071 0.037-1.938 0.060* 7 LN_X 6 Jumlah Kayu Bakar -0.046 0.070-0.662 0.512 8 LN_X 7 Jumlah Air 0.609 0.233 2.616 0.013** 9 LN_X 8 Jumlah Tenaga Kerja -0.165 0.163-1.016 0.316 10 Adjusted R square 0,903 11 F hitung 54,730 Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Hasil Uji t diketahui bahwa faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil adalah jumlah kedelai, ragi tempe, daun pisang, kertas, tali, dan air sedangkan faktor lain tidak berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil. 1) Variabel Jumlah Kedelai Nilai t hitung 2,100 > t tabel 1,678 signifikan pada α = 0,05 dengan tanda positif yang menunjukkan ada hubungan yang searah dan dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah kedelai berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil karena kedelai merupakan bahan utama pembuatan tempe. Apabila jumlah kedelai ditambah maka akan meningkatkan jumlah produksi tempe persegi empat kecil, dan sebaliknya ketika jumlah kedelai berkurang maka hasil produksi tempe persegi empat kecil juga akan berkurang/menurun. Struktur Pasar... Siti Muslimatun 94

2) Variabel Ragi Tempe Nilai t hitung 1,909 > t tabel 1,300 signifikan pada α = 0,10 dengan tanda negatif yang menunjukkan ada hubungan yang berlawanan arah dan dapat disimpulkan bahwa variabel ragi tempe berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil namun memiliki arah yang berlawanan. Hal ini dikarenakan ragi dapat mempercepat proses fermentasi pada tempe jika terlalu banyak penggunaannya, sehingga mengakibatkan tempe akan cepat membusuk dan menimbulkan rasa pahit pada tempe, maka jumlah tempe yang diproduksi akan menurun. Oleh karena itu penggunaan ragi harus sesuai dengan ukuran dan perbandingan yang tepat. 3) Variabel Daun Pisang Nilai t hitung 3,761 > t tabel 2,410 signifikan pada α = 0,01 dengan tanda positif yang menunjukkan ada hubungan yang searah dan dapat disimpulkan bawa variabel daun pisang berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil karena daun pisang merupakan bahan utama untuk membungkus tempe. Apabila jumlah daun pisang ditambah maka akan meningkatkan jumlah produksi tempe persegi empat kecil, dan sebaliknya ketika jumlah daun pisang berkurang maka hasil produksi tempe persegi empat kecil juga akan berkurang/menurun.. 4) Variabel Tali Nilai t hitung 4,122 > t tabel 2,410 signifikan pada α = 0,01 dengan tanda positif yang menunjukkan ada hubungan yang searah dan dapat disimpulkan bahwa variabel tali berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil karena tali digunakan untuk mengikat tempe yang sudah dibungkus menggunakan daun pisang. 5) Variabel Kertas Nilai t hitung 1,938 > t tabel 1,300 signifikan pada α = 0,10 dengan tanda negatif yang menunjukkan ada hubungan yang berlawanan arah dan dapat disimpulkan bahwa kertas berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil, karena penggunaan kertas sebagai Struktur Pasar... Siti Muslimatun 95

pembungkus tempe hanya sekedar untuk luarnya saja, tidak seluruhnya untuk membungkus tempe. 6) Variabel Air Nilai t hitung 2,616 > t tabel 1,678 signifikan pada α = 0,05 dengan tanda positif yang menunjukkan ada hubungan yang searah dan dapat disimpulkan bahwa variabel air berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil, karena dalam proses produksi tempe air digunakan untuk berbagai macam seperti untuk mencuci, merendam, merebus, dan mengukus kedelai serta untuk sanitasi peralatan. PENUTUP Struktur pasar pada industri tempe persegi empat kecil skala rumah tangga di kabupaten Purworejo cenderung masuk dalam bentuk pasar persaingan sempurna. Rata-rata total biaya pembuatan tempe sebesar 4.129.798,94, rata-rata penerimaan sebesar Rp 4.273.754,25 dan rata-rata keuntungan yang diterima produsen adalah sebesar Rp 143.955,31. Faktor produksi yang secara individu berpengaruh terhadap produksi tempe persegi empat kecil yaitu variabel kedelai, variabel ragi tempe, variabel daun pisang, variabel tali, variabel kertas, dan variabel air. Variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi tempe persegi empat kecil yaitu variabel kayu bakar, dan variabel tenaga kerja. DAFTAR PUSTAKA Boediono. 2013. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No 1: Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Pappas, James L dan Mark Hirschey. 1995. Ekonomi Manajerial. (Terjemahan Daniel Wirajaya). The Dryden Press. (Buku asli diterbitkan tahun 1995). Rahim, Abd dan Diah R.D.H. 2008. Ekonomi Pertanian (Pengantar Teori dan Kasus). Depok. Penebar Swadaya. Struktur Pasar... Siti Muslimatun 96

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sunyoto, Danang. 2013. Ekonomi Manajeria: Konsep terapan Bisnis. Yogyakarta. CAPS. Struktur Pasar... Siti Muslimatun 97